Home / Romansa / Proposal Cinta Sang Miliarder / Bab 44: Tanda-tanda Aneh

Share

Bab 44: Tanda-tanda Aneh

Author: Resya
last update Last Updated: 2025-04-08 12:15:36

Malam itu, Aisyah terjaga lebih lama dari biasanya. Di luar, udara sejuk menembus jendela kamar mereka, sementara Farhan sudah terlelap di sampingnya. Namun, mata Aisyah tidak bisa terpejam. Pikirannya berkelana jauh, menyusuri segala yang telah terjadi selama beberapa minggu terakhir.

Safira. Anak kecil yang baru datang ke dalam hidup mereka, yang kini sudah menjadi bagian dari keluarga mereka. Ia mengingat betul bagaimana mereka pertama kali bertemu di panti asuhan. Safira yang cemas, tampak takut untuk percaya pada orang lain, dan tentu saja, Aisyah tahu perasaan itu. Tetapi sekarang, setelah beberapa waktu berlalu, ada perasaan yang mulai mengganjal di hati Aisyah. Perasaan yang sulit dijelaskan, tapi jelas ada.

Sudah beberapa hari ini, Aisyah merasa ada sesuatu yang aneh antara Farhan dan Safira. Sesuatu yang tak terucapkan. Sesuatu yang lebih dari sekadar ikatan orang tua dan anak. Mungkin itu hanya perasaannya saja, atau mungkin ia hanya terlalu sensitif. T
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 45: Pertanyaan yang Muncul

    Farhan menggenggam surat itu erat-erat. Tulisan tangan di atas kertas tua itu seperti bergema di pikirannya. "Dia adalah milikmu ...." Kalimat itu terus terulang, memenuhi hatinya dengan perasaan yang sulit ia jelaskan. Safira. Anak kecil yang tiba-tiba menjadi bagian dari hidupnya. Siapa sebenarnya dia? Setelah beberapa saat termenung di ruangan sederhana itu, Farhan mengembalikan surat itu ke dalam amplop dan menatap Pak Arman dengan tatapan penuh tekad. "Pak Arman," suara Farhan bergetar, tapi tetap tenang, "saya ingin tahu lebih banyak. Apa ada yang pernah bertanya tentang Safira sebelumnya? Atau mungkin ada seseorang yang meninggalkan pesan lain tentang dia?" Pak Arman menggeleng perlahan, raut wajahnya menyiratkan keraguan. "Setahu saya, tidak ada, Pak Farhan. Tapi, ada satu hal aneh. Waktu itu, beberapa bulan setelah Safira datang, seorang pria tua pernah bertanya tentang bayi perempuan yang ditinggalkan di panti ini. Dia hanya bertanya sebentar, tidak memberikan nama atau i

    Last Updated : 2025-04-09
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 46: Kecurigaan yang Membesar

    "Ada apa, Sayang?" tanya Aisyah dengan suara lembut, mencoba menenangkan.Safira mengangkat wajahnya yang basah, matanya masih terlihat bingung dan ketakutan. "Safira takut, Ummi," jawabnya dengan suara yang terisak. "Ada yang bilang ... ada yang bilang kalau Safira bukan anak siapa-siapa."Aisyah merasakan dadanya sesak. Kata-kata itu seperti menembus jantungnya. "Siapa yang bilang seperti itu, Sayang?"Safira menggigit bibirnya, tidak tahu bagaimana menjelaskan. Aisyah merasakan ada sesuatu yang aneh. Ini bukan pertama kalinya Safira mengungkapkan hal-hal yang sulit dimengerti. Biasanya anak sekecil itu tidak akan memikirkan hal-hal seperti itu. Tetapi kali ini, ada sesuatu dalam tatapan Safira yang tidak bisa ia abaikan.Farhan, yang sedari tadi hanya mengamati dari pintu, akhirnya masuk dan duduk di sisi lain Safira. Ia menarik anak itu ke pelukannya. "Apa yang kamu rasakan, Sayang?" tanya Farhan dengan suara yang penuh kasih sayang, mencoba m

    Last Updated : 2025-04-10
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 47: Masa Lalu yang Kembali

