Share

Bab 104

Author: CEA
last update Last Updated: 2022-04-12 18:16:23

“Kenapa kau seperti ingin menangis Sheil?”

Ia tak menjawab. Tak lama kemudian malah benar-benar menitikkan air mata yang artinya ia telah menangis. Aku semakin merasa bersalah dan segera mengintrospkesi diri apakah pertanyaanku salah.

“Tidak. Tidak apa-apa Pak.” Ia berusaha mengelak sembari mengusap air matanya yang baru disadarinya terjatuh.

“Tidak kenapa-napa tapi kok menangis?” Desakku.

“Aku hanya ingat perjuangan Bapak dengan Maria yang begitu dalam sampai kejadian ini pun juga bagian perjuangan Bapak untuk menjemput Maria.” Sheily memberi penjelasan kenapa sampai menangis.

“Lalu soal pertanyaanku tadi bagaimana Sheil? Bagaimana menurutmu kasusku dengan Maria yang sudah terlanjur berdrama-drama ini,” ulangku atas pertanyaan yang belum ditangkapnya secara penuh.

“Soal itu karena sudah terlanjur dan terjadi maka ambil pelajarannya Pak. Dan melihat situasinya yang menurut say

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 105

    Sheily bergegas menyampaikan pesannya padaku sambil mendekatkan mulutnya ke telingaku.“Jika sudah sembuh segera datangi Maria. Jangan melakukan kesalahan yang sama.” Usai mengucapkan ia pamit dan pergi.Lalu orang yang kemarin menjadi otak dibalik pengroyokanku itu yang tak lain adalah pengendara motor itu menghampiriku, setelah sebelumnya menyalami orang tua dan kakakku. Di dekatku ia meraih tanganku dan ditaruhnya di tangannya. Sebuah simbol permintaan maafnya padaku.“Maaf Bang atas kejadian kemarin. Jika Abang tidak terima bisa balas aku,” ujarnya singkat. Aku hanya tersenyum dan bilang meresponsnya baik.“Tidak apa-apa Bro. Santai saja. Semoga kita bisa banyak belajar dari kejadian ini.”Agaknya ia kaget dengan sikapku padanya yang tetap lembut. Bagiku kejadian itu adalah pelajaran dan semuanya aku sudah ikhlaskan dan maafkan. Aku tak mau menaruh sakit hati dan dendam atas kejadian itu dan orang-orang yang

    Last Updated : 2022-04-12
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 106

    Jangan-jangan dia yang kukhawatirkan. Diam-diam Maria telah bertunangan dan tidak mengabariku. Apalagi kemarin ia belum jelas mengatakan sudah menemukan pria yang diinginkannya atau belum. Jangan-jangan dia adalah pesaingku. Orang yang juga mengejar-ngejar Maria. Dan karena belum pasti, Maria belum mau cerita soal itu saat kutanya. Saat aku berspekulasi macam-macam Maria pun datang dari belakang menuju pintu. Sontak ia terkejut dan dari raut mukanya tampak senang dan bahagia.“Hai..Kakak… ! Ayah.. Kak David datang ke rumah. Ibu… Kak David ada di rumah…,” teriaknya kegirangan. Membuat ayah ibunya keluar dan menyambut kedatanganku. Sementara pria yang kuspekulasikan macam-macam itu menyalamiku untuk kemudian pergi.“Mari Nak David silakan duduk,” Pak Herman mempersilakan.“Mau minuma apa nak? Teh, kopi, atau air putih aja?” Ibu Maria menawarkan.“Kok gak ngabarin duluan Kak. Jadi belum dimasakin

    Last Updated : 2022-04-13
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 107

