Beranda / Fantasi / Psychofagos: Pemakan Jiwa / 11. Kekuatan Azamy (2)

Share

11. Kekuatan Azamy (2)

Penulis: Zeromanaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Vee mulai serius pasca dia tahu jika Chofa yang dia hadapi bukanlah Chofa biasa. Chofa tersebut sudah memakan puluhan jiwa, dan mendapatkan kekuatan yang luar biasa dari jiwa yang ia makan. Vee memulai fokusnya, ia kini bisa menyamai kecepatan serangan dari Chofa tersebut. Meski Vee terpukul mundur, ia selalu mencari celah untuk melawan balik Chofa tersebut. Pertarungan mereka berdua begitu sengit, Vee terus menerus menghindar sementara serangan Chofa begitu cepat meski terus menerus memukul angin karena Vee bisa menyamai gerakannya.

SLASH! Vee berhasil melancarkan satu serangan tepat mengenai lengan Chofa itu, membuat lengan tersebut terpotong. Namun Vee melihat sesuatu hal yang belum pernah ia lihat, regenerasi Chofa itu begitu cepat. Dalam tiga detik, lengan besar itu kembali, lalu lekas menyerang Gadis Tengkorak yang masih tercengang dengan kemampuan regenerasi Chofa di hadapannya. Alhasil, Vee terkena serangan itu, tubuhnya lagi-lagi terpelanting dan menabrak sebuah poho

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   12. Cerita Azamy (1)

    Ras Iblis memang terkenal dengan keserakahannya, namun di balik itu semua, ada ras lain yang membuat suatu desa di Dunia Iblis bisa hancur seketika, ini adalah kisah mengapa Azamy sangat benci dengan senjata saat bertarung.Saat kecil, Azamy tinggal di sebuah desa terpencil di mana seluruh penduduknya sebagian besar bekerja sebagai peternak. Hewan-hewan seperti sapi, kambing, ayam dan banyak ternak lainnya dapat ditemukan di desa tempat tinggal Azamy tersebut. Tidak semua tentang iblis itu selalu perihal kekuatan yang gelap atau semacamnya, di dunia mereka juga terdapat iblis-iblis yang memilih untuk hidup biasa nan damai, tidak ingin terlalu menggunakan kekuatan mereka. Meski di desa itu terlihat damai, namun ada salah satu keluarga yang selalu mempunyai andil besar dalam setiap pertempuran Ras Iblis melawan ras lain. Mereka adalah Keluarga Mi. Mi memiliki kekuatan turun-temurun dari leluhur, yaitu menyatukan diri mereka dengan alam, hal itu membuat alam memihak mereka, mesk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   13. Cerita Azamy (2)

    Keluarga Mi sangat dirahasiakan, identitas mereka benar-benar disamarkan, bahkan satu desa yang ditinggali Azamy itu pun tak ada yang tahu jika ada keluarga Ami yang tinggal dengan mereka.Kenapa keluarga Mi itu disembunyikan?Kekuatan mereka dalam menyatu dengan alam itu mengerikan, bisa disalahgunakan pihak yang bertanggung jawab seperti yang sedang menyandera seorang wanita di tengah desa kini. Kemungkinan besar, mereka berniat memanfaatkan kemampuan keluarga Mi itu untuk tujuan yang buruk. Oleh arena itulah, data Keluarga Mi tak bisa diungkap dengan jelas kecuali dikenali oleh anggota keluarga itu sendiri.“Kalau kalian tidak mau mengaku… baiklah, aku akan bertanya hal lain. Apa di sini ada yang merasa keluarga Mi?” tanya iblis lelaki berbadan besar dengan penuh senjata di belakang tubuhnya. Kalimat tersebut sukses membuat seluruh warga desa yang berkumpul saling berpandang satu sama lain, saling curiga.“Di data desa, tidak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   14. Cerita Azamy (3)

