Share

BAB 42 Siap-siap

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-20 22:57:04

"Kenapa sih, Tam?"

Ken tidak mengerti, kenapa sepulang dari Jogja, istrinya ini jadi uring-uringan begini. Mereka sudah selesai makan malam, dan sekarang waktunya tidur.

"Kenapa? Kamu masih tanya aku kenapa?" Salak Tamara dengan sorot mata tajam.

"Lah iya aku tanya kamu kenapa lah, aku ngapain sampai kamu uring-uringan begini, Tam?" Ken frustasi, dia salah apa lagi?

"Seneng kan kamu dia sekarang jadi cantik? Iya?"

Mendengar itu Ken mendesah panjang, ia menjambak sendiri rambutnya dengan gusar lalu menatap istrinya lekat-lekat. Kenapa jadi dia yang salah begini? Apa yang Ken lakukan sampai dia harus menanggung amarah macam ini?

"Dia yang ganti penampilan, kenapa aku yang kena sih?" Protes Ken tak terima. "Ayolah, jangan kayak anak kecil begini!"

Mendengar itu, sorot mata Tamara makin tajam. Ia menatap Ken yang masih berusaha membela diri. Perubahan Andina benar-benar membuatnya gusar. Ketakutan demi ketakutan itu menghantui Tamara setiap detik.

"Ya aku nggak suka! Aku nggak suka d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Janni Qq
bikin muaq gini2 terus gak jelas terlalu bnyk rahasia baca 2 bab lagi kl msh gini2 terus say goadye lahhh
goodnovel comment avatar
@gothil
masih banyak rahasia
goodnovel comment avatar
Heny Lucky Nugroho
smua bab psti ada yg d sembunyiin trs
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 43 Mulai Terbuka

    "Nanti malam oma kalian mau ke sini loh. Makan malam di rumah semua, ya."Kunyahan Andina terhenti, ia segera mengangkat wajah dan menatap Mar yang sudah duduk di kursi kebesarannya. Wajah terkejut itu dengan segera berubah cerah dan ceria. Ia tersenyum lebar, melupakan sejenak semangkuk oatmeal yang ia pilih sebagai menu sarapan pagi ini. "Serius, Ma? Oma mau ke sini? Nginep?" Cecar Andina tak sabar. "Kalau nginep atau tidaknya, Mama nggak tahu, An. Yang jelas nanti kita akan makan malam sama-sama." Andina mengangguk. Ia kembali melanjutkan sarapannya setelah mendapatkan jawaban. Jika Andina begitu gembira dan penuh antusias dengan rencana kedatangan neneknya, maka berbanding terbalik dengan Tamara. Gadis itu nampak cuek dan tidak peduli. Ia hanya terkejut sesaat, lalu kembali lanjut makan tanpa banyak bicara. "Kalau mau biar nginep di sini saja, Ma. Biar nanti disiapkan kamar." Usul Bram yang segera diikuti anggukan Andina. Mar tersenyum, ia mengunyah isi mulutnya dengan sediki

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 44 Masih Misteri

    "An, kamu ngapain?"Andina melirik, Clara yang baru saja datang nampak berdiri dengan mata menyipit di samping meja kerjanya. Andina meletakkan pensil, ia mengangkat wajah dan menoleh ke arah Clara. Melihat sorot mata Andina yang nampak kebingungan, Clara menarik kursi dan duduk di sebelah Andina. Nampak selembar kertas penuh dengan coretan angka ada tepat di depan Andina. "Eh apa ini? Mau ujian matematika lagi kamu?" Clara menarik kertas itu dari depan Andina, memperhatikan sekilas deretan angka itu dengan saksama. "Bantuin ngitung dong, pusing nih!" Desis Andina dengan sorot mata penat. "Baru aja dateng, udah kamu ajak ngitung? Ini ngitung apa sih, An? Simulasi cicilan rumah? Atau gimana?" Clara tak mengerti, ia sama sekali tidak bisa memahami coretan tangan Andina. "Niatnya tanya berapa deposito suami, eh malah suruh ngitung sendiri. Gimana nggak pusing?" Jawab Andina dengan wajah masam. Mendengar itu sontak Clara terbahak-bahak. Ia meletakkan kertas itu ke meja dan tertawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 45 Lagi