    Kadang apa yang terjadi tidak sesuai yang kita rencankan. Namun lebih sering lagi, apa yang sudah menjadi kenyataan tidak sesuai keinginan. Manusia hanya bisa merencanakan tapi Tuhanlah yang menentukan. Kadang apa yang kita rasa baik belum tentu itu baik untuk kita ke depannya. Dan justru sebaliknya, apa yang kita rasa buruk belum tentu itu buruk untuk kita ke depannya. Boleh jadi yang terbaik memang yang kebalikannya, meski tidak selalu seperti itu.Apa artinya terlambat? Apakah sesuatu itu akan gagal jadinya meski hanya terlambat sesaat saja? Siapa yang disalahkan atas keterlambatan ini? Apakah salah jika menunda sehingga terlambat untuk alasan lebih mempersiapkan diri?Ada apa dengan hidupku ini? Khususnya dalam urusan asmara dan perasaan. Kenapa hingga sekarang belum menemukan tempat pemberhentiannya? Apakah disebabkan karena dosa dan kesalahan masa lalu? Apakah karena Tuhan memiliki maksud lain untuk mengajarkanku satu hal penting dalam hidup?Maria, Pak He

    Last Updated : 2022-04-13
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 108

    Jika aku setuju dengan keputusan Pak Herman, itu artinya aku akan menambah beban kesalahan di pundakku. Bagaimana rasanya hati pemuda itu yang sudah beritikad baik datang bersama keluarganya untuk melamar Maria? Bagaimana perasaan orang tuanya yang barangkali sedang mempersiapkannya dan menunggu hari bahagia anaknya yang mungkin sangat ditunggu sejak lama? Bagaimana dengan undangan pernikahan yang mungkin sudah menyebar luas dan menunggu hari H nya saja? Jika benar ini dibatalkan tentu akan sangat menguntungkanku dan Maria, tapi bagaimana dengan pemuda itu dan keluarganya yang sejak awal sudah baik-baik serta tak ada masalah apapun. Sementara diriku, pernah bikin ulah dengan selalu menghindari perjodohan dengan Maria. Ini semua salahku. Kenapa dulu menyia-nyiakan gadis sebaik Maria. Kenapa aku masih saja keras kepala padahal Sheily sudah memberi aba-aba. Kenapa aku lebih memilih Shopia yang ujungnya menyesal dan kecewa dari pada Maria yang sudah terbukti mencintaiku

    Last Updated : 2022-04-13
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 109

    Niat maksud ingin meringankan beban kesedihan dengan menghubungi Sheily eh kesedihan itu malah bertambah-tambah.Dengan semua yang telah aku alami, ditambah perginya Sheily dari perusahaan seandainya benar ia resign, rasanya aku juga ingin berhenti. Keinginan yang bisa kupertimbangkan jika diperlukan.**Malam ini aku urungkan untuk menelpon Sheily. Aku putuskan besok saja sekalian di kantor biar langsung membicarakannya dan jika memungkinkan, aku akan mencegahnya keluar. Ia sudah kuanggap lebih dari teman curhat, bawahanku, tapi seperti adik perempuanku sendiri meski sejatinya aku tidak memiliki adik perempuan.Esok paginya begitu aku tiba di kantor Sheily memberitahuku kalau aku diminta Pak Komisaris datang ke ruangannya. Ada hal penting yang ingin disampaikan. Ia senang sekali melihatku sudah membaik dan kembali masuk kantor. Berulang kali aku ucapkan terima kasih atas kontribusinya membantuku selama sakit.Sheily tak sedikitpun menying

    Last Updated : 2022-04-13
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 110

    Sudah lama aku tidak ke tempat favoritku dan ayah. Pengen sebenarnya tapi sering tidak ada kesempatan. Aku masih ingat dulu waktu masih kecil. Setidaknya seminggu sekali aku dibawa ke tempat itu sampai aku bosan. Tapi setelah lama berhenti karena bosan tiba-tiba ingin lagi dan rutin lagi hingga bosen lagi. Entah berapa kali pola itu terus berputar hingga hari ini ketika aku sudah dewasa aku tengah merindukan tempat itu lagi.“Aku masih di kantor Yah. Gak kekejar kalau pulang sekarang lalu ke tempat itu. Keburu kemalaman dan tidak dapat tempat duduk seperti yang sudah-sudah kalau berangkat terlalu malam. Kenapa tidak kasih tahunya pagi yah?”“Ayah baru pengennya sore Vid. Dan kukira kamu langsung pulang.”“Kalau misalnya ditunda bagaimana? Nanti kita pergi bareng sekalian sama ibu deh.”“Baiklah kalau gitu. Tambah satu lagi deh yang ikut.”“Siapa yah? Mpok Yanti?”“Ya istrimu l

