Share

BAB 29 Menyerahkan Diri

last update Last Updated: 2024-09-02 18:05:04

"Mana kunyuk itu? Nggak pulang dia? Mobilnya nggak ada, tumben?" Tanya Bram pada salah seorang pekerja di rumahnya.

"Oh Mas Ken? Belum pulang, Mas. Nggak kasih kabar juga ke rumah." Jawab suara itu sopan.

"Istrinya nggak ada, mana mungkin dia balik." Gumam Bram lalu melangkah menuju anak tangga.

Siapa yang tak tahu kelakuan bocah itu di luar rumah? Semua tahu, tapi agaknya semua memilih tutup mata. Bram pun tidak peduli, semua tingkah-polah anak itu sama sekali tidak merugikan Bram. Atau sebenarnya malah menguntungkan?

Bukankah karena polah anak itu, Bram jadi bisa memiliki Andina sekarang ini?

Bram mendesah panjang. Ia memang memiliki Andina, namun bukan 'memiliki' seperti apa yang dipikirkan orang-orang. Mereka hanya terikat status, tanpa diikuti hal-hal lain yang semestinya.

Bram menekan knop pintu, mendorong pintu dan membawa kakinya melangkah. Langkah Bram terhenti ketika melihat Andina tengah sibuk menyusun baju-baju baru yang tadi ia belikan untuk sang istri.

Penampilan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
firly edogawa
kentang banget kak.. ini kok dikit banget sih kak?? gak kaya judul kakak yg lain, panjang2.........
goodnovel comment avatar
Rosi Novianty
wah.. wah.. wah...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 30 Hot Night

    "Masih sakit?"Disela-sela permainan mereka, Bram masih terpikirkan untuk menanyakan hal itu. Ia tahu betul, ini adalah yang pertama kali untuk Andina. Cengkeraman kuat tangan Andina, jeritan kecil saat Bram mulai merangsak masuk dan tak lupa lelehan air mata serta sensasi ketat yang teramat sangat dari diri Andina di bawah sana adalah bukti otentik bahwa Bram adalah laki-laki pertama dalam hidup Andina. Mata itu perlahan membuka, ada sisa bayangan air mata di sana. Bram tahu, dari sorot mata itu, Andina tengah kebingungan dengan apa yang kini ia rasakan. Bram berani bertaruh, rasa perih dan sakit itu masih mendominasi, meskipun rasa nikmat itu sudah perlahan-lahan memanjakan Andina. Sebenarnya Bram ingin mempercepat temponya, namun ia begitu takut ini akan semakin menyakiti sang istri. Bram memang sudah dua kali menikah sebelumnya. Namun menghadapi perawan, ini baru pertama kali untuk Bram dalam seumur hidup. Lawan main Bram yang dulu-dulu sudah mempunyai jam terbang yang tinggi, k

    Last Updated : 2024-09-04
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 31 Rencana Baru

    Bram mengerjapkan mata dan sedikit terkejut ketika menyadari ada tangan yang memeluk tubuhnya erat-erat. Ia tersenyum ketika mendapati siapa pemilik tangan yang memeluk tubuhnya itu. Tubuh mereka masih polos tanpa sehelai benang pun, hanya selimut yang menyembunyikan kenyataan itu sampai atas dada. Bram menjatuhkan kecupan di puncak kepala sang istri. Entah mengapa, kini rasanya hidup Bram seperti terlahir kembali. Ada semangat yang sebelumnya padam, kini kembali menyala dan membara. Membakar tidak hanya gairah Bram yang telah lama terpendam, tetapi juga semangat hidup dan daya juangnya kembali. "Love you, An!" Bisik Bram lirih. Ya! Tidak salah lagi, Bram memang sudah jatuh hati pada istri yang dipilihkan ibunya. Gadis yang awalnya Bram tolak karena bukan hanya jarak umur mereka yang cukup jauh, tetapi juga status Andina yang merupakan mantan tunangan dari keponakannya sendiri. Terlebih malam apa yang baru saja mereka lewati bersama, makin membuat Bram terpikat oleh gadis yang dic

