Pria Miskin
"Kami dan keluarga datang kesini dengan maksud dan tujuan ingin meminang anak dari bapak Albert Marga Margaretta untuk menjadi calon istri dari keponakan saya yang bernama Assaque Emirkhan Assad." Ujar om Emir yang menyampaikan niat baik kedatangan mereka.Albert baru menyadari jika pria yang dia temui bersama keluarganya itu memang benar calon menantunya yang dia temui beberapa hari yang lalu.
Tapi mengapa panampilan Emir sangat jauh berbeda dari Emir yang pertama kali dia temui, apa dia memang sedang menguji putrinya?
"Alhamdulilah, trimakasih Bapak Satya yang sudah mewakili dari keluarga besar untuk menyampaikan berita bahagia ini. Saya selaku Ayah kandung Cindy menerima sepenuhnya Assaque Emirkhan Assad menjadi pendamping putri saya, namun saya pun harus menanyakan terlebih dahulu pada putri saya. Apakah kamu mau menerima Assaque Emirkhan Assad sebagai calon suamimu, Nak?"
Deg Deg
Cindy saat ini yang sudah duduk berhadapan dengan pria yang akan menikahinya merasa jijik dengan penampilan calon suaminya itu.
Namun Cindypun bingung dia harus bagaiamana jika tidak menerima lamaran nya Albert akan menyita semua fasilitas mewah dirinya.
Tapi jika dia menerima pria tersebut dia sungguh malu memperkenalkan Emir sebagai calon suaminya itu.
"Emh.... Cindy.... Cindy.... Ma---uu menerima, Pah." Dengan ragu akhirnya gadis itu menerima pinangan dari calon suaminya.
"Sudah aku duga, dia ragu untuk menerima saya yang seperti ini, biarlah ini akan menguji dirinya aku akan tahu bagaimana sifat aslinya sama seperti Arka atau malah sebaliknya." Batin Emir berbicara.
"Alhamdulilah." Teriak semua orang yang ada di ruangan tersebut.
Ibu dari Emir juga Ibu dari Cindy mereka sama sama saling menyematkan cincin di jari manis masing masing putri dan putranya.
Acara masih berlanjut dengan sesi fhoto juga makan makan yang telah di sediakan oleh keluarga Albert.
Begitu keluarga pada sibuk saling memperkenalkan diri karna memang baru pertama kali mereka bertemu hanya via telfon saja mereka bisa memastikan meminang ini akan terjadi.
Kini Emir juga Cindy duduk berdua di sebuah kursi yang telah di sediakan untuk sesi fhoto mereka.
Berbagai gaya telah di kerahkan oleh photografer profesional tersebut namun lagi lagi Cindy menolak untuk bersentuhan dengan Emir.
"Sudah jelek! miskin pula." Hardik Cindy pada Emir yang hanya bisa terdengar di telinga Emir.
"Jika bukan papa kamu yang meminta, saya juga tidak mau menikah dengan perempuan sombong kaya kamu." Balas Emir tidak mau kalah.
"Beraninya kamu ngomong seperti itu!" Cindy mengepalkan lengan nya dia benar benar di puncak kemarahan.
"Apa? kamu mau pukul saya? Silahkan paling juga nanti kamu yang akan kena batunya sendiri."
"Dasar, Pria Miskin tidak tahu malu!!!!" Teriak Cindy seraya mengepalkan lengannya menahan semua emosi.
Emir tidak lagi meladeni Cindy yang sombongnya melebihi orang orang di luar sana namun pria itu harus sabar lebih extra mungkin ini belum seberapa.
Pasti banyak drama lagi setelah pernikahan yang akan mereka jalani.
Emir menghampiri sang ibunda tercinta yang kini sedang duduk di stand makanan bersama sang papa.
"Mam, Dad. kenapa kalian tidak makan?" Ermir melontarkan pertanyaan seraya menghampiri kedua orangtua nya.
"Assad!!! Momy sangat tidak suka dengan keluarga calon istrimu itu mereka benar benar sangat merendahkan momy dan Dady kamu." Teriak sang bunda pada putra satu satunya itu.
"Stttssss, Momy tenang ya.... Assadkan sudah pernah cerita sama momy dan Dady jadi Assad minta Momy dan Dady ikuti permainan Assad, karna Assad ingin tahu sifat asli dari calon istri Assad seperti apa. inikan baru tahap tunangan, Mom... menikah juga masih 3 bulan lagi dan Assad akan menguji Cindy." Emir berusaha menjelaskan kembali pada kedua orangtuanya.
"Tapi, Assad gak gini juga! mereka tidak tahu apa berhadapan dengan siapa."
"Ciee momy sombong bener," Emir meledek sang bunda hingga bunda nya sedikit tersenyum.