    "Pantes deh, An, suami kamu pilih kuping budek dikatain nganggur ini-itu. Lah dia nggak kerja aja sebulan dapet tiga puluh sembilan juta! Belum sepuluh milyarnya!" Cerocos Clara sembari mengunyah kentang goreng. "Kalo aku jadi dia, ya aku bakalan lakuin apa yang dia lakuin sekarang lah. Ngapain sih susah-susah kerja? Rebahan di rumah dua puluh empat jam pun sebulan dapet duit puluhan juta."Andina memanyunkan bibir, samar-samar dia teringat kalimat Bram ketika Andina meragukan SUV milik Bram terbeli dengan uang Bram sendiri. 'Aku cuma pengangguran, An. Bukan berarti aku nggak ada uang.'Ya! Andina masih ingat betul kalimat itu. Jadi ini yang Bram maksud tidak berarti tak punya uang? Andina tersenyum, ia merasa begitu bodoh sudah mencurigai suaminya sendiri seperti itu. Bram anak konglomerat turun-temurun, pasti dia punya aset, entah apapun itu bentuknya tak peduli dia hanya lontang-lantung di rumah. "Sekarang udah tahu berapa duit suami kamu di bank. Eh itu baru deposito, An. Kamu n

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 46 Hadiah Kecil

    "Andina sama Bram belum pulang?"Mendengar itu Tamara sontak mencebik. Meskipun Mur juga sayang padanya, tapi Tamara menyadari bahwa kadar sayang neneknya itu lebih berat ke Andina daripada dia. Tamara menghela napas panjang, dengan sangat terpaksa, ia menanggapi obrolan yang sangat tidak dia sukai itu. "Bentar lagi paling balik, Oma. Mumpung masih pada belum balik, aku izin ke kamar dulu buat mandi. Jadi kalau semua sudah kumpul, kita tinggal makan." Gumamnya beralibi. Mursiati menganggukkan kepala sembari tersenyum, pandangannya lantas beralih pada kolam renang milik keluarga Narendra yang ada di halaman belakang. Baru beberapa saat ia menikmati pemandangan itu, sebuah panggilan dengan suara yang sangat familiar tertangkap telinganya. Mursiati menoleh, terkejut setengah mati melihat gadis dengan kacamata itu berdiri di belakang Mursiati dengan Bram tepat di sebelahnya.Masih dengan keterkejutan, Mursiati bangkit tanpa melepaskan pandangan. Ia menatap gadis itu dari ujung kaki sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 47 Bad Mood

    "Ini kemana sih?"Tamara seketika gusar. Sudah mendekati jam makan malam namun Ken belum ada tanda-tanda akan pulang. Bahkan nomor Ken mendadak jadi tidak aktif. Dia tidak mungkin melewatkan makan malam spesial hari ini, kan?Setelah beberapa kali tidak tersambung, Tamara akhirnya menyerah. Ia membanting ponsel ke atas kasur dan ikut menjatuhkan diri di tepi ranjang. Wajah yang sudah dia rias, ia tutupi dengan kedua tangan. Ingin rasanya Tamara menangis, tapi ia sungkan. Oma pasti akan menyadari mata sembabnya dan Tamara tidak ingin terlihat payah atau menyedihkan di depan Andina! Tidak akan. Sementara Tamara sedang berusaha menahan tangis, di apartment satu kamar itu Ken tengah mengarungi riak gelombang penuh nikmat bersama Hani. Tubuh mereka bertaut, bersimbah peluh dengan desahan yang bersahut-sahutan menggema di ruangan. Ken mendominasi permainan, sejak tadi ia yang memegang kendali. Segala macam rasa kesal yang mendera sontak sirna setelah mendapatkan pelampiasan yang begitu n