    Last Updated : 2024-09-05
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 32 Rahasia Ken

    "An? Kamu nggak kerja?"Andina samar-samar mendengar suara itu. Ia mengerjapkan mata, nampak cahaya matahari sudah masuk memenuhi kamar. Begitu melihat wajah itu begitu dekat, mata Andina sontak terbuka lebar. Benar saja, Bram sudah duduk di tepi ranjang, wajahnya bahkan condong menunduk dan berjarak tak jauh dari wajah Andina. "O-Om? Jam berapa?" Tanya Andina yang sedetik kemudian langsung mencari dinding di mana jam itu berada. "Astaga! Jam tujuh?"Seketika Andina bangkit, saking spontannya, puncak kepala Andina sampai bertubrukan dengan wajah Bram. Nampak mereka mengaduh bersamaan. "Maaf Om!" Desis Andina yang seketika menyentuh bagian wajah Bram yang beradu dengan kepalanya tadi."Its okay, An. Nggak apa-apa. Bangun, cepat bersiap lalu aku anter kerja." Titahnya tegas. "Oh ya, satu lagi ... Sampai kapan kamu mau terus panggil aku Om begitu?"Pertanyaan itu menyimpan nada gemas, Andina hanya nyengir lebar ditanya begitu, sementara Bram masih menatap Andina dengan saksama. Mata m

    Last Updated : 2024-09-06
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 33 Bram Yang Misterius

    "Sedetail itu dia perhatian sama kamu, An?" Clara membelalakan mata, Andina hanya melirik sekilas, kembali sibuk dengan jarum dan payet di piring. "Gila, An! Bener-bener jackpot ini mah!" Lanjut Clara yang masih nampak berapi-api. "Dia seefort itu, seperhatian itu dan kamu belum bisa terima dia di hati kamu, An?"Jemari Andina yang tadi sibuk memasang payet di gaun pesta, seketika terhenti mendengar pertanyaan yang Clara lontarkan. Andina nampak tertegun sejenak, membuat Clara sontek nyengir lebar dan menggeser duduknya sediki lebih dekat."Hayo loh ... Ngaku coba, kamu udah ada rasa, kan?" Desak Clara yang selalu bisa membaca ekspresi dan sorot mata Andina.Melihat Andina yang nampak panik ditanya begitu, tawa Clara seketika pecah. Ia tertawa sambil menarik piring berisi payet yang ada di depan Andina, merebut paksa jarum dari tangan Andina lalu menatap Andina dengan tatapan antusias. "Lingerie kemarin udah dicoba berarti? Gimana, dia bukan gay, kan?""Bukanlah!" Sahut Andina cepat

    Last Updated : 2024-09-07
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 34 Mulai Cari Tahu

    "Nunggu lama?"Andina tersenyum, ia segera memakai seat belt terlebih dahulu daripada menjawab pertanyaan yang Bram ajukan padanya."Nggak kok, lagian tadi juga belum kelar, Mas. Sekalian rampungin pasang kristal, nanggung. Emang Mas tadi dari mana?"Sebuah kesempatan kalau Andina bilang. Bukankah dia penasaran setengah mati dengan segala macam gerak-gerik suaminya ini? Jadi seperti yang Clara sarankan tadi, Andina harus banyak mengajak lelaki itu mengobrol. "Dapet undangan main golf. Kapan-kapan ikut, ya?"Speechless. Undangan main golf? Dari siapa dan sejak kapan suaminya ini suka main golf? Atau sebenarnya sudah dari dulu dan Andina baru tahu sekarang ini? "Dari siapa? Aku baru tahu kalau Mas suka main golf. Cantik-cantik pasti caddy-nya, kan?" Cecar Andina yang entah mengapa hatinya merasa tak suka jika ingat wanita-wanita cantik yang bekerja di lapangan golf itu. Diluar dugaan, Bram terbahak tepat satu detik setelah Andina mencecarnya dengan pertanyaan beruntun. Mendengar taw

