Share

84

Gentala yang kesal dengan sikap Nayaka pun hanya bisa menumpahkan kekesalannya pada pekerjaannya membangun rumah yang tengah di kerjakan nya, setiap dirinya merasa kesal, maka. Semakin cepat pula pekerjaannya. Bulu kuduk Raden Brama Wijaya meremang, setiap kali  merasakan aura membunuh yang keluar dari tubuh Gentala.

Berkat rasa kesal Gentala terhadap Nayaka yang tak pernah hilang, membuat pekerjaan mereka  bisa selesai dengan cepat.

" Terima kasih banyak, berkat kalian, rumah Mbah bisa selesai dengan cepat. " Ungkap tulus nenek itu,  " Jika kalian berkenan, mampirlah  kembali untuk makan malam, meski Mbah tidak tahu apa kalian menyukainya atau tidak? " tambahnya.

" Kami pasti datang, kalau begitu kami pamit terlebih dahulu. " Timpal Gentala seraya menarik tubuh  Raden Brama Wijaya  pergi.

Waktu makan malam pun masih sangat lama, Gentala yang tak ingin melihat wajah Naya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status