Share

Bab 21.a

Selayaknya pengantin baru. Kami tidur, bangun, makan. Tidur lagi, bangun lagi, makan. Seharian menyibukkan diri di kamar. Bang Rasya ke luar rumah hanya di jam-jam shalat.

Aku menyiapkan makan siang sambil menunggu Bang Rasya pulang dari masjid. Ibu masuk dengan langkah rusuh sambil menggendong Chacha.

"Duh. Si Shena tuh ada-ada saja." Ibu mengambil sesuatu dari kotak obat.

"Shena kenapa, Bu?" Kepanikan ibu berhasil merembet padaku.

"Sakit."

"Sakit apa?" Aku mendekati ibu yang sedang mengambil obat penurun demam.

"Panas." Ibu melihatku dengan mimik khawatir. "Ibu takut kejadian seperti dulu terulang lagi."

Aku terdiam dan berpikir. Lumayan mengkhawatirkan juga bila sampai terjadi. Dulu saat Shena ditinggalkan Arman, dia sakit juga. Mungkin sekarang juga sakit karena ditinggalkan Wisnu. Masalahnya Shena kalau hidup sendiri begitu bahaya. Dulu yang jadi sasarannya Wisnu. Sekarang ... aku menggeleng membuang pikiran jelek. Insya Allah Bang Rasya pria yang taat beragama dan tidak a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status