Share

BAB 25 Ke Jogja

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-26 23:50:51

"Tuh kan? Apa aku bilang!" Bisik Bram ketika mereka melangkah menuju meja makan malam ini.

Ken sudah duduk di sebelah sang istri. Melihat itu, Andina tersenyum masam, ia lantas balas berbisik dengan begitu lirih.

"Om salah. Tadi kata Om dua hari baru balik ke rumah. Lah ini? Belum juga sehari." Bisik Andina lalu segera menjauhkan wajah.

Bram tidak menjawab, langkah mereka sudah begitu dekat dengan meja makan. Bram segera menaik kursi, mempersilahkan Andina duduk lalu menarik satu lagi untuk dia sendiri.

"Malam, Ma." Sapa Bram begitu dia duduk. Hanya Mar yang dia sapa, tidak dengan sepasang suami-istri yang sudah lebih dulu duduk di depan mereka.

"Gimana hari pertama kerja, An?" Mar hanya menanggapi sapaan itu dengan seulas senyum, ia malah tertarik dengan hari pertama Andina bekerja.

"Langsung sibuk, Ma. Punya bos temen sendiri ternyata lebih menyebalkan." Kelakar Andina yang kembali sukses membuat senyum Mar menghiasi wajah.

"Terkadang memang gitu sih. Yang penting kamu enjoy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 26 Makeover

    "Kalian hati-hati jaga rumah, ya? Mama tinggal dulu."Setelah sarapan, Mar segera bersiap berangkat. Bahkan barang bawaannya dan Tamara yang entah apa tujuannya ikut, sudah tertata rapi di bagasi mobil. Andina tersenyum, agaknya selama seminggu ini ia bisa sedikit tenang berada di rumah, ya kecuali kalau suami dari sang adik sudah pulang bekerja. "Kabarin kalau udah sampai sana ya, Ma. Mama hati-hati di jalan." Andina mencium punggung telapak tangan Mar dengan penuh hormat, disusul suaminya dan juga Ken yang tentu saja ikut melepas istrinya pergi bersama sang nenek. "Ken, kamu kalo jadi nyusul bawa mobil sendiri. Kebiasaan kalau balik sini nggak muat mobilnya buat bawa oleh-oleh."Diberi pesan begitu, Ken sontak membelalak. Hanya sebentar karena sedetik kemudian ia mengangguk pelan, tanda bahwa ia mengerti dan paham dengan titah yang ibu ratu berikan. "Baik Eyang. Nanti Ken bawa mobil sendiri." Desisnya kemudian. Mar tidak lagi banyak bicara, ia segera masuk ke dalam mobil yang p

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 27 Heran

    "Ini semua, Om?"Bukan salah Andina kalau ia sampai membelalakkan mata. Baju yang dia bawa cukup banyak. Sampai tiga kantong belanja. Belum yang Bram bawa. Dan jangan lupakan, mereka belanja di departemen store yang cukup tersohor. Meskipun tidak semahal brand baju yang ibu ratu suka pakai, namun berbelanja sebegini banyak pasti tidak mungkin hanya habis tiga-empat juta saja! Darimana Bram akan membayarnya? Kartu kredit itu? Tapi siapa yang nanti akan membayar? Apakah mama mertuanya? Atau jangan-jangan itu kartu kredit yang diberikan mama mertua Andina untuk anak lelakinya itu? "Iya semua. Cocok kok kamu pakai." Sahut Bram seraya melenggang menuju kasir. "Ya tapi ... Om!" Andina segera mengejar langkah Bram yang sudah cukup jauh darinya. "Om kita perlu pilih lagi deh bajunya. Ma--.""Untuk apa? Udah bawa sini!" Bram meletakkan tas yang dia bawa ke atas meja kasir, lalu meraih tas di tangan Andina."Ta--.""Katanya mau creambath? Sana sekalian mau spa atau apa terserah. Biar aku yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 28 Deep Talk (Again)

    "Sudah?" Suara itu menyapa Andina dengan lembut. Andina yang baru saja beres menjalani me timenya, sudah berdiri di depan pintu masuk loby. "Om masih sibuk? Kalo gitu mending a--." "Tengok ke arah jam tiga dari tempatmu berdiri. Aku sudah di sini sejak beberapa saat yang lalu." Potong suara itu yang langsung membuat mata Andina membelalak. Tanpa membalas kalimat itu, Andina segera celingak-celinguk sesuai instruksi yang tadi Bram berikan. Benar saja! Mobil Bram terpakir di bawah pohon tak jauh dari pintu masuk loby mall. "Oke, aku kesana Om!" Andina mematikan sambungan telepon, ia memasukkan ponsel miliknya ke dalam tas. Langkahnya segera terayun menuju di mana mobil Bram berada. Bram sudah sejak menunggu di sana? Kenapa dia tidak memberitahu Andina? "Maaf kalau lama, Om." Desis Andina begitu masuk ke dalam mobil. "Nggak masalah, yang penting kamu happy." Ucap Bram lalu menghidupkan mesin mobil. Andina melirik Bram dari tempatnya duduk, kalimat tadi masih terngian

