Share

BAB 37 Rahasia Para Lelaki

last update Last Updated: 2024-09-12 18:17:48

"Kamu nggak gelut melulu sama om kamu itu, kan?"

Ken yang tengah menyantap masakan ndeso ala mbok Jum hampir saja tersedak mendengar pertanyaan itu. Terlebih kata gelut yang keluar dari mulut sang istri.

"Delapan hari ini di sini, kosakata mu bertambah ya?" Gumam Ken setelah susah payah menelan nasinya. "Emang tahu arti gelut itu apa?" Pancingnya sambil menahan tawa.

"Tau! Kata mbok Jum, gelut itu berantem, berkelahi, saling pukul." Jawab Tamara singkat.

"Nah! Emang aku pernah saling pukul sama dia? Ya meskipun sebenarnya aku pengen banget mukul palanya itu."

Tamara mencebik, ia hanya duduk saja menemani Ken makan. Ia sudah cukup kenyang, lagipun matanya sudah terasa berat. Efek sudah malam dan tentu saja meladeni serangan singkat Ken di kamar mandi tadi.

"Ya emang enggak, cuma kan kalian ribut mulu, Sayang!" Ujar Tamara mengingatkan.

"Ya itu belum tentu dan nggak bisa disebut gelut juga."

Tamara tidak menanggapi, ia menyeruput teh hangat yang disiapkan mbok Jum untuknya. Segela
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Janni Qq
nih bkn crt romance nih teka teki silang.........
goodnovel comment avatar
Ulum
si om banyak rahasia
goodnovel comment avatar
@gothil
asli,ini tuh bikin penasaran banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 38 Barang

    "An ... Udah pagi loh."Andina terkejut mendengar panggilan dan sentuhan di tangannya itu. Ia mengerjapkan mata, membuka mata perlahan-lahan dan tersadar dari tidur. Saat hendak bangkit, Andina baru sadar bahwa ia bahkan belum memakai kembali pakaiannya. Ia tidak jadi bangkit, memilih tetap terdiam sambil mencoba mengembalikan separuh nyawanya yang belum kembali. "Mas--." Baru saja Andina hendak mengintrogasi Bram, namun ia sadar bahwa tidak secepat ini. "Ah bentar-bentar, kepalaku sakit." Wajah itu seketika menjadi panik, telapak tangannya refleks menyentuh dahi Andina. "Kamu sakit?" Tanyanya dengan nada khawatir. Andina tersenyum, ia menyingkirkan tangan Bram dari dahinya. Ditatapnya wajah Bram yang masih menyiratkan kekhawatiran, mata itu begitu tajam, kokoh seolah menyimpan banyak sekali rahasia di baliknya. Ya, memang Bram menyimpan banyak sekali rahasia dari Andina, entah apa, Andina sedang berusaha mencari tahu. "Nggak apa-apa, Mas. Aku nggak sakit. Cuma agak kaget aja pas

    Last Updated : 2024-09-15
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 39 Dessert

    "Kamu beneran cuma sendiri di apartemen?"Tamara melirik Ken, mereka sudah mulai perjalanan pulang. Ken membawa Tamara dan segala macam barang yang dibeli istrinya selama di Jogja, sementara Mar, ia pulang tentu dengan mobilnya sendiri dan barang bawaannya sendiri. "Kan aku udan jelasin. Memang mau sama siapa?" Jawab Ken santai, sangat santai sekali.Mendengar itu, Tamara hanya mengangguk pelan. Ia berkali-kali melirik Ken yang begitu tenang dan santai di belakang kemudi. Ken tidak nampak gelisah atau panik mendengar pertanyaan yang Tamara lontarkan padanya, jadi apa yang harus dicurigai? Terlebih semalam, ia sudah banyak menghabiskan waktu untuk memeriksa ponsel Ken bahkan sampai ke notes yang ada di dalamnya, semua bersih. Tidak ada hal mencurigakan di sana. Tentang teman wanita Ken, atau apapun itu, semua bersih! "Oh iya, kemarin ada yang survey ke apartment kita. Mau sewa gitu dia sama pacarnya. Cuma belum ngabarin lagi." Ucap Ken masih dengan nada santai. "Bagus dong. Kalo me

