“Hei bangun…molor saja lo kerjaannya, siapa sih Neng Elis dan Audrey itu? Cepatin sholat subuh ntar kesiangan!” tegur Bonar, sahabat dekat Brandi, sambil mendorong tubuh pemuda ini agar bangun.Brandi kaget bukan kepalang, matanya nanar menoleh kiri dan kanan. “Astagaaaa…aku mimpi!’ katanya lagi sambil berkali-kali menarik nafas panjang, Brandi menatap jam di dinding asrama, yang menunjukan pukul 5.30 subuh.Bonar sampai melongo. “Mimpi apa kamu?” tanya Bonar lagi penasaran.Brandi tak mejawab, ia buru-buru pergi ke belakang cuci muka dan sekalian ambil wudhu, untuk laksanakan kewajibannya.Sambil sarapan pagi, Bonar kadang tertawa tergelak, apalagi saat Brandi cerita dia dalam mimpi di pecat sebagai calon perwira penerbang dan malah menjadi seorang agen.“Agen apaan, mana ada! Kalau mau jadi agen ntuh ada sekolah khususnya. Eeh siapa sih Neng Elis dan Audrey, saat kamu mimpi kamu sering sebut-sebut dua nama itu?” Bonar jadi penasaran.“Hmm ada deh, rahasia, mau tahu saja kamu itu,” e
“Minggu lalu ibu ketemu Audrey loh? Dia nanyain dan titip salam buat kamu!” ucapan Ela mengagetkan Brandi yang baru mau makan malam di kamar hotel ini.“Oh ya, terus dia ngomong apa lagi bu?” tanya Brandi antusias.“Nggak ada, hanya ngomong itu saja. Ingat ya Brandi, kamu kini bukan anak miskin, sisa uang kita pemberian pa Brandon masih 2,5 miliaran lagi. Sisa kita rehab rumah dan beli sawah serta kebun. Lagian kamu juga sudah jadi perwira, keluarga Audrey nggak level lagi buat kita. Pokoknya ibu nggak suka kamu balikan sama anak si Ando itu, walaupun kini Audrey janda, punya anak lagi!” sungut Ela, tak rela anak bujangnya yang kini di tatapnya makin guanteng ini dekati Audrey kembali.Brandi hanya bisa hela nafas, dia memaklumi ibunya masih sakit hati dengan perbuatan Paman Ando di masa lalu.Gara-gara ucapan ibunya yang ketus itu, Brandi sungkan bertanya lagi soal Audrey. Tapi dia lega juga, artinya Audrey belum dinikahi bos Syamsudin, yang dalam mimpinya akan di jadikan istri ke 8.
“Ah bibi bercanda saja, ibu saya asli Sunda, ayah asli Kalimantan, mana ada Arab dan bule,” sahut Brandi lalu tertawa sendiri, bahkan ibunya pun belum pernah sebut dia balsteran seperti yang dikatakan Bibi Dita ini.“Hmm…coba deh kamu berkaca, terus nanti panjangin rambut kamu, pasti kamu percaya apa yang barusan bibi ucapkan!” sanggah Bibi Dita tak mau kalah.“Bu, Abang Brandi ini katanya teman ka Neng Elis?” Endi menyela sambil sodorkan minuman hangat, yang langsung di minum Brandi agar tak salting.“Kamu kenal di mana dengan Neng Elis, apakah kalian teman SMU, kurasa kamu dan anak tertuaku itu seumuran.” Bibi Dita kembali menatap Brandi keheranan, sekian lama tinggal di sini, baru tahu anaknya berteman dengan Brandi. “I-iya bi, aku dan Dita teman SMU eh salah SMP,” sahut Brandi, agar tak makin pusing cari alasan. Brandi lalu menyambung kalimatnya, kapan Neng Elis meninggal dan apa sebabnya. “Soalnya aku lulus SMU masuk Akmil Angkatan Udara bi Dita, makanya kami putus komunikasi,”