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 29 Menyerahkan Diri

    "Mana kunyuk itu? Nggak pulang dia? Mobilnya nggak ada, tumben?" Tanya Bram pada salah seorang pekerja di rumahnya. "Oh Mas Ken? Belum pulang, Mas. Nggak kasih kabar juga ke rumah." Jawab suara itu sopan. "Istrinya nggak ada, mana mungkin dia balik." Gumam Bram lalu melangkah menuju anak tangga. Siapa yang tak tahu kelakuan bocah itu di luar rumah? Semua tahu, tapi agaknya semua memilih tutup mata. Bram pun tidak peduli, semua tingkah-polah anak itu sama sekali tidak merugikan Bram. Atau sebenarnya malah menguntungkan? Bukankah karena polah anak itu, Bram jadi bisa memiliki Andina sekarang ini? Bram mendesah panjang. Ia memang memiliki Andina, namun bukan 'memiliki' seperti apa yang dipikirkan orang-orang. Mereka hanya terikat status, tanpa diikuti hal-hal lain yang semestinya. Bram menekan knop pintu, mendorong pintu dan membawa kakinya melangkah. Langkah Bram terhenti ketika melihat Andina tengah sibuk menyusun baju-baju baru yang tadi ia belikan untuk sang istri. Penampilan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 30 Hot Night

    "Masih sakit?"Disela-sela permainan mereka, Bram masih terpikirkan untuk menanyakan hal itu. Ia tahu betul, ini adalah yang pertama kali untuk Andina. Cengkeraman kuat tangan Andina, jeritan kecil saat Bram mulai merangsak masuk dan tak lupa lelehan air mata serta sensasi ketat yang teramat sangat dari diri Andina di bawah sana adalah bukti otentik bahwa Bram adalah laki-laki pertama dalam hidup Andina. Mata itu perlahan membuka, ada sisa bayangan air mata di sana. Bram tahu, dari sorot mata itu, Andina tengah kebingungan dengan apa yang kini ia rasakan. Bram berani bertaruh, rasa perih dan sakit itu masih mendominasi, meskipun rasa nikmat itu sudah perlahan-lahan memanjakan Andina. Sebenarnya Bram ingin mempercepat temponya, namun ia begitu takut ini akan semakin menyakiti sang istri. Bram memang sudah dua kali menikah sebelumnya. Namun menghadapi perawan, ini baru pertama kali untuk Bram dalam seumur hidup. Lawan main Bram yang dulu-dulu sudah mempunyai jam terbang yang tinggi, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 31 Rencana Baru

    Bram mengerjapkan mata dan sedikit terkejut ketika menyadari ada tangan yang memeluk tubuhnya erat-erat. Ia tersenyum ketika mendapati siapa pemilik tangan yang memeluk tubuhnya itu. Tubuh mereka masih polos tanpa sehelai benang pun, hanya selimut yang menyembunyikan kenyataan itu sampai atas dada. Bram menjatuhkan kecupan di puncak kepala sang istri. Entah mengapa, kini rasanya hidup Bram seperti terlahir kembali. Ada semangat yang sebelumnya padam, kini kembali menyala dan membara. Membakar tidak hanya gairah Bram yang telah lama terpendam, tetapi juga semangat hidup dan daya juangnya kembali. "Love you, An!" Bisik Bram lirih. Ya! Tidak salah lagi, Bram memang sudah jatuh hati pada istri yang dipilihkan ibunya. Gadis yang awalnya Bram tolak karena bukan hanya jarak umur mereka yang cukup jauh, tetapi juga status Andina yang merupakan mantan tunangan dari keponakannya sendiri. Terlebih malam apa yang baru saja mereka lewati bersama, makin membuat Bram terpikat oleh gadis yang dic

