Pembaca yang terhormat, sesuai dengan permintaan pembaca sekalian, kini kami sajikan Novel Pewaris Tunggal Sekuel II: Skandal Cinta Masalalu, kisahnya tak kalah asyik dan mendebarkan. Tokoh-tokoh yang di Pewaris Tunggal I banyak yang menggantung kini akan kami tuntaskan di sekuel II ini. Selamat menikmati, salam, mrd_bb
“Mungkin hanya mirip bung Aldot!” sahut Brandi buru-buru, tentu saja dia mulai kini tak mau lagi sembarangan sebutkan siapa jati dirinya.“Hmm…benar juga, hanya mirip, kalau boleh tahu apa kerjaan Bung Brandi?” tanya Aldot tiba-tiba.“Aku…kerja di sebuah gym di Jakarta, sebagai instruktur!” sahut Brandi, yang tiba-tiba saja punya ide jawaban begini.Tak mungkin dia jujur apa kerjaannya saat ini. Juga Brandi sedapat mungkin tak ingin kejadian tak enak 2 tahunan yang lalu dengan Aldot, bikin pembicaraan ‘hangat’ mereka berubah kaku.Aldot tertawa kecil, tapi senyumnya agak ‘aneh’. Saat itulah Brandi akui, pemuda ini lebih tampan manis di bandingkan dirinya, bahkan anggapan Brandi kalau Aldot ini angkuh dan sombong berubah 180 derajat.“Ya sudahlah, mau kerja apapun nggak masalah! Aku ditempatkan di Kecamatan Bitahan, sebagai Kapolsek di sana, dulu nama kabupatennya Batupecah, kini setelah pemekaran jadi Kabupaten Tabangin!” Sahut Aldot apa adanya.“Artinya bung Aldot akan bertugas di k
Kletak, Brandi langsung merundukan wajahnya, agar tak kelihatan, saat jendela pintu di tutup istri Paman Ando dari dalam.Untungnya lampu samping tak di nyalakan, sehingga ulah Brandi tak ketahuan, apalagi samping rumah ini tak ada pohon atau rerumputan.Brandi bergeser, kini dia sudah berada di jendela kamar, yang setahunya ini merupakan kamar Audrey.Tak banyak perubahan dengan kamar ini. Cat-nya pun masih sama seperti dulu, malah agak kusam kini.Sesaat dia tersenyum, ingat dulu pernah beberapa kali ke sini, sebelum Audrey menikah dengan suaminya, pilihan ayahnya.Rahasia mereka berdua yang tak di ketahui siapapun, termasuk Paman Ando dan istrinya.Saat mengintip dari gorden yang tak rapat, Brandi senyum sendiri, Aurey terlihat baru saja mandi dan hanya kenakan handuk, anak perempuannya tak terlihat di kamar ini.Audrey menyanggul rambut panjangnya, hingga leher jenjangnya terlihat jelas dan ini menambah kecantikannya saat ini.Tubuh molek Audrey tak banyak perubahan. Walaupun suda
Brandi kini mengintai rumah Syamsudin, ilmu intelijennya ternyata sangat berguna saat ini. Ini juga seolah sebagai ujian pertama bagi Brandi yang di nyatakan lulus bersama 11 orang lainnya, sebagai seorang agen jempolan.Dengan kelihaiannya, tanpa kesulitan Brandi kini mendekati jendela rumah besar dan mewah milik si rentenir ini.Walaupun sekeliling rumah besar ini berpagar tinggi dan tak mudah bagi siapapun bisa masuk, termasuk ada CCTV-nya, tapi itu tak masalah bagi Brandi.Dengan mudah dia menghindari CCTV tersebut dan kini Brandi sudah berindap-indap mendekati jendela rumah Syamsudin.Besarnya rumah Syamsudin membuat Brandi kebingungan kemana harus mencari kamar sang rentenir tersebut.Apesya lagi, rata-rata semua jendela menggunakan teralis, sehingga Brandi tak bisa leluasa masuk.Brandi lalu berjalan menyusuri ke bagian belakang, bermaksud akan masuk ke rumah ini, mencari pintu yang tak terkunci.Anehnya, rumah di bagian dalam ini mirip asrama, ada beberapa kamar-kamar seperti
