Share

Siapa Yang Tega Padamu?

"Perempuan nggak punya malu kamu, Ly! Udah kotor, masih juga ngotot pengen dinikahi Ishak! Anakku itu lelaki bermartabat! Cocoknya sama perempuan baik-baik yang nggak mudah main gila kayak kamu!" bentakan calon ibu mertua menggema di dalam ruang tamu rumah keluargaku dengan telunjuk mengarah padaku.

Wajahnya menyiratkan kemarahan yang tak termaafkan hingga kedua bola matanya membulat sempurna dengan alis terangkat tinggi.

Ya, ibu mana yang mengizinkan anak lelakinya menikahi perempuan ternoda sepertiku meski pada kenyataannya aku adalah korban. Siapapun orang tua, pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Apapun itu persoalannya.

"Tapi, Tante, aku berani sumpah kalau aku dijebak! Aku berusaha mengingat semuanya dan nyari tahu siapa lelaki itu. Tapi aku nggak ingat apapun."

"Wajar kamu nggak ingat! Karena saking enaknya. Ya ‘kan?!" ucapnya sinis dengan mata menatapku nyalang.

"Sumpah demi Tuhan, Tante. Aku nggak bohong!"

Calon ibu mertua mengangkat fotoku tinggi-tinggi, "Lalu foto ini apa?! Ini bukti nyata atas perbuatan binal kamu, Ly! Masih mau ngelak lagi?! Dasar murahan! Sikapmu kelihatan lemah lembut tapi urakan!”

Kemudian beliau melempar foto itu ke wajahku. Membuat harga diri ini tertampar sekeras-kerasnya.

Aku tidak melawan dan hanya terdengar tangis yang menggugu. Foto ini adalah bukti nyata pergumulanku dengan seorang lelaki asing beberapa waktu lalu saat mengantar Vela, adikku, menghadiri undangan pesta ulang tahun sahabatnya.

"Lilyah, sebagai perwakilan dari keluarga Ishak, Om memberi maaf jika kamu meminta maaf. Karena Tuhan saja memberi ampunan pada semua hamba-Nya yang bertaubat."

Jemariku mengusap lelehan air mata dengan kepala tetap menunduk dan kaki bersimpuh di atas lantai ruang tamu.

"Tapi, kalau ingin pernikahanmu dengan Ishak tetap berjalan, maaf. Om nggak bisa kasih restu apapun alasannya. Apa yang kamu lakukan, terlalu menyesakkan di hati kami selaku orang tua Ishak."

Kepalaku makin tertunduk dengan tangis meratap sedih.

"Pura-pura sedih demi mengharap restu dari kami?! Jangan harap, Lilyah! Sekali murahan ya murahan!" calon ibu mertua kembali berucap begitu tega.

"Sumpah demi Tuhan, aku dijebak, Tante. Tolong jangan batalkan pernikahan kami. Aku sangat mencintai Ishak melebihi apapun. Aku bisa gila tanpa dia," mohonku dengan suara mengiba.

Namun keduanya justru sigap berdiri dari duduknya saat tanganku menggapai lutut mereka.

Lalu tangan calon ibu mertuaku mengibasi lututnya yang terkena tanganku. Seolah-olah jemariku ini membawa penyakit menular.

"Ayo, Pa! Kita pulang. Malu-maluin ada disini! Masih banyak perempuan bermartabat yang bisa kita jadikan menantu!"

"Sama satu lagi, Ly. Entah gimana kamu ngatur alasannya, Om mau Ishak denger sendiri dari kamu kalau pernikahan kalkan harus batal,” calon papa mertuaku kembali menegaskan.

"Nggak usah, Pa! Kita sendiri aja yang bilang sama Ishak. Gimana kalau ditambahi dan dikurangi Lilyah?! Perempuan kayak dia bisa aja menghalalkan segala cara!"

"Ma, jangan egois! Kita beri mereka waktu buat selesaikan masalah ini. Kali ini, tolong Mama ngalah."

Tangisku tak terbendung ketika rencana pernikahan kami yang sudah berada di depan mata akhirnya kandas dengan cara yang miris.