    Last Updated : 2024-09-16
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 40 Cemburu

    "Nah sampai!"Ken memarkirkan mobilnya tepat di sebelah SUV yang semua orang tahu milik siapa itu. Setelah mematikan mesin, ia segera melepas seat belt, melangkah turun dari mobil. Tamara pun menyusul, ia membawa tasnya dan menghampiri Ken yang masih berdiri sambil memainkan ponsel. "Kenapa?" Tanya Tamara ketika melihat suaminya cukup serius dengan ponsel. "Chat eyang ini, kok belum sampai." Jawab Ken tanpa memalingkan wajah.Tamara lantas memasukkan ponsel, ia hendak melangkah lebih dulu ke pintu rumah ketika matanya lantas menangkap sosok itu. Wajah itu tentu sangat tidak asing untuk Tamara, namun kenapa ... Sedetik kemudian Tamara tercengang, mulutnya bahkan setengah terbuka saking syok dengan apa yang matanya tangkap. Dua mata itu balas menatapnya setelah celingak-celinguk, hal yang membuat Tamara lantas tersadar rasa rasa terkejutnya. "Ayo masuk! Kenapa ma--." Kalimat itu terpotong, Tamara menoleh, bahkan bukan hanya dia! Ken nampak tercengang luar biasa, ia baru tersadar ke

    Last Updated : 2024-09-18
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 41 Dinner

    "Kamu lihat muka adikmu tadi?"Bram masuk ke kamar, ia meletakkan ponsel di atas nakas lalu menjatuhkan diri di kasur. Sementara Andina yang tengah duduk di meja rias hanya tersenyum sembari mengoleskan krim ke wajahnya dengan perlahan. "Tahu, sempet ngomong juga sama dia tadi." Jelas Andina tanpa menoleh. "Kebakaran dia, makanya langsung merah semua itu muka." Ucap Bram yang sontak membuat Andina terkekeh. "Segitunya kamu perhatiin dia, Mas?" Pancing Andina yang sebenarnya sependapat dengan sang suami. "Nggak udan diperhatiin bener-bener aja udah kelihatan di mata, Sayang. Dah ah, aku mau mandi dulu!"Bram bangkit, ia melangkah menuju kamar mandi. Sebelum masuk, ia berhenti sejenak di dekat meja rias Andina, menatap wajah itu dengan saksama lalu mendekatkan wajah seraya berbisik lirih. "Dandan yang cantik, oke?"***"Dari mana?" Tanya Tamara dengan nada ketus. Mendengar pertanyaan yang sepaket dengan nada tak ramah, seketika mata Ken membelalak, ia melangkah, mendekati Tamara y

    Last Updated : 2024-09-20
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 42 Siap-siap

    "Kenapa sih, Tam?"Ken tidak mengerti, kenapa sepulang dari Jogja, istrinya ini jadi uring-uringan begini. Mereka sudah selesai makan malam, dan sekarang waktunya tidur. "Kenapa? Kamu masih tanya aku kenapa?" Salak Tamara dengan sorot mata tajam. "Lah iya aku tanya kamu kenapa lah, aku ngapain sampai kamu uring-uringan begini, Tam?" Ken frustasi, dia salah apa lagi? "Seneng kan kamu dia sekarang jadi cantik? Iya?"Mendengar itu Ken mendesah panjang, ia menjambak sendiri rambutnya dengan gusar lalu menatap istrinya lekat-lekat. Kenapa jadi dia yang salah begini? Apa yang Ken lakukan sampai dia harus menanggung amarah macam ini? "Dia yang ganti penampilan, kenapa aku yang kena sih?" Protes Ken tak terima. "Ayolah, jangan kayak anak kecil begini!"Mendengar itu, sorot mata Tamara makin tajam. Ia menatap Ken yang masih berusaha membela diri. Perubahan Andina benar-benar membuatnya gusar. Ketakutan demi ketakutan itu menghantui Tamara setiap detik. "Ya aku nggak suka! Aku nggak suka d

