Share

Masa Lalu

Author: Rose Dreamers
last update Last Updated: 2021-01-28 22:07:40

Langit berada di ruang kerjanya, ia menatap sendu pada layar komputer lipat yang menyala. Langit sedang memperhatikan foto-foto yang pernah ia ambil beberapa tahun ke belakang.

Terdapat banyak foto yang terpajang di sana. Langit mengklik salah satu foto hingga terlihat jelas gambar seorang wanita muda bersama seorang lelaki dan anak perempuan berada di tengah diantara keduanya terlihat sangat bahagia.

Wanita itu terlihat sangat mirip dengan anak perempuan itu. Dia yang tak lain adalah Indah, mama dari Princessa, anak kecil yang dulu berusia lima tahun dan sekarang sudah tumbuh menjadi gadis remaja. Dan lelaki yang berada di samping Indah tak lain ialah Langit.

Foto itu diambil dua belas tahun yang lalu. Saat itu mereka sedang berada di salah satu mall yang ada di Bandung.

"Benar kata pepatah. Cinta sejati akan kembali pada pemiliknya. Seperti kamu yang merupakan cinta sejatiku. Tuhan mengembalikan kamu padaku dari orang jahat seperti Rio," gumam Langit

"Terima kasih sudah memberikan warna-warni dalam hidupku. Dan juga menghadiahkan seorang putri cantik untuk menemaniku setelah kepergianmu. Kamu pasti sudah tahu, Ndah, aku akan merasa sangat kesepian tanpa kehadiranmu di sampingku. Cessa membuatku tersadar akan sebuah kewajiban yang belum aku lakukan untukmu," Langit menjeda perkataannya, menarik napas dalam lalu membuangnya.

"Aku berjanji akan membuat mereka semua merasakan penderitaan yang setimpal dengan yang sudah mereka semua lakukan kepadamu dan putri kita," Rasa sesak menyeruak di dadanya, kedua bola matanya mulai memanas hingga mengeluarkan setetes cairan bening.

Bayangannya berputar pada kejadian kebakaran toko kue milik Indah yang hampir saja merenggut nyawa Indah dan juga Cessa. Beruntung Tuhan masih melindungi Istri dan juga putrinya dari musibah itu.

Kebakaran itu terjadi ketika Cessa berusia empat tahun. Satu tahun sebelum gambar dalam foto itu diambil. Saat itu usaha yang digeluti Indah mulai dari nol, kini berkembang pesat. Toko kuenya selalu ramai pengunjung dan sudah memiliki banyak pelanggan tetap.

Indah tak lagi bekerja sendiri, ia sudah bisa menggaji dua orang karyawan untuk membantunya di toko dari hasil jerih payah menjual kue-kuenya yang lezat.

Pagi itu seperti biasanya, Langit pamit pergi ke kantornya. Sementara Indah akan mengantarkan Cessa ke sekolahnya, setelah itu pergi ke toko kuenya.

"Ayah berangkat kerja dulu ya, Princessa," pamit Langit kepada Cessa yang juga sudah siap hendak berangkat ke sekolahnya. Langit berjongkok mensejajarkan tinggi badannya dengan Cessa lalu mencium kedua pipi gembul milik putrinya itu gemas.

"Belajar yang rajin agar nanti Cessa bisa jadi dokter," gadis kecil itu mengangguk mengiyakan pesan yang disampaikan Langit seraya mengangkat tangannya dan melipat jarinya membentuk huruf "O"

"Okey," ucapnya singkat lalu tersenyum memperlihatkan deretan gigi susunya yang tersusun rapi dan bersih.

"Anak ayah pintar," puji Langit seraya mengusap Lembut puncak kepala Cessa. Langit beranjak lalu menatap wajah cantik Indah yang sedari sedang memperhatikannya dan putrinya.

"Aku ke kantor dulu ya. Kamu hati-hati di jalan saat mengantar Cessa ke sekolah," ucap Langit lalu mengecup singkat dahi Istrinya.

"Kamu juga hati-hati!" Indah berucap seraya memperlihatkan senyum manis di bibirnya.

