Prolog
Pada saat bangun pagi Sheila yang kaget dengan keadaan dirinya yang ternyata tidur tidak sendiri melainkan dengan seorang laki laki yang bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu, siapa laki laki yang kini ada di samping nya itu?Sheila melihat ke dalam selimutnya sendiri apakah pakaian nya masih lengkap atau ah sudahlah membayangkan nya saja Sheila tidak sanggup, perlahan Sheila mengangkat selimut nya dengan mengedipkan mata nya satu takut jika dirinya benar benar dalam ke adaan tidak memakai pakaian.
Belum juga Sheila melihat ke dalam selimut nya dari luar sudah terdengar suara ketukan pintu, mungkin itu kebiasaan sang mama yang selalu membangunkan putri nya yang selalu kesiangan untuk berangkat kuliah.
Tok... Tok...
"Shei, bangun Shei uda jam berapa ini!!!" Teriak suara wanita paruh baya yang terdengar sangat nyaring.
"Emh!" Suara lenguhan bariton sexy itu membuat Sheila yang masih berada di samping pria tersebut melemparkan bantal pada kepala nya agar tidak berisik dan membuat sang mama curiga.
"Shei, kamu sudah bangun nak? Ayo bangun! Papa sudah menunggu di bawah untuk sarapan, pagi." Wanita paruh baya itu kembali berujar.
"Iya, ma... Sebentar aku mandi dulu." Jawab Sheila dengan teriakan.
Dirasa sudah aman tidak terdengar lagi suara sang mama Sheila pun kini memukul mukul pria di samping nya tersebut.
Bugh! Bugh!
"Aw, sakit bego! Gue masih ngantuk." Jerit laki laki tersebut.
"Heh! Lo siapa, berani masuk kamar gue hah? Siapa lo!" Sheila lupa dirinya malah semakin menjerit dan adu perang bantal bersama laki laki itu sehingga membuat kedua orang tua nya kini diambang pintu melihat putri nya bersama laki laki lain bermain perang bantal.
"Sheila!" Teriak sang papa.
Sontak saja membuat Sheila bersama pria yang berada dalam kamar milik putri nya itu kini melihat kedua orang tua nya.Pria paruh baya tersebut dengan langkah yang tegap juga perawakan seperti seorang perajurit TNI itu menghampiri laki laki yang kini bersana putri nya.
Bugh! Sebuah pukulan mendarat di pipi laki laki tersebut hingga laki laki itu tersungkur pada tempat tidur.
"Siapa kamu berani berani nya masuk ke dalam kamar putri saya!" Sang papa dengan siap akan memukul kembali wajah laki laki itu akan tetapi pria itu malah turun dari tempat tidur milik Sheila.
"Ampun, om.. Ini pasti sebuah kesalahan pahaman."
"Salah paham kamu bilang setelah apa yang saya lihat dengan mata dan kepala saya! Ikut saya, kamu juga Sheila."
Sheila yang kini gemetaran menghadapi sang papa tidak tahu harus berbicara seperti apa dan memang kenyataan nya Sheila bersama laki laki tersebut dalam satu kamar.
"Apa yang telah kalian perbuat semalam!" Sang papa bertanya seraya tidak mau melihat wajah kedua anak muda tersebut yang kini sudah duduk di ruang keluarga.
Hiks.. Hiks...
Suara tangisan yang keluar dari mulut mungil milik putri nya itu membuat sang papa berpikir bahwa laki laki itu sudah memberikan noda pada anak kesayangan nya.
Sang papa yang siap akan melayangkan pukulan terhadap pria muda itu, tentu saja dia menghindar dan membela dirinya.
"Eh, gue gak ngapa ngapain lo ya.. Kenapa juga lo musti nangis? Sumpah demi tuhan om... Saya gak ngapa ngapain anak om." Seraya mundur dan menghindari pukulan dari pria paruh baya tersebut.
"Lalu untuk apa kamu berada di dalam kamar anak saya?"
Laki laki itu diam tidak bisa menjawab pertanyaan dari pria paruh baya yang kini sudah di sulut emosi tersebut.
"Hari ini juga kamu harus menikahi anak saya!" Ancam nya pada pria muda yang masih ketakutan.
"Apa, menikah?" Dengan wajah yang tidak percaya harus menikahi gadis yang sama sekali dirinya kenal.
"Kenapa, apa kamu tidak mau bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi? Iya! Sekarang juga kamu hubungi keluarga kamu!"Pria paruh baya yang di ketahui bernama Hartawan itu melihat sosok pria muda itu dari pakaian nya saja bukan orang sembarangan mungkin, akan tetapi untuk apa dirinya menyelinap masuk ke dalam kamar sang putri.
