"Nih ya, Nabil. Saya kasih tau kamu. Saya dulu itu pinter banget. Kamu bayangin aja, diwaktu saya umur 8 tahun, kelas 3 SD saya menang peringkat 1 olimpiade SAINS se-Jakarta. Keren kan?..-
..-Terus waktu SMP, saya dapat peringkat 1 terus dari kelas 7 sampai kelas 9. Bahkan saya menang lagi olimpiade ekonomi, walaupun juara 2 tapi se-nasional lho"
Aku terpaksa menampilkan senyum palsu dihadapan dokter narsis didepanku ini. Sedari tadi hanya menceritakan prestasinya. Dia pikir aku iri gitu?
Bangga boleh sombong jangan dong.
"SMA, kelas 10 sama 11 peringkat 1. Tapi waktu kelas 12 jadi peringkat 2 karena ... yang peringkat 1 suap si kepala sekolah. Makanya saya kalah" Lanjutnya, dengan nada yang lirih diakhir kalimat. "Terus waktu kuliah dulu, nilai IPK saya dapat 3.90"
Bodoamat dok. Aku membatin.
Waktu dokter Alice ingin melanjutkan kegiatan pamernya, tiba-tiba pintu ruangan dibuka. Dan menampilkan sosok yang tidak kukenal dan diikuti oleh Aldo dibelakangnya.
Aku mengerutkan alis, orang yang tidak kukenal itu mengenakan seragam militer. Loreng hijau lumut dan hijau kecoklatan. Dia siapa?
"Halo dokter Ali, ini kapten AD Andika sedang mencari anda" Ucap Aldo dengan formal. Aku mengerutkan kedua alisku, eh itu kan cowo yang kemarin malam nabrak gue?
"Halo dok saya Andika santoso kapten Angkatan Darat, dokter tidak sibuk? Bisa kita bicara sebentar?" Ucapnya dengan menundukkan setengah badannya.
Terlihat dokter Ali juga terlihat bingung sama denganku. "Iya boleh mari ikuti saya ke ruangan saya, kita bicara disana saja"
Lalu kedua orang itu keluar ruangan, baru saja aku ingin menarik tangan Aldo, kepala dokter Ali terlihat di pintu membuatku terkejut.
"Hei Nabilah! Belum selesai ya ceritanya, nanti lagi" Aku memaksakan senyum lagi. "Iya dokter Ali". Lalu dia memberikan jari je
mpolnya kepadaku tanda setuju.
"Huh tuh orang bener-bener deh! Pamer mulu kerjaannya-
-Eh itu siapa tadi? Kenapa tadi kesini? Tanyaku kepada Aldo.
"Ohh, itu tadi wakil militer dari Jakarta, mau ngajuin kontrak ke rumah sakit ini. Buat kerjasama katanya, nanti ada beberapa dokter dan dokter koas yang ditunjuk sih, mungkin lo ikut deh"
"Hadehh, tugas disini aja berat banget ditambah lagi" Aku mengeluh. "Tapi kak, lo tau nggak? Kemarin waktu gue mau pulang, di koridor depan gue ditabrak tuh orang-
-cuma bilang maaf abis itu pergi. Gak ada bilang 'yaudah saya pergi dulu ya' atau 'maaf sekali lagi' gitu kek! Untung aja cakep tu orang"
"Yaelah, masih jauh cakepan gue kali. Tuh orang katanya umurnya udah tua tapi masih jomblo aja. Sekitar err.... 32 tahun mungkin..?" Katanya tak yakin, dan aku sendiri terkejut. Perawakannya seperti masih usia 25 tahun, suwer!
"Wah udah om-om aja, gue kira masih 25 tahun. Awet muda banget"
"Halah, gue juga masih babyface kok" Katanya memuji diri sendiri, mana tuh alis diangkat-angkat lagi.
"Pede gila!"
Pluk
Kulempar wajahnya dengan kertas HVS didepanku. "Lo juga masih jomblo lagi, gausah sok ngatain orang"
...
Jam 12 siang, pas sekali. Waktu untuk istirahat, makan siang, dan sholat dhuhur.