    Farhan berdiri tegak di depan pintu, matanya berkilat tajam menatap pria tua itu. Suasana malam yang sunyi mendalam, hanya terdengar suara angin yang berdesir lembut di luar. Aisyah berdiri di belakangnya, matanya memandang pria itu dengan curiga, seolah setiap gerakannya bisa mengungkapkan sesuatu yang lebih besar.Pria itu menghela napas panjang, seakan-akan mengumpulkan kekuatan untuk mengungkapkan sesuatu yang tak bisa dihindari lagi. Wajahnya yang keriput itu terlihat lelah, namun ada sesuatu yang tajam di balik mata tuanya. Sesuatu yang Aisyah rasakan, tapi tak bisa ia jelaskan."Ada apa, Pak?" Farhan akhirnya membuka suara, meski suaranya terdengar serak, seperti ada ketegangan yang menyesakkan dada.Pria itu tidak langsung menjawab. Ia menatap Farhan lebih lama, seolah mengukur, mencoba melihat apakah lelaki muda di depannya ini benar-benar siap mendengar kebenaran yang akan diungkapkannya. Aisyah bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang besar, yang j

    Last Updated : 2025-04-11
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 48: Jarak yang Membesar

    Aisyah duduk di sudut ruang tamu, menatap kosong ke luar jendela. Pagi itu, matahari menyinari rumah mereka dengan lembut, tetapi di dalam hati Aisyah, gelap yang lebih dalam dari hujan sekalipun menguasai segalanya. Dunia terasa begitu berat. Farhan, suaminya, yang dulu begitu dekat dan bisa ia percayai, kini seperti sosok asing yang terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.Setiap kali ia melihat Farhan, ia merasakan ada tembok tak terlihat di antara mereka. Tembok yang semakin tinggi, semakin lebar, dan semakin sulit untuk dihancurkan. Ia ingin bicara, tetapi kata-kata terasa menyakitkan untuk diucapkan. Sementara di sisi lain, Farhan terus berusaha, seolah ingin memperbaiki segala sesuatu. Namun, Aisyah merasa semakin jauh. Farhan memerhatikan Aisyah dari jauh.Di luar, Aisyah berdiri, wajahnya tampak jauh, seolah-olah memandang dunia yang jauh darinya. Farhan merasakan perasaan cemas yang semakin tumbuh di dalam dadanya. Ia tahu, ia harus menjelaskan semuanya pa

    Last Updated : 2025-04-12
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 49: Keputusan yang Sulit

    Angin malam berhembus lembut, seperti bisikan yang tak bisa dimengerti, menyentuh wajah Farhan yang kini berdiri di balkon rumahnya. Matanya kosong, menatap ke arah kegelapan yang terhampar di depan. Hatinya sedang berkecamuk, terbagi antara dua dunia yang begitu bertolak belakang. Di satu sisi, ada Aisyah, istrinya, yang dia cintai dengan sepenuh hati. Di sisi lain, ada Safira, anak yang kini dia yakini sebagai darah dagingnya, anak yang harus ia lindungi, meskipun kenyataan itu datang begitu tiba-tiba."Farhan ...," Suara Aisyah memecah keheningan malam, lembut namun penuh pertanyaan.Farhan menoleh. Aisyah berdiri di ambang pintu, matanya yang biasanya penuh cahaya kini tampak redup, seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. Farhan menahan napas. Ia tahu, Aisyah sedang berjuang melawan perasaan yang sama beratnya."Aisyah ...," Farhan menyebut nama istrinya pelan, hampir seperti bisikan. "Kita harus bicara."Aisyah mengangguk pelan, lalu me

    Last Updated : 2025-04-13
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 50: Percakapan yang Mengubah Segalanya

    Ponsel di tangan Farhan terdiam setelah suara Aisyah menghilang. Bibirnya kering, jantungnya berdegup kencang. Itu bukan percakapan yang diharapkannya, dan Farhan merasa ada sesuatu yang hilang. Sebuah ketidakpastian yang mengambang, lebih berat dari apapun yang ia rasakan sebelumnya. Aisyah meminta waktu. Waktu untuk berpikir, untuk menilai. Tetapi Farhan tahu, waktu itu bukan hanya miliknya, bukan hanya milik Aisyah. Waktu itu adalah milik mereka berdua, dan siapa yang bisa menjamin bahwa waktu akan menjawab semua keraguan?Farhan melemparkan ponselnya ke meja dengan pelan, kemudian menyandarkan punggungnya ke kursi. Pandangannya kosong, menatap layar komputer yang terletak di depannya. Setiap detik terasa semakin lama. Seolah dunia berjalan lebih lambat. Seperti ada ruang yang terbuka begitu lebar di antara dirinya dan Aisyah. Ruang yang harus mereka lewati dengan hati-hati, karena satu langkah salah bisa membuat semuanya runtuh.****Di sisi lain, Aisy