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 48 Tagihan

    "Kalung kamu bagus banget, An."Mendengar pujian dari neneknya, Andina tersenyum. Reflek jemarinya mengelus bandul kalung yang melingkar di leher. Hatinya masih begitu gembira mendapatkan hadiah spesial yang tanpa dia duga-duga dari Bram. "Mas Bram yang beliin, Oma." Jawab Andina jujur. "Oh ya? Cantik dan cocok sekali sama kamu, An!" Wajah Mursiati nampak begitu gembira, senyumnya mereka dengan sorot mata bahagia. Andina kehabisan kata-kata. Entah mengapa malam ini rasa bahagianya bertumpuk-tumpuk. Terlebih ekspresi dan nada suara adiknya tadi ... Kenapa Andina baru sadar jika rasanya menang itu semenyenangkan ini? Selama ini dia yang selalu jadi pecundang, dan malam ini ... Andina bertekad bahwa dia tidak ingin menjadi dirinya yang dulu. "Jadi gimana, An? Oma yang menang, kan?"Mendengar itu kontan Andina terkejut, ia mengangkat wajah dan menatap Mursiati yang menatapnya dengan kedua alis dinaikkan. Sedetik kemudian Andina terkekeh. Ia teringat taruhan mereka kala itu, sebuah kom

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 49 Rayu

    "Darimana?"Ken sama sekali tidak terkejut mendengar pertanyaan dengan nada ketus itu. Ia dengan santai masuk ke dalam kamarnya, mengabaikan tetapan tajam menyelidik yang Tamara layangkan kepadanya. "Lembur, kerjaan numpuk. Mama sama papa lusa balik Indo. Suruh beresin semua." Ucap Ken yang tidak seratus persen berbohong. Memang papa mamanya akan pulang ke Indonesia dua hari lagi, tapi untuk lembur menyelesaikan pekerjaan, pekerjaan macam apa yang Ken maksud? Menguras spermanya dengan Hani yang dia jadikan alat? "Kenapa kamu nggak ngabarin dulu? Ke aku? Eyang? Kenapa ponselmu nggak bisa dihubungi? Ke--.""Ponsel aku mati, Tam! Kau lihat itu charger jejeran ada di sana sama punyamu?" Potong Ken yang entah mengapa sama sekali tidak takut. "Di kantor kamu nggak ada charger lain? Powerbank? Kantor nggak ada telepon yang bisa kamu gunakan buat kabarin aku?" Tamara tak gentar, sorot mata itu sama tajamnya dengan sorot mata Ken. "Ah sudahlah. Aku capek banget hari ini. Kalo kamu masih m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 50 Trah Narendra

    "Semalam kamu kemana?" Tanya Mar ketika pagi ini dia melihat Ken duduk di kursi.Ken tersenyum masam ia buru-buru menelan nasi di mulut sebelum menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya. "Mendadak harus beresin kerjaan di kantor, Eyang. Mama-papa lusa katanya pulang. Jadi harus diberesin semua." Jawab Ken sama dengan jawabannya semalam, saat Tamara menginterogasinya. "Oh ya? Papa kamu mau pulang?" Wajah Mar berseri-seri, ia membatalkan niatnya menyuapkan nasi ke dalam mulut. "Iya. Emang Eyang nggak dikasih tau sama papa? Ini dia masih di Singapore dulu, Yang." Jelas Ken yang kali ini tak berbohong. "Nggak. Sama sekali tidak. Kalau pakdhe kamu malah bilang ke eyang."Mata Ken membulat, bersamaan dengan Bram yang nampak terkejut dengan apa yang baru dia dengar. Sesaat Bram menatap Ken yang ternyata juga tengah menatapnya. Mereka saling pandang beberapa menit hingga kemudian suara Mursiati memecah keheningan. "Wah, ngumpul semua dong anakmu, Jeng. Rame bakalan." Gumamnya di sela-