“Kamu kok berani banget sih ke sini, tau nggak centeng bos Syamsudin itu banyak loh, mana suka bawa golok lagi, bahkan ada yang bawa-bawa pistol segala loh,” bisik Neng Elis lagi, kini bahkan tak lagi takut-takut, dia berani bicara dekat sekali dengan Brandi.Otak Brandi sesaat ‘konslet’ bau parfum dan tubuh hangat Neng Elis membuatnya pusing sendiri.Tiba-tiba Brandi ingat pelajaran ilmu intelijen nya. Dalam kondisi apapun, seorang agen di lapangan wajib manfaatkan segala peluang, itulah pesan instrukturnya dulu di sebuah pelatihan sangat rahasia.“Kamu manis banget,” bisik Brandi mulai lancarkan ‘jurus mabuk’ nya. Sambil menowel dagu Neng Elis.Padahal aslinya Brandi bukanlah pemain wanita, malah dia cenderung pasif dan kurang percaya diri, tapi saat ini berbeda.“Ihh Abang mahh bisa ajah!” sahut Neng Elis pura-pura kaget.Neng Elis kaget benaran saat bibirnya yang merah di sosor Brandi. Singkat saja, tapi bikin istri ke 5 bos Syamsudin ini merinding.Neng Elis sebenarnya spanning t
“Hmm…jadi Abang mau cari barbuknya ya di rumah ini?” bisik Neng Elis, sambil memeluk tubuh kokoh Brandi. Mereka baru saja tuntaskan babak pertama, yang hasilnya 5X1, Elis 5X terbang ke awan dan Brandi 1X.“Iya sayang…di mana biasanya dia simpan berkas-berkas penting itu,” bisik Brandi sambil sengaja makin mesra, hingga Neng Elis makin mabuk kepayang.“Setahuku, dia selalu simpan di brangkasnya yang lumayan gede di ruang kerjanya!” sahut Neng Elis tanpa curiga.“Kamu tau kodenya?” pancing Brandi lagi.“Hmm…nggak tahu, dia tak pernah kasih tahu soalnya!” sahut Neng Elis.“Kalau kamu mau cari tahu, malam ini aku nginap di sini dan kita bisa bercinta sampai pagi, gimana sayang?” kata Brandi sambil meletakan mulutnya di dua bukit kembar Neng Elis, hingga wanita makin kelonjotan.“Benarkah…?” sahut Neng Elis yang kembali panas dingin, ketika perabotannya mulai di belai Brandi, hingga mulai basah lagi.Dan Neng Elis terbeliak kaget, saat kepala Brandi terlihat turun naik di kedua pahanya, s
“Hei bangun…molor saja lo kerjaannya, siapa sih Neng Elis dan Audrey itu? Cepatin sholat subuh ntar kesiangan!” tegur Bonar, sahabat dekat Brandi, sambil mendorong tubuh pemuda ini agar bangun.Brandi kaget bukan kepalang, matanya nanar menoleh kiri dan kanan. “Astagaaaa…aku mimpi!’ katanya lagi sambil berkali-kali menarik nafas panjang, Brandi menatap jam di dinding asrama, yang menunjukan pukul 5.30 subuh.Bonar sampai melongo. “Mimpi apa kamu?” tanya Bonar lagi penasaran.Brandi tak mejawab, ia buru-buru pergi ke belakang cuci muka dan sekalian ambil wudhu, untuk laksanakan kewajibannya.Sambil sarapan pagi, Bonar kadang tertawa tergelak, apalagi saat Brandi cerita dia dalam mimpi di pecat sebagai calon perwira penerbang dan malah menjadi seorang agen.“Agen apaan, mana ada! Kalau mau jadi agen ntuh ada sekolah khususnya. Eeh siapa sih Neng Elis dan Audrey, saat kamu mimpi kamu sering sebut-sebut dua nama itu?” Bonar jadi penasaran.“Hmm ada deh, rahasia, mau tahu saja kamu itu,” e
“Minggu lalu ibu ketemu Audrey loh? Dia nanyain dan titip salam buat kamu!” ucapan Ela mengagetkan Brandi yang baru mau makan malam di kamar hotel ini.“Oh ya, terus dia ngomong apa lagi bu?” tanya Brandi antusias.“Nggak ada, hanya ngomong itu saja. Ingat ya Brandi, kamu kini bukan anak miskin, sisa uang kita pemberian pa Brandon masih 2,5 miliaran lagi. Sisa kita rehab rumah dan beli sawah serta kebun. Lagian kamu juga sudah jadi perwira, keluarga Audrey nggak level lagi buat kita. Pokoknya ibu nggak suka kamu balikan sama anak si Ando itu, walaupun kini Audrey janda, punya anak lagi!” sungut Ela, tak rela anak bujangnya yang kini di tatapnya makin guanteng ini dekati Audrey kembali.Brandi hanya bisa hela nafas, dia memaklumi ibunya masih sakit hati dengan perbuatan Paman Ando di masa lalu.Gara-gara ucapan ibunya yang ketus itu, Brandi sungkan bertanya lagi soal Audrey. Tapi dia lega juga, artinya Audrey belum dinikahi bos Syamsudin, yang dalam mimpinya akan di jadikan istri ke 8.