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 32 Rahasia Ken

    "An? Kamu nggak kerja?"Andina samar-samar mendengar suara itu. Ia mengerjapkan mata, nampak cahaya matahari sudah masuk memenuhi kamar. Begitu melihat wajah itu begitu dekat, mata Andina sontak terbuka lebar. Benar saja, Bram sudah duduk di tepi ranjang, wajahnya bahkan condong menunduk dan berjarak tak jauh dari wajah Andina. "O-Om? Jam berapa?" Tanya Andina yang sedetik kemudian langsung mencari dinding di mana jam itu berada. "Astaga! Jam tujuh?"Seketika Andina bangkit, saking spontannya, puncak kepala Andina sampai bertubrukan dengan wajah Bram. Nampak mereka mengaduh bersamaan. "Maaf Om!" Desis Andina yang seketika menyentuh bagian wajah Bram yang beradu dengan kepalanya tadi."Its okay, An. Nggak apa-apa. Bangun, cepat bersiap lalu aku anter kerja." Titahnya tegas. "Oh ya, satu lagi ... Sampai kapan kamu mau terus panggil aku Om begitu?"Pertanyaan itu menyimpan nada gemas, Andina hanya nyengir lebar ditanya begitu, sementara Bram masih menatap Andina dengan saksama. Mata m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 33 Bram Yang Misterius

    "Sedetail itu dia perhatian sama kamu, An?" Clara membelalakan mata, Andina hanya melirik sekilas, kembali sibuk dengan jarum dan payet di piring. "Gila, An! Bener-bener jackpot ini mah!" Lanjut Clara yang masih nampak berapi-api. "Dia seefort itu, seperhatian itu dan kamu belum bisa terima dia di hati kamu, An?"Jemari Andina yang tadi sibuk memasang payet di gaun pesta, seketika terhenti mendengar pertanyaan yang Clara lontarkan. Andina nampak tertegun sejenak, membuat Clara sontek nyengir lebar dan menggeser duduknya sediki lebih dekat."Hayo loh ... Ngaku coba, kamu udah ada rasa, kan?" Desak Clara yang selalu bisa membaca ekspresi dan sorot mata Andina.Melihat Andina yang nampak panik ditanya begitu, tawa Clara seketika pecah. Ia tertawa sambil menarik piring berisi payet yang ada di depan Andina, merebut paksa jarum dari tangan Andina lalu menatap Andina dengan tatapan antusias. "Lingerie kemarin udah dicoba berarti? Gimana, dia bukan gay, kan?""Bukanlah!" Sahut Andina cepat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07

Bab terbaru

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 73 Sang Owner

    "Loh, Om ngapain ke sini?"Ken sangat terkejut ketika mendapati Bram keluar dari ruangan Dharma dengan setelan jas yang begitu rapi. Kening Ken berkerut, jangan bilang kalau .... "Katanya nggak sudi jadi budak korporat, Om? Berubah pikiran nih?" Kejar Ken ketika sosok itu hanya tersenyum tanpa menjawab. "Emang enggak, siapa yang bilang aku ke sini buat jadi budak korporat?" Balas Bram sembari membalas tatapan menyelidik yang Ken tujukan padanya. "Lah? Terus?" Nampak wajah itu belum puas. Kalau bukan untuk melamar pekerjaan di sini, untuk apa omnya itu datang kemari dengan setelan jas rapi? "Ada lah, ntar kamu juga tau." Balas Bram lantas berlalu. Ditinggal begitu saja oleh Bram tanpa diberi jawaban, membuat Ken makin penasaran. Ia lantas melangkah ke depan pintu ruangan Dharma, baru saja ia hendak mengetuk pintu itu, Dharma ternyata sudah lebih dulu keluar dan membuatnya terkejut. "Astaga, Pakdhe!" Hampir Ken memekik, bagaimana tidak kalau tahu-tahu pintu terbuka dan sosok itu m

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 72 The Day

    "Kamu ganteng bener loh kalau pakai jas begini!" Bram menoleh, ia menatap Andina yang berdiri sembari menatap ke arahnya. Bram tersenyum, merapikan dasinya lalu memakai jas sudah disiapkan Andina. "Lebih suka pakai kaos sama celana." Sahut Bram sembari memperhatikan pantulan dirinya di cermin. "Aku lebih suka kamu nggak pake baju."Bram membelalak, ia memutar tubuhnya hingga kini ia bisa melihat secara langsung Andina yang masih tegak berdiri menatap ke arahnya. Wajahnya nampak menahan tawa membuat Bram mendengus sembari melangkah menghampiri sang istri. "Eh apaan?" Andina bergegas menghindar, tawanya pecah sementara Bram, ia masih terus mengejar sang istri sampai akhirnya bisa menarik tubuh itu dalam pelukannya. "Lepasin ih!" Protes Andina sembari berusaha melepaskan diri. "Nggak! Nggak ada lepas! Tadi bilang apa?" Tanya Bram yang malah mempererat pelukannya. "Canda doang! Udah sana berangkat!" Usir Andina yang masih belum bisa melepaskan diri. Bram mendengus, ia mendekatkan

