Home / Romansa / Pria di Masa Lalu / Bab 3 Grup Chat

Share

Bab 3 Grup Chat

Author: J Shara
last update Last Updated: 2023-10-29 23:19:25

Ariel menatap si mungil Reyna sembari menghela napasnya. Anaknya yang telah menolongnya dari hasrat Richard, suaminya sendiri. Ariel jongkok dan menatap wajah Reyna yang tampak memohon ingin bersamanya.

"Reyna takut tidur sendiri, kah?" tanyanya pada si gadis mungil itu.

Reyna mengangguk.

"Reyna, kau sudah besar!" tiba-tiba Richard menyergah dari dalam dan membuat Ariel dan Reyna terperanjat.

Pria itu berjalan menuju pintu, menatap wajah anaknha dengan tatapan tajam. "Kau terus meminta ditemani tidur sama mamamu. Kau sudah besar dan kau harus berani! Lawan rasa takutmu itu!"

Mata Reyna memerah dan ketakutan melihat ayahnya yang begitu tegas, ia tampak menahan tangis atas kemarahan ayahnya.

"Sudah Richard ... akhir-akhir ini Reyna memang sering mimpi buruk," terang Ariel berusaha membela putrinya.

"Kau ini, selalu saja memanjakannya!" balas Richard.

"Aku bukan memanjakannya tapi aku tidak mau Reyna merasa kesepian."

Ariel lalu jongkok dan memeluk Reyna yang ketakutan karena ulah ayahnya. "Sudah ... jangan takut, ya ...."

Reyna mengangguk sambil menahan tangisnya. Ariel lalu menggendong Reyna dan pergi menuju kamar gadis mungilnya. Ariel membaringman Reyna dan ia juga baring di samping Reyna.

"Mama ...."

"Ya, Sayang?"

"Kok ayah sering marah-marah sih?"

"Ayah tidak marah, Sayang ... hanya mau lebih tegas mendidik Reyna saja."

"Tapi ayah juga sering marah ke mama ...."

Kali ini Ariel diam sambil menghela napas. Lima tahun berlalu namun hubungan ia dan Richard tidak harmonis. Ariel akui ia sering menolak Richard dan Richard pun sama sekali tak pernah memperlakukan Ariel dengan lembut. Walau Ariel tahu Richard masih mencintainya, buktinya hingga saat ini pria itu enggan menceraikan Ariel.

Tapi bagaimana pun, itu tidak akan mengubah pandangan pria itu. Baginya, Ariel bukanlah wanita yang baik.

.

.

.

Tiba-tiba handphone Ariel berdering, menandakan adanya notifikasi chat. Ia lantas melihat notifikasi itu. Matanya membulat saat ia melihat nomornya dimasukkan ke dalam grub siswa-siswa SMA satu angkatan dengannya. Ariel langsung mencari tahu apakah Dhani juga bergabung di grub itu, tapi begitu melihat info di grub bahwa Dhani tak ada di grub itu ia pun menghela napas panjang. Ada rasa lega tapi di sisi lain ada rasa sedih juga.

Ariel pun membaca-baca isi obrolan chat grup itu. Sesekali ia tertawa membacanya walaupun ia tak ikut nimbrung untuk chat di sana.

tiba-tiba ada nomor tanpa nama dan photo profil masuk ke dalam grup itu. Ariel tak mau pusing dengan mencari tahu siapa gerangan hingga ia membaca chat di grup itu.

"Tuh, Dhani ... susah betul diajak masuk grup."

Mata Ariel membulat. Ternyata itu adalah nomor Dhani. Tanpa sadar sudut bibir Ariel melengkung ke atas, ia langsung memantau chat di grup itu.

"Hehe ... iya. Terima kasih sudah diajak masuk," balas Dhani.

"Di sini ada Ariel juga loh. Mari kita panggil dia."

Ariel langsung keluar dari aplikasi chat itu dan meletakkan handphone-nya di meja. Ia bisa merasakan jantungnya berdegub kencang. Entah mengapa segala yang berhubungan dengan Dhani membuat ia berdebar. Mungkinkah rasa cinta itu masih ada?

Ariel kembali mengambil handphone-nya dan membaca chat di grub itu.

"Mana ini si Ariel?"

"Ariel lagi urus suami dan anaknya mungkin."