Sebelum pamit, Brandi meninggali uang hingga 25 juta rupiah buat Bibi Dita dan Endi. Ibu dan anak ini sampai berkaca-kaca menerima uang ini, apalagi saat ini mereka memang lagi butuh uang.Apalagi setelah Brandi janji akan bantu ‘selesaikan’ hutang dengan tuan Syamsudin, hampir bersujud Bibi Dita saking senangnya.Tanpa Brandi sadari, sifat ‘dermawan’ ini gara-gara melihat gaya Brandon Hasim Zailani yang memang terkenal sangat dermawan.“Anggap saja infak 2,5 persen dari pemberian Om Brandon dulu..! Sebelum pulang ke Jakarta, aku akan bereskan soal utang piutang dengan bunga selangit ini, gila bener si Syamsudin ini, harus di beri pelajaran tu orang!” batin Brandi gemes, sambil jalankan mobilnya kembali pulang ke rumah dan batalkan niat ke rumah Audrey.Brandi tak perlu izin lagi dengan ibunya, tuh ibunya sudah bilang, sisa duit pemberian Brandon kini jadi miliknya.“Yang penting, jangan dihambur-hamburkan yang tak perlu, mau segunung juga tu duit habis,” pesan Ela.Malamnya sekitar j
Brandi meletakan karung berisi duit di lantai kamarnya, setelah mengunci kamar, dia pun menghitung ada sekitar 3,5 miiaran uang pecahan 100 ribuan yang dia ambil dari brangkas bos Syamsudin.“Hemm…aku bak Robin Hood saja, nyuri uang milik orang kaya, buat bantu orang kesusahan!” batin Brandi tertawa sendiri, lalu ambil rokoknya dan menghembuskan asapnya lewat jendela kamar yang sengaja dia buka.Brandi sama sekali tak ada takut-takutnya, kalau perbuatannya ini sudah termasuk tindakan kriminal, niatnya hanya ingin bikin pelajaran buat si bos Syamsudin. Teringat Loli, membuat Brandi senyum-senyum sendiri, sekian lama terkukung di kawah candradimuka, sifat liar dan nakalnya mulai lepas kendali.‘Cakep juga tu anak, mana melayani lagi saat ku cium dan di belai,” gumam Brandi tertawa kecil, lalu tutup jendela kamarnyya dan bersiap tidur nyenyak.“Besok aku transfer ke rekening Bibi Dita, kalau ku kasih cash, sama juga bohong, pasti si lintah darat itu tahu uangnya ini miliknya, saat Bibi
Si Robin Hood ini tetap pasang mata dan telinga, perbuatannya di rumah Syamsudin sudah pasti bikin geger se antero kabupaten hingga propinsi ini.“Sampai kini maling lihai itu tak terlacak, polisi hanya kantongi ciri-ciri pelakunya, yang katanya bertubuh tinggi besar, suara berat dan memegang pistol, maling itu juga dikatakan bisa hindari CCTV di rumah bos Syamsudin, pokoknya tu maling dikatakan sangat hebat dan sakti mandraguna!” seloroh Panjul.Ketika Brandi bertamu ke rumah sahabat dekatnya ini, 3 hari pasca kegegeran yang dia timbulkan di rumah bos Syamsudin.“Katanya saat rumahnya kemalingan, Syamsudin bersama wanita, siapa wanita itu!” pancing Brandi, pura-pura ingin tahu.“Nah ini yang bikin polisi bingung, Loli yang jadi kekasih Syamsudin itu, malah ngaku lupa perawakan si maling, dengan alasan dia saat kejadian sangat ketakutan. Kalau bos Syamsudin bilang tinggi besar, nah si Loli malah sebut kurus kecil mana yang benar yaa!” sebut Panjul lagi dan ngaku punya teman polisi di
Mendengar ucapan Panjul, barulah Loli menatap Brandi dengan lebih tajam dan dia senyum di kulum, tubuh pemuda tampan ini memang tinggi besar dan kokoh.“Kayak maling misterius itu bentuk badannya. Tapi masa iya sih, ni orang kan perwira, nggak mungkin jadi maling! Lagian suaranya juga beda dengan si maling itu?!” batin Loli sambil menatap Brandi yang terlihat santai saja menikmati alunan musik yang kini berganti lebih soft.Rekan Loli berbisik dan wanita cantik ini mengangguk.“Bang Brandi, kita pindah ke karaoke aja yuks, di sini bising, nggak nyaman ngobrol,” ajak Loli.Tempat ini memang juga sediakan karaoke yang letaknya ada di lantai 10 hotel ini, Brandi pun tak keberatan.Dia pun aslinya tak begitu suka dengan hingar bingar pub ini, belum lagi kalau bicara harus keras, karena musik yang kencang dari seorang Dj.Panjul sejak tadi sudah kedap kedip matanya ke Brandi. Tapi Brandi pura-pura tak lihat saja.“Bro, Irah teman si Loli ini minta depe 500 ribu, sini minta duit dulu,” bisi
