Share

Pergi Dari Rumah

Author: Rose Dreamers
last update Huling Na-update: 2021-01-28 21:21:24

Indah ke luar dari kamarnya bersama Cessa dalam gendongannya, sebelah tangannya ia gunakan untuk membawa koper. Ia berjalan gontai melewati mantan suami dan keluarganya.

Indah menghentikan langkahnya tepat di hadapan Rio. Lelaki itu menatap datar wajah Indah yang sembab dengan mata mengecil hampir tak terlihat akibat terlalu lama menangis.

"Hari ini, kalian telah berhasil membuat hidupku hancur dan menderita," ucap Indah dengan mulut bergetar menahan rasa sesak di dadanya.

"Aku akan mengingatnya seumur hidupku!" Indah melanjutkan perkataannya, Ia memperlihatkan senyum manis tetapi membuat Rio bergidik ngeri saat melihatnya. Rio sedikit cemas mendengar perkataan Indah yang dibarengi seulas senyum penuh ambisi itu.

"Kenapa masih diam saja di situ? Ayo cepat ke luar dari rumah ini!" Dita tidak sabar ingin segera melihat Indah ke luar dari rumah itu.

Indah menatap sekilas pada Rio dan Dita, lalu beralih kepada mantan mertuanya. Ia ingin melihat dan mengingat wajah mereka satu persatu untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi dan akan kembali suatu saat nanti untuk menghancurkan mereka semua.

"Baiklah, hari ini aku akan ke luar dari rumah ini. Tetapi suatu hari nanti, aku akan pastikan kalian semua yang akan pergi dari rumah ini dengan sangat menyedihkan lebih dari yang ku rasakan saat ini," ucap Indah tegas, ia melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu bersama Cessa.

***

Princessa Cesilia, bayi kecil yang tidak diakui oleh ayahnya dan keluarganya, karena ia terlahir sebagai seorang anak perempuan dari rahim mamanya. Bayi itu kini telah berusia tujuh belas tahun, Cessa tumbuh dengan baik bersama mama dan ayah sambungnya yang sangat menyayanginya.

Cessa mengepalkan kedua tangannya, hatinya sangat sakit, jantungnya terasa sesak saat membuka dan membaca lembar demi lembar buku catatan milik Indah, mamanya. Ia menatap penuh kekecewaan pada sebuah gambar foto seorang lelaki dewasa yang baru saja diketahuinya adalah ayah kandungnya.

"Jadi, selama ini Cessa bukan anak kandung ayah Langit?" tanya Cessa lirih, hatinya sangat perih. Ia tidak menyangka lelaki dewasa yang menjadi cinta pertama dalam hidupnya, selama tujuh belas tahun ini selalu memberikan perhatian dan kasih sayang dengan tulus padanya ternyata bukanlah ayah kandungnya.

Dengan penuh penyesalan, Langit menggelengkan kepalanya membenarkan bahwa memang Cessa bukanlah putri kandungnya. Namun, perhatian dan kasih sayang yang selama ini Langit tunjukkan padanya murni dari lubuk hati terdalamnya.

Langit tidak pernah menganggap Cessa sebagai putri dari lelaki lain yang telah menghancurkan hidup Indah. Ia sangat menyayangi Cessa seperti putrinya sendiri.

Langit adalah kekasih Indah sebelum hubungannya harus berakhir karena saat itu Indah telah dijodohkan oleh Kakeknya untuk menikah dengan Rio, cucu dari rekan bisnis sekaligus sahabat Kakek Indah. Langit pikir Indah sudah bahagia setelah menikah dengan Rio. Setelah mereka menikah, Langit tidak mendengar kabar tentangnya lagi setelah Indah ikut bersama Rio ke Jakarta.

Dua tahun kemudian, Langit tidak sengaja bertemu dengan Indah di salah satu toko kue. Ternyata toko tersebut milik Indah, mantan kekasihnya. Dari situlah awal mula Langit mengenal Cessa bayi kecil yang sangat lucu dan menggemaskan, sekaligus mengetahui kejadian buruk yang menimpa mantan kekasihnya itu.

"Saat itu kamu masih bayi, wajar saja kalau kamu tidak mengetahui apa pun tentang Rio, ayah kandungmu. Kami juga sepakat untuk merahasiakannya dari kamu, mengingat Rio beserta kakek dan nenekmu tidak menerima kehadiran kamu...," jelas Langit

"Mamamu tidak ingin kamu terluka mengetahui kenyataan ini. Awalnya ayah juga tidak mau menceritakannya kepadamu. Tetapi karena kamu sudah mengetahuinya dari catatan yang ditulis Mamamu, jadi ayah terpaksa menceritakan yang sebenarnya kepada kamu." Langit mengusap air mata yang membasahi wajah putrinya.