    Last Updated : 2024-09-09
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 35 Menggebu-gebu

    "Mama masih betah di sana, ya?" Tanya Andina pada Bram, ini sudah hari ke delapan. "Ken katanya tadi udah nyusul. Paling telat lusa udah balik. Kenapa?" Jawab Bram tanpa mengangkat wajah dari depan layar ponsel. Melihat sang suami fokus pada ponsel dan terkesan mengabaikan, Andina seketika menjadi kesal. Ia mengerucutkan bibir, melangkah ke kemari pakaian dan mengambil sesuatu dari sana. Bram masih sibuk berkutat dengan ponselnya, Andina pun segera melangkah menuju kamar mandi, membiarkan Bram asik dengan entah apa yang ada di sana. Password ponsel Bram adalah hal yang belum Andina dapatkan saat ini. Ah ... Bukan hanya pasword, berapa nominal deposito milik suami dan apa yang dia lakukan di luar rumah pun Andina belum mendapatkan jawaban. Ia tidak mau terlalu terburu-buru, Andina tak ingin Bram punya pemikiran negatif tentang dirinya. Andina segera melucuti pakaiannya, ia sudah rapi dengan sleep dress satin sebenarnya, namun melihat Bram yang nampak asik dengan ponsel, m

    Last Updated : 2024-09-10
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 36 Menyelinap

    "Tidurlah, capek kan?" Bram mengecup puncak kepala Andina, jika beberapa saat yang lalu mereka menghabiskan waktu untuk saling berbagi kenikmatan di bawah guyuran shower, kini mereka sudah berada di atas tempat tidur mereka. "Mas mau kemana?" Tentu itu yang Andina tanyakan, Bram tidak berada di dalam selimut seperti dirinya! Padahal Andina ingin sekali memeluk Bram setelah pergumulan penuh nikmat yang mereka lalui tadi. "Mandi. Kenapa?"Andina mencebik, ia bangkit dan menarik lengan Bram agar kembali jatuh ke atas kasur. "Mandi besok aja kenapa sih, Mas? Tinggal tidur aja!" Protes Andina dengan nada tak suka. Bram tersenyum, ia mengangguk dan ikut masuk ke dalam selimut. Membawa tubuh Andina untuk kembali berbaring di atas kasur. "Udah?" Tanya Bram sambil menatap Andina dengan saksama. "Belum. Belum dipeluk!" Jawab Andina masih dengan bibir menggerucut. Mendengar itu kontan tawa Bram pecah, ia tertawa lirih lalu memeluk tubuh itu erat-erat. Dibenamkan wajah Andina di dada sambi

    Last Updated : 2024-09-11
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 37 Rahasia Para Lelaki

    "Kamu nggak gelut melulu sama om kamu itu, kan?"Ken yang tengah menyantap masakan ndeso ala mbok Jum hampir saja tersedak mendengar pertanyaan itu. Terlebih kata gelut yang keluar dari mulut sang istri. "Delapan hari ini di sini, kosakata mu bertambah ya?" Gumam Ken setelah susah payah menelan nasinya. "Emang tahu arti gelut itu apa?" Pancingnya sambil menahan tawa. "Tau! Kata mbok Jum, gelut itu berantem, berkelahi, saling pukul." Jawab Tamara singkat. "Nah! Emang aku pernah saling pukul sama dia? Ya meskipun sebenarnya aku pengen banget mukul palanya itu."Tamara mencebik, ia hanya duduk saja menemani Ken makan. Ia sudah cukup kenyang, lagipun matanya sudah terasa berat. Efek sudah malam dan tentu saja meladeni serangan singkat Ken di kamar mandi tadi. "Ya emang enggak, cuma kan kalian ribut mulu, Sayang!" Ujar Tamara mengingatkan. "Ya itu belum tentu dan nggak bisa disebut gelut juga." Tamara tidak menanggapi, ia menyeruput teh hangat yang disiapkan mbok Jum untuknya. Segela