Dan Ariel menemukan chat dari Dhani. "Hehehe ... jangan ganggu dia. Kasihan ...."

Ariel tersenyum membaca chat itu namun juga agak sedih karena sepertinya Dhani benar-benar tak ingin ada di hidunya lagi.

"Kau lagi apa?"

Ariel terperanjat mendengar suara Richard. dengan cepat ia menoleh dan benar saja pria itu sudah berdiri di belakangnya. "Ri-Richard, sejak kapan kau ada di sana?"

Richard memandang Ariel dengan tatapan curiga. "Kau sendiri apa yang kau lihat di hanphone-mu itu sampai tidak menyadari kedatanganku?"

Ariel diam menelan ludahnya sendiri. Richard melangkah maju lalu merebut handphone Ariel. Pria itu mengecek semua photo di galeri dan daftar chat di handphone Ariel. Beruntung ia tak menemukan sesuatu yang mencurigakan di sana karena Ariel jarang berkomunikasi dengan orang-orang jika itu bukan urusan penting.

Ariel memutar bola matanya dengan bosan akan sikap suaminya itu. Inilah yang membuat Ariel tidak akan pernah mencintai pria itu.

"Ayah!" Reyna berlari menuju Richard dan memeluk ayahnya.

"Bagaimana tadi di sekolah, Reyna?"

Reyna langsung bercerita dengan sangat bersemangat hingga Richard membawanya duduk di sofa dan memangkunya. Pria itu mendengarkan semua cerita Reyna dan beberapa kali menanggapinya.

Ariel sendiri hanya diam melihat putri dan suaminya itu. Dulu yang ia tahu, Richard adalah pria lembut dan itu masih tapi bukan untuknya.

Tidak lama kemudian handphone Ariel berdering, tanda ada notifikasi chat yang masuk. Ariel mengernyit karena nomor yang tak tersimpan di kontaknya, membalas chat dari orang yang tak ia kenal bukanlah kebiasaannya.

Tapi entah mengapa Ariel malah membuka chat itu.

"Hai, Ariel ... bagaimana kabarmu? Ini aku, Dhani."

Ariel sontak terperanjat kaget hingga tangannya bergetar. Tapi ia tak berani membalasnya, hanya membaca chat itu. Richard tiba-tiba menoleh ke arah Ariel. "Ada apa denganmu?"

"Tidak ada."

"Wajahmu tiba-tiba pucat."

"Aku?" Ariel tampak salah tingkah tapi dengan cepat ia menyadarinya. "Kepalaku agak pusing sepertinya."

Ariel lalu pergi dari ruangan itu dan menuju k kamarnya. Ia cepat menghapus chat dari Dhani karena takut tiba-tiba Richard memeriksa handphonenya.

Akhirnya malam telah tiba. Setelah makan malam Richard pulang ke rumah istri keduanya dan sepertinya pria itu akan lama kembali lagi. Ariel tentu senang karena ia tak pernah ingin pria itu mengunjunginya namun tidak bagi Reyna yang merindukan sosok ayahnya.

Ariel kini berbaring di samping Reyna dan menunggu hingga gadis mungil itu tertidur. Ariel teringat akan chat dari Dhani. Tadinya ia tak mau memedulikan chat dari pria itu namun entah mengapa ada suatu dorongan dari dalam dirinya untuk membalas chat dari Dhani.

Ia pun mengambil handphone-nya dan mencari nomor Dhani di chat grup itu.

"Dhan, kabarku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"

Ariel tidak berharap bahwa Dhani akan segera membalas chatnya. Namun, ternyata hanya selang beberapa detik handphonenya berdering tanda ada chat masuk.

"Baguslah. Aku baik-baik juga. Oh, iya. Kalau tidak salah anakmu umurnya empat tahun ya?"

"Iya, jalan lima tahun."

"Um ... anakku sudah masuk sekolah dasar tahun ini."

"Anakmu?"

Ariel tampak shock. Ia keluar dari aplikasi chat itu sesegera mungkin dan tak mengindahkan beberapa kali notifikasi chat yang masuk di handphone-nya.

Ariel tak menyangka, ternyata saat malam itu Dhani sudah memiliki anak dengan wanita lain. Entah saat itu Dhani telah bercerai dengan mantan istrinya atau masih berstatus suami orang.

Tiba-tiba Ariel merasakan ada yang menusuk-nusuk tepat di dadanya.