    Last Updated : 2022-04-13
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 111

    Syukurlah ayah hanya mengigau kecil dan kembali tertidur. Artinya aku bisa dengan leluasa membaca catatan demi catatan yang ditulis ayah di buku yang dari sampulnya itu sudah lusuh. Dan tinta yang tergores seolah memberi tahu kalau tulisan-tulisan itu sudah sangat lama ditorehkan ke atas kertas yang juga sudah lusuh.Dengan rasa penasaran yang tinggi aku buka kembali catatan sakral milik ayah.Hari dan Bulan Kenangan di Tahun KeindahanBetapa membahagiakannya hari ini. Seolah tiada hari yang lebih bahagia dari hari ini. Satu perasaan yang mengusap kesedihan di relung jiwa berhasil membuatku tersenyum bahagia tanpa harus bersuara. Satu rasa yang kuperoleh dari senyum polos malaikat kecilku saat pagi tadi ia meng

    Last Updated : 2022-04-16
  • Pria Tua Kesayangan   Bab 112

    Suatu Siang Bolong yang Membakar Panas HatikuTerik mentari laksana nyala api neraka yang menjilat hamparan bumi. Gerah dan panas tak tertahankan namun itu tak lebih panas dari panasnya hatiku. Bagaimana tidak? Anak yang sedari ia tak mengenal dan tak bisa apapun hingga ia sehabat saat ini membentakku. Memang aku siapanya? Apakah aku musuhnya? Orang yang selama ini menganggu ketenangannya? Hatiku memerah dan panas luar biasa. Sakitnya tak mampun digambarkan hanya dengan kata ataupun suara. Kenapa ia membentakku, dan apa salahku?Padahal keinginanku hanya sederhana. Mengabarkan rencana memancing yang sudah lama dijanjikan tapi ketika kusinggung ia selalu beralasan. Bukankah re

    Last Updated : 2022-04-16

Latest chapter

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 134

    “Bapak ibu dan semua tamu undangan. Sebagaimana yang saya sampaikan di depan tadi untuk memberikan keputusan saya atas perkara ini maka,dengan segala kerendahan hati saya, dengan segala pertimbangan yang saya pikirkan matang-matang, dengan segala rasa dan perjalanan yang saya ikhlaskan, memutuskan untuk memberi keputusan Mas David agar kembali mengejar cintanya kepada wanita yang pernah sangat dicintainya, dan wanita yang saking cintanya ke Mas David sampai pernah jatuh sakit berbulan-bulan hanya karena merindu.“Saya ikhlas dan saya tidak apa-apa. Toh semua ini hanya titipan. Soal jodoh urusan Tuhan. Saya merasa yang lebih pantas mendampingi Mas David dalam mengarungi hidup dan bahtera rumah tangga sampai akhir usia adalah wanita itu bukan saya. Maka dari itu mohon keikhlasannya semuanya.“Dan khususnya kepada ayah ibu. Hiks… hiks…. Ini memang sudah jalannya. Maaf selama ini saya tidak terus terang. Tapi yakinlah apa yang kita lepaskan

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 133

    Entahlah apa maksud Sheily menolah-noleh tadi dengan durasi waktu yang cukup menyita perhatian para audience. Aku tak terlalu peduli. Aku hanya meperhatikan Sheily-ku. Wanita yang sebentar lagi akan menjadi istriku.Setelah Sheily kembali fokus ke apa yang ingin disampaikan, para tamu undangan kembali tertuju perhatiannya ke Sheily.“Bapak ibu sekalian. Izin untuk sedikit bercerita. Cerita ini bukanlah fiktif. Tapi cerita yang berangkat dari kejadian yang sesunggunya.“Cerita itu bermula saat ada seseorang yang diam-diam mencintai seorang lelaki. Sebut saja namanya Eli. Lelaki ini oleh Eli dianggapnya spesial. Saking spesialnya ia menyembunyikan perasaannya itu hingga bertahun-tahun lamanya. Ia gigih untuk tidak mengutarakan kepada siapapun selain kepada buku catatan yang menemaninya di tiap kali ia merindukan, teringat dan tengah merasakan cintanya terhadap lelaki itu. Sebut saja namanya Afi.“Singkat cerita, Afi dijodohkan den