Dan sebenar nya Hartawan percaya mereka tidak melakukan apapun namun dirinya tetap saja malu jika orang di luar sana mengetahui bahwa ada seseorang yang menyelinap masuk ke dalam kamar putri nya tersebut apa kata orang nanti.
Untuk itu Hartawan duduk dan menunggu kepastian dari anak muda tersebut.
Sementara Sheila kini masih shock mendengar akan di nikahkan oleh sang papa dengan pria yang benar benar dirinya tidak tahu siapa laki laki tersebut.
Dan bahkan nama nya pun Sheila tidak mengetahui nya sepanjang sang papa terus saja memberikan penyerangan terhadap pria itu.
Tidak lama kemudian tibalah satu buah mobil yang hanya terdengar oleh Hartawan juga keluarga nya dari dalam rumah, terlihat dua orang masuk ke dalam istana Hartawan dengan wajah yang sangat angkuh.
"Al, apa yang sebanarnya terjadi?" Tanya seorang perempuan yang seusia dengan sang mama dari Sheila, seraya memegang kedua pipi anaknya.
"Maaf, apakah kalian kedua orang tua dari anak berandal ini?"
"Maaf ya, pak.. Anak saya tidak berandal." Seraya merotasi bola mata nya jengah perempuan setengah paruh baya itu menjawab.
"Kalau tidak berandal, untuk apa anak ini semalaman ada di kamar anak saya, dan saya meminta bapak dan ibu untuk datang kesini!"
Kedua orang tua dari Al sangat shock setelah mendengar pernyataan yang sesungguh nya.
"Apa benar apa yang di katakan mereka, Al?"
Aliando hanya bisa terdiam dan sang papa kini menepuk jidat nya lalu bertanya mengapa juga dirinya musti ada di dalam kamar gadis orang.
Kedua orang tua Aliando pun kini meminta maaf atas apa yang telah terjadi dan mereka meminta waktu untuk kembali bertemu karena mereka yang banyak kerjaan sehingga tidak bisa menyelesaikan masalah ini hari ini juga.
Sang papa dari pihak Al pun memberikan sebuah kartu nama jika memang mereka menuntut bisa menghubungi lewat kartu nama tersebut.
Akan tetapi Hartawan tidak mau harga diri anak nya terlalu berharga dengan sebuah pekerjaan untuk itu Hartawan tidak mau basa basi dan akan meminta pertanggung jawaban dari Al juga kedua orang tua nya.
"Saya hanya minta anak ibu dan bapak, bertanggung jawab dan mau menikahi anak saya."
Kedua orang tua Al itu pun saling menatap satu sama lain dan kini giliran kedua nya menatap Al.
Selama ini memang Al jarang sekali dekat dengan wanita sudah beberapa kali sang mama mengenali anak semata wayang nya untuk dekat dengan seorang gadis.
Namun hari ini dirinya pun kaget mendengar anak semata wayang nya harus menikah dengan gadis yang mungkin dia sendiri tidak tahu mempunyai sikap juga sifat seperti apa.
Akan tetapi di lihat sekilas saja sang mama bisa membaca bahwa gadis yang di mintai pertanggung jawaban dari Al pun seperti nya gadis baik baik.
"Baik, saya akan mempertanggung jawabkan apa yang telah terjadi pada Al dengan putri bapak dan ibu, saya mohon maaf atas ketidak nyamanan nya.. Dan kami mohon maaf harus segera menyelesaikan pekerjaan kami terlebih dahulu."Bersambung..