“Ah bibi bercanda saja, ibu saya asli Sunda, ayah asli Kalimantan, mana ada Arab dan bule,” sahut Brandi lalu tertawa sendiri, bahkan ibunya pun belum pernah sebut dia balsteran seperti yang dikatakan Bibi Dita ini.“Hmm…coba deh kamu berkaca, terus nanti panjangin rambut kamu, pasti kamu percaya apa yang barusan bibi ucapkan!” sanggah Bibi Dita tak mau kalah.“Bu, Abang Brandi ini katanya teman ka Neng Elis?” Endi menyela sambil sodorkan minuman hangat, yang langsung di minum Brandi agar tak salting.“Kamu kenal di mana dengan Neng Elis, apakah kalian teman SMU, kurasa kamu dan anak tertuaku itu seumuran.” Bibi Dita kembali menatap Brandi keheranan, sekian lama tinggal di sini, baru tahu anaknya berteman dengan Brandi. “I-iya bi, aku dan Dita teman SMU eh salah SMP,” sahut Brandi, agar tak makin pusing cari alasan. Brandi lalu menyambung kalimatnya, kapan Neng Elis meninggal dan apa sebabnya. “Soalnya aku lulus SMU masuk Akmil Angkatan Udara bi Dita, makanya kami putus komunikasi,”
“Aku ikut!” kata Chulbuy saat Kanika bergegas keluar kafe ini untuk kembali ke markas sektor Pulau Kasino, di mana saat ini dilaporkan anak buah Kanika,Chino Hamuk kabur bersama anak buahnya, yang serbu markas polisi sektor itu.“Jangan bunyikan serine, siapa tahu komplotan itu masih berada di sana, juga agar tak bikin kaget warga di Pulau ini!” kata Chulbuy dan Kanika mengangguk dan tak jadi ambil lampu strobo yang bisa di copot di kap mobil, kini mereka tancap gas menuju ke tempat tadi.Belum 5 menitan tancap gas, tiba-tiba mereka berselisihan dengan dua buah mobil yang larinya sangat kencang.“Kanika sini aku yang bawa, kayaknya itu mobil para komplotan Chino Hamuk,” kata Chulbuy.Kanika langsung mengangguk dan mereka pun bertukar posisi dalam kondisi mobil masih jalan, walaupun perlahan.“Maaf..!” kata Kanika saat tak sengaja duduk di pangkuan Chulbuy, sampai tercium bau harum lembut tubuh si Letkol Polisi ini.Sesaat Chulbuy terlena juga dengan bau parfum ini, apalagi tubuh Kanik
Proses pemindahan uang kemenangan Chulbuy yang sangat besar butuh waktu lumayan lama, saking banyaknya kemenangannya ini.Bahkan keduanya masih sempat ngopi di ruangan khusus, sambil menunggu proses ini, di sinilah Huang Lie cerita, kalau dia mengetahui Chulbuy seorang polisi, karena penasaran."Kok tuan bisa begitu tenang main judinya, andai kartu yang terakhir datang beda, kebayang banyaknya tuan kalah? Juga uangku pasti habis!" kata Huang bertanya, karena penasaran."Sebenarnya kenapa aku tenang?Jujur uang yang aku pakai buat main judi itu uang tak halal juga, makanya aku main tanpa beban. Kalau itu uang negara atau uang pribadi, mungkin sama saja kayak anda, pasti guguplah, aku nggak munafik," cetus Chulbuy, hingga Huang Lie tertawa dan langsung jempol. "Hebat, cerdik dan anda layak di sebut dewa judi," puji Huang lagi.Setelah proses transfer beres, mereka pun langsung ke kantor polisi sektor susul Letkol Kanika.Di markas polisi sektor Pulau Kasino…!“Anda berdua harusnya jang