    Last Updated : 2024-09-20
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 43 Mulai Terbuka

    "Nanti malam oma kalian mau ke sini loh. Makan malam di rumah semua, ya."Kunyahan Andina terhenti, ia segera mengangkat wajah dan menatap Mar yang sudah duduk di kursi kebesarannya. Wajah terkejut itu dengan segera berubah cerah dan ceria. Ia tersenyum lebar, melupakan sejenak semangkuk oatmeal yang ia pilih sebagai menu sarapan pagi ini. "Serius, Ma? Oma mau ke sini? Nginep?" Cecar Andina tak sabar. "Kalau nginep atau tidaknya, Mama nggak tahu, An. Yang jelas nanti kita akan makan malam sama-sama." Andina mengangguk. Ia kembali melanjutkan sarapannya setelah mendapatkan jawaban. Jika Andina begitu gembira dan penuh antusias dengan rencana kedatangan neneknya, maka berbanding terbalik dengan Tamara. Gadis itu nampak cuek dan tidak peduli. Ia hanya terkejut sesaat, lalu kembali lanjut makan tanpa banyak bicara. "Kalau mau biar nginep di sini saja, Ma. Biar nanti disiapkan kamar." Usul Bram yang segera diikuti anggukan Andina. Mar tersenyum, ia mengunyah isi mulutnya dengan sediki

    Last Updated : 2024-09-22
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 44 Masih Misteri

    "An, kamu ngapain?"Andina melirik, Clara yang baru saja datang nampak berdiri dengan mata menyipit di samping meja kerjanya. Andina meletakkan pensil, ia mengangkat wajah dan menoleh ke arah Clara. Melihat sorot mata Andina yang nampak kebingungan, Clara menarik kursi dan duduk di sebelah Andina. Nampak selembar kertas penuh dengan coretan angka ada tepat di depan Andina. "Eh apa ini? Mau ujian matematika lagi kamu?" Clara menarik kertas itu dari depan Andina, memperhatikan sekilas deretan angka itu dengan saksama. "Bantuin ngitung dong, pusing nih!" Desis Andina dengan sorot mata penat. "Baru aja dateng, udah kamu ajak ngitung? Ini ngitung apa sih, An? Simulasi cicilan rumah? Atau gimana?" Clara tak mengerti, ia sama sekali tidak bisa memahami coretan tangan Andina. "Niatnya tanya berapa deposito suami, eh malah suruh ngitung sendiri. Gimana nggak pusing?" Jawab Andina dengan wajah masam. Mendengar itu sontak Clara terbahak-bahak. Ia meletakkan kertas itu ke meja dan tertawa

    Last Updated : 2024-09-22
  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 45 Lagi

    "Pantes deh, An, suami kamu pilih kuping budek dikatain nganggur ini-itu. Lah dia nggak kerja aja sebulan dapet tiga puluh sembilan juta! Belum sepuluh milyarnya!" Cerocos Clara sembari mengunyah kentang goreng. "Kalo aku jadi dia, ya aku bakalan lakuin apa yang dia lakuin sekarang lah. Ngapain sih susah-susah kerja? Rebahan di rumah dua puluh empat jam pun sebulan dapet duit puluhan juta."Andina memanyunkan bibir, samar-samar dia teringat kalimat Bram ketika Andina meragukan SUV milik Bram terbeli dengan uang Bram sendiri. 'Aku cuma pengangguran, An. Bukan berarti aku nggak ada uang.'Ya! Andina masih ingat betul kalimat itu. Jadi ini yang Bram maksud tidak berarti tak punya uang? Andina tersenyum, ia merasa begitu bodoh sudah mencurigai suaminya sendiri seperti itu. Bram anak konglomerat turun-temurun, pasti dia punya aset, entah apapun itu bentuknya tak peduli dia hanya lontang-lantung di rumah. "Sekarang udah tahu berapa duit suami kamu di bank. Eh itu baru deposito, An. Kamu n