Kalamenjing Panjul sejak tadi terus bergerak, saat melihat Loli dan Irah bernyanyi sambil copot baju satu persatu.Pintu ruangan karaoke ini sudah di kunci Panjul dari dalam, saat ini mereka memang minta jangan menganggu aktivas mereka berempat di dalam.Loli dan Irah yang d bawah pengaruh alkohol tak sungkan-sungkan lagi lepas semua pakaiannya, hingga tersisa hanya CD doank, sambil ‘bernyingyong’ lagu-lagu dangdut koplo.Loli yang sedang suntuk termasuk Irah yang katanya sedang patah hati, karena kekasihnya selingkuh, tunjukan sisi liarnya.Panjul dan Brandi yang baru pertama kalinya melihat keduanya bergoyang erotis dan kini benar-benar telanjang bulat sampai tak kuasa menahan nafsu, terutama Panjul.Brandi senyum saja-saja Panjul ikutan joget dan membuka resliting celananya, lalu minta Irah langsung menggantikan ‘mic-nya’ dengan mic miliknya.Loli pun tak mau ketinggalan, dia langsung mendekati Brandi berjongkok di depan pemuda ini, lalu dengan buasnya menerkam benda yang sudah teg
“Anda siapa ini dan mau cari siapa?”Seorang sekuriti dengan kumis melintang bertanya sopan ke Hagu yang kini tentu saja karena berpenampilan perlente.Pakaian memang bikin siapapun bersikap baik kalau bagus dan terlihat mehong. Hukum alam yang tak bisa di bantah!Dan benar kata Prem, dengan penampilan higthclass, semua orang akan berlaku ‘sopan’ dan hormat!“Saya…Hagu emm…Hagu Reyhan, mau bertemu Madam Ameena atau Bibi Amira!” sahut Hagu kalem.Si sekuriti ini terlihat kaget dan dia lalu permisi sebentar untuk menelpon seseorang ke dalam, kurang dari 5 menit si sekuriti ini kembali lagi.Wajahnya terlihat sangat serius, seolah-olah Hagu ini buka pria sembarangan. “Tuan Hagu anda di persilahkan masuk, Madam Saleha akan menemui tuan!” si sekuriti ini lalu minta Hagu masuk saja ke mobilnya, karena lumayan jauh pintu gerbang pagar ini dengan lobby rumah mewah tersebut.Di lobby Hagu sudah seorang ART yang membawanya ke dalam rumah, kembali Hagu di buat takjub, rumah ini benar-benar bak
“Dulu bibi Isiah cerita, nama Madam dari bibi Alea yang bawa aku adalah Nyonyah Ameena, tapi kakek Datuk bilang Amira. Duehhh yang mana yang benar ini..?” batin Hagu selama dalam perjalanan menuju ke Dubai, bingung sendiri.Namun dia ingat ucapan Datuk dan Prem, ia harus mencari keturunan Emir Thamrin, yang dikatakan bukan orang sembarangan di negeri ini."Kalau sudah bertemu keluarga Emir Thamrin, kamu bakal bertemu si Amira itu," pesan roh Datuk.Inilah yang melegakan Hagu, setidaknya dia tak pusing-pusing amat lagi harus mencari kemana!Setelah menempuh perjalanan berjam-jam, Hagu akhirnya mendarat juga di Dubai.Kini Hagu dulu dan saat ini tentu saja beda 180 derajat, berkat Prem, penampilan dia berubah total.“Ingat, sesampainya di bandara di Dubai, kamu beli pakaian mahal dan berkelas di sana, yang kamu temui bukan keluarga sembarangan, agar urusanmu mudah. Jangan datang dengan penampilan acak-acakan, yang ada kamu malah kena usir!” saran Prem sebelum mereka berpisah.Ingat Prem