    Last Updated : 2025-04-14
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 51: Awal Baru

    Aisyah menatap ke luar jendela, matanya menyusuri jalanan yang diselimuti cahaya kota. Udara malam terasa dingin, tapi di dalam rumah ini, segala sesuatunya terasa hangat. Mungkin ini yang disebut kenyamanan. Atau mungkin juga kebiasaan. Entahlah. Aisyah tidak bisa menahan rasa cemas yang terus mengganggu pikirannya. Tadi malam, percakapan itu mengungkapkan lebih banyak ketakutan daripada kepastian."Aisyah ...."Suara Farhan memecah keheningan yang mengelilingi mereka. Aisyah menoleh dan melihat suaminya berdiri di depan meja makan, matanya mengandung harapan, tetapi juga keraguan. Perasaan yang sama yang ada dalam hatinya. Sejak percakapan malam itu, mereka berdua seperti orang yang sedang mencoba merangkai kembali potongan-potongan puzzle yang hilang."Apa kita benar-benar bisa memulai semuanya dari awal?" Aisyah bertanya, suaranya lebih tenang daripada yang ia rasakan di dalam hatinya.Farhan berjalan mendekat, duduk di samping Aisyah. "Aku in

    Last Updated : 2025-04-15
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 52: Menyelidiki Jejak Masa Lalu

    Farhan berdiri di depan pintu sebuah rumah tua yang tampak terlantar. Rumah itu terlihat sepi, hanya dihiasi debu dan jendela yang penuh sarang laba-laba. Ini adalah rumah lama milik saudara kembarnya, Arman, yang selama ini ia sembunyikan keberadaannya dari siapa pun, termasuk Aisyah. Keputusan untuk datang ke sini diambil setelah ia merasa tidak bisa lagi mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantui pikirannya. Ia mengeluarkan kunci yang diberikan oleh pengacara keluarga mereka beberapa hari lalu, kemudian dengan perlahan membuka pintu. Suara berderit yang keras terdengar, membelah keheningan yang seolah sudah menjadi bagian dari rumah ini. Udara dingin segera menyambut Farhan begitu ia melangkahkan kaki ke dalam. "Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi," gumam Farhan pada dirinya sendiri. Langkahnya mantap, tetapi ada rasa gugup yang tidak bisa ia sembunyikan.Begitu berada di dalam, aroma debu bercampur kelembapan menusuk hidungny

    Last Updated : 2025-04-16

Latest chapter

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 53: Keterlibatan Keluarga

    Aisyah duduk termenung di sudut ruang tamu rumah mereka, memandangi cangkir teh hangat yang gemetar di tangannya. Detak jam di dinding terdengar begitu jelas, mempertegas suasana hening yang melingkupi ruangan. Kekhawatiran menguasai benaknya. Farhan semakin sering terlihat menyendiri, tenggelam dalam pikirannya, dan Aisyah merasa semakin jauh dari suaminya. Safira, wanita yang muncul entah dari mana, menjadi benang kusut dalam kehidupan mereka. Langkah kaki terdengar dari arah pintu depan, membuyarkan lamunan Aisyah. Sosok abi, ayahnya, masuk dengan wajah penuh rasa ingin tahu. "Aisyah, apa yang terjadi? Kamu kelihatan nggak tenang." Aisyah menghela napas panjang, menundukkan kepala. "Aku nggak tahu, Ayah. Farhan ... Dia semakin sulit diajak bicara. Aku merasa ada sesuatu yang dia sembunyikan dariku, dan aku nggak tahu harus bagaimana." Pak Ahmad duduk di sebelah Aisyah, menatap putrinya dengan tatapan penuh perhatian. "Farhan memang ter

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 52: Menyelidiki Jejak Masa Lalu

    Farhan berdiri di depan pintu sebuah rumah tua yang tampak terlantar. Rumah itu terlihat sepi, hanya dihiasi debu dan jendela yang penuh sarang laba-laba. Ini adalah rumah lama milik saudara kembarnya, Arman, yang selama ini ia sembunyikan keberadaannya dari siapa pun, termasuk Aisyah. Keputusan untuk datang ke sini diambil setelah ia merasa tidak bisa lagi mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantui pikirannya. Ia mengeluarkan kunci yang diberikan oleh pengacara keluarga mereka beberapa hari lalu, kemudian dengan perlahan membuka pintu. Suara berderit yang keras terdengar, membelah keheningan yang seolah sudah menjadi bagian dari rumah ini. Udara dingin segera menyambut Farhan begitu ia melangkahkan kaki ke dalam. "Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi," gumam Farhan pada dirinya sendiri. Langkahnya mantap, tetapi ada rasa gugup yang tidak bisa ia sembunyikan.Begitu berada di dalam, aroma debu bercampur kelembapan menusuk hidungny

