Share

60. Membuat Bahagia

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Hamil?”

Serentak Sarah, Marc dan Frank mengulangi pernyataan dokter.

Sarah tidak lagi fokus pada penjelasan dokter yang menunjuk layar kecil di sampingnya pada Marc dan Frank. Ia melirik bekas luka di perut samping yang tertutup selimut tipis.

Luka bagian dalam belum sepenuhnya sembuh. Jika perutnya membesar karena hamil, apakah akan berbahaya?

Senyum tipis terukir di wajah Sarah saat Frank dengan antusias menatapnya.

“Kalian membuatku bahagia di saat aku sedang terpuruk.”

Sarah terhenyak mendengar penuturan Frank. Tetapi karena euforia berita kehamilannya begitu besar, ia jadi tidak bisa banyak bertanya.

Hingga akhirnya dokter dan Frank memberikan waktu pada Marc dan Sarah untuk berduaan. Marc terlihat memandang layar dengan takjub.

“Aku tidak mengerti apa yang ada di sana. Tetapi, itu sungguh mengagumkan.”

Tanpa membalas komentar Marc, Sarah bangkit dari ranjang. Lelaki itu segera membantu istrinya.

“Kamu baik-baik saja?”

Kepala Sarah menggeleng. “Masih mual.”

“Mual?” Tentu saja Ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yiming
sbentar lg ketauann nih. udh mulai byk petunjuk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   61. Pindah Apartemen

    Sebisa mungkin Sarah sedikit berbohong tentang pertemanannya dengan Ibu Irma. Ia mengatakan ternyata temannya telah pindah alamat. Di sana lah ia bertemu dan dekat dengan Ibu Irma.“Aku mau makan di restoran Vegan, boleh?” Sarah mengalihkan perbincangan.Marc tidak langsung membalas. Restoran Vegan adalah restoran mewah tempat pertemuan Sarah dengan bos-nya. Seketika Marc malas mengingat kedekatan istrinya dengan lelaki itu.“Restoran lain saja.”“Kenapa? Aku suka menu makanan di sana.”“Aku tau yang lebih bagus.”Kenapa sih tidak langsung menuruti keinginan istri? Apalagi ia sedang hamil. Sarah hanya bisa mengomel dalam hati.Marc yang tidak peka, menjalankan kendaraannya menuju salah satu restoran mahal di pinggir kota. Mungkin julukan kekinian untuk restoran ini adalah hidden gem atau tempat kuliner yang bagus namun lokasinya jarang diketahui orang banyak.Restorannya memang privasi. Cocok dengan pribadi Marc yang tidak menyukai keramaian.Berbeda dengan restoran bagus lainnya yang

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   62. Antusias Kehamilan

    Satu minggu kemudian, Sarah harus berkonsultasi ke dokter kandungan. Marc sudah bersiap akan mengantar.“Kalau kamu sibuk, aku bisa pergi ke dokter sendiri.”“Aku bisa mengantarmu.”Setelah sarapan bersama, Marc pamit untuk bekerja. Sarah mengatakan hari ini ia akan bekerja dari rumah karena khawatir masih muntah-muntah.“Itu lebih baik.”Sarah kembali ke kamar saat Marc telah berangkat. Ia mengambil ponselnya yang sejak tadi tergeletak di ranjang. Ada lima panggilan tak terjawab dari nomer tak dikenal.Mengabaikan notifikasi tersebut, Sarah membuka laptopnya. Ia mencari-cari informasi tentang wanita yang baru mendapat operasi sebagai pendonor ginjal dan hamil.“Maaf, ya. Mama sempat berpikir kamu hadir di waktu yang tidak tepat.” Sarah berkata sambil mengelus perutnya yang masih rata.Beberapa artikel terpercaya, Sarah simpan di dokumennya. Semua informasi mengatakan tidak disarankan hamil setidaknya selama enam bulan pasca operasi ginjal. Sarah segera menutup laptopnya.Semakin memb