    Matahari pagi menyinari desa yang baru saja dibantai itu, terang bagi dunia namun ratusan mayat tergeletak begitu saja di desa tempat Azamy tinggal. Azamy keluar dari pohon yang melindunginya, namun semua sudah tamat, mayat-mayat iblis bergeletakkan dengan kepala terpisah, darah-darah mereka yang kehitaman juga hampir mencemari semua sisi, Azamy begidik ngeri melihat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat pada usia sekecil itu.Ayah.Azamy tiba-tiba mengingat lelaki yang paling dekat dengannya, gadis tersebut mencari ke seluruh penjuru desa, ia tak tahu keberadaan ayahnya. Yang Azamy temukan hanya mayat-mayat iblis bergeletakkan tak teratur, bahkan beberapa di antara kepala-kepala yang terpisah itu adalah wajah yang dapat dikenali sang Gadis sepuluh tahun tersebut, membuatnya kini meneteskan air mata namun tetap mencari sang ayah yang entah di mana.Satu keliling desa sudah gadis iblis tersebut lalui, ia sama sekali tidak di mana ayahnya berada. Dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   15. Lava (1)

    Malam mulai memunculkan gelapnya, sinar sore sudah redup dan sang mentari telah menyusup. Vee sudah bersiap di kamarnya dengan jubah hitam yang biasa ia gunakan setiap malam. Tubuhnya menjadi panas, api membakar dan dengan sekejap, wajah cantik rupawan itu kini berubah menjadi tengkorak dengan api biru yang menyala-nyala. Lagi-lagi Vee menghadap cermin, melihat dirinya yang mengerikan ketika malam. Ia kemudian teringat saat sebelum berusia lima belas tahun, di mana belum ada iblis yang masuk ke dalam dirinya dan menjalin kontrak. Saat itu, Vee sedang senang-senangnya dengan wajah cantik muda, mata lentik dan hidung mancung serta rambut lurus indah idaman semua wanita. Namun semua itu sirna ketika ayah membawanya untuk menerima kontrak dengan iblis sebagai keluarga Avalon. Vee menggeleng-gelengkan kepalanya, mengusir penyesalan-penyesalan dalam dirinya, ia harus berpikir untuk menerima semua kehidupan yang ada dalam dirinya. Menjadi keluarga Avalon, itu berarti harus bisa membuang wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   16. Lava (2)

    Keluarga Ice mempunyai beberapa kemampuan sensor seperti yang sudah Lava lakukan, ia menghujani satu desa dengan hujan es yang bisa memberikan informasi setiap sentuhan es ke suatu benda, baik benda hidup maupun mati. Karena itulah Lava bisa menemukan Chofa di suatu rumah yang baru saja meledak tersebut. Namun, kekuatan yang memengaruhi tempat yang besar seperti satu desa adalah kekuatan yang tidak biasa.“Bagaimana kau bisa menghujani satu desa ini dengan es-mu itu?” Vee masih tercengang dengan kekuatan yang dimiliki Lava. Ia juga mengerti jika menggunakan kekuatan yang memiliki radius besar itu bukan perkara mudah.Sementara rumah yang terbakar pasca ledakan itu masih diurus beberapa warga dengan hanya menggunakan peralatan sederhana seperti ember atau gayung, pemadam kebakaran belum juga datang.“Aku mengerti lebih banyak tentang rahasia keluarga Ice melebihi siapa pun,” jawab Lava. “Dia keluar!”Sesosok manusia kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   17. Satu Koma Lima

    Malam semakin dingin, Chofa yang telah mendapatkan wujud sebagai ular itu melilit perlahan sebuah rumah di belakangnya. Matanya sangat tajam ke arah Vee yang sudah berjalan mendekatinya. Gadis tengkorak itu mulai memasang kuda-kuda dengan pedang berasungnya dan membuat ular besar di hadapannya tersebut semakin siaga.Vee mencoba melompat untuk menyamakan tingginya dengan kepala ular, pedangnya sudah siap dihunuskan namun pukulan ekor ular itu lebih dahulu mengenai Gadis Tengkorak, membuatnya terpelanting cukup jauh hingga menghancurkan satu rumah warga. Vee bangkit dengan cepat, ia kembali melancarkan serangan ke ular besar mengerikan tersebut, kali ini pedangnya bergerak cepat hingga bisa menembus kepala si ular. Kemudian Vee dengan sigap mencabut pedangnya lalu turun karena sangat berbahaya jika terlalu lama berada di atas tubuh si ular.“Tidak ada, inti Chofa itu tidak ada di kepalanya,” Vee bergumam namun bisa didengar oleh Lava yang masih duduk karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   18. Liburan