Hagu dan Prem kini hanya bisa menunduk sambil berdiri, roh Datuk Hasim Zailani kentara sekali marah dengan kelakuan bangor keduanya.Tinggi Datuk sama dengan kedua pemuda tampan yang nakalnya nggak nangungg-nanggung ini.“Prem, kamu itu bukannya ngajari adikmu ini jadi anak baik, malah jerumuskan dia. Kamu juga Hagu alias Reyhan ngapain ikut-ikutan kelakuan si Prem, paling lama besok kalian harus segera tinggalkan negara ini. Prem lanjutkan misi ke India, kamu Hagu, pergi kembali ke Timteng, selesaikan misi kamu cari orang tua kamu sendiri!”“T-tapi ke-kek….aku nggak tahu siapa yang aku cari di Timteng?” Hagu memberanikan diri bersuara. “Cari wanita yang bernama Amira, kamu cukup lacak keturunan Emir Thamrin, pasti bakalan ketemu!”Prem yang mendengar ini sampai melongo dan menoleh ke Datuk dan Hagu bergantian, tapi tak berani keluarkan suara.Datuk menatap wajah Hagu dan kontan pemuda ini menunduk, ia pun tak berani lagi bersuara.“Kamu juga Prem, kapan kamu mau berubah? Agaknya ha
Ciiittt…Hagu terpaksa rem mendadak mobil, di depan mereka dari jarak 150 meteran, terlihat puluhan aparat keamanan sedang razia semua mobil yang lewat.“Bang, apa langkah kita selanjutnya?” Hagu menatap Prem, yang di tatap terlihat tetap bersikap tenang.“Cudai, di mana hotel atau penginapan yang bisa jadi tempat kita sembunyi dulu,” dengan suara kalem Prem menoleh ke arah Cudai dan 4 gadis cantik asli Kamboja ini.Kedua bangor ini aslinya selalu nyalang menatap ke 5 nya, selain manis, tubuh mereka yang mungil di depan kedua orang tinggi besar ini juga bikin keduanya penasaran, terutama Prem, si bangor kakap.Cudai pun sebutkan tempatnya dan Hagu tanpa ragu membelokan mobil nya ke arah jalan yang di sebut Cudai banyak berjejer motel di daerah pantai di wilayah Sihanoukville ini.Setelah hampir 40 menitan muter-muter, Hagu pun hentikan kendaraannya di depan sebuah motel kelas bintang di tempat ini.Karena Hagu yang lebih paham bahasa Kamboja, dia pun turun dan menemui resepsionest mote
Kini sudah 5 orang penjaga yang pindah alam di buat kedua pemuda ini. Keduanya mulai mendekati vila ini, sisanya penjaga yang lain masih belum menyadari kehadiran keduanya.Hagu kini incar dua orang yang terlihat agak terpisah dengan penjaga lainnya, begitu keduanya lengah, dengan gerakan cepat Hagu menerjang dan memukulkan popor senapan rampasan tadi.Buukk…bukkkk…!Dua orang ini langsung tersungkur. Tapi kali ini perhitungan Hagu meleset, rekannya yang lain melihat aksi Hagu.“Heii ada penyusup,” teriaknya dan gegerlah tempat ini, puluhan orang langsung mendatangi tempat ini.Dorrr…dorrr..dorrr…!Prem beraksi, tembakan jitunya langsung lumpuhkan 3 orang sekaligus, yang lain terkejut tak kepalang, mereka langsung membalas tembakan Prem.Hagu yang melihat ini tak tinggal diam, dia juga memberondong dengan senapan rampasan ini.Hebohlah tempat ini, perang skala kecil pun tak terelakan, sudah 12 orang anak buah Joni White bergelimpangan di tanah.Aksi nekat kedua pemuda ini memang tak ke
Vila Kocon berada di agak jauh dari pusat kota Phnom Penh. Kesinilah Prem dan Hagu menuju.“Hagu, dari informasi yang aku dapat, anak buah Joni lumayan banyak di sini, hampir 50 an orang dan semuanya bersenjata, jadi hati-hatilah.”Prem langsung mengingatkan Hagu, walaupun punya pengalaman sebagai milisi, tapi jangan salah, mafia yang dihadapi lebih ganas dan menakutkan, Prem menambahkan peringatannya ke Hagu.“Iya Bang!”Hagu tentu saja tak membantah, dia sudah tahu pengalaman Prem sebagai seorang agen sangat tinggi jam terbangnya, sudah lintas negara dan tak sekali dua kali hampir tewas di tangan musuh!Prem memang apa adanya kisahkan pengalamannya, tanpa bermaksud menyombongkan diri dan Hagu pun percaya cerita ini.Dulu Balanara pernah cerita punya adik yang seorang agen asal Pakistan, tak Hagu sangka mereka malah dekat saat ini. Si adik itu inilah orangnya, Prem Khan atau Prem Hasim Zailani."Aku juga baru tahu, kami satu ayah beda ibu, ayahku memang flamboyan alias playboy, di man