    Last Updated : 2024-09-23

Latest chapter

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 95 Forgiving

    "Siap?"Mereka sudah berdiri di depan pintu ruang inap Tamara, Andina menoleh ke arah Bram, mengangguk cepat lalu meraih knop pintu. Perlahan ia mendorong pintu, melangkah masuk ke dalam dan berdiri mematung sembari menatap yang ada di sana. Baik Andina maupun Tamara sama-sama tertegun, mereka saling pandang sampai kemudian Tamara bangkit dari sofa dan berhambur memeluk Andina."Kenapa nangis?" Andina tak sadar bahwa di detik dia bertanya pada sang adik, dia pun tenah menitikkan air mata."Aku minta maaf, Kak. Aku udah banyak banget dosa sama kamu. Aku jahat, aku bukan adik yang baik. Demi apapun, tolong maafkan aku." desis suara itu bercampur tangis. Andina mengela napas panjang, dibiarkan air matanya menitik. Ia mengusap punggung Tamara, membawa wanita itu melangkah ke sofa yang ada di ruangan. Andina mendudukkan Tamara di sofa, mencengkeram lembut bahu sang adik sembari menatapnya dengan saksama."Kamu mau aku memaafkan mu?" tanya Andina tanpa memalingkan wajah. Bisa dia lihat T

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 94 Pelajaran Yang Mahal

    "Tamara nungguin di sini aja, Pa. Boleh?"Hendra menghela napas panjang, hari ini Tamara sudah boleh pulang karena kondisinya sudah stabil, hanya saja untuk bayinya, dokter masih harus merawatnya secara intensif sampai kondisinya stabil dan bisa ikut dibawa pulang. "Kalau begitu, biar papa nego sama pihak rumah sakit untuk perpanjangan kamarmu."Mereka tidak pakai asuransi dan kamar yang mereka sewa bukan kamar komersil. Agaknya dari pihak rumah sakit tidak akan keberatan jika mereka memperpanjang sewa kamar sampai bayi Tamara bisa ikut pulang. "Terimakasih banyak, Pa." ucap Tamara dengan nada getir. Hendra tersenyum, ia melangkah mendekati anak bungsunya itu, menatap mata yang seketika memerah dan menitikkan air mata. Hendra tidak pernah mengira, bahwa Tamara yang sejak kecil selalu dia manjakan, harus bernasib semalang ini. "Kamu sudah tentukan keputusan-keputusan apa yang akan kamu ambil setelah ini?" sebuah obrolan dewasa yang terdengar sangat serius. Mendapat pertanyaan itu,

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 93 Adil?

    "Papa sangat bersyukur dan berterimakasih kamu sudah mau memaafkan papamu ini, An."Hendra melangkah keluar rumah, ditemani Bram dan Andina yang turut mengantarkan Hendra ke depan. Setelah bicara dari hati ke hati, Andina akhirnya luluh dan memilih untuk memaafkan semua. Ya ... semua yang sudah terjadi kecuali wanita jahat itu. Hati Andina sudah lebih tenang. Sakit yang dia rasakan sampai membuat sesak dada, kini sudah lenyap tak bersisa. "Andina tidak pernah tahu apa yang sebenar-benarnya terjadi dulu, Pa. Lagi pun, semua sudah terjadi, apapun yang kita lakukan tidak akan bisa membuat semua balik lagi. Jadi berdamai dengan keadaan adalah satu-satunya yang bisa aku lakukan." ucap Andina dengan mata memerah. "Papa paham, An. Papa benar-benar bangga sama kamu. Kamu putri terbaik yang papa miliki, An."Dipuji begitu Andina hanya tersenyum getir, ia menghela napas panjang, memalingkan wajah sejenak untuk menyembunyikan air mata yang kembali mengambang. "Papa izin pamit, ya. Kalian ist

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 92 Luluh?

