Leroy dan Alexa sudah sampai di Opulent Oasis. Mereka baru saja turun dari mobil. Alexa sedang memandang kagum bangunan megah dan mewah di depan pelupuk matanya. Hatinya berdesir. Selama ini, Alexa hanya berdecak kagum saat melewati Opulent Oasis. Alexa berasal dari keluarga kelas tiga di kota Celestial. Karena keluarga Rompis telah bangkrut, dia kehilangan kesempatan hidup enak di masa mudanya."Ayo masuk!" ajak Leroy. Dia memperlakukan Alexa dengan sangat baik. Mereka berjalan memasuki gedung apartemen mewah nomor satu di kota Celestial. Setelah keluar dari lift, mereka berjalan menuju apartemen nomor 1927 di lantai paling atas. Leroy memindai sidik jari. Saat pintu terbuka, Leroy berseru dengan senyum. "Silakan masuk, Istriku!" Setiap kali Leroy mengatakan kata Istriku, berapa merahnya kedua pipi Alexa karena menahan malu. Alexa menunduk. Dia tidak berani menatap Leroy lama-lama.Alexa melangkah masuk lebih dulu, lalu disusul Leroy. Di belakang mereka, Jay memastikan pintu te
"Siapa yang telepon?" Saat sedang mengobrol, ponsel Jay bergetar. Sekilas, Jay membaca nama yang tertera di layarnya. "Paman Adipati," jawab Jay, dia meraih handphone. Lalu, menjawab panggilan teleponnya, "Selamat malam, Paman."Leroy membiarkan Jay berbicara dengan Adipati. "Apa Tuan Muda udah tidur?" tanya Adipati di seberang telepon. Leroy mengulurkan tangan saat Jay meliriknya. "Belum. Saya akan kasih handphone-nya ke Tuan Muda sekarang."Usai berkata, Jay memberikan ponselnya kepada Leroy."Ada apa, Paman? Apa ada hal mendesak sampai-sampai telepon tengah malem gini?"Leroy berkata dengan nada tidak senang. Jika bukan Adipati, dia mungkin sudah memakinya. "Kamu nikah tanpa ngasih tau saya. Apa ini bukan hal yang mendesak?"Jika didengar dari nada bicaranya, Adipati merasa marah dan kecewa. Dia seolah tidak dihargai oleh Leroy. "Belum saatnya mengumumkan dan mengadakan pesta pernikahan."Tanpa Leroy ketahui, dahi Adipati di ujung telepon mengerut. "Terus, apa dia gadis yan
Malam hari di Dellas Village, kota Moco.Faisal berada di ruang kerja. Dia sedang memeriksa alat penyadap dan berencana akan melaporkan hasilnya kepada Adipati. Faisal berhenti bergerak. "Hem?"Faisal mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekati ke ruang kerja. Dia melirik jam dinding yang menunjukkan angka 11:00 malam."Kayaknya ada yang dateng." Faisal buru-buru bersembunyi di balik tirai berharap tidak terlihat. Pintu terbuka dan Rindy masuk bersama salah seorang pria yang wajah tidak asing."Silakan masuk, Pak Achmed!"Achmed Khadafi menjabat sebagai CEO sekaligus pemegang saham PT Sagari Palm Oil Group. Di mata orang-orang, Achmed adalah seorang CEO yang bersih dari skandal. Jadi, tidak ada seorang pun yang bisa menjatuhkannya dengan mudah. Faisal berusaha melihat wajah Achmed untuk meyakinkan bahwa pria itu benar-benar Achmed yang dikenalnya. Namun, pandangannya terhalang tirai. Mau tidak mau, dia hanya bisa mengandalkan telinganya. Rindy dan Achmed duduk di sofa deng
