Share

Bab 42

Penulis: CEA
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-21 06:54:39

“Kenapa kau di sini Maria? Gerangan apa yang membawamu ke sini?”

“Lho. Kakak yang kenapa di sini? Aku disuruh ayahku ke sini menemui seseorang.”

Apakah ini benar-benar jebakan? Bagian dari strategi Ayah dan Pak Herman agar kami bertemu? Terus jika sudah ketemu mau apa? Kami harus apa? Dan apa mau mereka?

“Berarti kita dijebak Mar. Ayahku bilang hal yang sama.”

“Tidak salah lagi Kak.”

“Orang tua kita benar-benar bersikeras agar kita berjodoh serta menyetujui pernikahan yang mereka harapkan.”

“Kalau aku sih tidak menolak Kak. Justru senang-senang saja dan berterimakasih malah.” Maria mengatakannya dengan semangat dan senang. Berharap aku merespons senada tapi maaf aku tidak seperti itu.

“Tapi tidak denganku Mar.” Ekspresi wajahnya yang tadinya ceria mendadak lesu dan murung. Aku tidak begitu mempedulikannya.

“Sebagaimana kita sepakati bersam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 43

    Setelah tertegun cukup lama untuk merasakan kesedihan akibat pertanyaanku Maria menjawabnya.“Banyak kak. Banyak sekali yang akan terjadi.”“Contohnya?” tanyaku memastikan.“Kesehatan, kepercayaan, hubungan, penyesalan, perasaan, dan banyak lainnya.”“Bisa kau breakdown detailnya?”“Dalam kesehatan, kedua ayah kita sama-sama memiliki riwayat jantung. Apalagi ayah Kakak yang dengar-dengar punya penyakit asma juga. Ayahku sendiri selain memiliki riwayat jantung juga memiliki gejala struk. Maka jika perjodohan yang batal itu sampai menyerang jantung mereka maka, apa artinya hal itu jika tidak membunuh mereka perlahan?“Selain itu, selama ini kedua belah pihak di keluarga kita sudah saling percaya dan saling menaruh harap diantara keduanya dalam perjodohan ini. Jika salah satu ada yang menolak itu artinya telah kepercayaan itu akan ternodai yang mana secara tidak langusng

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 44

    Namun sayang seribu sayang. Belum sempat aku mengangkat telponnya Maria mendekatiku dan mengatakan sesuatu untuk kemudian pergi. Membuat langkah tanganku terhenti seketika. “Kak, dengarkan aku. Meski saat ini aku tidak memperoleh cinta Kakak tapi aku berjanji akan berjuang sekuat tenaga untuk membuat Kakak mencintaiku. Meski pada akhirnya kita tidak jadi menikah alias perjodohan itu sesuai apa yang Kakak inginkan. Batal!”Aku tak merespons sama sekali. Maria berjalan membelakangiku lalu menjauh dan pergi entah kemana. Mungkin pulang dan menceritakan kejadian ini pada ayahnya. Atau bergegas ke kamar begitu sampai rumah lalu menangisi apa yang terjadi dengan terus meratapi. Aku tidak peduli. Itu urusannya dan bukan urusanku. Lagian di awal aku sudah bilang dan berkali-kali aku tegaskan kalau aku tidak mencintanya.Telepon terus berdering hingga akhirnya mati. Sengaja tak kuangkat. Rasanya kurang nendang jika a

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 45

    Pilihan ini cukup menyulitkanku untuk kupilih. Antara melanjutkan pekerjaanku di hari pertama mulai proyek atau pulang ke rumah sebagaimana disarankan orang yang ada di telepon. Suara pemilik telpon itu tak lain dan tak bukan adalah Maria. Hati dan pikiranku diliputi kebingungan dengan sekenario kejadian yang disampaikan dengan terburu-buru oleh Maria.Ia bilang kalau ayah sedang kumat jantungnya dan membutuhkan perawatan segera. Tapi kenapa ia ada di rumahku? Lalu ibu kemana? Kenapa bukan ibu yang memberi tahuku langsung. Aku berpikir kalau mungkin itu adalah akal-akalan ayah saja agar aku bisa menemui Maria. Seperti yang dilakukan sebelumnya. Karena keraguanku itu ditambah aku harus segera melaksanakan tugasku sebagai ketua akhirnya drama itu tak begitu kugubris. Aku bilang padanya lakukan saja apa yang bisa dilakukan jika ayah benar benar kambuh. Tak lama kemudian aku menutup teleponnya dan menyampaikan kalau aku sangat sibuk hari ini.Ya! Aku lebih me