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 51: Awal Baru

    Aisyah menatap ke luar jendela, matanya menyusuri jalanan yang diselimuti cahaya kota. Udara malam terasa dingin, tapi di dalam rumah ini, segala sesuatunya terasa hangat. Mungkin ini yang disebut kenyamanan. Atau mungkin juga kebiasaan. Entahlah. Aisyah tidak bisa menahan rasa cemas yang terus mengganggu pikirannya. Tadi malam, percakapan itu mengungkapkan lebih banyak ketakutan daripada kepastian."Aisyah ...."Suara Farhan memecah keheningan yang mengelilingi mereka. Aisyah menoleh dan melihat suaminya berdiri di depan meja makan, matanya mengandung harapan, tetapi juga keraguan. Perasaan yang sama yang ada dalam hatinya. Sejak percakapan malam itu, mereka berdua seperti orang yang sedang mencoba merangkai kembali potongan-potongan puzzle yang hilang."Apa kita benar-benar bisa memulai semuanya dari awal?" Aisyah bertanya, suaranya lebih tenang daripada yang ia rasakan di dalam hatinya.Farhan berjalan mendekat, duduk di samping Aisyah. "Aku in

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 50: Percakapan yang Mengubah Segalanya

    Ponsel di tangan Farhan terdiam setelah suara Aisyah menghilang. Bibirnya kering, jantungnya berdegup kencang. Itu bukan percakapan yang diharapkannya, dan Farhan merasa ada sesuatu yang hilang. Sebuah ketidakpastian yang mengambang, lebih berat dari apapun yang ia rasakan sebelumnya. Aisyah meminta waktu. Waktu untuk berpikir, untuk menilai. Tetapi Farhan tahu, waktu itu bukan hanya miliknya, bukan hanya milik Aisyah. Waktu itu adalah milik mereka berdua, dan siapa yang bisa menjamin bahwa waktu akan menjawab semua keraguan?Farhan melemparkan ponselnya ke meja dengan pelan, kemudian menyandarkan punggungnya ke kursi. Pandangannya kosong, menatap layar komputer yang terletak di depannya. Setiap detik terasa semakin lama. Seolah dunia berjalan lebih lambat. Seperti ada ruang yang terbuka begitu lebar di antara dirinya dan Aisyah. Ruang yang harus mereka lewati dengan hati-hati, karena satu langkah salah bisa membuat semuanya runtuh.****Di sisi lain, Aisy

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 49: Keputusan yang Sulit

    Angin malam berhembus lembut, seperti bisikan yang tak bisa dimengerti, menyentuh wajah Farhan yang kini berdiri di balkon rumahnya. Matanya kosong, menatap ke arah kegelapan yang terhampar di depan. Hatinya sedang berkecamuk, terbagi antara dua dunia yang begitu bertolak belakang. Di satu sisi, ada Aisyah, istrinya, yang dia cintai dengan sepenuh hati. Di sisi lain, ada Safira, anak yang kini dia yakini sebagai darah dagingnya, anak yang harus ia lindungi, meskipun kenyataan itu datang begitu tiba-tiba."Farhan ...," Suara Aisyah memecah keheningan malam, lembut namun penuh pertanyaan.Farhan menoleh. Aisyah berdiri di ambang pintu, matanya yang biasanya penuh cahaya kini tampak redup, seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. Farhan menahan napas. Ia tahu, Aisyah sedang berjuang melawan perasaan yang sama beratnya."Aisyah ...," Farhan menyebut nama istrinya pelan, hampir seperti bisikan. "Kita harus bicara."Aisyah mengangguk pelan, lalu me