Keesokan harinya di ruang makan.Rindy sudah berada di ruang makan seorang diri. Dia duduk di kursi yang biasa ditempati Matteo sebagai kepala keluarga. Rindy makan dengan anggun seolah tidak memikirkan apa-apa. Di belakangnya, Nanik berdiri bersama seorang pelayan wanita. "Halo, Mamaku yang cantik! Pagi-pagi gini, kenapa make up Mama menor banget? Apa sepagi ini mau kumpul sama Istri-istri orang kaya?"Finn datang sambil membual dan tersenyum lebar. Dia bersiul saat berjalan menuju kursinya di sisi kanan Rindy. Seorang pelayan wanita datang dan membantu Finn duduk. Sambil memakai napkin, Finn bertanya, "Suami Mama mana? Dia nggak ikut sarapan? Apa dia udah pulang ke rumahnya?"Rindy diam saja. Dia terus makan seolah tidak terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan anaknya. Finn memperhatikan menu sarapan yang dihidangkan pelayan barusan. "Smoothie Bowl Eksotis? Yang bener aja! Apa nggak ada menu lain?" keluh Finn. "Aku nggak suka acai berry dan granola. Lagipula ...."Rindy berhenti
Pukul 07:15 pagi di Opulent Oasis.Leroy sudah sibuk di dapur sejak pukul 06:00. Selama 6 tahun ini, dia terbiasa bangun lebih awal untuk menyediakan sarapan seluruh anggota keluarga Donsu. Maka, bukan hal yang sulit bagi Leroy memasak untuk Alexa seorang. Selesai menata meja makan, Leroy kembali ke kamar. Dia membuka pintu dengan sangat hati-hati. Dia melihat istrinya masih tertidur. "Hem?"Saat berjalan menuju ranjang, Leroy melihat handphone Alexa di atas meja nakas beberapa kali bergetar. Namun, dia sengaja tidak membangunkannya. Leroy duduk di tepi ranjang, menatap wajah mengemaskan Alexa. Leroy tertawa. "Nggak bisa diem banget sih, tidurnya," kata Leroy, pelan. Alexa mengganti posisi. Dia tidur miring ke arah Leroy. Tidak lama, Alexa membuka matanya perlahan. "Pagi, Istriku!" sapa Leroy, membuat Alexa melotot seketika. Otak Alexa berputar. Untuk beberapa saat, dia memikirkan dirinya. "Kamu kaget, ya?" tanya Leroy, nyengir. "Atau kamu lupa kalo sekarang udah jadi Istri ak
Setelah sarapan, Leroy bergegas pergi ke kantor bersama Jay. Walaupun Leroy sudah berjanji tidak akan menyuruh Jay untuk menemani Alexa pulang ke rumahnya, tetapi bukan berarti Leroy tidak mengirimkan orang lain, kan? Sekarang, Leroy hanya perlu menunggu laporan orang yang mengikuti Alexa. Leroy sudah duduk di kantornya bersama Jay dan Ezra. Keduanya duduk berhadapan dengan Leroy.Melihat kening Leroy berkerut, Jay menjadi sangat khawatir. Dia lantas bertanya, "Tuan, apa Andaー"Sebelum Jay berhasil merampungkan kalimat, Leroy memotongnya. "Iya. Aku semalem kurang tidur. Aku masang chip di handphone Alexa."Kata-kata Leroy mengejutkan dua orang yang bersamanya.Ezra meletakkan bolpen. "Dari mana kamu tau masalah chip?" tanyanya, penasaran. "Aku nggak tau kamu punya skill menanam chip begitu."Leroy tersenyum lebar. Memorinya sedang mengingat sesuatu. Leroy menatap Jay dan Ezra sejenak. Detik berikutnya, dia merasa tidak senang. "Aku udah ngelakuin hal kayak gini sejak 6 tahun lalu
Ezra menurunkan egonya. Dia menyimpan handphone, lalu berdiri. Tatapan tajam Ezra tidak membuat nyali Jay hilang sedikit pun. Justru sebaliknya, Jay berdiri tegak sambil membalas tatapan tajam itu. "Begini, Jay ...." Ezra duduk di tepi meja. "Aku dan Roy udah berteman selama bertahun-tahun sejak kami sama-sama di Universitas Herlingtton Dome. Kamiー"Mulut Ezra tetap menganga. Dia belum selesai bicara, tetapi Jay memotongnya."Nggak usah khawatir, Tuan Ezra! Saya paham betul cerita itu." Nada datar yang ditunjukkan Jay berhasil membuat Ezra semakin tersinggung.Ezra tersenyum. Namun bukan senyum tulus, melainkan senyuman yang sulit diartikan.Ezra berkata dengan lugas, "Kalo gitu, saya nggak punya apa-apa lagi buat dijelasin." Ezra sudah sangat jelas tidak ingin menjawab pertanyaan Jay. Bahkan, Ezra sengaja memancing rasa penasaran Jay. Ezra lupa, kekuatan yang dimiliki Jay dan timnya. Terlebih lagi, masih ada Adipati di sisi Jay yang mampu melindungi Leroy lebih baik dari siapapun.
