Home / Romansa / Proposal Cinta Sang Miliarder / Bab 21: Ujian Terakhir

Share

Bab 21: Ujian Terakhir

Author: Resya
last update Last Updated: 2025-03-16 10:40:08

Pagi itu, udara segar menyambut Aisyah yang baru saja keluar dari rumah. Ia berjalan dengan langkah pelan, menatap pemandangan sekitar yang mulai hidup. Di kejauhan, anak-anak bermain riang di halaman masjid, sementara orang-orang tua tampak sibuk berkumpul di warung kopi. Namun, hatinya tidak begitu tenang. Sesuatu yang mengganjal selalu ada dalam pikirannya, bahkan saat ia memutuskan untuk bertemu dengan Farhan lagi. Sejak pertemuan terakhir mereka di taman, banyak hal yang belum bisa ia pahami sepenuhnya.

Farhan, dengan segala perubahan yang ia tunjukkan, terasa semakin dekat, namun ada juga rasa was-was yang tak bisa ia hindari. Aisyah tahu bahwa ia tidak bisa menyerah pada perasaan, meskipun ia menginginkan hubungan ini. Ia butuh kepastian. Dan di balik perubahan Farhan yang begitu mendalam, ada satu pertanyaan yang terus menghantuinya: apakah ini benar-benar karena dirinya, atau hanya sekadar upaya untuk menebus kesalahan di masa lalu?

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 22: Tekanan dari Keluarga

    Pagi itu, di ruang makan rumah Pak Ahmad, suasana terasa lebih berat dari biasanya. Sambil menyendokkan nasi ke piring, Pak Ahmad menatap Aisyah dengan serius. Wajahnya terlihat lebih tegang dari biasanya, dan tatapannya tajam, seolah ingin memastikan bahwa setiap kata yang keluar dari mulutnya akan dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh oleh putrinya."Aisyah, ayah sudah banyak berpikir," kata Pak Ahmad setelah sejenak diam, mengatur suapan nasi. "Tentang Farhan."Aisyah menurunkan sendoknya, memandang ayahnya dengan tatapan bingung. "Farhan? Ada apa dengan Farhan, Ayah?"Pak Ahmad meletakkan sendoknya dengan pelan. Lalu, ia menatap putrinya dengan tatapan penuh makna. "Ayah ingin kamu berpikir ulang tentang hubungan ini. Tentang apa yang sebenarnya kamu cari dalam sebuah pernikahan. Tentang Farhan ... aku rasa kamu harus lebih berhati-hati."Aisyah terdiam. Ada ketegangan dalam suasana itu, dan ia merasa ada sesuatu yang mengganjal di hati ayahn

    Last Updated : 2025-03-17
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 23: Konfrontasi yang Tak Terelakkan

    Hari itu, suasana di rumah Pak Ahmad terasa lebih tegang dari biasanya. Aisyah yang baru saja selesai shalat Subuh, duduk di ruang tengah dengan wajah yang tak bisa disembunyikan. Matanya masih merah, bekas begadang semalam setelah menemukan artikel yang mengguncang seluruh keyakinannya tentang Farhan. Pikiran-pikiran yang berkecamuk, rasa kecewa yang tumbuh semakin besar, dan rasa bingung yang mendalam, semuanya bercampur dalam satu kegelisahan. Tapi hari ini, ia harus menghadapi kenyataan itu-sesuatu yang ia takuti, yang harus dihadapi dengan kepala dingin.Pagi ini, Pak Ahmad meminta Farhan untuk datang ke rumah mereka. Aisyah tahu betul bahwa pertemuan ini bukanlah pertemuan biasa. Ada sesuatu yang lebih besar di baliknya, sesuatu yang tak bisa lagi dihindari.Saat Farhan datang, ia disambut dengan tatapan tajam Pak Ahmad yang duduk di ruang tamu, sementara Aisyah hanya bisa diam, duduk di sudut ruangan. Farhan mengangguk hormat kepada Pak Ahmad, meski di dalam

    Last Updated : 2025-03-18
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 24: Keyakinan Aisyah