Related chapters

  • Pria di Masa Lalu   Bab 4 Jangan ambil Reyna!

    Lagi-lagi Ariel tampak merenung memikirkan Dhani. Pria yang dulu sangat ia idamkan sekaligus pria pertama yang ia persembahkan kehormatannya. Ariel merasa gamang, apakah saat malam itu Dhani membohonginya mungkin karena ingin sekedar menginginkan tubuhnya saja. "Ah, sudahlah ...." Ariel memilih tak ingin memikirkannya lagi. Itu sudah menjadi masa lalu dan bukankah saat itu Ariel sendiri yang menawarkan tubuhnya pada Dhani sebelum hari pernikahannya dengan Richard.Tiba-tiba Ariel tersentak saat handphone-nya berdering. Di layar handphone-nya terpampang nama Miss Laura, wali kelas Reyna. Ariel pun segera mengangkat panggilan telepon dari Miss Laura. "Ya, Miss?" sapa Ariel, "ada apa?""Ibu Ariel bisakah Ibu segera datang ke sekolah sekarang?" Ariel merasa aneh, tidak biasanya Miss Laura memintanya untuk ke sekolah secara tiba-tiba. Tiba-tiba ia merasa khawatir pada buah hatinya di sana. "Ada apa ya, Miss? Reyna baik-baik saja, kan?" "Reyna baik-baik saja, hanya saja ... sebaiknya

    Last Updated : 2023-10-30
  • Pria di Masa Lalu   Bab 5 Ciuman dan Rintihan Hujan

    Dring dring .... "Ya?" "Dhan, bisakah kita bertemu besok siang? Aku ingin melihat restoranmu, sekalian makan siang." "Oh, tentu saja." ...Hari itu perasaan Ariel mulai membaik dan ia ingin keluar rumah dan melihat suasana kota. Ia tak banyak teman di sana karena apalagi semuanya sudah berkeluarga, Ariel tak enak mengganggu mereka. Dan entah mengapa ia ingin bertemu dengan Dhani dan sekedar mengobrol hal yang ringan. "Hai," Dhani menghampiri Ariel dan duduk di hadapan wanita yang kini tengah menikmati makan siangnya di sana. "Bagaimana dengan steak-nya?" "Ini enak," jawab Ariel, "aku suka saos jamurnya, texturenya creamy dan sangat enak." "Kau tidak ingin bertemu chef-nya?" "Boleh." Dhani menepuk dadanya dan itu membuat Ariel tertawa. "Serius? Aku baru tahu kalau kau bisa memasak," kata Ariel tak menyangka. "Ya, aku juga belajar memasak saat kuliah di New York, aku bekerja paruh waktu di restoran sana dan akhirnya menjadi chef." "Bakat terpendam ya, ternyata." "Ya." "U

    Last Updated : 2023-10-30
  • Pria di Masa Lalu   Bab 6 Malam Cinta

    Beberapa hari telah berlalu sejak pertemuan terakhir Ariel dan Dhani, selama itu pula Ariel mencoba tak memedulikan chat dan panggilan telepon dari pria itu. Entah malu atau bagaimana tapi Ariel merasa ada sesuatu yang salah yang telah ia lakukan dan ia merasa berdosa. Ariel menjadi lebih banyak diam dan menghabiskan waktunya di kamar. Tapi, satu yang menyiksa Ariel. Dia pun merasa sangat kesepian sejak Reyna dibawa oleh Richard. Kemudian ia memiliki ide. Bagaimana kalau ia berusaha menghibur dirinya sendiri? Ya. Mungkin dengan bersenang-senang di kelab malam. Ariel pun mulai bersiap-siap dan pergi menuju kelab malam dengan menggunakan mobilnya sendiri. Namun, sesampainya di sana, ia hanya duduk di bar dan memesan vodka. Awalnya, ia berencana untuk ikut menari bersama pengunjung lainnya. Musik disk jockey terdengar menggelegar namun ternyata Ariel tak punya nyali untuk menari di sana dan itu bukan style-nya.Ariel minum sendiri, wajahnya tampak murung memikirkan hidup yang ia jalani