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   63. Keputusan Terakhir

    “Maafkan Papa, ya. Papa tidak bisa memberi contoh yang baik kepadamu.” Frank mengambil tisu dan mengelap ujung matanya yang berair.Marc menunduk dalam mendengar cerita panjang lebar dari Papa-nya. Tak pernah ia mengira bahwa ternyata masalah orang tuanya sangat serius.“Papa sudah yakin dengan keputusan Papa ini?” Perlahan, Marc kembali bertanya.“Papa sudah memikirkannya setiap malam, Marc.”Kepala Marc akhirnya mengangguk. Ia menatap wajah tua di sampingnya dalam-dalam. Detik berikutnya, ayah dan anak itu berpelukan dan menitikkan air mata tanpa suara.Pelukan itu lebih dulu diurai Marc. Ia mengambil udara banyak-banyak ke paru-parunya untuk melegakan sesak di dada. Meski ternyata itu tidak banyak membantu.“Bagaimana kandungan Sarah?” Frank mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.“Baik. Sarah masih mual tetapi sekarang dokter tidak lagi memberikan obat.”“Jaga istri dan anakmu, Marc. Belajar lah dari sekarang untuk menjadi suami dan ayah yang baik.”“Aku akan mencoba, Pa.”Frank m

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   64. Curiga

    Berita perceraian Frank dan Lucy ramai diberitakan media cetak maupun televisi. Setiap ada yang meragukan, Frank selalu mengangguk dan berkata. “Iya, itu benar.”Tentu saja semuanya terkejut dengan keputusan Frank. Usia pernikahan mereka telah mencapai tiga puluh tahun dan tidak pernah terdengar berita miring. Meski begitu, Frank menutup rapat penyebab ia mengajukan cerai dengan Lucy.“Sudah lah, Lucy. Harus diakui akhir-akhir ini kalian memang sudah tidak sejalan.” Dengan sok bijaksana, Tinna menyemangati temannya.“Aku tau, hanya saja ini benar-benar terjadi. Aku tak menyangka.” Wajah pucat Lucy begitu menyedihkan.Meski terlihat prihatin, dalam hati Tinna tersenyum. Ia merasa ini saat yang tepat untuk mendekati Frank. Wanita itu hanya harus terus mendekati Lucy karena ia masih tinggal di apartemen milik temannya itu.Apalagi begitu mendengar bahwa Lucy mendapat harta yang besar dari perceraiannya dengan Frank. Tinna berusaha tetap berpura-pura menjadi teman yang baik.“Aku turut pr

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   65. Kejutan di Apartemen

    Marc benar-benar menjalankan perintah Papanya. Ia mengirim seseorang untuk menyelidiki apa saja yang dilakukan Tinna dan Marsha di Korea.Setelah akhirnya mendapat klien dari perusahaan Prancis dan ikut dalam projek besar tersebut, Sarah jadi rajin belajar bahasa Prancis. Ia memilih belajar bersama Frank dibanding Marc.“Kamu memang cerdas. Hanya cengkok Prancisnya saja yang masih kurang.” Pujian meluncur dari bibir Frank.“Iya, Pa. Sedikit-sedikit Sarah sudah bisa mengerti, tetapi saat membalas dengan bahasa Prancis, terkadang mereka tertawa.” Sarah jadi ikut terkekeh mengingat kesalahannya dalam mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Prancis.“Kamu butuh banyak latihan berbicara. Mulai sekarang, cobalah berkomunikasi dengan Marc menggunakan bahasa Prancis."Bibir Sarah langsung mengerucut. “Dengan Marc? Bicara bahasa kita saja irit, bagaimana dengan bahasa lain. Marc cuma lancar bahasa kalbu, Pa.”Tanpa sengaja, Sarah mengadukan prilaku suaminya pada Frank. Lelaki tua itu tersenyum

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   66. Kecelakaan yang Disengaja