Leroy bangun saat Jay sedang membaca dokumen di laptop. Dia duduk bersandar. Mendengar suara dari dalam kamar, Jay lantas bergegas mendorong pintu kamar rahasia Leroy yang memang tidak tertutup rapat. "Tuan Muda!" Jay berseru memanggil Leroy. Dia menghampiri tuannya. "Gimana perasaan Anda? Anda sakit kepala, nggak?" Wajah Leroy masih memucat. Tatapannya pun meredup. "Ezra mana?" tanyanya dengan nada yang sedikit lemah. "Tuan Ezra pergi meeting gantiin Anda," jawab Jay. Dia menuangkan air dan memberikannya kepada Leroy. "Minum dulu, Tuan!" Setelah minum, Leroy memberikan gelas kosong kepada Jay. Dia merasa kondisi tubuhnya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Leroy menatap layar handphone. "Sekarang jam 11:00 siang. Sebentar lagi jam makan siang. Kenapa aku masih nggak denger kabar tentang Alexa?" Jay nekat mengabaikan pertanyaan Leroy. Dia jauh lebih mengkhawatirkan Leroy daripada siapapun. "Tuan, Anda kenal Dokter Ben?" Tadinya Leroy ingin marah. Namun saat Jay me
Sebulan kemudian, di dalam kapal pesiar Opulent Majesty."Tuan Muda, tenanglah!"Itu adalah kata-kata menenangkan dari Adipati. Dia dan Jay berdiri di belakang Leroy yang memunggungi mereka."Paman, mana permen jerukku?" Leroy menjulurkan tangan meminta permennya.Adipati langsung memberikan satu buah permen padanya. Tanpa membalikkan badan, Leroy membuka bungkus permen."Tuan Muda, Anda ganteng banget pakai tuxedo begini!" Bastian memuji Leroy.Di kapal pesiar mewah inilah acara pernikahan Leroy dan Alexa akan digelar. Seminggu sebelumnya, Leroy dan Alexa telah mengucapkan janji suci pernikahan di rumah mewah Leroy yang berada di kawasan Opulent Manor Residences. Setelah dokter menyatakan kondisi kesehatan Eddy membaik, Leroy segera menggelar pernikahan dengan Alexa. Karena dia tidak ingin menundanya lagi. Plak!Assad memukul bokong Bastian dengan tongkatnya.Assad menegur cucunya. "Tian, jangan terus-terusan menggoda Tuan Muda!"Leroy mengenakan jas linen dengan warna pastel yang
"Kak, aku mohon pengampunan kamu." Leroy dan Alexa berjalan melewati keluarga David Donsu. Mereka mendengar suara Dita yang lemah. Lalu, keduanya menghentikan langkah. Bastian langsung berteriak, "Jaga Tuan dan Nyonya Muda!"Bastian tidak ingin keluarga Donsu menyentuh kedua tuannya. Jadi, dia memerintahkan para pengawal memblokir jalan.Dalam sekejap, Leroy dan Alexa sudah dikelilingi pengawal Geng Naga Merah. Leroy terlihat santai saat kedua mantan mertua dan mantan iparnya berlutut meminta pengampunan.Di sebelah kiri Dita, David dan istrinya menunduk, menatap lantai. "Kami berdua juga mohon pengampunan kamu, Roy." Di belakang mereka, Bahran memaksakan diri untuk berlutut. Hayden menjadi kesal.Hayden berkata dengan emosi, "Kakek, jangan begini! Kitaー"Bahran diam saja. Lalu, Grigory mengambil alih situasi. "Tuan Hayden, cepat berlutut!" pintanya. Hayden diam saja. Dia melihat seluruh anggota keluarga Donsu sudah berlutut mengikuti gestur tubuh Bahran.Grigory berkata lagi, "M