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 46

    Aku pun segera menuju rumah sakit. Rumah sakit yang sama dengan tempat aku dirawat. Mobilku melesat cepat. Jalanan tak seramai saat berangkat. Karena sudah semakin larut tak banyak kendaraan yang memadati seisi jalan kota sehingga aku sampai di rumah sakit lebih cepat.Setiba disana aku langsung ke resepsionis, menunjukkan identitas dan memberitahu keperluanku. Sesaat kemudian petugas memberitahu tempat ayah dirawat. Bergegas aku menuju ke ruangan yang dimaksud.Begitu tiba di ruangan, pintu kuketuk lalu kubuka. Semua perhatian mengarah padaku. Ayah yang terbaring lemas dengan oksigen membantu pernafasannya dan tentu saja infus yang terhubung ke salah satu punggung tangannya. Wajahnya berubah senang begitu tahu aku datang hanya saja ia tak bicara. Ibu yang tahu aku datang juga lega dan sedikit mengeluhkan kenapa baru datang sekarang. Aku jelaskan soal pembukaan proyek dan hari pertama eksekusi. Lalu di samping ibu ada Pak Herman dan putri kesayangannya Maria juga sedan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 47

    “Duduk saja jika mau.”Tampak wajah cantiknya yang putih bersih itu berbinar dan senang. Dalam hati aku tetap menanyakan kegigihannya masih mengejarku padahal sudah jelas-jelas aku menolaknya.“Terima kasih Kak.”“Kamu tidak apa-apa disini dan membiarkan ayahmu duduk sendiri di bangku depan ruangan inap?”“Ayah malah yang nyuruh.”Aku mengangguk saja. Dan hening tak ada pembicaraan. Sampai akhirnya ia yang menekan egonya untuk bertanya terlebih dahulu.“Untung saja Ayah Kakak segera dibawa ke rumah sakit. Jika terlambat sejam saja kami tidak tahu bagaimana nasibnya.”“Oo. Terima kasih ya sudah sangat peduli dengan keluarga kami.”“Ini bukan soal terima kasih. Tapi perhatian kita dan kepedulian saat situasi genting seperti tadi pagi di rumah Kakak.” Aku terdiam. Seperti tertampar dengan ucapan Maria.“Karena paniknya aku bingung haru

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 48

    “Hubungan tidak baik?”“Bukan hanya itu kak. Lebih!” Aku mulai serius menatap Maria. Kuamati wajahnya yang masih tetap cantik di situasi sepert ini dan tengah semangat menjelaskan perihal ini.“Sebagaimana yang kusampaikan tempo lalu soal konsekuensi itu. Tidak hanya hubungan baik. Melainkan yang lebih penting dari itu. Kesehatan dan keberlangsungan hidup orang tua kita. Ibarat lem yang sudah sangat melekat lama lalu dicabut paksa.“Hubungan erat dan super sejoli berpuluh-puluh tahun dengan harapan dan mimpi mereka berdua yang sudah sangat melekat lalu harus rusak dengan dengan perjodohan itu. Memang belum tentu akan seperti itu tapi jika tidak kuat mental maka akan berpengaruh ke kesehatan. Apalagi kita tahu bahwa kedua ayah kita memiliki riwayat penyakit yang gampang sekali kambuh.“Dan pembatalan perjodohan itu sangat berpotensi menyerang penyakit yang bisa kapan saja kambuh. Dan biasanya untuk menyembuhkan san