    Pagi itu, Aisyah duduk termenung di teras rumahnya, memandang halaman yang tampak tenang. Burung-burung berkicau di pohon-pohon yang rindang, seolah tak peduli dengan kegelisahan yang mengganggu hati Aisyah. Pikirannya berlarian ke sana kemari, memutar ulang percakapan panjang yang baru saja terjadi. Kata-kata Farhan, kata-kata ayahnya, dan bahkan apa yang ia temui dalam artikel bisnis yang menunjukkan status kekayaan Farhan, semua itu membingungkan dirinya. Di satu sisi, ia merasa dikhianati oleh kebohongan yang terungkap begitu lama disembunyikan. Namun, di sisi lain, hatinya berontak, mempertanyakan apakah Farhan benar-benar berdusta ataukah ada alasan di balik semua ini.Aisyah, menggenggam erat secangkir teh yang sudah mulai dingin. Pandangannya kosong, terfokus pada sesuatu yang tak terlihat. Sejak awal, ia tahu bahwa ia harus memilih jalan yang benar, jalan yang tidak hanya berdasarkan pada perasaan, tetapi juga prinsip agama yang selama ini ia pegang teguh. Namun, k

    Last Updated : 2025-03-19
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 25: Dukungan Tak Terduga

    Pagi itu, Aisyah duduk di beranda rumahnya, menatap sekeliling dengan perasaan yang berat. Udara pagi yang sejuk tidak mampu mengusir kegelisahan yang meresap dalam hatinya. Di kejauhan, tampak anak-anak bermain di halaman masjid, sementara ibu-ibu berbincang di warung kopi. Semua terasa biasa, namun bagi Aisyah, dunia seakan terhenti. Perasaan bingung, cemas, dan ragu bercampur aduk dalam dadanya. Apa yang seharusnya ia lakukan? Haruskah ia percaya pada Farhan, ataukah ia akan kembali ke jalur yang lebih aman, menjauh dari segala yang tidak pasti?Pikirannya melayang ke masa lalu, saat pertama kali ia bertemu Farhan. Sosok yang sederhana, penuh semangat dalam berdakwah, yang selalu ada untuk membantu orang lain. Tetapi, setelah semua yang terjadi, setelah semuanya terbuka tentang kekayaan Farhan, rasa sakit itu muncul. Ia merasa seperti dikhianati, meski ia tahu, pada dasarnya, Farhan tidak pernah menyembunyikan dirinya. Hanya saja, Aisyah merasa jauh lebih sulit untuk men

    Last Updated : 2025-03-20
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 26: Pengorbanan Besar

    Pagi itu, Farhan duduk di ruang kerjanya, memandang lembaran-lembaran dokumen yang tersebar di mejanya. Semua itu adalah rencana dan perhitungan untuk proyek sosial yang sedang ia jalankan-proyek yang menuntut lebih dari sekadar ide atau niat baik, tetapi juga pengorbanan besar. Setelah percakapan dengan Pak Ahmad, segala yang sebelumnya Farhan anggap biasa, kini terasa berbeda. Ia sudah bersiap untuk melepaskan sebagian besar aset pribadinya demi memastikan keberlanjutan proyek ini. Semua demi satu hal: membuktikan niatnya yang tulus, bukan hanya untuk Aisyah, tetapi juga untuk diri sendiri, dan tentu saja, untuk masyarakat yang membutuhkan.Farhan menghela napas panjang, menatap layar laptopnya yang menampilkan rencana anggaran dan alur kerja proyek. Ia tahu, jika proyek ini gagal, bukan hanya kepercayaan dari Pak Ahmad yang hilang, tetapi juga kesempatan untuk menunjukkan kepada semua orang, terutama Aisyah, bahwa ia bisa mengorbankan kekayaannya demi sesuatu yang lebih

    Last Updated : 2025-03-21
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 27: Titik Kepercayaan

    Pagi itu, langit di atas kota tampak cerah meskipun angin berhembus agak kencang, membawa kesegaran yang menenangkan. Farhan berjalan menyusuri trotoar yang rapi di depan kafe favoritnya, tempat ia sering bertemu dengan Aisyah. Ia memeriksa ponselnya sekali lagi-Aisyah sudah mengirim pesan. "Ketemu di kafe jam 10? Ada yang ingin aku bicarakan."Pesan itu terasa seperti benih harapan yang mulai tumbuh. Farhan tahu ini bukan hanya tentang proyek sosial yang baru saja selesai dengan sukses, meskipun itu juga bagian penting dari pertemuan mereka. Yang lebih besar dari itu adalah percakapan yang sedang menunggu mereka. Percakapan yang bisa menentukan masa depan mereka.Setibanya di kafe, Farhan mencari Aisyah yang sudah duduk di meja yang biasa mereka pilih. Gadis itu terlihat sedikit gelisah, menatap ke luar jendela, tampaknya sedang berpikir keras. Farhan menarik kursi dan duduk di hadapannya."Pagi," ucap Farhan dengan senyum tipis, mencoba mencair