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28

Bab terbaru

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 86 Kasus Ken

    "Bram, kamu datang?"Ada setitik perasaan lega ketika Gunawan melihat sosok itu melangkah mendekatinya. Ia pikir, setelah apa yang sudah dia dan Ken lakukan, ditambah hinaan yang terus menerus Gunawan lontarkan untuk adiknya ini, Bram lantas tidak mau lagi berurusan dengan dia sekeluarga, namun ternyata Gunawan salah. "Tentu. Keponakan ku sedang dalam masalah dan meminta bantuan, bagaimana aku tidak datang?" jawab Bram sembari melempar pertanyaan. "Mana Ken?"Gunawan tersenyum, hatinya terketuk. Ia benar-benar malu dan menyesal telah memperlakukan Bram seperti itu. "Dia di dalam, Bram. Hasil visum sudah keluar, ini artinya--.""Apa katanya? Perempuan itu baik-baik saja, kan?" potong Bram cepat. Gunawan menghela napas panjang. Nampak wajah itu menunduk sejenak. Tak lama, ia kembali membalas tatapan yang Bram lemparkan padanya. "Dia keguguran, Bram. Usia kandungannya masih cukup muda, sekarang dia masih dalam perawatan dokter." jelas Gunawan persis seperti yang tadi disampaikan oleh

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 85 Sesal

    "Tam, kamu sudah bangun?"Ira segera bangkit begitu menyadari Tamara bergerak, tadinya ia bersama dengan mertua dan besan tengah membahas Ken. Dengan suara lirih mereka sendiri pun bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ira hanya diberi tahu kalau Ken sedang berada di kantor polisi sekarang, ia terlibat masalah, namun untuk lebih jelas masalah apa, Ira belum tahu. Ira hanya mendengar suaminya menyebut nama Hani, bertanya pada Ken apakah benar perempuan itu hamil. Entah ada hubungan apa dengan Ken yang sekarang berada di kantor polisi, Gunawan tidak memberitahunya. Lelaki itu langsung melangkah keluar dengan panik tanpa menghiraukan Ira sama sekali. Selain itu, mereka juga tengah membicarakan Sandra, sungguh cobaan yang bertubi-tubi menghantam keluarga Ira. "Ma ... anak aku mana?" suara itu begitu lemah, matanya terbuka sebentar lalu kembali tertutup. "Tam ... kamu lupa kalau adeknya belum boleh dibawa ke sini dulu?" jatung Ira berdebar kencang, bagaimana kalau Tamara ber

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 84 VIRAL

    "Kamu ini gimana sih, Ken? Mau nakal, selingkuh, silahkan tapi main aman dong!"Gunawan benar-benar frustasi. Masalah yang satu belum selesai, ia sudah dapat masalah baru! Tidak tanggung-tanggung, setelah ia dan Ken terbebas dari ancaman penjara, sekarang Ken malah seolah-olah menceburkan diri dengan apa yang dia lakukan. "Pa ... aku selalu main aman, Pa. Cuma ya entah mungkin pas apes aja!" jawab Ken gusar. "Main amanmu gimana? Selalu pake kondom? Atau yang gimana?" Gunawan menatap tajam ke arah Ken, entah harus bagaimana sekarang, ia tidak tahu! "Ya kadang pake, kadang keluarin luar."Jawaban itu benar-benar membuat Gunawan gemas! Tidak cukup Tamara yang hamil ternyata? Ken tidak belajar dari kesalahannya dan sekarang ia menghamili orang lain lagi! Tak hanya menghamili, Ken juga menganiaya perempuan itu sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena pendarahan. "Goblok!" maki Gunawan putus asa. "Udah dapat kabar gimana kondisinya?" tanya Gunawan yang sadar bahwa ada masalah lain y

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 83 BOOM!!