    Last Updated : 2024-09-12

Latest chapter

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 73 Sang Owner

    "Loh, Om ngapain ke sini?"Ken sangat terkejut ketika mendapati Bram keluar dari ruangan Dharma dengan setelan jas yang begitu rapi. Kening Ken berkerut, jangan bilang kalau .... "Katanya nggak sudi jadi budak korporat, Om? Berubah pikiran nih?" Kejar Ken ketika sosok itu hanya tersenyum tanpa menjawab. "Emang enggak, siapa yang bilang aku ke sini buat jadi budak korporat?" Balas Bram sembari membalas tatapan menyelidik yang Ken tujukan padanya. "Lah? Terus?" Nampak wajah itu belum puas. Kalau bukan untuk melamar pekerjaan di sini, untuk apa omnya itu datang kemari dengan setelan jas rapi? "Ada lah, ntar kamu juga tau." Balas Bram lantas berlalu. Ditinggal begitu saja oleh Bram tanpa diberi jawaban, membuat Ken makin penasaran. Ia lantas melangkah ke depan pintu ruangan Dharma, baru saja ia hendak mengetuk pintu itu, Dharma ternyata sudah lebih dulu keluar dan membuatnya terkejut. "Astaga, Pakdhe!" Hampir Ken memekik, bagaimana tidak kalau tahu-tahu pintu terbuka dan sosok itu m

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 72 The Day

    "Kamu ganteng bener loh kalau pakai jas begini!" Bram menoleh, ia menatap Andina yang berdiri sembari menatap ke arahnya. Bram tersenyum, merapikan dasinya lalu memakai jas sudah disiapkan Andina. "Lebih suka pakai kaos sama celana." Sahut Bram sembari memperhatikan pantulan dirinya di cermin. "Aku lebih suka kamu nggak pake baju."Bram membelalak, ia memutar tubuhnya hingga kini ia bisa melihat secara langsung Andina yang masih tegak berdiri menatap ke arahnya. Wajahnya nampak menahan tawa membuat Bram mendengus sembari melangkah menghampiri sang istri. "Eh apaan?" Andina bergegas menghindar, tawanya pecah sementara Bram, ia masih terus mengejar sang istri sampai akhirnya bisa menarik tubuh itu dalam pelukannya. "Lepasin ih!" Protes Andina sembari berusaha melepaskan diri. "Nggak! Nggak ada lepas! Tadi bilang apa?" Tanya Bram yang malah mempererat pelukannya. "Canda doang! Udah sana berangkat!" Usir Andina yang masih belum bisa melepaskan diri. Bram mendengus, ia mendekatkan

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 71 Mundur

    "Mas yakin dia nggak ngamuk nanti?" Andina melirik Bram, mereka sudah dalam perjalanan pulang sekarang. Sementara Dharma, tentu ia harus kembali ke kantor. "Kenapa ngamuk? Aku salah apa?" Tanya Bram santai. Andina mendengus, ia menyandarkan tubuhnya di jok mobil dengan mata terpejam. Perlahan-lahan ia menghela napas panjang, tentu Andina paham bagaimana karakter orang satu itu, komplit berserta istri dan anak bungsunya. Kalau dua anaknya yang lain, Andina tidak tahu karena mereka hidup di luar negeri dan dengar-dengar sudah berpindah kewarganegaraan. "Coba aja suruh ngamuk, udah berapa banyak dia bikin rugi aku." Desis Bram ketika istrinya terdiam. "Bukan soal duitnya aja, Mas. Tapi kan sama aja dia dibohongi sama kalian selama ini." Jelas Andina yang tengah mempersiapkan diri untuk kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. "Bodo amat. Punya hak apa dia ingin tahu hal-hal pribadiku?"Andina mengalah, ia tidak lagi membantah. Masing-masing mereka fokus pada kegiatan masing-masing. Br

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 70 Akhirnya!