    Last Updated : 2025-03-22
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 28: Restu yang Dinanti

    Hari itu, udara terasa lebih panas dari biasanya. Di luar, langit siang yang cerah dipenuhi dengan awan yang bergerak cepat, seakan mencerminkan gejolak yang ada dalam hati Aisyah. Ia duduk di ruang tamu rumahnya, di hadapan kedua orang tuanya. Pak Ahmad duduk di kursi kayu besar, wajahnya masih tampak serius seperti biasanya. Sementara Ibu Aisyah yang duduk di sebelahnya, tampak sedikit lebih rileks, meskipun matanya masih menunjukkan kekhawatiran yang dalam.Aisyah menggigit bibir, menahan diri untuk tidak membuka percakapan lebih dulu. Selama beberapa hari terakhir, setelah semua yang terjadi, ia merasa seperti berada di persimpangan jalan yang tak tahu harus ke mana. Di satu sisi, Farhan telah menunjukkan lebih banyak ketulusan daripada yang ia harapkan. Namun, di sisi lain, Ayahnya, Pak Ahmad, masih belum sepenuhnya menerima kenyataan itu.Ibu Aisyah akhirnya memecah kesunyian yang mencekam. "Pak, kamu harus mulai mempertimbangkan bahwa Farhan telah membuktika

    Last Updated : 2025-03-23
  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 29: Persiapan Pernikahan Islami

    Hari-hari menjelang pernikahan semakin mendekat, dan Aisyah merasa campur aduk. Ada kegembiraan, tetapi juga rasa khawatir yang tak bisa ia hindari. Setelah restu dari ayahnya, semuanya mulai terasa lebih nyata. Farhan, pria yang kini ia cintai, telah membuktikan ketulusannya dengan mengorbankan banyak hal demi hidup yang lebih sederhana. Namun, meski begitu, perjalanan mereka belum sepenuhnya mulus.Di ruang tamu rumah Aisyah yang sederhana namun nyaman, Aisyah sedang duduk di depan laptop, membuka beberapa referensi tentang pernikahan islami yang sederhana. Ia sudah memutuskan, bahwa pernikahan mereka akan tetap sesuai dengan syariat, tanpa embel-embel kemewahan yang tidak perlu. Farhan, yang duduk di sampingnya, ikut menatap layar laptop. Mata mereka bertemu, dan meskipun tampak tenang, keduanya tahu bahwa jalan yang mereka pilih tidaklah mudah."Aisyah," Farhan memulai, suaranya lembut namun penuh ketegasan. "Aku ingin semuanya sesederhana mungkin. Ini bukan ha

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 47: Masa Lalu yang Kembali

    Farhan berdiri tegak di depan pintu, matanya berkilat tajam menatap pria tua itu. Suasana malam yang sunyi mendalam, hanya terdengar suara angin yang berdesir lembut di luar. Aisyah berdiri di belakangnya, matanya memandang pria itu dengan curiga, seolah setiap gerakannya bisa mengungkapkan sesuatu yang lebih besar.Pria itu menghela napas panjang, seakan-akan mengumpulkan kekuatan untuk mengungkapkan sesuatu yang tak bisa dihindari lagi. Wajahnya yang keriput itu terlihat lelah, namun ada sesuatu yang tajam di balik mata tuanya. Sesuatu yang Aisyah rasakan, tapi tak bisa ia jelaskan."Ada apa, Pak?" Farhan akhirnya membuka suara, meski suaranya terdengar serak, seperti ada ketegangan yang menyesakkan dada.Pria itu tidak langsung menjawab. Ia menatap Farhan lebih lama, seolah mengukur, mencoba melihat apakah lelaki muda di depannya ini benar-benar siap mendengar kebenaran yang akan diungkapkannya. Aisyah bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang besar, yang j

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 46: Kecurigaan yang Membesar

    "Ada apa, Sayang?" tanya Aisyah dengan suara lembut, mencoba menenangkan.Safira mengangkat wajahnya yang basah, matanya masih terlihat bingung dan ketakutan. "Safira takut, Ummi," jawabnya dengan suara yang terisak. "Ada yang bilang ... ada yang bilang kalau Safira bukan anak siapa-siapa."Aisyah merasakan dadanya sesak. Kata-kata itu seperti menembus jantungnya. "Siapa yang bilang seperti itu, Sayang?"Safira menggigit bibirnya, tidak tahu bagaimana menjelaskan. Aisyah merasakan ada sesuatu yang aneh. Ini bukan pertama kalinya Safira mengungkapkan hal-hal yang sulit dimengerti. Biasanya anak sekecil itu tidak akan memikirkan hal-hal seperti itu. Tetapi kali ini, ada sesuatu dalam tatapan Safira yang tidak bisa ia abaikan.Farhan, yang sedari tadi hanya mengamati dari pintu, akhirnya masuk dan duduk di sisi lain Safira. Ia menarik anak itu ke pelukannya. "Apa yang kamu rasakan, Sayang?" tanya Farhan dengan suara yang penuh kasih sayang, mencoba m