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 49

    “Di kamarmu saja kalau kamu boleh. Lalu kamu tidur di kamar tamu. Ya nggaklah. Kamu gimana sih. Ibu Sudah bilang Mpok Yanti untuk menyiapkan kamar tamunya. Nanti Maria bisa tidur di situ.”Perintah mendadak yang sangat tidak aku inginkan. Sebenarnya berat sekali dan ingin menolak tapi situasi sedang tidak bersahabat untuk berdebat dengan ibu. Agar aku bisa segera pulang dan istirahat aku iyakan saja. Kami berpamitan ke ibu dan Pak Herman. Kata ibu ayah sudah terlelap jadi tidak perlu pamit. Lalu kami segera meluncur ke rumah.Malam semakin larut dan jalanan semakin sepi dari kendaraan. Membuat mobil yang kukendarai melesat lebih cepat. Sementara aku menyetir mobil, Maria yang duduk di sampingku hanya diam dengan wajah sumringahnya. Mungkin ia merasa menang aku berada di pihaknya.Sejauh ini aku tak pernah membayangkan duduk berduan di dalam mobil bersamanya. Apalagi dia menginap di rumahku dan sedikit banyak akan tahu aktivitasku. Duh! Merepotkan. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 50

    “Gadis cantik di samping saya adalah calon tunangan saya pak. Ibu saya yang menyuruh untuk membawa ke rumah karena ayah sedang dirawat di rumah sakit. Jika ingin bukti kebenaran ucapan saya apa perlu saya teleponkan?” Jelasku sambil mengeluarkan handphone untuk menelepon jika diminta. Seketika Pak Sekuriti mengerti dan memaklumi lalu mempersilakan kami langsung masuk kompleks sebelum menitipkan salam pada keluargaku yang sedang ditimpa musibah.Aku toleh Maria yang ekspresi wajahnya berubah lagi. Kali ini ia tersipu malu bercampur wajah bahagia dan berbunga. Pastilah karena ucapanku barusan.“Terima kasih ya Kak sudah menyelamatkanku.”“Itu sudah keahlianku. Biasa saja kali,” responsku pendek. Dalam hati aku sebal kenapa begitu aku beri kesempatan berbicara ia hanya diam saja.“Dan terima kasih sudah menganggapku tunangan Kakak.” Kali ini aku menoleh ke arahnya sekadar memastikan d

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21

Bab terbaru

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 134

    “Bapak ibu dan semua tamu undangan. Sebagaimana yang saya sampaikan di depan tadi untuk memberikan keputusan saya atas perkara ini maka,dengan segala kerendahan hati saya, dengan segala pertimbangan yang saya pikirkan matang-matang, dengan segala rasa dan perjalanan yang saya ikhlaskan, memutuskan untuk memberi keputusan Mas David agar kembali mengejar cintanya kepada wanita yang pernah sangat dicintainya, dan wanita yang saking cintanya ke Mas David sampai pernah jatuh sakit berbulan-bulan hanya karena merindu.“Saya ikhlas dan saya tidak apa-apa. Toh semua ini hanya titipan. Soal jodoh urusan Tuhan. Saya merasa yang lebih pantas mendampingi Mas David dalam mengarungi hidup dan bahtera rumah tangga sampai akhir usia adalah wanita itu bukan saya. Maka dari itu mohon keikhlasannya semuanya.“Dan khususnya kepada ayah ibu. Hiks… hiks…. Ini memang sudah jalannya. Maaf selama ini saya tidak terus terang. Tapi yakinlah apa yang kita lepaskan

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 133

    Entahlah apa maksud Sheily menolah-noleh tadi dengan durasi waktu yang cukup menyita perhatian para audience. Aku tak terlalu peduli. Aku hanya meperhatikan Sheily-ku. Wanita yang sebentar lagi akan menjadi istriku.Setelah Sheily kembali fokus ke apa yang ingin disampaikan, para tamu undangan kembali tertuju perhatiannya ke Sheily.“Bapak ibu sekalian. Izin untuk sedikit bercerita. Cerita ini bukanlah fiktif. Tapi cerita yang berangkat dari kejadian yang sesunggunya.“Cerita itu bermula saat ada seseorang yang diam-diam mencintai seorang lelaki. Sebut saja namanya Eli. Lelaki ini oleh Eli dianggapnya spesial. Saking spesialnya ia menyembunyikan perasaannya itu hingga bertahun-tahun lamanya. Ia gigih untuk tidak mengutarakan kepada siapapun selain kepada buku catatan yang menemaninya di tiap kali ia merindukan, teringat dan tengah merasakan cintanya terhadap lelaki itu. Sebut saja namanya Afi.“Singkat cerita, Afi dijodohkan den