    Sebuah kebakaran terjadi, rumah sekelilingnya rusak parah, terdapat dua korban jiwa yang meninggal di tempat….Puluhan mayat ditemukan di sebuah gudang besar bekas penyimpanan padi….Pagi itu, beberapa berita bermunculan, Vee yang saat itu sedang menyantap sarapan dengan sang Adik di depan televisi menyimak dengan serius. “Banyak hal aneh terjadi ya, Kak?” pendapat Feri-adik Vee yang berumur tiga belas tahun. Hari itu adalah akhir pekan, sabtu lebih tepatnya. Di mana sekolah-sekolah libur, juga toko tanaman yang Vee pegang, ia juga membutuhkan libur setidaknya satu kali dalam satu minggu.“Iya,” Vee menjawab disela ia mengunyah nasi goreng buatannya, “Kamu harus lebih hati-hatiFeri mengangguk, ia juga sibuk mengunyah nasi goreng buatan kakaknya tersebut. “Hari ini mau jalan-jalan, Kak?” tawar sang Adik. Sesekali mereka berdua memang menghabiskan waktu libur untuk mengunjungi suatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   19. Laut (1)

    Pantai semakin panas, namun desir ombak semakin menenangkan. Vee dan Feri memandang laut lepas dengan batas garis horizon yang begitu jelas. Ikan bakar yang mereka pesan tak kunjung datang, baru segelas jus jeruk sang sudah tersanding di samping mereka berdua. Tak ada yang mau meminumnya terlebih dahulu karena mereka sama-sama menunggu makanan utama datang. Melihat laut, Vee teringat suatu hal yang pernah ia dengar dari pembicaraan ayah bersama seorang yang tidak Vee dikenal di sebuah ruang tamu. Vee menguping pembicaraan tersebut saat dia berusia hampir lima belas tahun. Inti dari pembicaraan tersebut adalah mengenai: Di mana persembunyian Chofa? Chofa sudah ada sejak lama dan sudah bisa dipastikan jika jumlahnya sudah sangat banyak di dunia ini, mungkin menyamai jumlah manusia di seluruh dunia. Lalu, di mana kini mereka bersembunyi jika di daratan sangat jarang ditemui Chofa? Jawabannya adalah: Lautan. Chofa tidak perlu oksigen untuk bernapas, ia bisa hidup di mana

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   53. Pahlawan Kerajaan Iblis

    Sementara itu, di sisi lain dunia, dunia yang begitu penuh dengan kegelapan, dunia tempat di mana iblis tinggal, tengah diadakan pesta besar besaran. Lebih tepatnya di kerajaan Madome, salah satu kerajaan yang sangat mendukung keberadaan Chofa di dunia manusia untuk kebutuhan para iblis di sana. Jiwa-jiwa manusia yang dimakan oleh Chofa dikumpulkan ke dalam bejana transparan besar di mana. sangat banyak apalagi pasca malam bencana yang barusan dihadapi oleh manusia. Hampir seluruh iblis di kerajaan tersebut bersuka cita, mereka minum dan makan dengan lahap seraya senang menyambut jiwa-jiwa manusia yang telah mereka dapatkan. Seperti yang pernah disebutkan sebelumnya jika jiwa adalah makanan yang sangat lezat bagi ras Iblis. Daging, susu, masakan yang enak atau apa pun itu akan kalah lezatnya jika dibandingkan dengan jiwa, karena itulah mereka mengirimkan Chofa sebagai pemburu jiwa manusia yang nantinya akan me