    "Kita mau ketemu siapa?"Mereka sudah berada di dalam mobil, hendak pergi entah ke Selendra dulu atau Lajendra, Andina tidak tahu. Sejak tadi Bram bungkam, dilihat dari sorot wajahnya, ia tengah berpikir keras sekarang. "Banyak orang, Sayang. Nanti kamu juga akan tahu." Jawab Bram sekenanya. Andina menghela napas panjang, kalau sudah begini, rasanya lebih baik tidak banyak bertanya dan menunggu nanti siapa orang yang subuh tadi membuat janji dengan Bram. Apakah benar Dharmawan seperti dugaan Andina? Kalau benar dia, itu artinya selama ini Bram punya andil di perusahaan keluarga yang katanya sudah berpindah kepemilikan. 'Melunasi semua hutang Gunawan dan mengambil alih perusahaan? Rasanya tidak mungkin! Tapi apa yang tidak mungkin kalau--.'"An? Mikir apa?"Sontak Andina terkejut, ia menoleh dan mendapati Bram tengah menatap ke arahnya dengan sorot penasaran. Seketika Andina tergagap, jujur rasanya ia ingin mengungkapkan semua rasa penasaran, namun Andina tidak mau dicap lancang, m

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 69 Siapa?

    Pancingan Andina berhasil. Mar menceritakan semua dengan detail persis seperti obrolannya dengan Bram yang Andina curi dengar kemarin. Mar tidak berusaha menutupi apapun yang itu artinya, pertanyaan Andina perihal siapa yang ditelpon Bram belum mendapatkan jawaban. Andina menatap jendela kamar yang mengarah ke halaman belakang, agaknya memang ia harus bersabar untuk tahu apa-apa saja yang Bram masih rahasiakan darinya. Ia hendak membalikkan badan ketika tangan itu merengkuh tubuh Andina dari belakang. "Astaga! Mas!" Andina memekik terkejut, ia menoleh dan mendapati Bram terkekeh tanpa melepaskan dekapan. "Kata mama tadi nyariin aku?" Tanya Bram malah mempererat pelukan itu. "Iyalah, orang bangun tau-tau nggak ada. Gimana nggak nyariin?" Jawab Andina dengan wajah masam. "Ada urusan tadi, jadi ya harus keluar sebentar." Jawab Bram santai, kini pelukan itu dia lepas. Kening Andina berkerut, ia membalikkan badan dan memperhatikan Bram dengan saksama. Tidak ada yang mencurigakan dari

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 68 Fakta Baru

    Andina menggeliat, ia meraba sebelahnya. Kosong! Spontan mata Andina terbuka. Ia menarik selimut untuk menutupi dada dan tertegun sejenak sembari mengembalikan nyawanya yang masih sebagian belum kembali. Pukul dua dini hari. Andina perlahan bangkit. Ia mendapati pakaiannya ada di atas nakas, padahal beberapa jam yang lalu saat ia dan Bram akhirnya kembali masuk ke kamar, pakaian itu tercecer di segala sudut. "Mas?"Sembari perlahan-lahan turun, Andina mencoba memancing, memanggil suaminya berharap dia tengah berada di kamar mandi. Sunyi. Tidak ada jawaban. Akhirnya Andina meraih baju-bajunya, memakai pakaian itu satu persatu lalu melangkah masuk ke walk in closet mereka. Benar, pintu kamar mandi terbuka dan kosong. Bram tidak ada di sana. Lalu kemana suaminya itu pergi pagi buta begini? Ia sudah membuka semua identitasnya, apakah Bram masih harus diam-diam pergi seperti dulu? Karena penasaran, Andina melangkah keluar kamar. Matanya menyipit ketika melihat cahaya dari ruang kerj