"Ayah, mengapa mereka tidak menerimaku hanya karena aku terlahir sebagai anak perempuan? Apa yang salah dengan diriku? Mengapa mereka sangat jahat kepada mama dan Cessa?" pertanyaan-pertanyaan itu berhasil lolos dari mulut Cessa. Air matanya meleleh membanjiri wajahnya yang putih mulus.

"Tidak ada yang salah dengan putri ayah. Kamu dan mamamu adalah dua wanita hebat yang ayah miliki. Mereka tidak beruntung karena telah menyia-nyiakan kamu dan juga mamamu," jelas Langit pada Cessa, ia meraih putrinya kedalam pelukannya mengusap punggung Cessa agar gadis itu merasa tenang.

Hari ini, hari ke-100 kepergian Indah untuk selamanya. Indah meninggal karena kanker yang terus menggerogoti tubuhnya selama hampir tiga tahun ini. Langit dan Cessa masih dalam suasana duka atas kepergian wanita yang sangat berarti dalam hidup mereka.

Cessa tidak sengaja menemukan sebuah buku catatan berwarna marun di dalam laci kamar mamanya. Cessa ingin mencari foto Indah, tetapi teralihkan oleh sebuah buku catatan yang sangat menarik perhatiannya. Ia membuka dan membaca lembar demi lembar buku itu hingga menemukan sebuah fakta yang membuatnya merasa sesak dan sakit hati.

***

Sepanjang hari Cessa berdiam diri di dalam kamarnya. Air matanya masih mengalir deras di wajahnya. Matanya terus memandangi sebuah gambar foto seorang perempuan paruh baya yang sangat cantik, wajahnya sangat mirip dengannya.

"Maafin Cessa, Mah ... karena Cessa, mama mendapatkan perlakuan tidak adil dari mereka," gumam Cessa seraya mengusap gambar wajah Indah dalam foto yang dipegangnya.

"Cessa berjanji! Cessa akan membalas semua yang telah mereka perbuat kepada kita. Mereka harus merasakan penderitaan yang setimpal dengan perbuatan yang sudah mereka lakukan kepada kita." Cessa mengepalkan kedua tangannya, ia menghapus kasar air mata yang keluar membasahi wajahnya.

Tok, tok, tok....

"Cessa, boleh ayah masuk?" Terdengar Langit mengetuk pintu kamar Cessa, meminta izin terlebih dulu sebelum ia masuk ke dalam kamar putrinya. Langit membawakan sepiring makanan dan segelas susu untuk Cessa, karena sedari tadi putrinya ini terus mengurung diri di kamarnya.

"Masuk, Yah ... pintunya gak dikunci, kok!" Cessa berucap dengan suara serak karena menangis.

Langit masuk ke kamar Cessa, ia duduk di samping tepi tempat tidur putrinya. Langit menyodorkan piring dan gelas susu yang di bawanya kepada Cessa.

"Makan dulu! Sedari tadi kamu belum makan," ucap Langit

"Cessa gak lapar, yah!" Cessa menolak menerima makanan yang dibawakan Langit untuknya.

"Ayah mau bicara sesuatu sama kamu, penting. Tapi kamu harus makan dulu!" Langit ingin agar putrinya mengisi perutnya yang kosong, ia tidak ingin putri semata wayangnya ini menjadi sakit.

Mendengar hal itu, Cessa segera meraih piring yang disodorkan ayahnya. Ia menyuapkan beberapa sendok makanan itu kedalam mulutnya. Cessa tidak menghabiskan makanannya karena tidak berselera makan, setelah itu Cessa meminum susu coklat buatan ayahnya hingga habis tak tersisa.

"Ayah mau bicara apa?" tanya Cessa, ia begitu penasaran dengan sesuatu yang akan ayahnya katakan padanya.

Langit tersenyum seraya mengusap puncak kepala putrinya penuh kasih sayang. "Mulai besok, kita akan pindah ke Jakarta. Ayah harus mengurus bisnis ayah di sana. Kamu gak apa-apa kan kalau kita pindah ke sana?"

Cessa terdiam sesat mencerna perkataan Langit baru saja. Ingatannya terlintas untuk mencari keberadaan papa kandungnya yang ia ketahui berada di Jakarta. Senyum licik terukir di bibirnya, ini saatnya ia akan membalaskan dendam kepada papa dan keluarganya.