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 48: Jarak yang Membesar

    Aisyah duduk di sudut ruang tamu, menatap kosong ke luar jendela. Pagi itu, matahari menyinari rumah mereka dengan lembut, tetapi di dalam hati Aisyah, gelap yang lebih dalam dari hujan sekalipun menguasai segalanya. Dunia terasa begitu berat. Farhan, suaminya, yang dulu begitu dekat dan bisa ia percayai, kini seperti sosok asing yang terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.Setiap kali ia melihat Farhan, ia merasakan ada tembok tak terlihat di antara mereka. Tembok yang semakin tinggi, semakin lebar, dan semakin sulit untuk dihancurkan. Ia ingin bicara, tetapi kata-kata terasa menyakitkan untuk diucapkan. Sementara di sisi lain, Farhan terus berusaha, seolah ingin memperbaiki segala sesuatu. Namun, Aisyah merasa semakin jauh. Farhan memerhatikan Aisyah dari jauh.Di luar, Aisyah berdiri, wajahnya tampak jauh, seolah-olah memandang dunia yang jauh darinya. Farhan merasakan perasaan cemas yang semakin tumbuh di dalam dadanya. Ia tahu, ia harus menjelaskan semuanya pa

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 47: Masa Lalu yang Kembali

    Farhan berdiri tegak di depan pintu, matanya berkilat tajam menatap pria tua itu. Suasana malam yang sunyi mendalam, hanya terdengar suara angin yang berdesir lembut di luar. Aisyah berdiri di belakangnya, matanya memandang pria itu dengan curiga, seolah setiap gerakannya bisa mengungkapkan sesuatu yang lebih besar.Pria itu menghela napas panjang, seakan-akan mengumpulkan kekuatan untuk mengungkapkan sesuatu yang tak bisa dihindari lagi. Wajahnya yang keriput itu terlihat lelah, namun ada sesuatu yang tajam di balik mata tuanya. Sesuatu yang Aisyah rasakan, tapi tak bisa ia jelaskan."Ada apa, Pak?" Farhan akhirnya membuka suara, meski suaranya terdengar serak, seperti ada ketegangan yang menyesakkan dada.Pria itu tidak langsung menjawab. Ia menatap Farhan lebih lama, seolah mengukur, mencoba melihat apakah lelaki muda di depannya ini benar-benar siap mendengar kebenaran yang akan diungkapkannya. Aisyah bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang besar, yang j

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 46: Kecurigaan yang Membesar

    "Ada apa, Sayang?" tanya Aisyah dengan suara lembut, mencoba menenangkan.Safira mengangkat wajahnya yang basah, matanya masih terlihat bingung dan ketakutan. "Safira takut, Ummi," jawabnya dengan suara yang terisak. "Ada yang bilang ... ada yang bilang kalau Safira bukan anak siapa-siapa."Aisyah merasakan dadanya sesak. Kata-kata itu seperti menembus jantungnya. "Siapa yang bilang seperti itu, Sayang?"Safira menggigit bibirnya, tidak tahu bagaimana menjelaskan. Aisyah merasakan ada sesuatu yang aneh. Ini bukan pertama kalinya Safira mengungkapkan hal-hal yang sulit dimengerti. Biasanya anak sekecil itu tidak akan memikirkan hal-hal seperti itu. Tetapi kali ini, ada sesuatu dalam tatapan Safira yang tidak bisa ia abaikan.Farhan, yang sedari tadi hanya mengamati dari pintu, akhirnya masuk dan duduk di sisi lain Safira. Ia menarik anak itu ke pelukannya. "Apa yang kamu rasakan, Sayang?" tanya Farhan dengan suara yang penuh kasih sayang, mencoba m

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 45: Pertanyaan yang Muncul

    Farhan menggenggam surat itu erat-erat. Tulisan tangan di atas kertas tua itu seperti bergema di pikirannya. "Dia adalah milikmu ...." Kalimat itu terus terulang, memenuhi hatinya dengan perasaan yang sulit ia jelaskan. Safira. Anak kecil yang tiba-tiba menjadi bagian dari hidupnya. Siapa sebenarnya dia? Setelah beberapa saat termenung di ruangan sederhana itu, Farhan mengembalikan surat itu ke dalam amplop dan menatap Pak Arman dengan tatapan penuh tekad. "Pak Arman," suara Farhan bergetar, tapi tetap tenang, "saya ingin tahu lebih banyak. Apa ada yang pernah bertanya tentang Safira sebelumnya? Atau mungkin ada seseorang yang meninggalkan pesan lain tentang dia?" Pak Arman menggeleng perlahan, raut wajahnya menyiratkan keraguan. "Setahu saya, tidak ada, Pak Farhan. Tapi, ada satu hal aneh. Waktu itu, beberapa bulan setelah Safira datang, seorang pria tua pernah bertanya tentang bayi perempuan yang ditinggalkan di panti ini. Dia hanya bertanya sebentar, tidak memberikan nama atau i

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status