"Kamu pikir, kamu siapa?!"Alexa membalas ajakan Angeline. Dia tertawa sinis. "Kamu?!" Angeline menghentakkan kaki. Saat Angeline ingin bicara, Chika sudah bicara lebih dulu. "Eh, Nona! Kamu itu cuma pelakor," ujar Chika, tanpa tahu malu. "Cewek yang dicintai Tuan Leroy dari dulu sampai sekarang cuma Bu Angel. Sadar diri, dong!"Alexa tidak sedikit pun terprovokasi. Dia justru tertawa.Di masa lalu, Chika sama sekali tidak pernah menghormati Leroy. Tapi sekarang, setelah mengetahui identitas Leroy, Chika berusaha menjilatinya. Alexa bertanya dengan santai. "Suamiku, memang bener begitu?""Nggak."Hanya dengan menjawab satu kata, Alexa paham bahwa Leroy tidak ingin mengungkit masa lalu."Gina, karena dia udah menyebarkan hoax, tampar mulutnya 20 kali!" perintah Alexa, ketus.Usia Alexa 22 tahun. Dia wanita muda yang pemberani. Ditambah lagi, kedudukannya saat ini sebagai Nyonya Muda keluarga Opulent. Siapa yang berani cari mati padanya?"Baik, Nyonya." Gina langsung menampar mulut
"Apa?! Mama masuk rumah sakit dan Dokter nggak berani menangani?!"Detik itu juga, handphone Mario berdering. Denadaーadik bungsunya, menelepon. Pandangan Mario dan Angeline saling beradu. Dalam suasana hati yang tidak menentu, Mario berusaha menstabilkan emosi yang kian meningkat."Mama muntah darah. Aku ikut Charles dan Alric bawa Mama ke beberapa rumah sakit dan semuanya menolak."Dari nada bicara Denada, Mario tahu kondisi ibu kandungnya pasti tidak biasa. Apalagi ibunyaーJennings White, memiliki sakit pencernaan yang menahun. Mario Narawangsa adalah anak dari pasangan Henry dan Jennings. Anak pertama mereka bernama Charles Narawangsa, anak ke-2 Mario, anak ke-3 Alric dan anak ke-4 Denada."Apa kata mereka?" tanya Mario, khawatir."Mereka bilang ...." Suara Denada lenyap dan berganti suara isak tangis. Mario mulai panik. "Nada, pihak rumah sakit bilang apa?! Kenapa mereka nggak mau menangani Mama?""Mario, kamu memang pembawa bencana!"Itu adalah suara Charles. Dia dan Mario mema
"Vera, kamu ngapain di sini?!" Bahran tidak bisa menahan diri saat melihat wanitanya datang. Tapi, mengapa Vera memanggil Leroy dengan sebutan Tuan Muda juga? Bahran ingin menghampiri Vera, tetapi Hayden segera berteriak. "Grigory, jaga Kakek!" Romeo menatap anak pertamanyaーEdwin Donsu. "Lindungi Mama dan Zilla!" "Oke, Pa," sahut Edwin. "Ma, Zilla, ayo ke belakang!" Jay langsung berteriak, "Jangan ada yang beranjak! Atau kaki kalian akan dipotong!" Romeo dan keluarganya membeku. Mereka akhirnya pasrah. Begitu juga dengan keluarga Moiz dan David Donsu. Sebagian lantai ballroom sudah kotor karena darah Samuel. Wajah Samuel mulai memucat. Namun, pengawal Geng Naga Merah masih tidak melepaskannya. Jika Geng Naga Merah mampu memotong jari Samuel, tentu saja mereka juga mampu memotong kaki keluarga Donsu. Vera menatap sinis Bahran. "Aku ke sini bukan untuk kamu, Bahran. Jangan lupa, kita udah putus setahun yang lalu!" Benar! Vera telah memutuskan hubungannya dengan Bahran secara
"Kepala naga merah!"Seseorang berteriak. Para tamu undangan saling pandang. Begitu juga dengan kedua mempelai pengantin.Hayden menarik tangan ayahnya agar menjauh dari para pengawal. Kedua matanya memelototi lambang di dada para pengawal.Hayden menatap Bahran dan Austin. "Mundur!" teriaknya. Sebagai seorang CEO Donsu Group, Hayden tentu sudah bertemu lebih banyak orang. Jadi, dia sering mendengar tentang Geng Naga Merah yang populer itu.Karena Hayden sudah berkata seperti itu, maka Bahran hanya bisa menyuruh Grigory melakukan perintahnya. Sedangkan anggota keluarga Donsu lainnya hanya bisa patuh.Angeline tidak mengerti. Jadi, dia bertanya kepada Bahran. "Kakek, ini pesta pernikahanku dan Mario. Kenapa Kakek malah mengikuti perintah Hayden?" "Bu Angel, tenang dulu!" pinta Chikaーsang asisten, yang sejak tadi bersamanya. Mario gelisah. Dia terlahir dari keluarga kaya kelas satu. Maka, dia sudah pasti mengerti maksud Hayden.Mario mengguncang kedua bahu istrinya. "Angel, kamu ngga