Sheila enggan untuk melaksanakan prosesi akad nikah ini. Tapi, bagaimana lagi dirinya harus rela mengorbankan masa muda nya demi menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal sebelumnya. Jika saja malam itu Aliando tidak menyusup ke kamarnya mungkin saat ini, Sheila tengah berada di tempat kerja. "Huh," helaan napas Sheila keluarkan demi menyalurkan rasa kesal di dalam dadanya. "Sheila, ya ampun.. Anak Ibu, cantik sekali." puji Maria, wanita yang sudah melahirkannya. Gadis cantik itu hanya menoleh sekilas pada sang ibu. Ini adalah pernikahan terpaksa yang harus dirinya jalani, tapi... Bisa 'kan dia kabur begitu saja? "Sayang.. Jangan cemberut gitu dong. Senyum kek, kamu harus bisa menerima pernikahan ini, Shei. Bagaimana pun juga Ibu dan juga Papa kamu ingin yang terbaik buat kamu, Ibu yakin Aliando laki-laki baik," kata Maria. Sheila hanya tersenyum sebagai jawaban. Ya, walaupun dia menolak untuk di nikahkan. Tapi, ini adalah keputusan kedua orang tuanya. Tok. To
Di Paksa MenikahKeesokan harinya pun tiba seperti biasa Cindy selalu saja pulang pagi membuat Albert semakin murka dengan kelakuan anak perempuan nya."Kerja apa sih, kamu! setiap hari pulang pagi mau jadi apa kamu!" Hardik Albert ketika melihat sang putri sempoyongan keluar dari mobil."Pa, aku model pa... berapa kali aku jelasin ke papa.""Model apa, sampai pagi begini baru pulang?""Kamu berhenti dari kerjaan kamu, atau kamu Papa jodohkan dengan laki laki pilihan papa!"DegMendengar hal itu membuat Cindy menghentikan langkahnya."apa apaan aku gak mau ya di jodoh jodohkan. lagian aku uda punya pacar pa!" "Pacar apa yang membuat kamu jadi pulang pagi setiap hari seperti ini?"Belum sempat perdebatan itu berlanjut Sinta sang mama menghampiri anak juga suami nya yang kini sedang beradu argumen.Sinta memberikan kode pada Cindy agar segera naik ke dalam kamar nya untuk menghindari amukan dari Albert.
PertemuanFlachbackAlbert kini menunggu seseorang di sebuah resoran mewah yang sudah di pesan oleh Ita sang sekertaris.Pria paruh baya itu duduk dengan tenang menanti calon menantunya untuk dia temui saat ini.Tibalah dua orang berbaju hitam dengan tubuh tegap juga atletis itu menghampiri Albert juga sekertarisnya.Ita terkaget juga terheran heran melihat kedua pemuda yang seperti nya pengawal pribadi itu menghampiri Albert dan membisikan sesuatu di telinga nya."Ta, bisa tolong belikan sesuatu untuk istri saya di sebrang restoran ini?"Ita menoleh dan menatap Albert dengan bingung namun karna Albert memberikan kode untuk dirinya segera pergi dari tempat itu Itapun akhirnya menganggukan kepalanya.Setelah punggung sang sekertaris Ita itu sudah tidak terlihat lagi barulah muncul sosok pria muda dengan rahang yang tegas juga bola mata coklat dengan bulu mata yang lentik serta pakaian yang rapi dengan stelan
Pria Miskin"Kami dan keluarga datang kesini dengan maksud dan tujuan ingin meminang anak dari bapak Albert Marga Margaretta untuk menjadi calon istri dari keponakan saya yang bernama Assaque Emirkhan Assad." Ujar om Emir yang menyampaikan niat baik kedatangan mereka.Albert baru menyadari jika pria yang dia temui bersama keluarganya itu memang benar calon menantunya yang dia temui beberapa hari yang lalu.Tapi mengapa panampilan Emir sangat jauh berbeda dari Emir yang pertama kali dia temui, apa dia memang sedang menguji putrinya?"Alhamdulilah, trimakasih Bapak Satya yang sudah mewakili dari keluarga besar untuk menyampaikan berita bahagia ini. Saya selaku Ayah kandung Cindy menerima sepenuhnya Assaque Emirkhan Assad menjadi pendamping putri saya, namun saya pun harus menanyakan terlebih dahulu pada putri saya. Apakah kamu mau menerima Assaque Emirkhan Assad sebagai calon suamimu, Nak?"Deg DegCindy saat ini yang sudah duduk berhada