    “Aku mau mengucapkan terima kasih padamu.” Irwan membantu Ibu Irma menggeser cangkir teh ke depan Sarah.Setelah bisa menguasai diri, Sarah, Ibu Irma dan Irwan duduk bersama di ruang keluarga. Untungnya hari ini hari libur dan toko kue mereka tutup hingga tidak ada tamu dan asisten dapur yang mengganggu kebersamaan mereka.“Terima kasih untuk apa?”“Karena kamu akhirnya Ibu mau keluar dari kota kecil itu. Berkali-kali aku mengajak Ibu pergi dan tinggal bersamaku, tetapi beliau selalu menolak.”Ibu Irma hanya tersenyum lalu mengelus rahang putranya dengan penuh sayang.“Kenapa begitu?”“Kota itu adalah kota kelahiranku. Hingga Ayah meninggal dan aku mendapat kerja di luar kota, Ibu tetap bertahan di sana.”“Aku bahkan tidak tau Ibu Irma memiliki anak.”Irwan bercerita Ibunya sangat terkesan dengan kota kecil tersebut. Selain itu, menurut Irwan, Ibu Irma tidak bisa move on dari kenangan bersama suaminya hingga memilih tetap tinggal di sana.Ibu Irma bahkan menolak diberikan rumah baru k

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   67. Kamu kan Pendonornya?

    “Emm ... di mana aku?” Sarah mengamati sekeliling.Ruangan sederhana itu sepi. Tidak ada yang menemaninya. Sarah mengamati dirinya,Wanita itu menggunakan pakaian rumah sakit. Pergelangan tangannya di infus. Kaki dan lengannya luka baret.“Oh, Nyonya sudah bangun?” Seorang suster masuk dan langsung berteriak meminta temannya memanggil dokter jaga.“Aku di mana, suster? Aku kenapa?”“Anda di rumah sakit Merlin, Nyonya.”Belum sempat menjelaskan, dokter telah masuk. Sarah diam sejenak untuk membiarkan dirinya diperiksa.“Apa yang dirasa, Nyonya?”“Kakiku perih.”“Anda ingat apa yang terjadi?”Sarah mengerjap sesaat. Ya, ia ingat. Saat akan menyebrang, ada sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi.Teringat juga bahwa ia sempat menghindar dan seseorang menarik lengannya. Ia terjatuh di pinggir jalan sambil memegangi perut lalu semuanya gelap.“Bagus. Ingatan Anda tidak terganggu. Menurut data, Anda sedang hamil. Kami akan memeriksa kandungan Anda.”Karena masih merasa shock, Sarah meng

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   68. Manusia Keji

    “Kamu pakai kursi roda saja, ya.”Itu bukan suatu pertanyaan melainkan pernyataan. Marc tidak mau dibantah saat ia meminta petugas rumah sakit menyiapkan kursi roda untuk sang istri.Lagipula, Sarah masih lemas dan kakinya juga sakit. Jadi, wanita itu mengangguk pelan.Marc sendiri yang mendorong kursi Sarah ke depan ruang perawatan Tinna dan Marsha. Frank yang melihat langsung menghampiri.“Bagaimana ceritanya bisa sampai begini?” Frank menuntut penjelasan saat Sarah datang dengan kursi roda.Saat itu Lucy juga sudah datang. Ia hanya berdiri mematung tanpa menyambut Sarah.Namun begitu, Lucy dapat mendengar kejadian yang menimpa Sarah hingga menyebabkan dirinya pingsan di rumah sakit dan terbangun dengan luka ringan di kaki dan lengan.“Apa yang kamu lakukan di sana, Sarah?”“Hanya sedang jalan-jalan, Pa.”Frank menggeleng lalu menoleh pada Adrian. “Selidiki tenpat itu. Aku mau orang yang menabrak menantuku ini ditangkap dan diadili.”“Siap, Tuan.” Adrian menunduk santun dan mulai si

Latest chapter

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   199. Sudah Siap, Bukan?

    Alrzan langsung bersembunyi di balik tubuh Vania. Wanita itu menyorotkan lampu senter pada lelaki yang berdiri di kegelapan. Arzan mengintip lalu bersorak.“Om Irwan.” Arzan langsung berlari menghampiri dan memeluk Irwan. “Lampu kabin kami mati, Om.”Irwan mengusap kepala Arzan. “Iya, kabin Om juga. Tadinya Om mau mencari bantuan tapi mendengar teriakan. Kebetulan sekali kita ada di sini, ya."“Aku bersama Ibu Vania. Cuma berdua.” Arzan menunjuk Vania yang terpaku di tempat melihat kedekatan putranya dengan lelaki yang dipanggil Om Irwan tersebut.Irwan mengangguk. Setelah berada pada jarak cukup dekat, Irwan menjulurkan tangan. Vania menyambutnya dan tersenyum penuh kelegaan.“Irwan. Aku putra Ibu Irma.”Sejenak setelah balas menyebut namanya, Vania mengamati Irwan. Rasanya ia pernah bertemu dengan lelaki ini. Tetapi, ia tidak ingat meskipun ia sering berada di kafe.“Kita memang belum pernah bertemu sebelum ini.” Irwan menjawab pengamatan Vania pada dirinya. “Oh, mungkin sekali. Saa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   196. Jangan Mencegahku