Saat aku keluar dari ruangan, bertepatan dengan dokter Ali juga keluar dari ruangannya. Aku menelan ludah kasar, jangan lagi deh.
Tapi dugaanku salah, dia terlihat buru-buru sekali bahkan untuk menoleh kearahku saja tidak. Apa ada masalah dengan si kapten tadi?
Aku mengangkat bahu tak peduli, itu artinya aku bisa bebas. Tidak mendengar ocehan unfaedahnya itu.
Riinng riiing
Baru saja tadi berpapasan, si dia langsung menelepon.
"Halo dok, ada apa?"
"Halo Nabilah, kamu ke ruang organisasi ya sekarang"
"Kenapa? Saya mau makan siang ini. Nanti aja"
"Haduhh.. nggak bisa nanti-nanti. Penting banget ini, pokonya kamu kesini cepetan!"
"Tap- "
Tut
Aku membuang nafas kasar. Lalu berbelok kearah kiri, seharusnya tetap berjalan lurus karena ke kantin.
Hanya selisih 4 ruangan dari perempatan tadi, ruangannya terlihat mencolok karena pintunya yang besar berbeda dariyang lain. Kuputar gagang pintunya.
Wow ramai.
Ada dokter Evan, dokter Ali, dokter Alice, perawat Susy dan perawat Erga. Yang lainnya aku tidak kenal. Ada 9 orang didalam sini.
"Oke, Nabilah sudah datang"
"Jadi, tadi ada pihak dari kemiliteran ingin mengontrak rumah sakit ini untuk ikut dinas di Medan. Dan meminta untuk beberapa dokter juga perawat ikut kesana. Kalian semua-
-yang ada disini. Kalian yang ditunjuk untuk ke Medan. Tidak lama, hanya sekitar 3 bulanan. Disana kalian akan diajak ke daerah desa terpencil. Kurangnya pendidikan, dan jaminan kesehatan. Kalian akan mengadakan pemeriksaan dan praktek g****s ke warga desa. Sebagian dari kalian juga akan mengajar anak-anak yang tidak bersekolah"
"Dan kau, Nabilah karena kau masih junior, kau akan ada pembimbing disana, sudah disiapkan"
Aku hanya mengangguk tanda setuju, karena lumayan juga ikut dinas akan menambah nilai dan wawasanku. Sebagai praktek juga untuk menebar kebaikan.
"Dokter Ali kita dapat komisi kan?"
Pertanyaan dari dokter Alice membuat semua orang menahan tawa, termasuk diriku.
"Ya dapat dong. Tapi tidak sebanyak gaji kalian seperti dirumah sakit ini" Jawabnya.
Wajah dokter Alice terlihat malas, ya wajar dong, dia kan influencer dengan 200 RB followers di i*******m. Harus punya uang yang banyak.
...
"Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” Pepatah ini menjelaskan bahwa jika kita memiliki tubuh yang sehat, tentunya jiwa dan pikiran kita juga akan menjadi sehat. Ada juga semboyan yang mengatakan bahwa kesehatan sangatlah mahal harganya. Coba bayangkan keadaan kita sekarang ini yang masih bisa menikmati hidup dan bercengkrama dengan teman-teman. Lalu bayangkanlah jika tiba-tiba kita terkena penyakit stroke atau penyakit jantung, pasti sangat tidak mengenakan bukan? kita juga harus mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk mengobati penyakit tersebut, dan banyak waktu kita yang terbuang sia-sia ketika kita dirawat di rumah sakit.
Apalagi kita sebagai orang yang super sibuk, kita harus bisa menjaga kesehatan diri kita sendiri dimulai dari hal-hal yang kecil, misalnya bangun pagi tepat waktu, kemudian mandi dan sarapan secukupnya sebelum berangkat bekerja. Selain hal-hal kecil tersebut, kita juga harus menerapkan gaya hidup sehat. Ada beberapa gaya hidup yang sehat untuk menjaga kesehatan tubuh kita, diantaranya adalah:
Rajin berolah raga, tubuh kita memerlukan olahraga untuk membantu proses metabolisme di dalam tubuh kita sehingga zat-zat nutrisi yang ada di dalam tubuh bisa diserap secara maksimal. Berolahragalah dengah teratur minimal 3 kali seminggu seperti jogging, berenang dan lain-lain.