Huang Lie yang duduk di sisi Chulbuy ikutan tegang, bahkan Sawika pucat pasi, melihat Chulbuy yang terlihat berubah wajahnya.Benar-benar pemandangan yang sangat bikin spot jantung berdetak kencang. Bahkan ratusan penonton yang tentu saja paham main judi poker kini sampai tak ada yang berani bersuara, saking tegangnya.Andai ada yang batuk, pasti se antero ruangan kasino yang luas ini akan terdengar jelas.Wajah Chino Hamuk terlihat makin ceria melihat Chulbuy yang berubah wajahnya. Senyum kemenangan makin nampak dari raut wajahnya.Tapi alis Chino Hamuk kini terangkat, saat melihat raut muka Chulbuy kini kembali berubah, senyum tipis tersungging di bibirnya, bahkan kini Chulbul mengisap cerutunya dengan gaya santai.“Anda memang penjudi hebat tuan Chino Hamuk, tak mudah di gertak, tapi…kartu aku adalah…!”Dengan cepat bak main sulap, Chulbuy tarik kartu bawahnya dan memperlihatkan ke semua orang, apa kartu di bawah itu.Lantas, setelahnya dengan santai meletakaannya di atas meja dan
Inilah trik jitu Chulbuy, yang sengaja permainkan emosi para penjudi lain, terutama Chino Hamuk, Huang Lie pun sampai geleng-geleng kepala melihat hebatnya Chulbuy bermain judi.Taktik Chulbuy berhasil, setelah permainan di lanjutkan, lama-lama 3 orang terpaksa keluar dengan wajah keruh, karena keok besar.‘Teror’ mental yang Chulbuy lakukan benar-benar bikin ke 3 penjudi, yang terdiri dari 2 wanita dan satu orang bule ini out, dengan kekalahan tak sedikit.Kini tersisa Chulbuy, Huang Lie, Chino Hamuk dan satu pria berwajah Asia lainnya, yang Chulbuy duga pasti ‘rekan’ Chino Hamuk.Permainan lanjut, ke 4 orang ini silih berganti menang, tapi lama-lama terlihat, kalau Chulbuy dan Chino Hamuk yang paling unggul, bahkan si pria Asia ini siap-siap out, karena modalnya hampir habis, termasuk…Huang Lie.Huang Lie memang kerap mengalah, seakan beri jalan agar Chulbuy unggul, begitu juga dengan si wajah Asia, yang juga berlaku begitu buat Chino Hamuk.Kartu kembali di bagi untuk ke sekian kali
Penjudi lain tak paham apa yang diomongkan Chino Hamuk, tapi Huang Lie sepertinya paham, terlihat kekagetan di wajahnya, tahu Chulbuy seorang polisi!Tapi si mata sipit ini tentu saja tak ingin bertanya, dia seolah sibuk ‘menyusun’ koin—koin miliknya.“Tentu saja, dari mana lagi aku dapat uang kalau bukan uang sogokan itu. Siapa tahu peruntunganku ada di sini dan uang itu nambah berkali-kali lipat. Nggak perlu jadi penyulundup narkoboy agar tajir melintir, lalu sewa centeng-centeng tolol untuk habisi orang yang pernah di sogok!” sahut Chulbuy kalem sambil senyum kecil, hingga mata Chino Hamuk makin mendelik, mendekati melotot.Sindiran Chulbuy tentu saja sangat telak. Tapi Chino Hamuk kini pasang wajah cuek bebek.“Tuan-tuan dan nyonyah, kita siap bermain. Kartu akan segera di kocok dan di bagi!” si pembagi kartu remi mulai kocok kartunya dan menaruhkan di sebuah tempat khusus.Lalu mulai membagi satu kartu yang di telungkupkan pada ke 7 orang ini, lalu kartu kedua sengaja di buka, dua
Chulbuy seolah menemukan Nova dan Kristin dalam diri Sawika, si gadis Thai ini benar-benar pasangan yang sepadan dalam bercinta.Mau gaya apa saja, ho oh terus si Sawika ini.“Gilaa kamu tuan Mike, i like it…!” lenguh Sawika keenakan saat Chulbuy gunakan jurus gendongnya, juga jurus-jurus ‘mabuk’ lainnya hingga Sawika bilang, baru kali ini menemukan partner yang hebat.Mereka terus bercinta hingga tengah malam dan berlanjut terus hingga 3 hari kemudian.Mereka bahkan malas keluar kamar hotel mewah ini, apalagi Sawika sudah pindah ke kamar Chulbuy, tidak lagi di kamar terpisah.“Sayangnya aku pake pengaman tuan Mike, kalau nggak pasti cakep banget blasteran anak kita yaah,” canda Sawika, setelah untuk ke sekian kalinya mereka kembali memadu ciinta.Chulbuy…hanya tertawa saja, teringat ia ucapan ayahnya, yang juga semacam Undang-undang mutlak bagi keturunan Hasim Zailani, yakni tak boleh lari dari tanggung jawab.“Berani berbuat, beranii tanggung jawab, apapun resikonya,” kata Brandi, ya