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 71 Mundur

    "Mas yakin dia nggak ngamuk nanti?" Andina melirik Bram, mereka sudah dalam perjalanan pulang sekarang. Sementara Dharma, tentu ia harus kembali ke kantor. "Kenapa ngamuk? Aku salah apa?" Tanya Bram santai. Andina mendengus, ia menyandarkan tubuhnya di jok mobil dengan mata terpejam. Perlahan-lahan ia menghela napas panjang, tentu Andina paham bagaimana karakter orang satu itu, komplit berserta istri dan anak bungsunya. Kalau dua anaknya yang lain, Andina tidak tahu karena mereka hidup di luar negeri dan dengar-dengar sudah berpindah kewarganegaraan. "Coba aja suruh ngamuk, udah berapa banyak dia bikin rugi aku." Desis Bram ketika istrinya terdiam. "Bukan soal duitnya aja, Mas. Tapi kan sama aja dia dibohongi sama kalian selama ini." Jelas Andina yang tengah mempersiapkan diri untuk kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. "Bodo amat. Punya hak apa dia ingin tahu hal-hal pribadiku?"Andina mengalah, ia tidak lagi membantah. Masing-masing mereka fokus pada kegiatan masing-masing. Br

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 70 Akhirnya!

    "Kita mau ketemu siapa?"Mereka sudah berada di dalam mobil, hendak pergi entah ke Selendra dulu atau Lajendra, Andina tidak tahu. Sejak tadi Bram bungkam, dilihat dari sorot wajahnya, ia tengah berpikir keras sekarang. "Banyak orang, Sayang. Nanti kamu juga akan tahu." Jawab Bram sekenanya. Andina menghela napas panjang, kalau sudah begini, rasanya lebih baik tidak banyak bertanya dan menunggu nanti siapa orang yang subuh tadi membuat janji dengan Bram. Apakah benar Dharmawan seperti dugaan Andina? Kalau benar dia, itu artinya selama ini Bram punya andil di perusahaan keluarga yang katanya sudah berpindah kepemilikan. 'Melunasi semua hutang Gunawan dan mengambil alih perusahaan? Rasanya tidak mungkin! Tapi apa yang tidak mungkin kalau--.'"An? Mikir apa?"Sontak Andina terkejut, ia menoleh dan mendapati Bram tengah menatap ke arahnya dengan sorot penasaran. Seketika Andina tergagap, jujur rasanya ia ingin mengungkapkan semua rasa penasaran, namun Andina tidak mau dicap lancang, m

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 69 Siapa?

    Pancingan Andina berhasil. Mar menceritakan semua dengan detail persis seperti obrolannya dengan Bram yang Andina curi dengar kemarin. Mar tidak berusaha menutupi apapun yang itu artinya, pertanyaan Andina perihal siapa yang ditelpon Bram belum mendapatkan jawaban. Andina menatap jendela kamar yang mengarah ke halaman belakang, agaknya memang ia harus bersabar untuk tahu apa-apa saja yang Bram masih rahasiakan darinya. Ia hendak membalikkan badan ketika tangan itu merengkuh tubuh Andina dari belakang. "Astaga! Mas!" Andina memekik terkejut, ia menoleh dan mendapati Bram terkekeh tanpa melepaskan dekapan. "Kata mama tadi nyariin aku?" Tanya Bram malah mempererat pelukan itu. "Iyalah, orang bangun tau-tau nggak ada. Gimana nggak nyariin?" Jawab Andina dengan wajah masam. "Ada urusan tadi, jadi ya harus keluar sebentar." Jawab Bram santai, kini pelukan itu dia lepas. Kening Andina berkerut, ia membalikkan badan dan memperhatikan Bram dengan saksama. Tidak ada yang mencurigakan dari