Gaya hidup sehat selanjutnya adalah menjaga pola makanan. Makanlah makanan menu 4 sehat 5 sempurna karena tubuh kita memerlukan nutrisi-nutrisi seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Tetapi, waspadalah makanan-makanan yang tidak sehat untuk tubuh seperti junk food, alcohol dan lainnya sebab makanan-makanan tersebut berbahaya. Contohnya jika kita terlalu banyak memakan junk food seperti gorengan dan makanan tinggi lemak lainnya akan menimbulkan kolestrol dan membuat kita terkena stroke dan serangan jantung.
Selanjutnya menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita karena lingkungan yang kotor merupakan sumber daripada penyakit. Dan yang terakhir adalah menghindari kebiasaan-kebiasaan yang buruk seperti merokok, minum alcohol dan begadang. Dengan menerapkan pola hidup seperti yang telah diuaraikan diatas, insyaallah kita akan menjadi sehat.
Kesehatan pada diri ini bukan hanya sekedar kesehatan fisik saja. Melainkan, kesehatan mental pun merupakan salah satu aspek penting yang harus kita punyai. Maka tak heran, bila mata pelajaran olahraga di sekolah sering dinamakan pendidikan kesehatan jasmani dan rohani, bukan pendidikan kesehatan jasmani saja. Belum lagi kita mendengar bahwa akhir-akhir ini banyak orang–terutama tokoh-tokoh ternama–melakukan tindakan bunuh diri akibat tekanan mental yang mereka alami. Kita harus bisa menjaga kesehatan mental diri kita masing-masing. Dengan menjaga kesehatan mental kita, maka tidak akan mudah mengalami suatu tekanan batin yang mengakibatkan diri kita bisa melakukan tindakan berbahaya yang merugikan diri sendiri, seperti bunuh diri"
Aku setuju dengan pidato singkat yang disampaikan oleh dokter Ali, ternyata kecerdasannya bukanlah entang kesombongan belaka namun nyata adanya. Ada ucapan, ada pembuktian.
Wawasan yang luas, pandai public speaking, walaupun sifat ada yang tidak perlu dicontoh, dokter Ali tetap menjadi orang cerdas.
Sekarang giliranku untuk maju ke atas panggung untuk memberikan wawasan. Kebetulan aku dapat dengan tema 'wanita dan anak-anak'. Tentang kekerasan terhadap wanita, KDRT, atau bahkan cyber crime di medsos, body shaming dan perundungan.
"Silahkan dokter muda Nabilah.."
"Assalamualaikum Wr. Wb. -
-Banyak perspektif dari masyarakat bahwa kekerasan terhadap wanita merupakan batu dari perbuatan wanita itu sendiri. Bukan karma namun takdir. Jadi, mengapa wanita harus disalahkan?...
...Kekerasan terhadap perempuan adalah masalah kesehatan masyarakat global yang berskala pandemi dan kasus ini dimulai pada usia dini. Jumlah korbannya bisa jauh lebih besar karena ketakutan terhadap stigma bisa menghalangi banyak perempuan melaporkan kekerasan seksual. Hampir satu dari empat perempuan (37%) yang tinggal di negara-negara ini menjadi korban kekerasan. Angka kasusnya turun menjadi sekitar satu dari lima perempuan jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Eropa (16-23%) dan Asia Tengah (18%). Kekerasan terhadap perempuan mewabah di setiap negara dan budaya, menyebabkan kerugian bagi jutaan perempuan dan keluarga mereka. Kekerasan terhadap perempuan tidak bisa dihentikan dengan vaksin."
Aku menghela nafas perlahan, dengan menatap para manusia di hadapanku. Mereka sangat serius mendengarkan. Kemudian aku tersenyum dan melanjutkan.
"Saya bicara seperti ini bukan sekedar bicara, tapi apa yang saya sampaikan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya. Saya sendiri, adalah korban dari kekerasan tersebut"
Kulihat banyak orang yang terkejut akan kejujuranku.