Langit pun masuk ke dalam mobilnya, lalu mulai menghidupkan mesinnya dan segera melajukan mobilnya. Indah dan Cessa melambaikan tangannya mengiringi kepergian Langit. Setelah mobil yang dibawa suaminya menjauh dan menghilang dari pandangannya. Indah pun berangkat mengantarkan Cessa ke sekolahnya dengan mengendarai mobil miliknya.

***

Setelah mengantarkan Cessa ke sekolah dan menitipkan kepada gurunya. Indah langsung pergi untuk membuka toko kuenya. Hari ini tokonya mendapat banyak pesanan, Indah bersama dua karyawannya sedikit keteteran membuat kue-kue pesanan pelanggan.

"Rika, kue pesanan Bu Laksmi sudah ada semua? Coba tolong kamu cek lagi! Setelah itu segera antar kuenya," Indah berucap sambil mengocok adonan.

Rika memeriksa ulang kue pesanan Bu Laksmi dan menghitungnya. Setelah dirasa semua sudah siap, Rika pun pamit kepada Indah untuk mengantarkan kue tersebut kepada pemiliknya. Namun sebelum ke luar dari toko, Rika melihat dua orang lelaki mengenakan jaket hitam berdiri tidak jauh dari toko tempatnya bekerja.

Kedua lelaki itu sedang mengobrol sambil sesekali tangannya menunjuk ke arah toko kue Indah. Mereka seperti sedang merencanakan sesuatu, terlihat sangat mencurigakan. Namun Rika menghalau jauh-jauh perasaan buruk terhadap orang yang tak dikenalnya itu.

Rika pergi untuk mengantarkan kue pesanan Bu Laksmi. Indah masih bergelut di dapur sedang menghias kue-kuenya yang sudah matang. Sementara Desi, karyawan Indah yang lainnya sedang berjaga di depan untuk melayani pengunjung yang mampir ke toko.

Tak terasa kini waktunya Indah untuk menjemput Cessa dari sekolahnya. Indah yang saat itu masih disibukkan dengan aktivitasnya, membuat ia terpaksa meminta Desi untuk menjemput Cessa dari sekolahnya. Wanita yang diperkirakan lebih tua dua atau tiga tahun dari Indah itu tak menolak karena putrinya pun bersekolah di sekolah yang sama dengan Cessa.

"Mbak Des, ini sudah waktunya Cessa pulang. Tapi pekerjaanku belum selesai," ucap Indah masih fokus menghias kue-kuenya.

"Mbak Des tolong jemput Cessa ya!" seru indah, Desi mengangguk mengiyakan permintaan Indah.

"Kalau gitu aku sekalian jemput Alya juga deh, gak apa-apa kan kalau Alya aku ajak ke sini?" Desi meminta izin untuk membawa putrinya ke toko.

"Ajak saja, Mbak. Biar Cessa ada temannya di sini," ucap Indah seraya memberikan kunci mobilnya kepada Desi.

Desi pun bergegas meninggalkan toko untuk menjemput Cessa di sekolahnya. Sementara Indah menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi.

Tiga puluh menit kemudian, pekerjaan Indah sudah ia selesaikan semuanya. Ia memindahkan kue-kuenya ke bagian depan untuk di simpan sebagian di etalase penyimpanan kue dan sebagiannya lagi akan ia kemas untuk diantar kepada pemiliknya. Tak lama kemudian, Desi kembali bersama Cessa dan juga Alya.

"Mama...," Cessa berlari kecil menghampiri Indah. Dengan senyum mengembang di bibirnya Indah menyambut kedatangan putri kecilnya, memberikannya pelukan dan ciuman dikedua pipi gembulnya.

Tanpa mereka sadari seseorang masuk ke dalam dapur toko lewat pintu belakang. Mereka masuk dengan cara membobol pintu itu. Satu orang berjaga di luar, dan satunya lagi menyelinap masuk ke dalam. Lelaki itu mencoba merusak selang yang terpasang pada tabung gas.

Setelah berhasil merusak benda tersebut, ia membuka botol berisi minyak tanah yang sudah ia siapkan sebelumnya. Lelaki itu menyiramkan cairan tersebut pada setiap sudut dapur.

Sebelum lelaki misterius itu ke luar dari sana. Ia memercikan korek api, dan melemparnya ke lantai yang sudah disiram minyak tanah. Kedua sudut bibirnya mengembang, puas.