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 132

    Ya! Ini bukan mimpi di siang bolong atau dalam tidur. Ini sungguhan yang kupastikan beberapa kali dengan kenyataan yang ada sehingga tak perlu lagi menyimpulkan kalau ini mimpi atau sungguhan.Gadis yang dijebak untuk bertunangan denganku tak lain dan tak bukan adalah Sheily. Mengetahui kalau itu Sheily, bagaimana aku tidak bahagia dan menangis haru? Di saat aku melepaskan dan netral sentral-netralnya, tiba-tiba aku dihadirkan dirinya untuk mewujudkan apa yang menjadi harapanku kemarin.Aku memprediksikan semua ini telah dirancang dan direncanakan dengan sedemikiannya oleh satu orang yang dibantu timnya. Orang itu siapa lagi kalau bukan Pak Komisaris yang mungkin diam-diam meriset keadaan kami dan mengambil celah untuk sebuah kejutan yang memang aku harapkan.Lalu kehadiran teman-teman kantor, keluargaku, persiapan gedung ini, modus seseorang yang menjadi donatur biaya pengobatan ayah Sheily, dan semua yang terlibat untuk acara ini adalah bagian dari rencana Pak

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 131

    Sekali lagi aku terkejut begitu tahu kalau benar-benar dia yang ada di depanku. Lama tak jumpa setelah kejadian itu. Dan selama tak jumpa itu tak terdengar kabar tentangnya olehku. Secepat itukah dia menjalani proses hukuman? Apa ia dan pengacaranya mengajukan banding atas keringan hukuman sehingga hanya setahun?“Hai Lucas. Apa kabar bro? Sudah bebas nih? Kok ada disini Bro?”“Kabar baik bro. Aku tak menyangka kita akan bertemu lagi. Ya aku sudah terbebas dengan segala pertimbangan yang ribet jika aku ceritakan. Yang jelas selama masa hukuman itu ada banyak hal yang kulalui disana. Soal pergulatan batin, introspeksi diri, penyesalan karena telah mengkhianati orang sebaik dirimu, dan lain-lain.“Ya! Aku sangat menyesal Bro. Karena salahku itu aku merasa tidak berhak mendapatkan apa yang dulu aku dapatkan disini. Meski begitu aku tetap berhak untuk mengunjungi tempat ini yang penuh kenangan dan kerinduanku selama di sel. Dan itulah alasan

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 130

    Alhasil, setelah semua isi pesan ibu Sheily kubaca, hatiku malah dirundung rasa sedih kembali. Sedetik kemudian, kecewa. Lalu, ngilu rasanya.Kalau saja aku mengetahui isi pesannya demikian, tentu lebih baik aku tidak usah membacanya atau langsung menghapusnya saja. Tapi, karena aku sudah bertekad untuk berdamai dan memaafkan semuanya, perlahan rasa tidak mengenakkan itu luntur dan kembali netral.Dalam pesan itu, ibu Sheily mengabarkan berita tunangan Sheily. Sebelumnya beliau meminta maaf padaku yang sebesar-besarnya. Pembicaraan kemarin saat kunjungan ke rumah Sheily terkait niat baikku melamar Sheily juga sudah diceritakan ke Sheily. Sontak Sheily terkejut, bahagia yang bercampur sedih yang teramat.Sheily juga menyesali kenapa semua ini datang terlambat. Tapi bagaimanapun harus ikhlas menerima. Dan ia berharap aku mendapatkan wanita yang lebih baik darinya.Sheily sudah ikhlaskan aku, ia lepaskan dan biarlah kisah perjalanan cinta dalam diamnya selam