    "Mama denger kakak nolak ajakan Ken buat berhubungan badan, Oma. Waktu itu malam hari, pas rumah sepi dan dia main ke rumah." Tamara mulai menceritakan petaka apa yang dia ciptakan sendiri kala itu. Sebuah petaka yang sungguh sangat dia sesali kini. "Mereka ribut, Ken terus pamit pulang. Dan setelah malam itu mama punya rencana buat nyingkirin kakak dari perjodohan itu."Mursiyati menghela napas panjang, tidak ada kemarahan di wajah itu. Toh mau marah pun tidak ada artinya sekarang. Tamara sudah mendapatkan hukuman dari apa yang sudah dia lakukan, jadi untuk apa marah? "Terus mulai kapan rencana mamamu jalan?" rasa penasaran Mursiyati masih besar, peristiwa itu sangat memalukan, ia tidak akan pernah lupa akan hari itu. "Seminggu setelahnya, waktu ulang tahun papa. Oma ingat kita undang Ken buat gabung makan malam?"Ingatan Mursiyati kembali pada masa itu. Ah benar! Ken ikut datang dan makan malam bersama mereka saat itu. Ia masuk kamar lebih dulu, jadi tidak tahu apa-apa saja yang

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 91 Flashback

    "Mengapa aku harus kesana?" tanya Andina dengan nada dingin. Wajah Sandra terus terbayang-bayang, membuat emosi Andina kembali bergejolak jika teringat apa yang sudah perempuan itu lakukan pada ibunya. "Bagaimanapun, kalian saudara kandung, An. Ibu kalian boleh beda, tapi asal mula kalian tetap satu, papa Hendra. Kalian dari sumber sperma yang sama." jelas Bram tanpa memalingkan wajah. Andina menghela napas panjang, matanya tiba-tiba memanas. Namun ia berusaha menahan semua perasaan yang mulai bergejolak memporak-porandakan dirinya. "Faktanya, dia yang tidak mau bersaudara denganku, Mas. Aku masih ingat dulu ... aku membawakan dia hasil kerajinan tangan dari sekolah yang aku buat khusus untuknya, kubelikan beberapa tangkai mawar untuk dia, tapi Mas tahu apa yang dia lakukan?"Andina menjeda ceritanya, melirik Bram yang pada saat yang sama tengah melirik juga ke arah Andina. "Biar ku tebak, dia tak mau menerima hadiah dari mu?"Andina tersenyum getir. "Dia terima vas berserta maw

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 90 Permintaan Hendra

    'Mamamu yang menyebabkan kecelakaan itu, Tam. Dia yang membunuh mama Andina.'Dunia Tamara seolah terhenti seketika. Obrolan itu sudah berakhir beberapa saat yang lalu, namun tiap detail obrolan masih berdengung di telinga Tamara. Masalah apa lagi ini? Jadi bukan hanya Ken yang akan dipenjara, tetapi juga mamanya? Lalu bagaimana hidup Tamara selanjutnya? Setelah ini dia harus bagaimana? "Tam ... ngelamun?" Tamara tersentak, Hendra tersenyum getir, ia datang membawa kotak pizza dan sushi yang sama, seperti yang dia pesan untuk Tamara tadi."Kamu tadi belum jadi makan, kan? Ayo sekarang makan." Hendra membuka kotak pizza, menyodorkan tepat di depan Tamara. Melihat bagaimana Hendra men-treat dirinya, Tamara kontan menitikkan air mata. Hatinya yang kalut dan kacau mendadak berubah sedikit lebih tenang, ia masih punya Hendra dan laki-laki ini adalah orang yang mencintai Tamara tanpa syarat, tanpa batas waktu berakhir. "Aku nggak lapar, Pa. Nggak napsu mau makan." jawab Tamara yang hany

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 89 Janji?