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   52. Keluarga Drakon

    Keluarga Drakon adalah mereka yang diakui sebagai garis langsung keturunan manusia naga pertama. Keluarga Drakon yang melawan Chofa ada lebih dulu daripada keluarga-keluarga Pembasmi Chofa lainnya. Mereka ada jauh sebelum keluarga Ice mendapatkan kekuatan, juga sebelum keluarga Avalon mendapatkan kekuatan iblisnya. Mereka sudah ada jauh sebelum itu. Dalam kitab yang diturunkan turun-temurun kepada keluarga Drakon, awal mula mereka terbentuk bukanlah atas dasar adanya Chofa, karena Chofa saat itu belum muncul di permukaan bumi atau bisa dibilang masih dalam kurungan di dunia iblis. Pada saat itu, terdapat duan aga yang berhasil menemukan sebuah dunia dengan manusia yang sangat banyak di dalamnya beserta sumber daya alam yang sangat melimpah. Seperti tanaman, air, panas yang stabil, tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Alhasil, dua naga itu membentuk kerajaannya sendiri dengan manusia-manusia sebag

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   51. Drakon

    “Kau belum menyebutkan nama,” cegat Tokki pada Vee yang hanya merespon dengan diam saat didengarkan sebuah nama. “Ah iya, namaku Vee, Vee Avalon,” jawab Vee dengan ragu-ragu karena baru pertama kali ini ia bertemu langsung dengan anggota keluarga Drakon secara langsung. “Vee? Nama yang indah!” celetuk Tokki. Gadis Naga itu berjalan mendekat ke arah Lava yang akan memasuki gua. “Gua apa ini?” tanya Tokki asal. “Apa kita akan masuk?” Mereka berdua sudah ada di mulut gua, sementara Vee sedikit berlari untuk menyusul. “Apa kita benar akan masuk? Kita takt ahu apa yang ada di dalam sana, bukan?” cemas Vee. “Tenang saja,

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   50. Malam Bencana (3)

    “Jadi… apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanya Lava setelah menceritakan kejadian malam mengerikan yang ia lihat. Vee menggeleng sebagai tanda ia tak tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya. Tangan lembut Vee masih menggenggam mayat sang Adik, ia tak mampu untuk melepaskannya meski mayat itu perlahan mulai dingin, juga kaku seperti sebuah papan. Untuk yang kesekian kalinya air mata Vee mengalir perlahan, menetes sampai pada kulit mayat berwajah Feri tersebut. Vee merasa benar-benar tak tau arah setelah kematian Feri, seperti keinginan untuk membasmi Chofa pun lenyap begitu saja. “Apa kau akan terus-menerus menangisinya dan tidak akan berbuat apa-apa?” celetuk Lava. “Memangnya… apa yang bisa aku perbuat untuk menghidupkannya kembali?” kalimat Vee mulai

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   49. Malam Bencana (2)

    Perlahan, tabir yang menyelimuti mereka berlima mulai terbuka, dapat dirasakan oleh masing-masing dengan pertanda yang berbeda-beda. Setelah seluruh bagian tabir terbuka, mereka melihat dunia yang baru. Ya, dunia yang mereka kenali itu ternyata baru saja luluh lantah, selama ini tabir tersebut menutupinya, sebuah peristiwa yang terjadi saat mereka berlima sibuk melawan Chofa yang kuat di dalam tabir. “A-apa yang terjadi?” Savi bertanya pada entah siapa, sementara matahari mulai malu-malu muncul dari ufuk timur. Vendre menggeleng sebagai pertanda tidak tahu, begitu pula dengan Asta dan Vee dalam menanggapi pertanyaan Savi yang terlihat panik. Karena matahari yang mulai menunjukkan sinarnya, tubuh-tubuh mereka yang tadinya kerangka, kini kembali menjadi m