"Clara, kamu udah nggak punya tempat di keluarga Donsu."Zumi melangkah maju mendekati Clara. Dia menatap sendu Clara seolah sudah lama menahan rasa rindu di hatinya. Clara melirik Bahran. "Tapiー"Bahran sama sekali tidak melirik Clara. Dari sikapnya itu, semua orang paham bahwa Bahran benar-benar sudah tidak memedulikannya.Grigory berkata, "Nona Clara, mulai hari ini, keluarga Donsu memutuskan hubungan denganmu."Grigory mengumumkan status Clara sesuai dengan keinginan Bahran.Clara tidak berdaya. Sekarang, dia harus ke mana?Tanpa tahu malu, Clara melirik mantan pacarnya. "Ando!" panggilnya. Ando tidak menoleh sedikit pun pada Clara. Tapi, Clara tidak akan berhenti berusaha memenangkan hatinya. Clara berjalan dengan cepat ke arah Ando. Lalu, meraih tangannya. "Ando, gimana pun juga, kita udah pernah tidur bareng sekali. Aku mau minta pertanggung jawaban kamu."Ando melepaskan tangan Clara, dan menatapnya jijik."Hah?! Yang bener aja! Jangan fitnah kamu!" seru Ando, tidak terima
Bruk!Bastian mendorong Clara ke hadapan Alexa. Orang tua dan kedua kakaknya terkejut. Mereka langsung menghampiri Clara. "Clara!" Sarah meneriaki nama anak perempuan satu-satunya. Lalu, memeluknya.Austin menatap Bastian. Dia geram. "Berani-beraninya kamu sentuh anakku!" Austin hendak mencengkram jas Bastian. Namun, Bastian menghindar dengan cepat."Paman Austin, benarkah Clara anak kandung kamu?" Leroy bertanya dengan santai. "Apa maksudnya?!" Sarah gugup. Namun, dia tetap memeluk Clara. Leroy berdiri dengan kedua tangan berada di belakang. "Nggak ada maksud apa-apa," jawabnya, datar. "Cuma mau mastiin aja."Tiba-tiba seorang laki-laki keluar dari kerumunan. Dia berjalan menuju Clara. Leroy dan seluruh keluarga Mamahit memahami arti perubahan sikap Sarah. Sedangkan Alexa mencoba memahami situasi.Pria itu berteriak, "Sarah!" Suasana semakin tegang. Para tamu undangan mulai berbisik. "Siapa dia?""Iya. Siapa pria itu?""Tapi, wajahnya mirip banget sama Clara. Lihat aja hidun
"Aku ngaco?!"Ekspresi wajah negatif Gina muncul. Kedua alis Gina mengernyit. Lalu, dia menampilkan senyum yang dipaksakan.Gina melirik Bahran sinis. "Gimana kalo aku langsung panggil Bu Vera Wang aja? Anda pasti merindukan dia kan, Tuan Bahran?""Aーapa?!" Ujung-ujung jari Bahran bergetar. "Nggak! Jangan bilang dia ada di sini?!"Gerakan tubuh Bahran tampak gelisah. Bibirnya terkatup rapat. Jelas tergambar bahwa Bahran tidak suka dan tidak nyaman dengan permainan Gina. Gina menoleh ke pengawal keluarga Mamahit di belakangnya. "Bawa dia masuk!""Baik, Nona." Salah satu pengawal pergi. Jantung Bahran benar-benar kacau dibuatnya. Hayden tidak menyangka bahwa perempuan yang disukainya bersekongkol menjatuhkan keluarga Donsu. Hayden mendekati Gina. "Cukup, Gina!" Gina menatap Hayden sinis. "Apa?! Bukannya kamu sengaja deketin aku supaya bisa naik strata sosial kelas satu?!"Gina tidak menyembunyikan perasaannya lagi. Karena dia benar-benar sudah tidak tahan dengan kesombongan Hayden.