    "Ibu udah kabari mama kamu, Hen. Bilang kalau ibu tunggu dia di rumah sakit."Setelah ditolak oleh Andina, kini Hendra melangkah menyusuri koridor rumah sakit. Mereka hendak menengok Tamara dan tentu saja bayinya meskipun Hendra maupun yang lain hanya bisa melihat dari kaca ruangan NICU. "Baik kalau begitu, Bu. Tadi mama juga bilang kalau agak sorean baru bisa ke sini."Tentu saja Hendra sudah mengabari ibunya kalau Tamara harus terpaksa melahirkan lebih awal. Ini cucu pertama Hendra, tentu Mursiyati tidak ingin melewatkan hal ini. "Biar nanti aku sama dia yang bantu Ken urus Tamara, kamu fokus dampingi istrimu saja."Mendengar itu sontak Hendra menoleh, ia menatap Mariani yang terus melangkah. Mendampingi Sandra? Untuk apa? "Biar dia tanggung sendiri semua akibatnya, Bu. Saya tidak mau ikut campur dengan tindakan keji yang dia lakukan. Yang penting saya sudah ikuti prosedur pemeriksaan dari kepolisian dan itu sudah cukup." Tegas Hendra yang mendadak hatinya terasa sakit, terlebih

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 82 Karma?

    "Gimana bisa hamil sih?"Akhirnya, setelah mencari beribu alasan, Ken bisa pergi dari rumah sakit. Menitipkan Tamara yang masih pulas tertidur pada orang tuanya. Kini ia berada di depan sebuah kantor pemerintah, tempat di mana Hani bekerja. "Kok kamu jadi tanya aku? Kemaren-kemaren kamu gimana pake pengamannya?" salak Hani dengan sorot mata tajam. Ken mendesah panjang, ia menjambak rambutnya sendiri sembari mendengus. Kepalanya benar-benar mau pecah rasanya, masalah bertubi-tubi menghantamnya hari ini. "Sudah berapa bulan?" tanya Ken kemudian. "Mana ku tahu, aku belum ke dokter. Baru cek tadi pagi." jawab Hani yang seketika membuat Ken mengumpat. "Ya kamu udah telat berapa bulan, goblok!" makinya dengan teramat kesal. Mendengar itu Hani sontak membelalak, matanya menatap tajam ke arah Ken dengan tatapan tak suka. Hani melangkah lebih dekat, segera mengayunkan tangannya guna menampar pipi Ken keras-keras. "Goblok kamu bilang? Segoblok-gobloknya aku, masih goblokan kamu yang bisa

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 81 Kemarahan Andina

    "Hen? Mau ketemu Andina?"Hendra menoleh, Mar nampak melangkah ke arahnya. Wajah perempuan itu nampak menyimpan rasa simpatik yang mendalam padanya. "Iya, Bu. Andina di mana?" Mendadak hati Hendra terasa pedih. Bayangan wajah Andina tergambar dalam benaknya. Bahkan, mungkin saja ketika peristiwa itu terjadi, Andina belum bisa sempurna merekam cantik wajah ibunya dalam ingatan, dan karena kebodohan Hendra, Andina harus kehilangan kasih sayang dan dekap hangat Theresa untuk selamanya. "Ada di kamar dia, Hen. Ayo ibu antar.""Ah, sebentar, Bu!" Hendra menghentikan langkah Mar yang hendak mengantarkan dia ke kamar Andina. "Kenapa? Ada apa, Hen?"Hendra menghela napas panjang, ia menundukkan wajah beberapa saat, lalu kembali mengangkat wajah setelah menghela napas beberapa kali. "Apa Andina mau ketemu saya, Bu?" tanya Hendra dengan hati diliputi rasa takut. Alis Mar berkerut, sejenak ia terdiam, matanya tak lepas dari wajah Hendra yang menyimpan risau. Hendra tahu, tatapan mata itu t