    "Rahasia apa lagi yang kalian tutupi dari aku?"Selera makan Tamara lenyap seketika, ia yakin masih ada yang ditutupi darinya, oleh karena itu ia mencecar empat orang yang duduk di sekeliling bed. Ada Mur yang baru saja datang beberapa saat yang lalu, bisa Tamara lihat neneknya itu terkejut, mungkin dia juga baru tahu, berbeda dengan tiga orang yang lain. Tamara merasa tubuhnya begitu ringan. Ia kehilangan semangat dan apapun itu. Bisa dibayangkan, kamu yang belum menerima kenyataan bahwa suamimu bangkrut dan semua aset disita, berikut milik mertuamu, lalu mendadak harus melahirkan lebih awal, masih ditambah mendapat kenyataan bahwa suamimu ternyata menghamili wanita lain dan harus berhadapan dengan hukum. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Tamara saat ini? "Lebih baik kamu istirahat dulu, Tam. Kamu butuh banyak istirahat setelah apa yang terjadi." Mar tersenyum kikuk, sangat ketara sekali bahwa dia ingin mengalihkan pembicaraan. "Nggak bisa gitu, Eyang! Aku yakin masih ada yang d

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 88 Salah Apa?

    "Jangan dicabut lagi, ya? Kecuali nanti dokter yang suruh." Hendra berbisik, infus sudah kembali terpasang di tempatnya, sementara Tamara, ia masih berada dalam pelukan Hendra, terisak dengan nada lirih. "Sudah tenang? Papa nunggu kamu cerita, Tam."Walau sebenarnya Hendra sudah tahu semua masalah yang bahkan Tamara mungkin belum tahu, tapi tentu dia perlu berpura-pura pada awalnya. Mendadak kalimat Andina kembali terngiang-ngiang di kepala.'Aku yang dapat karmanya, Pa! Aku yang harus nanggung semua dosa Papa!'Apakah mungkin bukan hanya Andina yang harus menanggung karma dan dosa atas apa yang dulu Hendra lakukan? Rasanya Hendra ingin bunuh diri! Bagaimana tidak, dua anak gadisnya sedang sama-sama hancur seperti ini! Rasanya hati Hendra remuk redam, rasanya benar-benar sakit luar biasa! Tapi kalau Hendra bunuh diri, lalu bagaimana dengan nasib anak-anaknya? Lebih tepatnya Tamara. Dengan kondisi mertua yang bangkrut, suami tersandung permasalahan hukum sepelik ini yang bahkan sudah

  • Pria Payah Yang Dijodohkan Denganku, Ternyata ....    BAB 87 Pukulan Dahsyat

    Mata Tamara berbinar cerah melihat kotak berisi sushi kenamaan itu sudah berada di meja kecil dipangkuannya. Bukan hanya sushi, tapi juga satu pan mini pizza lengkap dengan fusili kesukaan Tamara. Ada rasa haru menyeruak di hati Tamara. Papanya selalu ingat apa-apa saja yang dia suka dan tak peduli kini dia sudah menjadi seorang ibu, Hendra tetap menganggapnya putri kecil dan selalu memanjakan Tamara. "Habiskan, oke?" Hendra mengacak rambut Tamara dengan gemas, membuat Tamara mencebik dan menatap papanya itu dengan penuh bahagia. "Oke! Siapa takut?" tantang Tamara yang mulai meraih sumpit dan mengambil varian sushi yang ingin ia makan untuk pertama kali. Nasi yang digulung dengan isian salmon dan pepaya serta taburan tobiko ditepiannya adalah varian yang Tamara pilih. Lidahnya sudah begitu rindu citarasa ini. Tamara memejamkan mata ketika ia mengunyah makanan itu pertama kali. Rasa bahagianya meledak-ledak, ia tersenyum sembari satu tangannya meraih ponsel, hendak memotret makanann

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status