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 132

    Ya! Ini bukan mimpi di siang bolong atau dalam tidur. Ini sungguhan yang kupastikan beberapa kali dengan kenyataan yang ada sehingga tak perlu lagi menyimpulkan kalau ini mimpi atau sungguhan.Gadis yang dijebak untuk bertunangan denganku tak lain dan tak bukan adalah Sheily. Mengetahui kalau itu Sheily, bagaimana aku tidak bahagia dan menangis haru? Di saat aku melepaskan dan netral sentral-netralnya, tiba-tiba aku dihadirkan dirinya untuk mewujudkan apa yang menjadi harapanku kemarin.Aku memprediksikan semua ini telah dirancang dan direncanakan dengan sedemikiannya oleh satu orang yang dibantu timnya. Orang itu siapa lagi kalau bukan Pak Komisaris yang mungkin diam-diam meriset keadaan kami dan mengambil celah untuk sebuah kejutan yang memang aku harapkan.Lalu kehadiran teman-teman kantor, keluargaku, persiapan gedung ini, modus seseorang yang menjadi donatur biaya pengobatan ayah Sheily, dan semua yang terlibat untuk acara ini adalah bagian dari rencana Pak

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 131

    Sekali lagi aku terkejut begitu tahu kalau benar-benar dia yang ada di depanku. Lama tak jumpa setelah kejadian itu. Dan selama tak jumpa itu tak terdengar kabar tentangnya olehku. Secepat itukah dia menjalani proses hukuman? Apa ia dan pengacaranya mengajukan banding atas keringan hukuman sehingga hanya setahun?“Hai Lucas. Apa kabar bro? Sudah bebas nih? Kok ada disini Bro?”“Kabar baik bro. Aku tak menyangka kita akan bertemu lagi. Ya aku sudah terbebas dengan segala pertimbangan yang ribet jika aku ceritakan. Yang jelas selama masa hukuman itu ada banyak hal yang kulalui disana. Soal pergulatan batin, introspeksi diri, penyesalan karena telah mengkhianati orang sebaik dirimu, dan lain-lain.“Ya! Aku sangat menyesal Bro. Karena salahku itu aku merasa tidak berhak mendapatkan apa yang dulu aku dapatkan disini. Meski begitu aku tetap berhak untuk mengunjungi tempat ini yang penuh kenangan dan kerinduanku selama di sel. Dan itulah alasan

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 130

    Alhasil, setelah semua isi pesan ibu Sheily kubaca, hatiku malah dirundung rasa sedih kembali. Sedetik kemudian, kecewa. Lalu, ngilu rasanya.Kalau saja aku mengetahui isi pesannya demikian, tentu lebih baik aku tidak usah membacanya atau langsung menghapusnya saja. Tapi, karena aku sudah bertekad untuk berdamai dan memaafkan semuanya, perlahan rasa tidak mengenakkan itu luntur dan kembali netral.Dalam pesan itu, ibu Sheily mengabarkan berita tunangan Sheily. Sebelumnya beliau meminta maaf padaku yang sebesar-besarnya. Pembicaraan kemarin saat kunjungan ke rumah Sheily terkait niat baikku melamar Sheily juga sudah diceritakan ke Sheily. Sontak Sheily terkejut, bahagia yang bercampur sedih yang teramat.Sheily juga menyesali kenapa semua ini datang terlambat. Tapi bagaimanapun harus ikhlas menerima. Dan ia berharap aku mendapatkan wanita yang lebih baik darinya.Sheily sudah ikhlaskan aku, ia lepaskan dan biarlah kisah perjalanan cinta dalam diamnya selam