Ia segera ke luar dari sana setelah melihat api mulai membesar. Mengirimi pesan kepada seseorang, memberitahukan bahwa ia sudah selesai mengerjakan tugasnya.

Related chapters

  • Princessa (Love and Revenge)   Kebakaran

    "Apa kalian mau makan cup cake?" Tanya Indah kepada Cessa dan Alya, kedua anak itu mengangguk semangat."Mau! Aku mau makan cup cake," jawab Cessa riang.

    Last Updated : 2021-01-29
  • Princessa (Love and Revenge)   Tidak akan Menangkapku?

    Langit dengan tergesa keluar dari kantornya setelah mendapat kabar tentang musibah kebakaran pada toko kue milik istrinya. Padahal saat itu Langit tengah mengadakan rapat bersama kolega bisnisnya. Namun karena mendengar kabar musibah tersebut, para kolega akhirnya dapat mengerti dan mau menunda pertemuannya.Langit masuk ke dalam mobilnya lalu mulai menghidupkan mesinnya. Tak butuh waktu lama pria berumur kepala tiga itu menekan pedal gas, melajukan mobilnya dengan k

    Last Updated : 2021-01-29
  • Princessa (Love and Revenge)   Mengingatkan Padanya

    "Sayang...," Langit mengusap pelan layar komputer lipatnya yang memperlihatkan gambar keluarga kecilnya.

    Last Updated : 2021-01-29
  • Princessa (Love and Revenge)   Jangan Mencoba Mendekatinya

    Cessa berjalan tergesa melewati satu per satu anak tangga, ia masih harus melewati koridor sekolah untuk sampai di kelasnya. Suasana mulai sepi, hanya terlihat beberapa orang saja yang masih berada di luar.Sebagian murid sudah berada di dalam kelasnya masing-masing, karena beberapa menit lagi bel tanda masuk akan berbunyi.

    Last Updated : 2021-01-29
  • Princessa (Love and Revenge)   Bukan Pekerjaan Yang Mundah

    Seorang wanita paruh baya mengenakan kacamata hitam untuk menutupi matanya, berjalan tergesa memasuki salah satu cafe ternama di kotanya.Wanita itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mencari seseorang yang hendak ditemuinya.

    Last Updated : 2021-01-29
  • Princessa (Love and Revenge)   Sungguh Menyukainya

    Seorang lelaki mengenakan seragam sekolah ditemani dua orang sahabatnya, berdiri di samping mobilnya. Ia menyadarkan tubuhnya pada mobil tersebut. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya. Penampilannya yang rapi, dan sikapnya yang tenang, membuatnya semakin terlihat berkarismatik.

    Last Updated : 2021-01-29
  • Princessa (Love and Revenge)   Jangan Mendekatiku

    Pagi Hari yang cerah dihiasi mentari yang menyilaukan. Embun-embun perlahan menghilang dari dedaunan. Gemerisik angin menerpa dedaunan yang menggelitik.

    Last Updated : 2021-01-29
  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 16

    "Tuan, saya memiliki informasi penting untuk anda. Bisakah kita bertemu hari ini?"

    Last Updated : 2021-02-07

Latest chapter

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 23

    Cessa membuka pintu ruangan tempat ayahnya dirawat. Bau obat-obatan begitu pekat hinggap di penciumannya. Suasana kamar itu sunyi. Hanya terdengar suara alat pendeteksi detak jantung.Perlahan Cessa mendekat ke arah pria paruh baya yang terbaring lemah di atas ranjang. Matanya tertutup rapat. Di tubuh pria itu terpasang berbagai alat medis."Ayah." Cessa berucap lirih.Napasnya terasa sesak melihat kondisi Langit saat ini. Air mata itu kembali luruh membasahi wajahnya."Bangun, Yah. Jangan lama-lama tidurnya. Cessa takut sendirian."Hening. Tak ada yang menjawab perkataan Cessa. Hanya suara elektrokardiogram yang terdengar nyaring, juga suara isaknya yang tertahan.Seorang dokter muda masuk ditemani seorang perawat. Mereka memeriksa kondisi Langit saat ini."Dokter, apa ayah saya akan bangun? Apa ayah akan sembuh?" tanya Cessa dengan suar

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 22

    "Cessa masuk dulu, ya, Yah." Gadis manis itu meraih tangan kekar sang ayah dan mendaratkan kecupan pada punggung tangannya.Langit mengangguk, mengusap puncak kepala Cessa lembut sebelum puterinya itu masuk ke dalam sekolahnya. Lamat, manik mata tajam itu menatap wajah sang gadis lembut. "Belajar yang rajin," ucapnya kemudian.