Tentu saja Hagu hanya bercanda, sengaja untuk manasin Prem. Hagu sampai sakit perut menahan tawa melihat kelakuan Prem.Yoana sudah terbuka dia punya kekasih, namun bersama Hagu dia tak bisa menolak dan pastinya ngaku sangat menikmati bercinta dengan Hagu.Yoana bahkan dengan apa adanya bilang, kalaupun kelak hamildun dengan Hagu, dia tak masalah."Kan pemberian Abang Prem cukup bikin aku dan Lisa buat modal pensiun," ceplos Yoana enteng, hingga Hagu pun ikutan senyum melihat si cantik menggemaskan ini. “Whatsss…you dapat perawan, sialan kauuuu, kalau tahu Yoana masih bersegel, kita tukeran ajee tadi malam,” cetus Prem dan keduanya tertawa bersama, kini keduanya makin dekat saja dan serius bicarakan soal Joni White, juga siap hadapi segala kemungkinan di sini.Prem juga bilang, mafia-mafia di sini terkenal kejam dan tanpa ampun.“Intinya…Joni White ini sebenarnya salah satu target, walaupun tak begitu utama, sebab aku masih memburu salah satu mantan pejabat militer Pakistan yang masih
Hagu dan Yoana saling lempar senyum saat mendengar suara desahan lumayan heboh di kamar. Mereka tadi sempat ke klub dan kini balik ke kamar Prem.Prem dan Lisa sedang bercinta!Keduanya rupanya sudah spanning tinggi dan langsung ngamar, tak peduli dengan Hagu dan Yoana yang masih duduk di sofa kamar ini.Sebelum masuk kamar, Prem dengan cueknya bilang, nanti Lisa dan Yoana akan dapat bonus gede, termasuk Hagu hasil menang judi tersebut.Tentu saja Lisa dan Yoana semriwing tak terkira. Hagu beda, dia tetap cool dan senyum saja.“Lisa ribut juga ya suaranya,” cetus Hagu buka obrolan.“I-iya Bang…gitu deehh,” sahut Yoana tersenyum malu-malu.“Kita ke kamar ku saja yuks, kita jadi kambing cungik di sini, dengarin keduanya bercinta,” ajak Hagu dan Yoana langsung mengangguk.Kamar Hagu tak beda jauh dengan kamar Prem, sama-sama bertipe suite.“Kalau kamu ngantuk, silahkan tidur di kamar Yoana!”Hagu melihat jarum jam sudah menunjukan pukul 1.30 dinihari. Dia sebenarnya memikirkan…Joni White
Joni sesaat terdiam, dia membuka kartu bawahnya, yang ternyata King sekop. Artinya dia punya 2 king dan 2 kartu 9.“Ha-ha-ha…anda menggertak rupanya…hmm baiklah!” Tiba-tiba Joni membuka kartunya, dan langsung bilang ikut, sambil sodorkan koinnya ke tengah!Prem menoleh ke samping, dia lihat Hagu sangat tegang, juga Lisa dan Yoana. Joni terkekeh melihat Prem sepertinya kebingungan.Kalau kalah…maka selesailah permainan ini, karena modal Prem ludes!Prem lalu perlahan menarik kartunya, dan mata Joni terbelalak, kartu bawah Prem ternyata…As hati.Artinya kali ini Prem yang menang.“Sayang sekali kali ini aku yang menang tuan Joni,” ceplos Prem dan semua koin taruhan kini di tarik seorang petugas dan kini modal Prem naik jadi hampir 12 juta dolar.Gara-gara itulah, konsentrasi Joni terganggu dan dia mulai agak emosi. Permainan berikutnya terus berlanjut dan akhirnya modal keduanya mulai berimbang, yakni sama-sama 37,5 juta dolar.Permainan judi tingkat tinggi kini mulai panas dan mendebark