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 45: Pertanyaan yang Muncul

    Farhan menggenggam surat itu erat-erat. Tulisan tangan di atas kertas tua itu seperti bergema di pikirannya. "Dia adalah milikmu ...." Kalimat itu terus terulang, memenuhi hatinya dengan perasaan yang sulit ia jelaskan. Safira. Anak kecil yang tiba-tiba menjadi bagian dari hidupnya. Siapa sebenarnya dia? Setelah beberapa saat termenung di ruangan sederhana itu, Farhan mengembalikan surat itu ke dalam amplop dan menatap Pak Arman dengan tatapan penuh tekad. "Pak Arman," suara Farhan bergetar, tapi tetap tenang, "saya ingin tahu lebih banyak. Apa ada yang pernah bertanya tentang Safira sebelumnya? Atau mungkin ada seseorang yang meninggalkan pesan lain tentang dia?" Pak Arman menggeleng perlahan, raut wajahnya menyiratkan keraguan. "Setahu saya, tidak ada, Pak Farhan. Tapi, ada satu hal aneh. Waktu itu, beberapa bulan setelah Safira datang, seorang pria tua pernah bertanya tentang bayi perempuan yang ditinggalkan di panti ini. Dia hanya bertanya sebentar, tidak memberikan nama atau i

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 44: Tanda-tanda Aneh

    Malam itu, Aisyah terjaga lebih lama dari biasanya. Di luar, udara sejuk menembus jendela kamar mereka, sementara Farhan sudah terlelap di sampingnya. Namun, mata Aisyah tidak bisa terpejam. Pikirannya berkelana jauh, menyusuri segala yang telah terjadi selama beberapa minggu terakhir. Safira. Anak kecil yang baru datang ke dalam hidup mereka, yang kini sudah menjadi bagian dari keluarga mereka. Ia mengingat betul bagaimana mereka pertama kali bertemu di panti asuhan. Safira yang cemas, tampak takut untuk percaya pada orang lain, dan tentu saja, Aisyah tahu perasaan itu. Tetapi sekarang, setelah beberapa waktu berlalu, ada perasaan yang mulai mengganjal di hati Aisyah. Perasaan yang sulit dijelaskan, tapi jelas ada.Sudah beberapa hari ini, Aisyah merasa ada sesuatu yang aneh antara Farhan dan Safira. Sesuatu yang tak terucapkan. Sesuatu yang lebih dari sekadar ikatan orang tua dan anak. Mungkin itu hanya perasaannya saja, atau mungkin ia hanya terlalu sensitif. T

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 43: Kepribadian yang Sama

    Sudah beberapa hari berlalu sejak Farhan dan Aisyah memutuskan untuk mengadopsi Safira. Keputusan yang tampaknya membawa kebahagiaan itu, lama kelamaan, justru memunculkan perasaan-perasaan yang tak terduga. Mereka merasakan ikatan yang semakin kuat dengan Safira, namun ada juga rasa kebingungan yang tak bisa dijelaskan. Safira, yang baru berusia empat tahun, ternyata memiliki kebiasaan-kebiasaan yang mengingatkan Farhan pada dirinya sendiri. Setiap kali mereka makan bersama, Safira seakan-akan tahu apa yang harus ada di meja. Tanpa kata-kata, hanya gerakan tangannya yang gemetar saat ia menunjuk hidangan tertentu. Seperti Farhan, Safira menyukai hidangan pedas dengan porsi yang tak sedikit, dan mereka bahkan memilih makanan yang sama tanpa saling mengingatkan.****Pagi itu, Aisyah sedang sibuk di dapur, menyiapkan sarapan. Farhan duduk di meja makan, menatap anak perempuan yang duduk di depannya. Safira sibuk dengan sendok dan piringnya, sesekali menole