    Last Updated : 2023-11-02
  • Pria di Masa Lalu   Bab 7 Butuh Teman Bicara

    Sinar matahari yang cerah dan hangat masuk melalui celah antara dua gorden, menyentuh tepat di wajah Ariel. Wanita itu menggeliat sebentar lalu berbalik ke samping. Keningnya mengernyit tajam saat tangannya menyentuh dada bidang seseorang. Segera Ariel membuka matanya yang indah. Alangkah terkejutnya ia saat melihat sosok Dhani yang tampak tertidur pulas di sampingnya, tanpa mengenakan pakaian.Ariel langsung terbangun, ia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Dan ia lebih terkejut lagi saat mengingat bahwa ia telah menghabiskan malam yang panas dengan Dhani. "Astaga ... apa yang sudah aku lakukan?" gumamnya merasa salah. Ia langsung turun dari ranjang, mengambil pakaiannya yang tergeletak di lantai dan mengenakannya secara hati-hati agar Dhani tak terbangun dan mendapatinya telah bersamanya. Jujur, Ariel sangat malu dengan apa yang telah terjadi semalam. Ia lalu berjalan mengendap-ngendap menuju pintu dan segera meninggalkan kamar itu. . ..Ariel menghela napas panj

    Last Updated : 2023-11-05
  • Pria di Masa Lalu   Bab 1 Malam Kekecewaan

    Ariel merenung, tubuhnya terasa lemah malam itu. Entah mengapa di pikirannya hanya ada Dhani bahkan saat ia sebentar lagi akan menghabiskan malam pertama dengan suaminya, Richard. Mungkinkah setelah bercinta ia malah lebih merindukan Dhani. Tapi, ia sudah menjadi istri seseorang, seharusnya dengan kejadian kemarin ia sudah menuntaskan segala urusannya dengan Dhani. Dan malam ini ia harus bercinta dengan Richard. Memikirkannya saja sudah terasa berat apalagi melakukannya, bisakah ia bergairah bersama Richard sama halnya saat bercinta dengan Dhani? Ariel tersentak dari pikirannya begitu mendengar seseorang membuka pintu. Ia menoleh dan Richard dengan canggung masuk ke dalam kamar itu. Entah mengapa kali ini Ariel merasa takut padahal Richard bukanlah orang yang baru ia kenal. Richard duduk di samping Ariel dan mulai menggenggam tangan Ariel. Ia bisa merasakan tangan Ariel mulai berkeringat dingin. "Kau takut?" tanya Richard sambil menatap Ariel. Ariel mengangguk. "Lumayan ...." "

    Last Updated : 2023-09-27
  • Pria di Masa Lalu   Bab 2 Reuni

    Dhani berjalan menuju ke teman-temannya dan mereka saling menyentuhkan samping lengan mereka dan Ariel bisa merasakan tubuhnya terasa kaku dan ia bergeming melihat pria itu semakin mendekat. “Wah, sudah duda kau ya?” “Itu sudah lama, Sob,” ucap Dhani. “Eh, ini Ariel. Kalian kan pernah dekat sampai disangka pacaran.” Dhani langsung menoleh kea rah Ariel. Sementara Ariel tampak tak siap dengan pertemuan ini namun Dhani yang begitu melihat Ariel langsung tersenyum pada wanita itu. “Hei, Ariel … bagaimana kabarmu?” “Baik,” sahut Ariel datar. Dhani tertawa kecil padanya. “Kau sepertinya tidak berubah, ya?” “Iya, kau juga.” Dhani lalu duduk di tengah-tengah para pria. Mereka semua asyik bernostalgia dan membicarakan keluarga dan anak mereka. Sesekali Ariel melirik ke arah Dhani namun pria itu sedang mendengar teman-temannya mengobrol dan sesekali tertawa. “Ariel, bagaimana denganmu? Anakmu sekarang umur berapa?” tanya seseorang. “Lima tahun.” Mendengar itu Dhani langsung menole