"Gak apa-apa kok, yah! Cessa akan ikut ke manapun ayah pergi. Karena ayah satu-satunya yang Cessa miliki setelah mama pergi," ucap Cessa yakin

Kaugnay na kabanata

  • Princessa (Love and Revenge)   Rumah Baru

    Aku berdiri menapaki kakiku tepat di depan sebuah bangunan megah dan mewah. Aku sampai dibuat takjub melihatnya, rumah berukuran lebih besar dari pada rumahku di Bandung, memiliki desain model rumah kekinian."Ayah, apa ini rumah baru kita?" tanyaku pada ayah Langit. Aku melihat ayah menganggukkan kepalanya seraya tersenyum padaku.

    Huling Na-update : 2021-01-28
  • Princessa (Love and Revenge)   Salah Sangka

    Seorang pemuda menatap datar pada dua orang manusia berbeda jenis kelamin dan berbeda usia yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.Damian Argantara, seorang pemuda bertubuh tinggi tegap, kulit putih dengan rambut berwarna hitam legam, hidung mancung, alisnya yang tebal serta netra mata berwarna hitam. Sungguh ciptaan Tuhan yang sangat sempurna! Pantas saja bila di sekolahnya ia menjadi rebutan para gadis, baik itu seangkatannya ataupun adik kelasnya.

    Huling Na-update : 2021-01-28
  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa Cesillia

    Pagi Hari di kediaman Damian, lelaki itu sudah siap dengan seragam sekolahnya. Berdiri di depan cermin untuk merapikan rambut hitam legamnya. Setelah dirasa cukup, Damian pun berjalan ke luar dari kamarnya menuruni satu per satu anak tangga menuju ke dapur. Di sana keluarganya sudah menunggu untuk sarapan bersama. Ia menghentikan langkahnya sejenak, memperhatikan dua orang wanita berbeda usia yang sedang duduk di kursi meja makan. Wanita itu adalah mama dan juga adi

    Huling Na-update : 2021-01-28
  • Princessa (Love and Revenge)   Damian Argantara

    Siswa siswi SMA Angkasa Raya berhamburan dari dalam kelasnya ketika mendengar bunyi bell istirahat. Tujuan utama yang hendak mereka datangi adalah kantin.Suasana kantin yang semula sepi, seketika riuh dengan suara-suara yang berasal dari celotehan, canda dan tawa para murid. Hampir tak ada meja kosong yang tersisa saking banyaknya yang ke kantin.

    Huling Na-update : 2021-01-28
  • Princessa (Love and Revenge)   Masa Lalu

    Langit berada di ruang kerjanya, ia menatap sendu pada layar komputer lipat yang menyala. Langit sedang memperhatikan foto-foto yang pernah ia ambil beberapa tahun ke belakang.Terdapat banyak foto yang terpajang di sana. Langit mengklik salah satu foto hingga terlihat jelas gambar seorang wanita muda bersama seorang lelaki dan anak perempuan berada di tengah diantara keduanya terlihat sangat bahagia.

    Huling Na-update : 2021-01-28
  • Princessa (Love and Revenge)   Kebakaran

    "Apa kalian mau makan cup cake?" Tanya Indah kepada Cessa dan Alya, kedua anak itu mengangguk semangat."Mau! Aku mau makan cup cake," jawab Cessa riang.

    Huling Na-update : 2021-01-29
  • Princessa (Love and Revenge)   Tidak akan Menangkapku?

    Langit dengan tergesa keluar dari kantornya setelah mendapat kabar tentang musibah kebakaran pada toko kue milik istrinya. Padahal saat itu Langit tengah mengadakan rapat bersama kolega bisnisnya. Namun karena mendengar kabar musibah tersebut, para kolega akhirnya dapat mengerti dan mau menunda pertemuannya.Langit masuk ke dalam mobilnya lalu mulai menghidupkan mesinnya. Tak butuh waktu lama pria berumur kepala tiga itu menekan pedal gas, melajukan mobilnya dengan k

    Huling Na-update : 2021-01-29
  • Princessa (Love and Revenge)   Mengingatkan Padanya

    "Sayang...," Langit mengusap pelan layar komputer lipatnya yang memperlihatkan gambar keluarga kecilnya.

    Huling Na-update : 2021-01-29

Pinakabagong kabanata

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 23

    Cessa membuka pintu ruangan tempat ayahnya dirawat. Bau obat-obatan begitu pekat hinggap di penciumannya. Suasana kamar itu sunyi. Hanya terdengar suara alat pendeteksi detak jantung.Perlahan Cessa mendekat ke arah pria paruh baya yang terbaring lemah di atas ranjang. Matanya tertutup rapat. Di tubuh pria itu terpasang berbagai alat medis."Ayah." Cessa berucap lirih.Napasnya terasa sesak melihat kondisi Langit saat ini. Air mata itu kembali luruh membasahi wajahnya."Bangun, Yah. Jangan lama-lama tidurnya. Cessa takut sendirian."Hening. Tak ada yang menjawab perkataan Cessa. Hanya suara elektrokardiogram yang terdengar nyaring, juga suara isaknya yang tertahan.Seorang dokter muda masuk ditemani seorang perawat. Mereka memeriksa kondisi Langit saat ini."Dokter, apa ayah saya akan bangun? Apa ayah akan sembuh?" tanya Cessa dengan suar