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 42: Dekat dengan Anak Itu

    Hari itu, seperti biasa, cuaca cerah dan udara terasa segar setelah hujan semalam. Farhan dan Aisyah sedang duduk di beranda rumah, menikmati secangkir teh hangat sambil menatap anak-anak yang bermain di halaman yayasan. Namun, pikirannya tak bisa lepas dari satu sosok-Safira.Anak kecil itu, meskipun baru saja muncul dalam hidup mereka, rasanya sudah mengisi ruang yang kosong di hati Farhan. Setiap kali ia menatap Safira, ada perasaan yang sulit dijelaskan, seperti sebuah ikatan yang tak terlihat, namun sangat kuat. Aisyah pun merasakannya, meskipun dengan cara yang berbeda."Aisyah," Farhan memulai, suaranya pelan namun penuh makna. "Kamu merasa apa dengan anak itu?"Aisyah yang duduk di sampingnya menatap Safira yang sedang duduk di dekat meja belajar, sibuk menggambar dengan pulpen warna-warni. Safira tampak tenang dan jauh dari kesan gelisah seperti yang pertama kali mereka lihat."Aku merasa dia seperti anak kita sendiri," jawab Aisyah sambi

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 41: Kehadiran yang Mengguncang

    Pagi itu, udara di sekitar yayasan terasa lebih sejuk dari biasanya. Terlihat anak-anak berlarian dengan tawa riang, sementara para ibu yang mengikuti pelatihan keterampilan tampak penuh semangat. Farhan dan Aisyah sedang mengatur segala persiapan untuk merayakan keberhasilan program pemberdayaan ibu-ibu yang baru saja mereka jalankan. Sebuah bazar kecil akan digelar, memamerkan hasil karya para ibu, dan banyak orang yang datang untuk melihatnya.Farhan mengamati dengan penuh rasa syukur bagaimana segala usaha mereka akhirnya membuahkan hasil. Aisyah, dengan senyum tulusnya, menyapa para ibu dan anak-anak dengan hangat, memberikan motivasi kepada mereka agar tetap melanjutkan perjuangan mereka.Di tengah kesibukan tersebut, seorang anak perempuan kecil muncul di pintu gerbang yayasan. Wajahnya tampak letih, rambut ikalnya kusut dan tubuhnya tampak lemah. Farhan yang sedang berdiri di samping Aisyah terdiam sejenak ketika melihat anak itu. Ada sesuatu yang aneh di m

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 40: Harmoni yang Kembali

    Suara adzan Subuh menggema lembut, menggugah hati siapa pun yang mendengarnya. Di dalam rumah sederhana mereka, Farhan membuka matanya perlahan, menghela napas panjang, seolah mengumpulkan energi untuk hari yang baru. Di sampingnya, Aisyah sudah bangkit lebih dulu, menyiapkan air wudhu di kamar mandi kecil mereka."Farhan, ayo bangun," panggil Aisyah lembut.Farhan mengangguk sambil tersenyum kecil. Ia bergegas mengambil wudhu, bergabung dengan Aisyah untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah. Saat sujud terakhir, hati Farhan bergetar. Ia memohon pada Allah agar hubungan mereka yang sempat retak kini dikuatkan dengan kasih sayang dan kepercayaan yang baru.Usai salat, mereka duduk berdampingan di sajadah. Aisyah membuka Al-Quran dan mulai melantunkan ayat-ayat suci dengan suara yang penuh kekhusyukan. Farhan hanya bisa memandangnya dengan rasa syukur yang dalam. Ia tahu, apa yang mereka miliki saat ini bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan kembali.

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 39: Penjelasan Hana

    Langit pagi itu dipenuhi cahaya lembut matahari, seolah memberikan kehangatan yang baru kepada Aisyah. Di sebuah taman kecil, ia dan Farhan duduk di bangku panjang, menikmati udara segar. Suasana di antara mereka terasa canggung namun penuh harapan. Setelah pertemuan terakhir yang penuh emosi, Farhan berusaha membangun kembali kepercayaan Aisyah dengan cara yang berbeda."Aku ingin memperbaiki semuanya, Aisyah," kata Farhan pelan, memecah kesunyian. "Aku sadar, kejujuran itu hal yang nggak bisa ditawar dalam hubungan kita."Aisyah menatap Farhan, matanya memancarkan kelelahan yang bercampur dengan sisa keraguan. "Aku butuh waktu, Farhan. Semua yang terjadi ... terlalu banyak yang harus aku pikirkan."Farhan mengangguk, menghormati perasaan Aisyah. Ia menyadari bahwa cinta saja tidak cukup. Perlu tindakan nyata untuk menunjukkan kesungguhannya."Makanya, aku ingin kita nggak cuma bicara soal cinta. Aku mau kita sama-sama bergerak. Kamu tahu, selama

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status