    "Mana? Aku mau lihat." Sarah mencondongkan tubuhnya ke arah ponsel Marc.Pasangan suami istri itu sama-sama memperhatikan layar kecil ponsel Marc. Dengan kesal, Marc menyerahkan ponselnya pada sang istri. Ia malas membaca lanjutan berita tersebut."Pasti sebentar lagi Papa atau Mama akan menelepon dan marah-marah padaku." Marc kemudian bersungut. "Tadi saat kamu bilang tidak bisa ikut, aku sudah memiliki perasaan tak enak.""Nanti kalau Mama atau Papa menelepon, biar aku saja yang bicara pada mereka." Sarah menenangkan suaminya.Namun kali ini Marc tidak dapat mentoleransi berita tersebut. Portal gosip itu mengatakan ia mengadakan pertemuan rahasia dengan Vania untuk membahas putra mereka."Kamu jangan mencegahku lagi. Aku akan meminta pengacara menuntut pasal pencemaran nama baik."Tidak ada balasan dari Sarah. Ia sedang sibuk mengamati berita tersebut."Memangnya kamu sempat ngobrol berduaan dengan Vania, ya?""Tadinya aku sudah cerita ia minta maaf atas beredarnya gosip dan mengaku

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   195. Selalu Begitu

    Vania merasa bertambah senang karena setelah beberapa kali bertemu, akhirnya Arzan mulai banyak terbuka padanya. Meski anak itu masih kaku jika bersentuhan, Vania tetap memberikan perhatian melalui kontak fisik seperti mengelus, mengusap, memeluk dan mencium putranya.“Ok, nanti jangan lupa tanyakan pada Mama dan Papa kapan kita bisa kemping berdua, ya.” Vania berkata dengan penuh harap pada Arzan.Arzan mengangguk. Pada pertemuan itu, Arzan juga menunjukkan hasil tulisannya. Dengan bersemangat, Vania membaca dan mengangguk-angguk.“Sepertinya kamu memang berbakat.”“Apa aku bisa menjual buku dan mendapatkan uang seperti Ibu?”Kekehan kecil terdengar dari hidung Vania. “Tentu saja bisa. Tetapi, masih banyak yang mesti kamu pelajari karena menulis bukan hanya tentang menceritakan apa yang ada di kepalamu.”Vania berpesan bahwa Arzan harus banyak belajar tentang teori kepenulisan. Menurutnya, cerita Arzan menarik namun dari segi alur masih perlu diperbaiki. Arzan tampak serius melihat b

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   194. Tidak Mau Membahas

    “Semua gagal.” Irwan berkata datar saat Marc bertanya tentang kencannya.Pagi ini, kantor Irwan kedatangan Marc. Lelaki itu mendapat laporan bahwa Irwan telah beberapa kali melakukan kencan buta dengan bantuan aplikasi jodoh.“Memang berapa kali sih kamu berkencan?”“Tiga kali.”“Artinya aplikasi itu tidak bagus. Mungkin kamu bisa coba cara konvesional saja.”“Maksudmu, amati sekeliling, jika ada yang menarik langsung ajak kencan?”“Iya seperti itu.”Dengan cepat, kepala Irwan menggeleng. Menurutnya kehidupannya sekarang hanya kantor dan rumah. Sementara ia tidak ingin berkencan dengan teman atau pegawai kantor.Marc menawarkan bantuan. Ia berkata Larry mungkin memiliki teman wanita yang juga sedang mencari jodoh. Mereka sama-sama tau, Larry memiliki pergaulan yang luas.Pasrah, Irwan mengangguk. Mereka melanjutkan membahas pekerjaan. Hingga akhirnya diskusi itu selesai.“Sepertinya hari ini kamu dan timmu harus lembut.” Marc berkata seraya bersiap akn pergi.“Iya. Aku juga berpikiran