Setelah kedua orang tua Ishak pergi, Papa melontarkan kata-kata hinanya untukku. Tidak cukup sampai disitu, Papa juga menarik rambutku hingga aku kesakitan.

"Mulai detik ini, kamu bukan anakku lagi! Pergi kamu dari rumah ini! Malu-maluin keluarga!"

“Ampun, Pa! Sakit!”

Tanganku memegangi tangan Papa yang menarik rambutku hingga mencapai pintu ruang tamu.

"Pa, jangan terbawa emosi! Manusia itu tempatnya dosa dan hina! Tapi bukan berarti nggak bisa dimaafin! Tuhan saja menerima taubat hambaNya, kenapa Papa justru mengusir anak sendiri!" Mama berseru tidak terima sambil berusaha melepas cekalan rambutku di tangannya.

Aku hanya menangis sembari terduduk di lantai dengan rambut berantakan. Sambil mendengar kedua orang tuaku beradu argumen.

"Pokoknya aku nggak mau dia tinggal di rumah ini lagi! Terserah mau hidup kayak apa! Pergaulannya kayak pelacur!"

Setelah Papa pergi meninggalkan kami, Mama meraihku untuk duduk di sofa. Tangisnya memancarkan kesedihan yang mendalam atas apa yang terjadi padaku.

"Ya Tuhan, Ly? Kenapa bisa kayak gini? Kenapa kamu mempermalukan keluarga?"

"Ma, demi Tuhan dan segala yang Ia ciptakan. Aku dijebak, Ma. Mama tahu sendiri aku mencintai Ishak. Aku pengen hidup sama dia sampai mati. Bukan mengkhianati dia kayak gini."

"Tapi bukti foto itu nyata, Ly. Sekarang bilang Mama, kalau kamu dijebak, siapa yang menjebak kamu dan siapa laki-laki yang udah merampas kehormatanmu?!"

Kepalaku menggeleng pelan, "Aku nggak inget apa-apa, Ma. Aku nggak sadar waktu itu. Semua terjadi di luar kendali."

Mama berteriak kesal sambil menarik rambutnya sendiri, "Kamu ini bagaimana sih, Ly! Kenapa kamu nggak hati-hati! Kenapa kamu ceroboh sampai segitunya!"

Kejadian satu malam itu benar-benar tidak bisa kuingat dengan baik. Hingga pada akhirnya aku tidak bisa mengingat wajah lelaki yang meniduriku kala itu.

"Aku cuma ingat setelah minum jus jeruk, kepalaku pusing banget, Ma. Lalu aku nggak tahu lagi."

Aku menyesal sekali mengiyakan ajakan Vela waktu itu yang memintaku menemaninya mengunjungi pesta ulang tahun sahabatnya. Dari pada seperti ini, lebih aku membiarkan Vela sendirian. Masa bodoh dengan rengekannya waktu itu.

"Ma, ada apa ini? Kenapa sama Kak Lily?" adikku Vela baru saja tiba.

Ia masih memakai pakaian kuliah lalu bertanya karena melihat kekacauan di ruang tamu.

Mama menatap Vela dengan sorot terluka, "Kakakmu harus batal nikah sama Ishak karena hal ini!"

Kemudian Mama melempar satu foto panasku bersama lelaki misterius itu.

"Astaga, Kak? Ini bener Kak Lily?" tanyanya terkejut.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutku kecuali isak tangis kesedihan.

"Ya ampun, Kak. Kenapa bisa begini? Kakak nggak sayang sama Kak Ishak?"

"Cukup, Vel! Jangan bicara apa-apa lagi! Aku pusing!" bentakku lalu Vela akhirnya bungkam.

Hening sejenak kemudian Mama kembali berucap, "Siapa orang yang tega ngirim foto-fotomu ini ke Papamu dan orang tua Ishak, Ly? Apa ada orang yang sengaja mau misahin kalian?"

Juniarth

enjoy reading ...

| 1
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
apa kah adik nya sendiri?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status