"Ya, waktu saya SD. Tak melihat status orang tersebut, mereka yang diliputi nafsu akan dibutakan oleh kemaksiatan. Dari kelas 1-6 SD, ada guru saya yang cabul. Ya, bahkan guru yang namanya dipuja-puja oleh murid, mereka ada yang melakukan hal tak senonoh. Saya masih kecil dan tidak mengerti, bersama teman saya guru tersebut memperlakukan kita berdua dengan berbeda dari yang lain. Bahkan kami pernah di dudukkan di paha nya, kita belum mengerti apa maksud dari tingkah guru itu. Hanya menganggap bahwa itu merupakan bentuk kasih sayang antara guru ke murid"
Orang-orang juga menatap prihatin diriku. Sebenarnya ini adalah pengalaman yang sangat menjijikkan, tapi ini perlu di dokumentasikan agar anak-anak diluar sana mengerti apa itu artinya pelecehan di usia dini. Pedofil bertebaran, mereka setiap hari berdampingan dengan kita, tapi kita yang tidak sadar keberadaan mereka.
"Bukan hanya guru, tetangga saya sendiri dia juga seorang pedofil yang suka memangsa anak kecil. Kita hidup berdampingan dengan makhluk terkutuk seperti mereka. Sangat pintar menyembunyikan keberadaannya. Anak-anak kalian, khususnya perempuan, jagalah mereka dengan sepenuh hati. Berikan mereka edukasi tentang kekerasan, agar bisa lebih menjaga diri...
...Sekian wawasan yang saya berikan. Semoga bermanfaat untuk semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb. "
Aku mengakhiri pidatoku dengan menundukkan badan, lalu terdengar suara gemuruh tepuk tangan dari para penonton.
Saat aku turun dari panggung, Aldo, dia menepuk pundakku 2 kali dan mengatakan hal yang membuatku teringat dengan almarhum kakak.
"Lo yang kuat, lo udah gue anggep adik sendiri. Gue akan jaga lo sepenuhnya, tanggung jawab lo gue tanggung"
Tadi adalah kegiatan penyambutan untuk para pimpinan aksi sosial dan ada beberapa anggota ketentaraan disana. Dimana para dokter dan para staff yang dipilih akan melakukan pidato tentang tema yang ditentukan."Kak""Hm?" Aldo hanya bergumam, tapi fokusnya tetap di hp."Kak""Hmm""KAK""APAAN SIH NABILAH??!!"Aku menyengir."Gimana?""Gimana apanya?" Dia menaikkan satu alisnya, pertanda bingung."Lo pasti udah pernah aksi sosial kan? Dinas. Kayak gue? Gimana? Disana ngapain aja, gue harus kaya apa?" Tanyaku menggebu nggebu."Gak, gue gak pernah. Beda rumah sakit gue koas nya, lagipula RS gue dulu gak ada tuh aksi sosial""Ck, dokter Ali gak ikut, cuma sama dia gue akrabnya, sama lo juga. Gue gak humble, gak pinter" Aku memberenggut bersender di sofa ruangan Aldo. Aldo merangkulku di pundak."Tapi kalo dipikir-pikir nih ya, perkiraan lo lebih pintar dari gue itu gede banget"
Jam 8 pagi ini merupakan keberangkatan ku, dan team ke Medan. Untuk dinas kesehatan selama kurang lebih 2 bulan. Aku sudah mempersiapkan segala keperluan yang mungkin disana akan dibutuhkan. Mulai dari pakaian hangat, sepatu 2 pasang, jilbab, dan juga obat-obatan."Koas Nabil"Aku menengok ke belakang, dari arah suara itu datang."Iya?""Ini" Kapten menyodorkan tumpukan kertas yang cukup tebal kearahku."Apa ini?" Aku membolak-balik kan kertas itu. Di sana tertulis bermacam-macam mata pelajaran, yang membuat ku harus berfikir keras."Apa maksutnya?""Kau inii... Apa tak bisa untuk menggunakan otak dengan benar?"Aku lantas melotot tajam, enak saja dia mengejek dengan sangat tidak enak seperti itu."Kau kemarin kan tidak jadi di bidang kesehatan, itu. Materi yang kau berikan pada anak-anak nanti"PlakDengan sangat semangat menggeplak kepala kapten."Ini