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   193. Capek Marah-Marah

    “Jadi, kamu tidak berfoto sama Vania?” Sarah mengulangi pernyataan Marc yang menyangkal ia berada satu frane bersama Arzan dan Vania.“Tidak.” Marc menggeleng tegas. “Aku lebih dulu yang berfoto berdua dengan Arzan. Setelah itu Vania dan Arzan.”Tetapi, Marc berkata saat itu memang banyak kamera yang mengarah pada mereka. Marc tidak menaruh curiga karena mereka sedang berada di sekolah.“Jadi, kamu jangan berprasangka buruk padaku.”“Siapa yang berprasangka buruk?”“Aku takut kamu cemburu.”Sarah mencebik. “Tidak. Lagipula kalau kamu mau sama Vania, ya silahkan saja.”Marc terperanjat mendengar pernyataan istrinya. “Kok gitu?”“Yaa ... kamu suka nggak sama Vania?”“Enggak lah. Pertanyaanmu aneh sekali, Sayang.”“Ya, sudah. Kalau begitu, aku tidak curiga, cemburu, kesal atau marah padamu.”Marc mengembuskan napas lega. Meski ia jadi merasa aneh karena Sarah seperti cuek saja. Rasanya ia lebih suka Sarah cemburu.Bukankah cemburu tanda cinta? Tanda bahwa seorang istri tidak ingin suamin

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   192. Foto Editan

    Berita peluncuran buku Vania diiringi pemberitaan yang cukup menghebohkan. Beredar gosip bahwa Marc adalah ayah kandung dari anak Vania. Berita mengguncang itu dilengkapi foto Arzan saat kemping di mana anak itu berdiri di antara Marc dan Vania.Mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia.“Kenapa kamu tidak ikut berfoto, Sarah?” Frank terlihat protes pada menantunya.“Saat akan foto, Vivi rewel, Pa. Jadi aku membawa Vivi ke suster dulu.” Sarah mengembuskan napas berat mendapat berita tersebut. Ia juga tidak tau ternyata Marc berfoto bertiga dengan Arzan dan Vania.“Mama akan marahi suster. Sudah tau Vivi sakit, kenapa ia tidak siaga di dekatmu.” Lucy dengan kesal juga ikut protes.“Aku yang suruh suster menunggu di luar, Ma. Itu kan area khusus pengantar anak-anak yang kemping.”“Lalu, kenapa Vania ikut-ikutan?” Lucy masih tidak terima.Sarah mengaku bahwa ia mengizinkan Vania ikut. Bahkan ia sendiri yang meminta izin pada sekolah agar ibu kandung Arzan itu bisa mengikuti upaca

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   191. Rujuk?

    “Wah sepertinya acara peluncuran buku Vania cukup besar, ya. Itu ada bannernya di depan mall.” Ibu Irma menunjuk promosi yang ia maksud.“Semua event di mall pasti akan diletakkan di depan, Bu. Agar banyak orang yang tertarik.” Irwan menanggapi.Siang ini, Irwan mengantar Ibu Irma ke mall. Vania mengundangnya dalam peluncuran novel terbaru di toko buku terbesar di kota mereka yang berada di lantai dasar mall tersebut.Setelah memarkir kendaraannya, Irwan berjalan di sisi sang Ibu. Tangan Irma memegang undangan dari Vania serta membaca lokasi acara. Seorang sekuriti menunjuk bagian tengah mall yang terlihat ramai.“Kamu yakin tidak mau ikut?” Irma bertanya pada putranya.“Aku kan bukan penggemar novel, Bu. Males, ah.”“Sayang, lho. Undangan ini harusnya untuk dua orang. Sarah juga diundang, tetapi kebetulan Vivi sedang sakit jadi Sarah batal datang.”“Vivi sakit? Sakit apa?”“Badannya anget karena mau tumbuh gigi. Kata Sarah, Vivi jadi rewel banget.”“Oh, kasihan.”Ibu Irma lalu masuk

DMCA.com Protection Status