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   48. Malam Bencana

    Vee dan Vendre bergerak bersamaan, mereka hampir melaju dengan kecepatan yang sama, hanya saja Vee sedikit lebih cepat. Gadis tengkorak itu diselimuti penuh oleh aura hitam kuat yang stabil, sementara Vendre masih berusaha mengeluarkan api merah meski tidak sebesar sebelumnya. Kedua tusukkan pedang mereka tepat mengenai bagian lemah yang direncanakan, Vendre agak telat sedikit. Dari tusukkan tersebut, retaknya merambat. Chofa yang besar itu berteriak keras, membuat gemuruh yang hebat, ombak pun terpengaruh olehnya. “Sekarang! Asta!” perintah Riv selanjutnya. Asta yang sedari tadi sudah mengumpulkan energi di dalam pedang besar, kini tengah dibantu oleh Savi, membuat pedang yang berasap hitam itu bercampur dengan api hijau. Asta mengayunkan dengan cepat pedangnya bersamaan dengan Vee dan Vendre yang lekas menghindar dari sasar

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   47. Api Merah

    Api merah adalah sebuah kekuatan Avalon yang sudah sangat jarang ditemukan karena cukup berbahaya jika penggunanya kehilangan konsentrasi barang sebentar saja. Pasalnya, api itu memanfaatkan banyak energi dari iblis secara tiba-tiba yang dicampur dengan amarah dari manusia. Vendre sudah menguasai amarah yang bisa dia keluarkan meski tak ada hal yang membuat marah maup[un sedih di sekelilingnya. Itu berarti, Vendre bisa menangis maupun marah tanpa sebab. Bahkan di saat sekarang pun, ia dalam kondisi sedih dan marah secara bersamaan, pedang yang masih di dalam sarung itu pun berkibarkan api merah yang cukup besar. Angin mulai kembali berhembus kencang, namun kali ini sebagai respon dari kekuatan Vendre yang luar biasa. Lelaki itu melompat, bergerak dengan cepat, menebas bagian leher Chofa yang sedang mereka berlima hadapi. Seketika leher Chofa yang besar itu penuh dengan kobaran api searah goresan pedang milik Vendre. Namun, tak sedikit pun terpotong.&n

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   46. Lari?

    Serangan dari Asta membuat seisi pantai bergemuruh, tebing tinggi itu pun perlahan oleh tebasan yang semakin bergetar. Tidak berselang lama, tebing tersebut berhasil di hancurkan berkeping-keping. Pasca itu terjadi, tebasan pedang hitam itu berhenti, Asta terlihat sangat bisa mengendalkan kekuatannya. Begitulah yang disadari oleh Vee. Perlahan debu-debu yang menyelimuti bekas tebing barusan mulai menghilang dibawa angin malam ke arah laut. Dan terlihatlah sebuah gua di sana, gua yang mengarah ke dalam tanah meski masih terllihat samar-samar. “Gua?” Vendre bergumam perihal apa yang pandangannya bicarakan. Gerbang menuju suatu tempat yang diduga adalah laboratorium Chofa itu terbuka, tapi apakah tabir yang menyelimuti tadi juga sudah hilang? Begitul

  • Psychofagos: Pemakan Jiwa   45. Tempat Penelitian 3

    “Hahaha!” Fazl terbahak mendengar cerita dari Vee siang itu yang menjelaskan jika penghalang di pantai itu hanyalah melindungi dari manusia. “Semudah itu? Kenapa pasukan payah itu tidak bisa menemukan solusinya,” ia kembali menundukkan kepala sembari meremas rambutnya sendiri. “Malam ini, mala mini juga kita harus serang tempat itu habis-habisan, entah makhluk macam apa yang ada di sana, kita akan serang mereka bersamaan.” Vee hanya balas dengan anggukkan, gadis cantik itu masih tidak mengerti mengapa raut wajah sang Ayah dapat berubah begitu cepat dari tertawa menjadi semurung sekarang. Fazl pergi begitu saja dari rumah yang didiami Vee setelah mmeberikan arahan mengenai teknis penyerangan nanti malam. “Apa aku boleh ikut?

DMCA.com Protection Status