    Last Updated : 2023-09-27

Latest chapter

  • Pria di Masa Lalu   Bab 7 Butuh Teman Bicara

    Sinar matahari yang cerah dan hangat masuk melalui celah antara dua gorden, menyentuh tepat di wajah Ariel. Wanita itu menggeliat sebentar lalu berbalik ke samping. Keningnya mengernyit tajam saat tangannya menyentuh dada bidang seseorang. Segera Ariel membuka matanya yang indah. Alangkah terkejutnya ia saat melihat sosok Dhani yang tampak tertidur pulas di sampingnya, tanpa mengenakan pakaian.Ariel langsung terbangun, ia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Dan ia lebih terkejut lagi saat mengingat bahwa ia telah menghabiskan malam yang panas dengan Dhani. "Astaga ... apa yang sudah aku lakukan?" gumamnya merasa salah. Ia langsung turun dari ranjang, mengambil pakaiannya yang tergeletak di lantai dan mengenakannya secara hati-hati agar Dhani tak terbangun dan mendapatinya telah bersamanya. Jujur, Ariel sangat malu dengan apa yang telah terjadi semalam. Ia lalu berjalan mengendap-ngendap menuju pintu dan segera meninggalkan kamar itu. . ..Ariel menghela napas panj

  • Pria di Masa Lalu   Bab 6 Malam Cinta

    Beberapa hari telah berlalu sejak pertemuan terakhir Ariel dan Dhani, selama itu pula Ariel mencoba tak memedulikan chat dan panggilan telepon dari pria itu. Entah malu atau bagaimana tapi Ariel merasa ada sesuatu yang salah yang telah ia lakukan dan ia merasa berdosa. Ariel menjadi lebih banyak diam dan menghabiskan waktunya di kamar. Tapi, satu yang menyiksa Ariel. Dia pun merasa sangat kesepian sejak Reyna dibawa oleh Richard. Kemudian ia memiliki ide. Bagaimana kalau ia berusaha menghibur dirinya sendiri? Ya. Mungkin dengan bersenang-senang di kelab malam. Ariel pun mulai bersiap-siap dan pergi menuju kelab malam dengan menggunakan mobilnya sendiri. Namun, sesampainya di sana, ia hanya duduk di bar dan memesan vodka. Awalnya, ia berencana untuk ikut menari bersama pengunjung lainnya. Musik disk jockey terdengar menggelegar namun ternyata Ariel tak punya nyali untuk menari di sana dan itu bukan style-nya.Ariel minum sendiri, wajahnya tampak murung memikirkan hidup yang ia jalani

  • Pria di Masa Lalu   Bab 5 Ciuman dan Rintihan Hujan

    Dring dring .... "Ya?" "Dhan, bisakah kita bertemu besok siang? Aku ingin melihat restoranmu, sekalian makan siang." "Oh, tentu saja." ...Hari itu perasaan Ariel mulai membaik dan ia ingin keluar rumah dan melihat suasana kota. Ia tak banyak teman di sana karena apalagi semuanya sudah berkeluarga, Ariel tak enak mengganggu mereka. Dan entah mengapa ia ingin bertemu dengan Dhani dan sekedar mengobrol hal yang ringan. "Hai," Dhani menghampiri Ariel dan duduk di hadapan wanita yang kini tengah menikmati makan siangnya di sana. "Bagaimana dengan steak-nya?" "Ini enak," jawab Ariel, "aku suka saos jamurnya, texturenya creamy dan sangat enak." "Kau tidak ingin bertemu chef-nya?" "Boleh." Dhani menepuk dadanya dan itu membuat Ariel tertawa. "Serius? Aku baru tahu kalau kau bisa memasak," kata Ariel tak menyangka. "Ya, aku juga belajar memasak saat kuliah di New York, aku bekerja paruh waktu di restoran sana dan akhirnya menjadi chef." "Bakat terpendam ya, ternyata." "Ya." "U

  • Pria di Masa Lalu   Bab 4 Jangan ambil Reyna!

    Lagi-lagi Ariel tampak merenung memikirkan Dhani. Pria yang dulu sangat ia idamkan sekaligus pria pertama yang ia persembahkan kehormatannya. Ariel merasa gamang, apakah saat malam itu Dhani membohonginya mungkin karena ingin sekedar menginginkan tubuhnya saja. "Ah, sudahlah ...." Ariel memilih tak ingin memikirkannya lagi. Itu sudah menjadi masa lalu dan bukankah saat itu Ariel sendiri yang menawarkan tubuhnya pada Dhani sebelum hari pernikahannya dengan Richard.Tiba-tiba Ariel tersentak saat handphone-nya berdering. Di layar handphone-nya terpampang nama Miss Laura, wali kelas Reyna. Ariel pun segera mengangkat panggilan telepon dari Miss Laura. "Ya, Miss?" sapa Ariel, "ada apa?""Ibu Ariel bisakah Ibu segera datang ke sekolah sekarang?" Ariel merasa aneh, tidak biasanya Miss Laura memintanya untuk ke sekolah secara tiba-tiba. Tiba-tiba ia merasa khawatir pada buah hatinya di sana. "Ada apa ya, Miss? Reyna baik-baik saja, kan?" "Reyna baik-baik saja, hanya saja ... sebaiknya