Pria Miskin"Kami dan keluarga datang kesini dengan maksud dan tujuan ingin meminang anak dari bapak Albert Marga Margaretta untuk menjadi calon istri dari keponakan saya yang bernama Assaque Emirkhan Assad." Ujar om Emir yang menyampaikan niat baik kedatangan mereka.Albert baru menyadari jika pria yang dia temui bersama keluarganya itu memang benar calon menantunya yang dia temui beberapa hari yang lalu.Tapi mengapa panampilan Emir sangat jauh berbeda dari Emir yang pertama kali dia temui, apa dia memang sedang menguji putrinya?"Alhamdulilah, trimakasih Bapak Satya yang sudah mewakili dari keluarga besar untuk menyampaikan berita bahagia ini. Saya selaku Ayah kandung Cindy menerima sepenuhnya Assaque Emirkhan Assad menjadi pendamping putri saya, namun saya pun harus menanyakan terlebih dahulu pada putri saya. Apakah kamu mau menerima Assaque Emirkhan Assad sebagai calon suamimu, Nak?"Deg DegCindy saat ini yang sudah duduk berhada
PertemuanFlachbackAlbert kini menunggu seseorang di sebuah resoran mewah yang sudah di pesan oleh Ita sang sekertaris.Pria paruh baya itu duduk dengan tenang menanti calon menantunya untuk dia temui saat ini.Tibalah dua orang berbaju hitam dengan tubuh tegap juga atletis itu menghampiri Albert juga sekertarisnya.Ita terkaget juga terheran heran melihat kedua pemuda yang seperti nya pengawal pribadi itu menghampiri Albert dan membisikan sesuatu di telinga nya."Ta, bisa tolong belikan sesuatu untuk istri saya di sebrang restoran ini?"Ita menoleh dan menatap Albert dengan bingung namun karna Albert memberikan kode untuk dirinya segera pergi dari tempat itu Itapun akhirnya menganggukan kepalanya.Setelah punggung sang sekertaris Ita itu sudah tidak terlihat lagi barulah muncul sosok pria muda dengan rahang yang tegas juga bola mata coklat dengan bulu mata yang lentik serta pakaian yang rapi dengan stelan
Di Paksa MenikahKeesokan harinya pun tiba seperti biasa Cindy selalu saja pulang pagi membuat Albert semakin murka dengan kelakuan anak perempuan nya."Kerja apa sih, kamu! setiap hari pulang pagi mau jadi apa kamu!" Hardik Albert ketika melihat sang putri sempoyongan keluar dari mobil."Pa, aku model pa... berapa kali aku jelasin ke papa.""Model apa, sampai pagi begini baru pulang?""Kamu berhenti dari kerjaan kamu, atau kamu Papa jodohkan dengan laki laki pilihan papa!"DegMendengar hal itu membuat Cindy menghentikan langkahnya."apa apaan aku gak mau ya di jodoh jodohkan. lagian aku uda punya pacar pa!" "Pacar apa yang membuat kamu jadi pulang pagi setiap hari seperti ini?"Belum sempat perdebatan itu berlanjut Sinta sang mama menghampiri anak juga suami nya yang kini sedang beradu argumen.Sinta memberikan kode pada Cindy agar segera naik ke dalam kamar nya untuk menghindari amukan dari Albert.
Sheila enggan untuk melaksanakan prosesi akad nikah ini. Tapi, bagaimana lagi dirinya harus rela mengorbankan masa muda nya demi menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal sebelumnya. Jika saja malam itu Aliando tidak menyusup ke kamarnya mungkin saat ini, Sheila tengah berada di tempat kerja. "Huh," helaan napas Sheila keluarkan demi menyalurkan rasa kesal di dalam dadanya. "Sheila, ya ampun.. Anak Ibu, cantik sekali." puji Maria, wanita yang sudah melahirkannya. Gadis cantik itu hanya menoleh sekilas pada sang ibu. Ini adalah pernikahan terpaksa yang harus dirinya jalani, tapi... Bisa 'kan dia kabur begitu saja? "Sayang.. Jangan cemberut gitu dong. Senyum kek, kamu harus bisa menerima pernikahan ini, Shei. Bagaimana pun juga Ibu dan juga Papa kamu ingin yang terbaik buat kamu, Ibu yakin Aliando laki-laki baik," kata Maria. Sheila hanya tersenyum sebagai jawaban. Ya, walaupun dia menolak untuk di nikahkan. Tapi, ini adalah keputusan kedua orang tuanya. Tok. To
PrologPada saat bangun pagi Sheila yang kaget dengan keadaan dirinya yang ternyata tidur tidak sendiri melainkan dengan seorang laki laki yang bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu, siapa laki laki yang kini ada di samping nya itu?Sheila melihat ke dalam selimutnya sendiri apakah pakaian nya masih lengkap atau ah sudahlah membayangkan nya saja Sheila tidak sanggup, perlahan Sheila mengangkat selimut nya dengan mengedipkan mata nya satu takut jika dirinya benar benar dalam ke adaan tidak memakai pakaian.Belum juga Sheila melihat ke dalam selimut nya dari luar sudah terdengar suara ketukan pintu, mungkin itu kebiasaan sang mama yang selalu membangunkan putri nya yang selalu kesiangan untuk berangkat kuliah.Tok... Tok..."Shei, bangun Shei uda jam berapa ini!!!" Teriak suara wanita paruh baya yang terdengar sangat nyaring."Emh!" Suara lenguhan bariton sexy itu membuat Sheila yang masih berada di samping pr