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 129

    Menyadari suasana menuju tidak nyaman aku berpura-pura izin ke belakang. Aku berpura-pura ingin buang air kecil demi menyelamatkan suasana yang kurang nyaman itu.“Adek. Tolong diantar Mas David ya,” pinta Sheily pada adiknya. Yang diperintah menurut dan mengantarkanku ke belakang. Setidaknya upayaku berhasil membuat keadaan jauh lebih baik. Usai dari belakang aku izin untuk pamit.Saat memasuki mobil aku menatap wajah Sheily yang mengantarku sampai halaman rumah. Kutangkap sekilas pancaran wajahnya yang tidak menunjukkan kecurigaan ia sedang menyimpan sesuatu. Ia malah tersenyum dan berterimakasih atas kehadiranku. Aku balik tersenyum padanya lalu, pada ayah ibunya yang melepas kepulanganku dari depan pintu.Keluarga sederhana yang hangat. Rasanya aku seperti berada di rumah sendiri.Di dalam mobil menuju rumah mataku seketika berkaca-kaca. Tak kuasa aku menanggung beban seperti ini. Padahal tinggal sebentar lagi. Padahal kurang selangk

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 128

    Sebelum Ibu Sheily menyambut Sheily dan suaminya, ia amankan buku catatan itu agar tidak ketahuan Sheily. Sementara aku tetap di dalam. Berjuang menetralkan keadaan sembari menghapus air mataku dengan tisu.Tak lama kemudian mereka masuk ke dalam. Aku bergegas bangkit dan menyalami ayah Sheily dan juga Sheily yang agak canggung karena tidak biasa saliman kalau di kantor. Sementara Sheily menemaniku, ayahnya izin masuk ke dalam bersama ibunya.“Maaf Pak menunggu lama. Tadi di jalan macet.”“Tidak apa-apa Sheil. Yang penting selamat.” Aku berusaha untuk netral. Sheily tak menaruh curiga padaku namun, ia pandai sekali menyembunyikan masalahnya sampai tak terlihat ia sedang memiliki masalah. Selain itu, ia juga pandai menyembunyikan perasaan terhadap orang yang sangat dicintai selama bertahun-tahun ini.“Oya Pak. Katanya ada yang mau dibicarakan ya?”Benar Sheil. Tapi tidak jadi karena aku sudah tahu semuanya. Tak sa

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 127

    Tampak dari raut mukanya sepertinya ibu Sheily belum siap dengan kabar bahagia itu. bukannya harusnya senang dan memberi dukungan tapi yang kudapati adalah sikapnya yang seperti menyembunyikan sesuatu.“Bu.. Maaf… apa saya salah mengatakannya?”Saat kuulangi pertanyaanku eh malah menangis. Aku jadi semakin bingung.“Tidak Nak. Kau tidaklah salah untuk mengatakan yang sejujurnya sesuai hatimu.”“Lalu kenapa ibu menangis? Bukannya seharusnya ibu bahagia?”“Benar Mas David. Sudah seharusnya ibu bahagia mendengar itu tapi jika kabar gembira ini datang sebelum kejadian barusan.”“Kejadian barusan maksudnya bu?” Sejenak ibu Sheily terdiam. Sepertinya ia sedang mencari kata-kata yang tepat untuk disampaikan. Tak lama kemudian beliau mulai bersuara.“Sebenarnya kejadian ini sudah lama Mas David. Karena penyakit yang diderita ayahnya Sheily cukup serius maka disarankan do

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 126

    “Iya Pak. Maaf ada apa ya pak menelepon?” Tanyaku langsung. Agak kesal karena bacaanku yang keganggu. Namun aku berusaha tetap sopan. Setelah basa-basi menanyakan keadaanku Pak Herman langsung menyampaikan inti tujuan aku ditelponnya.“Jadi begini Nak David. Beberapa hari yang lalu pemuda yang hendak melamar Maria datang ke rumah bersama keluarganya. Di sana kami terkejut dengan apa yang diutarakannya. Ternyata mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan pernikahan itu.”“Ha? Bagaimana bisa Pak?” Sontak aku terkejut.“Jadi entah bagaimana awalnya, Maria diminta jujur ke pemuda itu saat di telepon. Jujur yang dimaksud adalah apakah Maria pernah pacaran atau tidak dan selama ini berhubungan dengan siapa saja soal asmara. Karena Maria sudah terlatih dari kecil untuk tidak berbohong ia akhirnya berbicara sejujurnya dan apa adanya. Ia menceritakan kisahnya denganmu Nak David. Keesokan harinya tiba-tiba mereka datang ke rumah un

DMCA.com Protection Status