"Sersan Andin, tolong nanti urus proposal kemasyarakatan ya. Sudah kutitipkan di meja resepsionis. Ambil saja kalau nanti mau berangkat"Sersan membentuk tangannya antara jempol dan telunjuk, berarti oke."Hei kau- "Aku merespon dengan menaikkan kedua alis. Dan secara tiba-tiba kapten melemparkan sesuatu ke arahku. Mau tidak mau aku menangkapnya secara reflek."Itu tolong kau simpan. Jam tangan mahal milikku. Besok akan aku ambil, sebelum berangkat. Dan ya .... jangan di buka"Dengan sangat terpaksa aku menampilkan senyum semanis mungkin, untuk menjaga citraku di depan Sersan Andin. Dan sebenarnya aku sudah menyumpahi kapten itu di dalam hati, dengan semua nama hewan yang ada.Kurelakan box kecil itu untuk kumasukkan ke tas. Walaupun tudak ikhlas."Kalian saudaraan? Atau .. kerabat. Karena Kapten Andika orang nya pendiam, tidak mudah friendly ke siapa saja, yaa.. terkecuali orang terdekatnya?" Pertanyaan Sersa
Sekitar jam 9 kami sampai di desa Kaliwuhan. Ternyata benar berdasarkan isu yang ada. Desa disini sangat berbeda dengan desa lainnya, masih sangat primitif. Bangunan rumah yang rata-rata dari bambu, hanya gedung sekolah, balai desa, dan bangunan penting lainnya yang terbuat dari batu bata dan semen. Tapi suasana desa masih sangat kental, sawah dan kebun masih sangat rapat, jalanan asli dari tanah bukan aspal, sungai-sungai yang masih sangat deras dan jernih, anak-anak bermain bersama kawanannya bukan memegang ponsel. Bahkan televisi disini pun hanya orang kaya saja yang punya, benar-benar masih menjaga khas tradisional nya. Serasa aku kembali ke zaman waktu kecil dulu.Bis yang kutumpangi di parkir di lapangan, begitupun dengan bis 2 dan bis 3. Lapangan disini sangat luas sekali, kalau di perkirakan 2 kali lapangan yang ada di Jakarta. Maklum, ini lahan kosong yang biasa digunakan anak-anak bermain sepak bola.“So wow! Tak pernah kubayangkan aku akan kesini. Hei
Suara tubuh menghantam air dengan kencang.Menyusul yang kedua.BUM! Lima anak lain serempak loncat.Tubuh-tubuh kecil itu meluncur kedalam sungai, gelembung udara bergerak keatas. Di bawah sana, air sungai yang jernih, anak-anak itu saling menjulurkan lidah, saling mengacungkan jari. Berdebat gaya siapa yang paling bagus."Kau lihat gayaku tadi? Itu baru loncat gaya duyung!" Anak celana merah berseru."Duyung apanya? Gaya ku tadi baru lebih bagus. Gaya atlet!" Anak celana biru menimpali. Hingga anak lain pun berusaha membela diri sendiri bahwa gaya nya paling bagus. Aku tertawa pelan, menganggap bahwa ini hiburan yang lucu. Kepalaku kuarahkan kebawah, melihat jam melingkar di pergelangan tangan. Ternyata sudah jam 8 pagi, padahal aku kesini masih petang setelah subuh tadi.Sebelum kesini, aku mengatakan kepada anak-anak itu bahwa aku akan mengajari mereka berbagai pelajaran. Senang? Tentu saja, mereka sangat ri
Belajar selama 60 menit, tidak membuat orang lelah, bahkan anak-anak sekalipun. Itu jika guru mereka se-frekuensi. Begitulah kata Nanda si baju kuning. Teman-temannya yang lain sudah pulang sedari 10 menit yang lalu, namun Nanda, dia masih duduk tenang di pondok sambil membaca kembali apa yang aku tuliskan di depan. "Apa kamu tidak mau pulang?" Tanyaku dengan tangan yang sibuk di keyboard laptop. Sesekali menoleh kearah anak itu. "Kakak juga belum kembali" Aku mengangguk meng-iyakan. "Tapi apa kamu tidak dicari oleh orang tuamu?" Sejenak, Nanda terdiam sambil menatap kosong ke lantai. Aku melihat kehampaan pada raut wajahnya, seperti ada sesuatu yang mengganggu di hatinya. "Tidak" Aku memutuskan untuk tidak bertanya apapun lagi. Yang sekarang aku harus fokus membuat daftar siapa saja anak-anak tadi. Beserta tanggal lahir, tahun, dan identitas lainnya. Kebanyakan dari mereka adalah anak yang tidak bersekolah. Sanga