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 80 Kejutan Lain

    "Mas? Kamu datang? A--.""Cukup, San! Aku sudah tahu semuanya!" Potong Hendra dingin sambil memberi kode Sandra agar tidak mendekatinya. Sandra yang awalnya hendak bangkit dan menghambur memeluk Hendra, kontan mengurungkan niat begitu mendengar kalimat itu. Wajahnya makin panik, makin pucat dengan keringat dingin yang mengucur. "A-aku bisa jelaskan! Ini semua pasti salah paham, aku--.""Orang kepercayaan Bram udah kasih dan kirim semua bukti itu ke aku, San. Kamu masih mau nyangkal?" Kembali Hendra memotong, ada sorot benci dalam mata itu. "Mas tapi a--.""DIAM!" suara Hendra meninggi, ia tak peduli ada banyak anggota penyidik ada di sana, matanya terus menatap tajam ke arah Sandra yang kelabakan. "Pertanggungjawabkan semua dosa dan kesalahanmu, aku benar-benar nggak pernah ngira kamu sejahat itu, San! Dan silahkan tunggu surat cerai dariku, aku yang akan urus semua!"Mendengar kata cerai, mata Sandra membelalak. Ia segera meraih lengan Hendra, namun lelaki itu mengibaskan tangan S

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 79 Rahasia Lain (2)

    "Kamu tenang dulu, Sayang!" Andina kontan mengangkat wajah, menatap Bram dengan tatapan marah. Tenang? Bagaimana Bram bisa memintanya tenang setelah tahu bahwa selama ini kematian mamanya bukan karena murni kecelakaan? Bahkan si pembunuh hidup satu atap bersama dengan Andina puluhan tahun! "Gimana aku bisa tenang, Mas? Dia u--.""Sstt!" Potong Bram cepat, telunjuknya sudah menempel di bibir Andina. Setelah Andina terdiam, Bram segera mencengkeram kuat bahu sang istri, menatap lurus ke dalam mata Andina sambil tersenyum simpul. "Aku berjanji padamu bahwa dia akan membayar semuanya, Sayang! Dia, siapapun itu yang sudah nyakitin kamu akan membayar lunas semuanya. Percaya padaku!" Ucap Bram bersungguh-sungguh. Andina mematung di tempatnya berdiri. Air matanya masih menitik, membuat Bram melepaskan satu bahu Andina guna menyeka air matanya. "Kamu percaya sama suamimu ini, kan?" Tanya Bram tanpa melepaskan pandangan. "Aku sudah tidak menutupi apapun dari mu, An. Kamu percaya sama aku,

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 78 Rahasia Lain

    "Keterlaluan kamu!"Andina yang hendak melangkah menuju mobilnya kontan menoleh, ia baru beberapa detik melihat wajah penuh amarah itu ketika kemudian sebuah tamparan yang begitu keras mendarat di pipinya. Seketika rasa sakit dan panas menjalar di wajah Andina, satu tangan Andina menutup pipinya, bersamaan dengan itu, ia merasakan ada yang menarik rambutnya kuat-kuat. "Sakit, Ma!" Teriak Andina berusaha melepaskan jambakan itu. "Ma? Aku bukan mamamu! Dan setelah apa yang kamu dan suamimu lakukan pada anakku, pikirmu aku masih sudi kamu panggil mama?" Hardik suara itu menahan amarah. "Aku ngapain? Aku nggak ngapa-ngapain Tamara, Tante! Kalaupun suaminya harus dipecat dan mertuanya kehilangan banyak aset itu karena kesalahan mereka sendiri!" Bela Andina sembari mencoba melepaskan jambakan tangan Sandra. "Nggak ngapa-ngapain? Anakku harus melahirkan secepat ini karena syok, pikirmu itu baik? Semua ini gara-gara kamu! Salah kamu!" Ucap suara itu dengan nada penuh benci. Mendengar it

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status