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 22

    "Cessa masuk dulu, ya, Yah." Gadis manis itu meraih tangan kekar sang ayah dan mendaratkan kecupan pada punggung tangannya.Langit mengangguk, mengusap puncak kepala Cessa lembut sebelum puterinya itu masuk ke dalam sekolahnya. Lamat, manik mata tajam itu menatap wajah sang gadis lembut. "Belajar yang rajin," ucapnya kemudian.

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 21

    Cessa tertegun beberapa saat ketika tangannya digenggam Damian. Ia bahkan mengerjapkan matanya beberapa kali, ada getaran aneh yang menjalar ke hatinya.Damian mengulum senyumnya melihat ekspresi Cessa saat ini. Ia mengambil alih garpu dari tangan gadis itu, yang masih hanyut dalam pikirannya."Ayo buka mulutmu!" seruan itu menyadarkan Cessa dari pikirannya. Ia menatap heran kepada Damian yang bersiap memasukan makanan ke dalam mulutnya."Aku enggak lapar," tolak Cessa, ia memalingkan wajahnya ke samping membuat lelaki beriris hitam itu berdecak pelan."Jangan menolak! Ayo cepat makan! Atau kamu mau tetap di sini berdua sama aku?" Damian memperlihatkan senyum menyebalkan bagi Cessa. Gadis itu menggeram menahan kekesalannya kepada Damian."Aku bisa makan sendiri, kok!" Cessa hendak mengambil alih garpu dari tangan Damian, tetapi lelaki itu segera menjauhkan tangannya. Ia bersikera

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 20

    "Hallo, Non Cessa! Maaf bapak tidak bisa jemput Non Cessa ke sekolah. Mobilnya tiba-tiba mogok! Ini sekarang bapak ada di bengkel,"Cessa mendengus pelan mendengar suara pak Tomo yang mengatakan tidak bisa menjemputnya.

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 19

    Cessa hendak pergi ke toilet. Gadis itu berjalan melewati koridor tanpa ditemani Amel. Temannya itu mungkin saat ini sedang berada di kantin.Dari kejauhan samar-samar Cessa mendengar suara alunan musik yang mulai menarik perhatiannya. Ia menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik untuk mencari sumber suara. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet.

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 18

    Damian tiba di Kafe Melati tempat yang sudah disepakati untuk bertemu dan mengerjakan tugas kelompok fisika bersama anggota yang lainnya. Siapa lagi kalau bukan dua sahabatnya Dimas dan Dika, Amel dan ... Cessa.Sebuah keberuntungan baginya karena kali ini guru fisikanya menjadikan Cessa sebagai salah satu anggota dalam kelompoknya. Waktu tiga bulan terasa cukup lama bagi Damian, agar bisa dekat dengan gadis yang berhasil meruntuhkan gunung es di hatinya.Ya, walau Damian belum mengutarakan perasaannya kepada Cessa.Namun dengan hubungannya lebih akrab dari sebelumnya saja, Damian sudah bersyukur. Bila mengingat begitu acuh dan dinginnya sikap yang diperlihatkan Cessa kepadanya.Damian memicingkan matanya menatap tiga orang yang dikenalinya. Lalu melangkahkan kakinya untuk menghampiri meja mereka. "Di mana Cessa? Kenapa kalian hanya bertiga?" tanya Damian. Ia melihat ke sekeliling mencari gadis yang

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 17

    Rio terlihat sangat frustrasi, penyesalan tak berujung selalu membayang-bayangi hidupnya. Kebodohannya di masa lalu yang telah membiarkan istri dan putrinya pergi dari rumah dan kehidupannya. Andai ia mengetahui kebenarannya lebih awal, bahwa Indah selamat dari kebakaran waktu itu. Mungkin Rio akan menemuinya untuk memohon maaf pada wanita yang sangat dicintainya itu. Walau Rio tahu, kata maaf saja tak cukup untuk menebus semua kesalahannya.

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 16

    "Tuan, saya memiliki informasi penting untuk anda. Bisakah kita bertemu hari ini?"

  • Princessa (Love and Revenge)   Jangan Mendekatiku

    Pagi Hari yang cerah dihiasi mentari yang menyilaukan. Embun-embun perlahan menghilang dari dedaunan. Gemerisik angin menerpa dedaunan yang menggelitik.

DMCA.com Protection Status