Senja sepertinya malu-malu untuk keluar, menampakkan warna jingga yang memanjakan mata. Karena mendung lebih mendominasi di langit petang ini. Itu menandakan, tak lama lagi hujan turun. Sebenarnya sudah di penghujung musim hujan, tapi yang namanya 'turun' siapa tahu. Aku sendiri sedang membantu para tim untuk memasak. Sudah dipasang kanopi sederhana, tentu saja bagian militer yang menyediakan. Untuk tenda penginapan, kami tidak perlu resah. Tenda itu anti air, terbuat dari plastik tebal dan berat. Untuk meminimalisir adanya kebocoran saat hujan. Untuk sholat nya pun harus di tenda masing-masing, takut kehujanan di jalan kalau memaksakan berangkat ke surau. Dan disaat ini, aku berhalangan. Oleh karena itu aku sibuk membuat makan malam. Tidak ikut sholat maghrib. "Sekarang jam berapa dok?" Perawat Evan atau biasa aku memanggil 'kak Evan' bertanya. "Jam 6 lebih 5. Kayaknya Yang sholat belum keluar deh kak. Masih sepi" Dibagian dap
( Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan berlaku secara umum (universal) yang membahas tentang sekumpulan data mengenai gejala alam yang dihasilkan berdasarkan hasil observasi, eksperimen, penyimpulan, dan penyusunan teori.Istilah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikenal juga dengan istilah ilmu sains. Kata sains berasal dari bahasa Latin yaituscientia, yang secara harfiah berarti pengetahuan,namun dalam perkembangan pengertiannya menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains.Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, melainkan juga merupakan suatu proses penemuan.Dengan demikian, pada hakikatnya IPA adalah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta secara sistematik dan mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala
Rumah terakhir, dan hari terakhir menjalankan aksi penunjangan. Jumlah rumah adalah 100 rumah di satu Kelurahan Kaliwuhan. Tak banyak tapi kami harus menghabiskan waktu selama 4 hari lamanya.Ada saja gangguan yang menghambat, jika tidak ada badai hujan kemarin lusa mungkin akan selesai dalam waktu dua hari saja.Butiran air hujan masih menggelayut manja di dedaunan. Jam 2 siang ini akan berakhir di rumah Wak Dolah. Mantan kepala RT periode kemarin.Masalahnya kali ini lebih kompleks, karena kami harus turun tangan langsung untuk mengatasinya."Masalahnya kau sudah beberapa tahun tak bayar hutang! Lihat kebunmu itu, kau sudah panen kan? Oi, bunga nya akan berkali-kali lipat naiknya!."Disini dia disebut Juragan Jerigen. Karena dia punya pabrik minyak kelapa sawit yang diisi di banyak tabung jerigen. Kebun kelapa yang berhektar-hektar, dan kekayaan yang tentu saja melimpah ruah.Tapi sifatnya yang sombong dan suk
Rasi-rasi bintang membentuk bentuk yang sangat indah. Walau aku tidak percaya akan maknanya, yang aku tahu bintang diatas sana sedang sangat cantik-cantiknya.Berkilap indah dan berwarna warni. Terkadang ungu, merah, lalu biru. Melihat dari atas bukit adalah kegiatan yang menyenangkan. Ditemani sebotol teh hangat, dan musik pengiring tidur.Aku menggelar matras, lalu berbaring diatasnya. Rumput-rumpur bergoyang karena angin. Suara jangkrik dan hewan sawah saling bersahutan. Bulan sedang berada di puncaknya, bersinar terang bundar sempurna.Sambil memejamkan mata sambil mengingat wajah ayah dan ibu. Mengingat wajah Noah dan Reno. Mengingat wajah Aldo dan Pak Roy.Ah aku sangat merindukan mereka. Jika aku bermimpi bertemu mereka malam ini, aku pasti akan berdoa dalam mimpiku :"Ya Tuhan. Jangan lah Engkau hentikan apa yang Kau berikan padaku malam ini."Bukit ini tak jauh dari pemukiman, dan tidak menyeramkan seperti di dalam hutan