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 67 Mission Success

    "Papa nggak nginep sini aja?" Andina mengantar tamu besar hari ini ke depan rumah. Bukan hanya dia, Bram dan Mar pun ikut mengantarkan. Sudah pukul sepuluh malam dan ini sudah masuk waktunya istirahat. "Nggak usahlah. Orang cuma deket kan rumahnya. Kapan-kapan aja papa sama mama mampir ke sini." Hendra menoleh, mengulaskan senyum di wajah sembari menatap Andina dengan saksama. Papa dan mama? Andina tersenyum kecut mendengar kalimat itu. Memang wanita itu mau kembali berkunjung kemari? Andina meliriknya sekilas, bisa ia lihat wajah perempuan itu sangat tidak senang, meskipun berusaha menutupi dengan senyum, Andina yang sudah cukup lama hidup satu rumah dengan perempuan itu, tentu paham dan hafal betul tiap mimik dan topeng yang dia pakai."Intinya, rumah Bram sama Andina itu rumah Papa juga, jangan sungkan dan sering-sering main kemari ya, Pa." Bram ikut menambahi, sama seperti sang istri, hanya papa yang disebut olehnya, sedangkan Sandra? Agaknya tidak perlu dijelaskan lagi kenapa

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 66 Jebakan?

    "Ibu juga nggak nyangka ini, Hen. Ketipu sama Bram selama ini. Dikasih duit dibalikin, nggak pernah di rumah, ditawari kerjaan nggak mau, udah pikiran ibu kemana-mana." Curhat Mar di sela-sela makan malam, sementara Bram hanya menyimak sambil menahan tawa. "Hendra paham, Bu. Ya mungkin Bram lebih suka bekerja dalam diam. Ada kan beberapa orang yang begitu." Meskipun Mar adalah besannya, Hendra masih memanggilnya dengan panggilan ibu. Sudah sejak ia kecil dibiasakan memanggil Mar dengan sebutan ibu. Ketika sudah punya anak, sesekali di depan anak-anak, Hendra memanggil Mar dengan sebutan eyang. "Ya tapikan sebagai orang tua pikiran tetap kemana-mana kan, Hen? Mana kawin dua kali gagal. Makanya kemarin begitu Andina nggak jadi nikah sama Ken, ibu kawinin aja dia sama Andina." Hampir Andina tersedak, untungnya ia masih bisa menahan diri. Ia dan Bram nampak saling lirik dan lempar pandangan beberapa saat. Kenapa malah membahas hal ini? "Hendra seneng banget, Bu, liat Andina se

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 65 Dinner

    "Pas?"Andina tersenyum ketika heels soft pink itu terpasang di kaki. Sangat pas dan cantik di kakinya. Ia sudah selesai membersihkan diri dan merias wajah. Jadi anak buah Clara selama beberapa bulan memberi banyak sekali keuntungan untuk Andina. Dia jadi melek fashion untuk dirinya sendiri, pintar merawat tubuh dan juga bermake-up! Ditunjang dengan segala fasilitas yang Bram sodorkan, Andina yang sekarang sangat berbeda dengan Andina yang dulu. Andina bediri, menatap bayangan dirinya di cermin besar yang ada di walk in closet. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, Andina benar-benar sempurna. Crop blazer dan skirt knit membungkus tubuhnya dengan pas. Belum lagi rambutnya yang dia curly sedikit dan dia beri jepit mutiara, sungguh ini benar-benar sangat cantik! Andina bahkan sampai tidak bisa mengenali dirinya lagi. "An, su--."Andina segera menoleh, ia mendapat Bram tertegun menatapnya tanpa kedip. Andina tersenyum, ia melangkah menghampiri sang suami. "Kurang apa?" Tanyanya yang s

DMCA.com Protection Status