Share

Bab 3: Selamatkan Brandon Hasim Zailani

“Ada yang harus aku urus, Bu. Aku pamit dulu.”

Brandi yang telah memiliki janji temu dengan Bos Syamsudin lantas pamit pada ibunya tanpa berkata jujur.

Seorang diri, Brandi menemui Bos Syamsudin yang kini tengah menatapnya tanpa kedip.

Mereka saling adu pandangan tajam, Brandi dan auranya yang dingin karena hasil tempaan di Akmil nyatanya mampu membuat nyali Bos Syamsudin sedikit ciut. Meski dengan penampilannya yang sederhana, hanya mengenakan kaos dan jeans, juga rambut cepak… aura kesatria Brandi masih terlihat.

“Kamu minta waktu sampai lulus Akmil?” Bos Syamsudin tertawa keras. “2 tahun, kamu kira itu waktu yang singkat?!” sungut bos Syamsudin sambil menatap kesal wajah Brandi.

“Aku masih pendidikan Om, tak mungkin cari uang.” Brandi menyebutkan alasannya. “Aku belum ada gaji, karena belum dinas di kesatuan!”

“Itu urusan kamu, aku hanya ingin uangku berikut bunganya kembali.” Om Syamsudin mendengus. “Kuberi waktu seminggu lagi dari sekarang, kalau kamu tak sanggup lunasi hutang ibumu, kalian angkat kaki dari rumah itu!” ancamnya.

Gagal bernegosiasi, Brandi pulang dengan tangan kosong. Sepanjang perjalanan menuju rumah, dia yang memilih jalan kaki benar-benar mumet.

“Brengsek! Ke mana aku cari uang 33 juta itu?!” umpatnya kesal. Pikirannya makin berkecamuk, ketika kembali mengingat Serka Andi yang telah menipu ibunya.

Saking tidak fokus karena pikirannya yang bercabang itu… Brandi tak sadar jika posisi tubuhnya sudah tak lagi berada di pinggir jalan.

Tetttt…. Brandi kaget setengah mati, saat mobil truk mengklakson dirinya. Otomatis, dia refleks melompat ke sisi jalan. Akibatnya badannya terguling ke tanah sisi jalan raya ini.

“Heii anak bodoh, mau mati kamu hahhh!” bentak si sopir itu sambil melongokan kepalanya dari pintu truknya, lalu knalpot truk itu mengaum dan tancap gas lagi, seakan ingin tumpahkan kekesalannya.

“Sial! Hampir saja aku mati konyol karena tertabrak truk!” umpat Brandi yang masih menatap truk yang bertuliskan ‘Bantuan Sembako Kanah Group’ dengan foto seorang pria tua tampan yang tertempel di sisi truk bernama Brandon Zailani.

“Kalau sampai tertabrak, bukan hanya 1 truk yang akan menabrakku, tapi 5!” ucap Brandi lagi ketika melihat truk yang tadi mengklaksonnya beriringan dengan 4 truk lain.

Tidak langsung pulang ke rumah, Brani memutuskan untuk ke tempat tujuan berikutnya. Itulah kantor markas distrik komando militer alias Makodim, yang berada di kota kabupaten. Kali ini Brandi terpaksa naik ojek lagi, karena jaraknya lumayan jauh.

“Serka Andi, ada?” tanya Brandi ketika sampai di pos depan Makodim ini.

Seorang tantara yang berjaga di pos itu mengernyitkan dahi. “Serka Andi sudah dimutasi sejak setahun yang lalu ke Surabaya. Entah, dinas di mana sekarang.”

Brandi kembali kecewa, orang yang dia cari dan telah menipu ibuya ternyata sudah pindah. Kini dia pun bingung ke mana lagi tujuannya.

Saat itulah dia melihat keramaian yang lokasinya persis di samping Makodim ini. Ternyata di sanalah 5 buah truk dan mobil mewah yang dikawal mobil Patwal tadi singgah.

Ada sebuah panggung yang tingginya satu meter, yang kini jadi pusat perhatian warga. Mereka memadati panggung itu.

Brandi melihat seorang pria yang ada di spanduk truk itu membagi-bagikan sembako dan sebuah amplop buat semua warga yang hadir di sini.

Dialah Brandon Hasim Zailani. Ketika mengingat nama belakang pria itu, seketika Brandi tersentak. “Tunggu dulu, apakah ini ayahnya si calon perwira polisi itu? Siapa namanya? Aldot Hasim Zailani?” dia bertanya-tanya sendiri.

Brandi ingat seorang pria setengah tua yang saat itu memanggil nama lengkap Aldot kala di stasiun tempo hari. Brandi yang semula ingin berlalu, kini tertarik dan malah terdiam menonton acara pembagian sembako yang sangat ramai ini.

Awalnya pembagian sembako ini tertib, tapi tiba-tiba datanglah ratusan warga, mereka merangsek maju untuk ikutan berebut sembako gratis ini.

Akibatnya gegerlah suasana, ibu-ibu yang gendong anak juga ada yang bawa bayi mulai tergencet warga lainnya.

Suasana yang tadinya adem ayem mendadak berubah jadi heboh bukan main.

Seorang MC sampai serak suaranya berteriak-teriak meminta aga warga mau tertib lagi. Ratusan aparat datang, dan berhasil menghalau warga yang saling berdesakan.

Brandi yang masih memantau dalam diam, terus mengamati. Terlebih, mengamati si Tuan Dermawan yang ikut-ikutan terdorong ke samping, mendekati posisinya berada kini.

Saat itulah Brandi melihat ada dua orang yang mengenakan helm dan masih duduk di motor, terlihat mencabut sesuatu dari pinggangnya.

“Awassss….!” Tanpa sadar Brandi berlari kencang saat melihat orang tersebut mengacung senjatanya ke arah Brandon yang masih diserbu warga.

Dorr…dorrr..dorrr…3X tembakan di lepaskan orang yang tak di kenal itu. Bertepatan dengan itu Brandi melompat dan menimpa tubuh Brandon Hasim Zailani.

“Argh! Uhuk!”

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status