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 21

    Cessa tertegun beberapa saat ketika tangannya digenggam Damian. Ia bahkan mengerjapkan matanya beberapa kali, ada getaran aneh yang menjalar ke hatinya.Damian mengulum senyumnya melihat ekspresi Cessa saat ini. Ia mengambil alih garpu dari tangan gadis itu, yang masih hanyut dalam pikirannya."Ayo buka mulutmu!" seruan itu menyadarkan Cessa dari pikirannya. Ia menatap heran kepada Damian yang bersiap memasukan makanan ke dalam mulutnya."Aku enggak lapar," tolak Cessa, ia memalingkan wajahnya ke samping membuat lelaki beriris hitam itu berdecak pelan."Jangan menolak! Ayo cepat makan! Atau kamu mau tetap di sini berdua sama aku?" Damian memperlihatkan senyum menyebalkan bagi Cessa. Gadis itu menggeram menahan kekesalannya kepada Damian."Aku bisa makan sendiri, kok!" Cessa hendak mengambil alih garpu dari tangan Damian, tetapi lelaki itu segera menjauhkan tangannya. Ia bersikera

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 20

    "Hallo, Non Cessa! Maaf bapak tidak bisa jemput Non Cessa ke sekolah. Mobilnya tiba-tiba mogok! Ini sekarang bapak ada di bengkel,"Cessa mendengus pelan mendengar suara pak Tomo yang mengatakan tidak bisa menjemputnya.

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 19

    Cessa hendak pergi ke toilet. Gadis itu berjalan melewati koridor tanpa ditemani Amel. Temannya itu mungkin saat ini sedang berada di kantin.Dari kejauhan samar-samar Cessa mendengar suara alunan musik yang mulai menarik perhatiannya. Ia menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik untuk mencari sumber suara. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet.

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 18

    Damian tiba di Kafe Melati tempat yang sudah disepakati untuk bertemu dan mengerjakan tugas kelompok fisika bersama anggota yang lainnya. Siapa lagi kalau bukan dua sahabatnya Dimas dan Dika, Amel dan ... Cessa.Sebuah keberuntungan baginya karena kali ini guru fisikanya menjadikan Cessa sebagai salah satu anggota dalam kelompoknya. Waktu tiga bulan terasa cukup lama bagi Damian, agar bisa dekat dengan gadis yang berhasil meruntuhkan gunung es di hatinya.Ya, walau Damian belum mengutarakan perasaannya kepada Cessa.Namun dengan hubungannya lebih akrab dari sebelumnya saja, Damian sudah bersyukur. Bila mengingat begitu acuh dan dinginnya sikap yang diperlihatkan Cessa kepadanya.Damian memicingkan matanya menatap tiga orang yang dikenalinya. Lalu melangkahkan kakinya untuk menghampiri meja mereka. "Di mana Cessa? Kenapa kalian hanya bertiga?" tanya Damian. Ia melihat ke sekeliling mencari gadis yang

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 17

    Rio terlihat sangat frustrasi, penyesalan tak berujung selalu membayang-bayangi hidupnya. Kebodohannya di masa lalu yang telah membiarkan istri dan putrinya pergi dari rumah dan kehidupannya. Andai ia mengetahui kebenarannya lebih awal, bahwa Indah selamat dari kebakaran waktu itu. Mungkin Rio akan menemuinya untuk memohon maaf pada wanita yang sangat dicintainya itu. Walau Rio tahu, kata maaf saja tak cukup untuk menebus semua kesalahannya.

  • Princessa (Love and Revenge)   Princessa 16

    "Tuan, saya memiliki informasi penting untuk anda. Bisakah kita bertemu hari ini?"

  • Princessa (Love and Revenge)   Jangan Mendekatiku

    Pagi Hari yang cerah dihiasi mentari yang menyilaukan. Embun-embun perlahan menghilang dari dedaunan. Gemerisik angin menerpa dedaunan yang menggelitik.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status