Kapten dan aku berpapasan di depan ruang Komite Puskesmas. Dia bersama Letkol Gerald dan Sersan Jessica. Kedua orang itu setelah menyapaku langsung pergi ke kamar Adam. Menyisakan aku dan Kapten yang sedang canggung-canggung nya.Aku menyambutnya dengan dingin. Dia terlihat tenang dan tidak berekspresi.Kukira tidak akan percakapan diantara kami, tapi saat hendak beranjak, Kapten memanggil namaku dengan tegas."Dokter Nabilah!."Aku menoleh sekilas. "Apa?.""Kau marah padaku ya?.""Atas dasar apa opinimu itu?." Sarkastik aku keluarkan.Berbalik badan, dengan tampang rileks aku melanjutkan kalimat. "Dengar Kapten terhormat! Sekarang waktuku dituntut oleh pekerjaan. Aku jarang bersantai karena tugasku juga melimpah ruah. Dan asal kau tau saja, saat kau pulang ke Jakarta aku akan tetap disini selama sebulan lagi. Jadi jangan beranggapan kalau aku sedang marah atau merajuk. Itu konyol sekali!."
"Sudah kubilang bodoh! Jangan banyak bergerak dulu. Lukamu akan lama sembuhnya nanti!." Adam menghela nafas lelah. Dia seperti anak kecil saja kalian tau. Susah sekali dibilangin.'Aku hanya ingin ke toilet''Aku ingin keluar sebentar''Ini loh punggungku gatal!'Halah alesan!Pagi ini gerimis melanda. Aku datang ke Puskesmas pagi-pagi sekali saat semua orang mulai memasak. Karena ada Adam yang notabene sedang sakit hampir sekarat, hihi. Dan pekerjaanku mulai menumpuk dari lusa kemarin."Nabilah! Apa ini tak bisa dilepas sebentaaaar... aja? Gatal sekali gila!."Aku mengabaikan Adam. Tanganku sibuk meyisir rambut nya. Karena lama tak keramas jadilah lepek. "Ini rambut apa sabut kelapa? Kusut amat!." Ejekku.Adam menepis tanganku dari kepalanya. Melarang diriku untuk menyisir rambutnya lagi."Ih apaan sih? Orang dibantu juga malah sok banget.""Ini loh lepasin bentar aja. Ak
"Mulai hari ini kau ditugaskan ke Puskesmas saja. Untuk mengajar anak-anak akan digantikan oleh Sersan Andin."Aku menutup buku. Sudah kuduga, pasti jadwalku akan terganti. "Oke."Dokter Alice menyerahkan selembar kertas, disitu tertulis tentang data-data milikku. "Coba periksa lagi apa ada kesalahan."Aku mengambil kertas itu. Membacanya hingga akhir, "Ini sudah benar. Tapi buat apa?."Dokter Alice mengambil kembali kertas itu, menaruhnya di dalam map berwarna biru. "Bukan apa-apa. Sekarang berangkatlah kesana, aku nanti menyusul."Hari ini suhu diatas 27° Celcius. Panas sekali. Bahkan pernah sehari bisa berganti 2 musim sekaligus. Pukul 7 pagi sampai 12 siang panasnya tak terkira. Dan jam 1 sampai malam hujannya seperti mau ada tsunami saja.Para petani membungkuk menanam padi yang masih berwarna hijau segar. Gembala hewan ternak membawa sapi-sapi mereka dan kambing-kambing yang besar nan gemuk.Laz