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 129

    Menyadari suasana menuju tidak nyaman aku berpura-pura izin ke belakang. Aku berpura-pura ingin buang air kecil demi menyelamatkan suasana yang kurang nyaman itu.“Adek. Tolong diantar Mas David ya,” pinta Sheily pada adiknya. Yang diperintah menurut dan mengantarkanku ke belakang. Setidaknya upayaku berhasil membuat keadaan jauh lebih baik. Usai dari belakang aku izin untuk pamit.Saat memasuki mobil aku menatap wajah Sheily yang mengantarku sampai halaman rumah. Kutangkap sekilas pancaran wajahnya yang tidak menunjukkan kecurigaan ia sedang menyimpan sesuatu. Ia malah tersenyum dan berterimakasih atas kehadiranku. Aku balik tersenyum padanya lalu, pada ayah ibunya yang melepas kepulanganku dari depan pintu.Keluarga sederhana yang hangat. Rasanya aku seperti berada di rumah sendiri.Di dalam mobil menuju rumah mataku seketika berkaca-kaca. Tak kuasa aku menanggung beban seperti ini. Padahal tinggal sebentar lagi. Padahal kurang selangk

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 128

    Sebelum Ibu Sheily menyambut Sheily dan suaminya, ia amankan buku catatan itu agar tidak ketahuan Sheily. Sementara aku tetap di dalam. Berjuang menetralkan keadaan sembari menghapus air mataku dengan tisu.Tak lama kemudian mereka masuk ke dalam. Aku bergegas bangkit dan menyalami ayah Sheily dan juga Sheily yang agak canggung karena tidak biasa saliman kalau di kantor. Sementara Sheily menemaniku, ayahnya izin masuk ke dalam bersama ibunya.“Maaf Pak menunggu lama. Tadi di jalan macet.”“Tidak apa-apa Sheil. Yang penting selamat.” Aku berusaha untuk netral. Sheily tak menaruh curiga padaku namun, ia pandai sekali menyembunyikan masalahnya sampai tak terlihat ia sedang memiliki masalah. Selain itu, ia juga pandai menyembunyikan perasaan terhadap orang yang sangat dicintai selama bertahun-tahun ini.“Oya Pak. Katanya ada yang mau dibicarakan ya?”Benar Sheil. Tapi tidak jadi karena aku sudah tahu semuanya. Tak sa

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 127

    Tampak dari raut mukanya sepertinya ibu Sheily belum siap dengan kabar bahagia itu. bukannya harusnya senang dan memberi dukungan tapi yang kudapati adalah sikapnya yang seperti menyembunyikan sesuatu.“Bu.. Maaf… apa saya salah mengatakannya?”Saat kuulangi pertanyaanku eh malah menangis. Aku jadi semakin bingung.“Tidak Nak. Kau tidaklah salah untuk mengatakan yang sejujurnya sesuai hatimu.”“Lalu kenapa ibu menangis? Bukannya seharusnya ibu bahagia?”“Benar Mas David. Sudah seharusnya ibu bahagia mendengar itu tapi jika kabar gembira ini datang sebelum kejadian barusan.”“Kejadian barusan maksudnya bu?” Sejenak ibu Sheily terdiam. Sepertinya ia sedang mencari kata-kata yang tepat untuk disampaikan. Tak lama kemudian beliau mulai bersuara.“Sebenarnya kejadian ini sudah lama Mas David. Karena penyakit yang diderita ayahnya Sheily cukup serius maka disarankan do

  • Pria Tua Kesayangan   Bab 126

    “Iya Pak. Maaf ada apa ya pak menelepon?” Tanyaku langsung. Agak kesal karena bacaanku yang keganggu. Namun aku berusaha tetap sopan. Setelah basa-basi menanyakan keadaanku Pak Herman langsung menyampaikan inti tujuan aku ditelponnya.“Jadi begini Nak David. Beberapa hari yang lalu pemuda yang hendak melamar Maria datang ke rumah bersama keluarganya. Di sana kami terkejut dengan apa yang diutarakannya. Ternyata mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan pernikahan itu.”“Ha? Bagaimana bisa Pak?” Sontak aku terkejut.“Jadi entah bagaimana awalnya, Maria diminta jujur ke pemuda itu saat di telepon. Jujur yang dimaksud adalah apakah Maria pernah pacaran atau tidak dan selama ini berhubungan dengan siapa saja soal asmara. Karena Maria sudah terlatih dari kecil untuk tidak berbohong ia akhirnya berbicara sejujurnya dan apa adanya. Ia menceritakan kisahnya denganmu Nak David. Keesokan harinya tiba-tiba mereka datang ke rumah un

DMCA.com Protection Status