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 68 Fakta Baru

    Andina menggeliat, ia meraba sebelahnya. Kosong! Spontan mata Andina terbuka. Ia menarik selimut untuk menutupi dada dan tertegun sejenak sembari mengembalikan nyawanya yang masih sebagian belum kembali. Pukul dua dini hari. Andina perlahan bangkit. Ia mendapati pakaiannya ada di atas nakas, padahal beberapa jam yang lalu saat ia dan Bram akhirnya kembali masuk ke kamar, pakaian itu tercecer di segala sudut. "Mas?"Sembari perlahan-lahan turun, Andina mencoba memancing, memanggil suaminya berharap dia tengah berada di kamar mandi. Sunyi. Tidak ada jawaban. Akhirnya Andina meraih baju-bajunya, memakai pakaian itu satu persatu lalu melangkah masuk ke walk in closet mereka. Benar, pintu kamar mandi terbuka dan kosong. Bram tidak ada di sana. Lalu kemana suaminya itu pergi pagi buta begini? Ia sudah membuka semua identitasnya, apakah Bram masih harus diam-diam pergi seperti dulu? Karena penasaran, Andina melangkah keluar kamar. Matanya menyipit ketika melihat cahaya dari ruang kerj

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 67 Mission Success

    "Papa nggak nginep sini aja?" Andina mengantar tamu besar hari ini ke depan rumah. Bukan hanya dia, Bram dan Mar pun ikut mengantarkan. Sudah pukul sepuluh malam dan ini sudah masuk waktunya istirahat. "Nggak usahlah. Orang cuma deket kan rumahnya. Kapan-kapan aja papa sama mama mampir ke sini." Hendra menoleh, mengulaskan senyum di wajah sembari menatap Andina dengan saksama. Papa dan mama? Andina tersenyum kecut mendengar kalimat itu. Memang wanita itu mau kembali berkunjung kemari? Andina meliriknya sekilas, bisa ia lihat wajah perempuan itu sangat tidak senang, meskipun berusaha menutupi dengan senyum, Andina yang sudah cukup lama hidup satu rumah dengan perempuan itu, tentu paham dan hafal betul tiap mimik dan topeng yang dia pakai."Intinya, rumah Bram sama Andina itu rumah Papa juga, jangan sungkan dan sering-sering main kemari ya, Pa." Bram ikut menambahi, sama seperti sang istri, hanya papa yang disebut olehnya, sedangkan Sandra? Agaknya tidak perlu dijelaskan lagi kenapa

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 66 Jebakan?

    "Ibu juga nggak nyangka ini, Hen. Ketipu sama Bram selama ini. Dikasih duit dibalikin, nggak pernah di rumah, ditawari kerjaan nggak mau, udah pikiran ibu kemana-mana." Curhat Mar di sela-sela makan malam, sementara Bram hanya menyimak sambil menahan tawa. "Hendra paham, Bu. Ya mungkin Bram lebih suka bekerja dalam diam. Ada kan beberapa orang yang begitu." Meskipun Mar adalah besannya, Hendra masih memanggilnya dengan panggilan ibu. Sudah sejak ia kecil dibiasakan memanggil Mar dengan sebutan ibu. Ketika sudah punya anak, sesekali di depan anak-anak, Hendra memanggil Mar dengan sebutan eyang. "Ya tapikan sebagai orang tua pikiran tetap kemana-mana kan, Hen? Mana kawin dua kali gagal. Makanya kemarin begitu Andina nggak jadi nikah sama Ken, ibu kawinin aja dia sama Andina." Hampir Andina tersedak, untungnya ia masih bisa menahan diri. Ia dan Bram nampak saling lirik dan lempar pandangan beberapa saat. Kenapa malah membahas hal ini? "Hendra seneng banget, Bu, liat Andina se

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 65 Dinner

    "Pas?"Andina tersenyum ketika heels soft pink itu terpasang di kaki. Sangat pas dan cantik di kakinya. Ia sudah selesai membersihkan diri dan merias wajah. Jadi anak buah Clara selama beberapa bulan memberi banyak sekali keuntungan untuk Andina. Dia jadi melek fashion untuk dirinya sendiri, pintar merawat tubuh dan juga bermake-up! Ditunjang dengan segala fasilitas yang Bram sodorkan, Andina yang sekarang sangat berbeda dengan Andina yang dulu. Andina bediri, menatap bayangan dirinya di cermin besar yang ada di walk in closet. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, Andina benar-benar sempurna. Crop blazer dan skirt knit membungkus tubuhnya dengan pas. Belum lagi rambutnya yang dia curly sedikit dan dia beri jepit mutiara, sungguh ini benar-benar sangat cantik! Andina bahkan sampai tidak bisa mengenali dirinya lagi. "An, su--."Andina segera menoleh, ia mendapat Bram tertegun menatapnya tanpa kedip. Andina tersenyum, ia melangkah menghampiri sang suami. "Kurang apa?" Tanyanya yang s

DMCA.com Protection Status