DUK! Kepalaku terbentur sesuatu.Aku mengaduh pelan. Jidatku terasa sakit. Pasti terkena penyangga tenda. Tanganku meraba-raba, berusaha duduk. Astaga! Karena terkejut bermimpi menabrak tong sampah sampai-sampai jidatku kejedot tiang tenda. Rasanya sakit, dan sedikit memar.Diluar sana hujan lebat disertai petir yang menggelegar. Aku menyibak jendela kecil, gelap, hanya lampu dapur yang tetap menyala.Sekali lagi aku meraba lantai, mencari arlojiku yang pasti terlempar saat aku menjatuhkan botol tadi.Benda panjang itu menunjukkan angka 01.23 artinya hampir setengah dua dini hari. Terbangun di tengah malam seperti ini bukanlah hal yang nyaman. Dijamin setelah ini mataku akan mustahil terlelap lagi.Luna meringkuk di lantai bawah, dengan mengenakan selimut bercorak 'Keroppi' warna hijau mentah. Udaranya dingin, tak heran Luna tidur dilapisi jaket juga.Aku ikut mengeluarkan selimut ku sendiri dari dalam kop
Sejak aku tahu apa itu senapan angin, rasa penasaranku memuncak. Apalagi kegiatan yang terjadi di depan mataku menambah rasa keingintahuanku.Para tentara sedang latihan mingguan. Kali ini mereka menggunakan senapan angin untuk latihan, dengan membuat papan berbentuk bundar, dan diisi warna merah ditengahnya, sebagai bidikan.Peserta bumi perkemahan dibubarkan sehari yang lalu. Setelah tiga hari mereka bersama kami untuk pelatihan Pramuka dasar. Dan ini saatnya aku melihat bagaimana gagahnya mereka menarik pelatuk di benda panjang nan berat itu.Benda ini lebih friendly daripada pistol, a.k.a low budget. Hanya untuk latihan biasa. Kalau untuk agenda tertentu sih bisa pakai sniper atau shotgun yang tentunya lebih bagus.Aku duduk dibawah pohon kelapa sambil membawa handphone dan minum sebotol air putih. Diam menonton mereka denga sesekali memotret pemandangan langka ini. Akan kujadikam polaroid rencananya saat pulang ke Jakarta, sed
4 tahun sebelum koas pt V Pernahkah aku bercerita tentang teman seangkatan ku yang bernama Cleopatra? Belum, karena aku sengaja ingin menceritakannya hingga tiba di bagian ini. Dia anak pendiam yang pintar, tidak punya kawan selain buku-bukunya yang tebal, dan kemana-mana selalu memakai kacamata bundar karena min yang dideritanya. Dia pandai sekali dalam pelajaran matematika, mungkin hanya dia yang mengelu-elukan pelajaran itu. Namanya Cleopatra, biasa dipanggil "Cleo" atau saat anak lain mengejeknya memanggil "Fir'aun". Itu adalah panggilan yang sangat kejam, hanya orang tidak beradab yang memanggilnya begitu. Aku menyukai namanya, selain unik juga punya makna tersendiri. Nama Cleopatra tentu saja kalian tahu itu siapa. Cleopatra adalah Ratu dari zaman Mesir kuno. Yang selalu diidentikkan dengan rambut pendek, memakai eyeliner panjang, dan bermahkota ular kobra. Dikabarkan Ratu itu memiliki kecantikan yang luar biasa,
Anak-anak ramai berkerumun di depan hutan kampung. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut kesini melawan rasa takutku. Ketua panitia sudah ancang-ancang hendak memulai acara. Satu-persatu anak mulai masuk kedalam hutan dengan masing-masing membawa satu keranjang untuk wadah buah.Didalam hutan sana ada banyak pengawas untuk mengawasi dan menjaga anak-anak agar tetap hati-hati. Walaupun ini hutan aman, tetap saja waspada harus nomor satu.Banyak warga dan orang tua dari anak yang menonton. Duduk-duduk di batang pohon kelapa yang sudah roboh sambil menggendong anak balita, ada juga yang sambil menyuapi anaknya. Mereka sangat antusias melihat bagaimana aksi anak mereka didalam hutan sana."Siapapun yang membawa buah paling banyak, dia pemenangnya!"Buah didalam hutan sangat lebat. Mangga, salak, alpukat, sawo, dan banyak lagi. Ketua panitia sebut saja Letnan Unus. Laki-laki berumur sekitar 40 tahunan. Tak salah pilih untuk dijadikan ketua