“Hehe…tenang aku datang dalam keadaan damai bukan mau bentrok, kenalkan namaku Huang Lie, aku berasal dari Tiongkok,” Huang langsung sodorkan tangannya dan tanpa ragu di sambut Chulbuy.Si Huang Lie ini agaknya punya kebiasaan suka tertawa.“Aku…Mike Gordan, berasal dari Singapura, tapi aku punya dua paspor, Singapura dan Indonesia,” sahut Chulbuy, sebutkan nama samarannya.“Kita duduk lagi, ada yang ingin aku sampaikan, anggap saja kita mulai saat ini sahabat baik dan mitra, mitra main judi poker he-he-he!” kata Huang yang kembali tertawa ini, walaupun dia baru saja alami kekalahan besar.Chulbuy pun ajak Sawika duduk lagi di sisinya, Huang Lie senyum saja melihat polah keduanya yang terlihat 'mesra' ini, dua bodyguardnya tetap berdiri…siaga.“Begini tuan Mike Gordan, 4 hari dari sekarang, aku bakal melawan musuh yang hebat. Dia ini musuh judi bebuyutanku sejak dulu, nah aku minta…maukah tuan Mike berkolaborasi denganku hadapi dia. Sebab di perjudian terakhir dulu, aku kalah banyak, b
“Aku kini miliki 2 As dan 2 king, kalau di bawah sini punyaku As atau king lagi, sudahlah, lebih baik anda pulang saja, tak usah lagi melawanku, gunakan sisa uang untuk bersenang-senang. Lagian tak mungkin kartu di bawah milik anda As diamond,” cetusnya pongah.“Silahkan anda pasang taruhannya tuan,” kata Chulbuy kini sengaja bersikap tegang dan menulikan telinga ejekan musuhnya ini.“Koinku saat ini berjumlah 3.500, punya kamu ku rasa tak beda jauh, ku pertaruhkan yang 2.500 ini,” katanya dengan penuh percaya diri dan mendorong koin itu ke tengah., sengaja sisakan yang 1.000 koin.Chulbuy pun tersenyum, dia melirik koinnya yang berjumlah 3.505 buah. Dia bersikap seolah ragu, tapi tiba-tiba tanpa ragu sodorkan yang 2.500 koin, si mata sipit kontan pucat, juga si lokal.Kalau Chulbuy ikut, itu tandanya dia pasti miliki As diamond.Ratusan penonton heboh bergumam, Sawika pun sampai pucat melihat ini saking tegangnya, ini lebih tegang dari yang sebelumnya.“Silahkan kartu tuan di buka,” k
“Silahkan anda masukan taruhannya tuan?” kata Chulbuy santai, bahkan dia minta cerutu pada Sawika, yang sigap menyalakannya.Gaya Chulbuy benar-benar seperti penjudi ulung, kini 15 orang penjaga keamanan langsung jaga tempat ini, agar 300 an orang yang berjubel jangan terlalu dekat dengan para pemain judi kelas kakap ini.Walaupun tidak terlihat uang di meja judi ini, tapi semua paham, koin-koin yang menumpuk di tengah meja nilainya puluhan juta baht, kalau di rupiahkan puluhan miliar!Mereka ikut larut dalam ketegangan ini, apalagi saat melihat koin yang terletak di tengah, kalau di uangkan tak kurang dari 50 miliaran rupiah.“Hmm…anda menggertak saya, ku rasa tak mungkin king anda ada 3, aku sudah 10 tahun jadi penjudi profesional, tak mudah di gertak!” dengus pria ini, yang dari penampilan dan aksen suaranya, Chulbuy duga dari Tiongkok.Dua orang lainnya diam saja, agaknya mereka menunggu apa yang akan di lakukan si mata sipit ini.“Oke…kalau perkiraan Anda memang begitu, silahkan