  • Pria di Masa Lalu   Bab 3 Grup Chat

    Ariel menatap si mungil Reyna sembari menghela napasnya. Anaknya yang telah menolongnya dari hasrat Richard, suaminya sendiri. Ariel jongkok dan menatap wajah Reyna yang tampak memohon ingin bersamanya. "Reyna takut tidur sendiri, kah?" tanyanya pada si gadis mungil itu.Reyna mengangguk. "Reyna, kau sudah besar!" tiba-tiba Richard menyergah dari dalam dan membuat Ariel dan Reyna terperanjat. Pria itu berjalan menuju pintu, menatap wajah anaknha dengan tatapan tajam. "Kau terus meminta ditemani tidur sama mamamu. Kau sudah besar dan kau harus berani! Lawan rasa takutmu itu!" Mata Reyna memerah dan ketakutan melihat ayahnya yang begitu tegas, ia tampak menahan tangis atas kemarahan ayahnya. "Sudah Richard ... akhir-akhir ini Reyna memang sering mimpi buruk," terang Ariel berusaha membela putrinya. "Kau ini, selalu saja memanjakannya!" balas Richard. "Aku bukan memanjakannya tapi aku tidak mau Reyna merasa kesepian." Ariel lalu jongkok dan memeluk Reyna yang ketakutan karena ula

  • Pria di Masa Lalu   Bab 2 Reuni

    Dhani berjalan menuju ke teman-temannya dan mereka saling menyentuhkan samping lengan mereka dan Ariel bisa merasakan tubuhnya terasa kaku dan ia bergeming melihat pria itu semakin mendekat. “Wah, sudah duda kau ya?” “Itu sudah lama, Sob,” ucap Dhani. “Eh, ini Ariel. Kalian kan pernah dekat sampai disangka pacaran.” Dhani langsung menoleh kea rah Ariel. Sementara Ariel tampak tak siap dengan pertemuan ini namun Dhani yang begitu melihat Ariel langsung tersenyum pada wanita itu. “Hei, Ariel … bagaimana kabarmu?” “Baik,” sahut Ariel datar. Dhani tertawa kecil padanya. “Kau sepertinya tidak berubah, ya?” “Iya, kau juga.” Dhani lalu duduk di tengah-tengah para pria. Mereka semua asyik bernostalgia dan membicarakan keluarga dan anak mereka. Sesekali Ariel melirik ke arah Dhani namun pria itu sedang mendengar teman-temannya mengobrol dan sesekali tertawa. “Ariel, bagaimana denganmu? Anakmu sekarang umur berapa?” tanya seseorang. “Lima tahun.” Mendengar itu Dhani langsung menole

  • Pria di Masa Lalu   Bab 1 Malam Kekecewaan

    Ariel merenung, tubuhnya terasa lemah malam itu. Entah mengapa di pikirannya hanya ada Dhani bahkan saat ia sebentar lagi akan menghabiskan malam pertama dengan suaminya, Richard. Mungkinkah setelah bercinta ia malah lebih merindukan Dhani. Tapi, ia sudah menjadi istri seseorang, seharusnya dengan kejadian kemarin ia sudah menuntaskan segala urusannya dengan Dhani. Dan malam ini ia harus bercinta dengan Richard. Memikirkannya saja sudah terasa berat apalagi melakukannya, bisakah ia bergairah bersama Richard sama halnya saat bercinta dengan Dhani? Ariel tersentak dari pikirannya begitu mendengar seseorang membuka pintu. Ia menoleh dan Richard dengan canggung masuk ke dalam kamar itu. Entah mengapa kali ini Ariel merasa takut padahal Richard bukanlah orang yang baru ia kenal. Richard duduk di samping Ariel dan mulai menggenggam tangan Ariel. Ia bisa merasakan tangan Ariel mulai berkeringat dingin. "Kau takut?" tanya Richard sambil menatap Ariel. Ariel mengangguk. "Lumayan ...." "

DMCA.com Protection Status