Sebenarnya bukan sifat mereka yang suka memamerkan harta juga kekayaan namun mereka juga ingin mengetahui sejauh mana mereka bisa di rendahkan seperti ini.
"Lihat deh, calon suaminya Cindy parah banget ya om Albert masa Cindy di jodohkan dengan pria seperti itu." Bisik salah satu kerabat Cindy membicarakan tentang Emir.
Mereka saling berbisik ketika melihat Emir melewati setiap kerumunan sodara sodara yang hadir di acara pertunangan Cindy.
Hingga para pejabat teman bisnis juga kolega keluarga Albert datang untuk menyaksikan dan memberikan selamat pada Cindy.
Beberapa jam berlalu acara pertunangan telah selesai kini saatnya keluarga Emir untuk kembali ke rumah mereka masing masing.
Termasuk juga Emir yang akan kembali keduania nyatanya sebagai Assadque pemimpin perusahaan terbesar juga misterius itu.
***Kamar Cindy
"Iiiihhhh sebel sebel gue gedek banget, papa tega banget sama gue masa gue di jodohin sama orang yang kaya gitu coba mau taro dimana muka gue kalo beneran gue kawin sama dia! menang David kemana mana dari pada sama si miskin itu." Hardik Cindy mundar mandir menceritakan pada sahabat dekatnya itu.
"Li, ko lo diem sih? lo molor ya."
"Eh, iya Cind gue masih denger cerita lo ko."
Cindy bercerita banyan mengenai perjodohan dirinya dengan Emir yang juga di ketahui oleh kekasihnya David.
Meskipun dirinya sudah di jodohkan dan menerima Emir sebagai calon suaminya namun Cindy masih tetap menjalin hubungan bersama David.
Cindy tidak mau melepas David juga tidak rela jika kekasihnya itu bersama wanita lain.
"Pokonya gue mau ketemu, beibh." Suara manja Cindy memang jurus andalan untuk David tidak bisa menolak ke inginan nya.
"Iya, kamu nanti ke apartemen aku aja." Suara di balik ponsel itu begitu mudah di ucapkan.
Cindy menganggukan kepalanya mereka kini sedang melakukan panggilan video yang sama sama di dalam kamar namun dengan tempat tidur dan ruangan yang berbeda.
"Kamu cantik banget mau di lamar sama si miskin itu juga!"
"Ini bukan kemauan aku, yank... Tapi Papa yang uda siapain MUA untuk keluarga khususnya aku." Keluh Cindy pada kekasihnya.
"Spesial dong tuh si Emir itu."
"Martabak iya Spesial, dia mah apa tidak ada bandingan nya sama kamu beibh."
Percakapan itu masih berlanjut hingga Cindy berganti baju juga memakai skincare routine harian nya panggilan video itu masih berlanjut.
Meskipun mereka belum resmi menjadi sepasang kekasih yang halal namun gaya mereka seperti pasangan suami istri pada umumnya.
Cindy merebahkan kembali tubuhnya diatas tempat tidur berukuran king size itu.
Berada di dalam selimut yang tebal dengan pakaian tidur yang super sexy Cindy sengaja gunakan karna permintaan sang kekasih yang melihat di dalam layar ponsel.
Hingga terdengar suara ketukan pintu membuat mereka merasa terganggu dengan aktivitas yang sedang mereka lakukanan.
"Cindy! pake baju yang benar."
Bersambung...PrologPada saat bangun pagi Sheila yang kaget dengan keadaan dirinya yang ternyata tidur tidak sendiri melainkan dengan seorang laki laki yang bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu, siapa laki laki yang kini ada di samping nya itu?Sheila melihat ke dalam selimutnya sendiri apakah pakaian nya masih lengkap atau ah sudahlah membayangkan nya saja Sheila tidak sanggup, perlahan Sheila mengangkat selimut nya dengan mengedipkan mata nya satu takut jika dirinya benar benar dalam ke adaan tidak memakai pakaian.Belum juga Sheila melihat ke dalam selimut nya dari luar sudah terdengar suara ketukan pintu, mungkin itu kebiasaan sang mama yang selalu membangunkan putri nya yang selalu kesiangan untuk berangkat kuliah.Tok... Tok..."Shei, bangun Shei uda jam berapa ini!!!" Teriak suara wanita paruh baya yang terdengar sangat nyaring."Emh!" Suara lenguhan bariton sexy itu membuat Sheila yang masih berada di samping pr
Sheila enggan untuk melaksanakan prosesi akad nikah ini. Tapi, bagaimana lagi dirinya harus rela mengorbankan masa muda nya demi menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal sebelumnya. Jika saja malam itu Aliando tidak menyusup ke kamarnya mungkin saat ini, Sheila tengah berada di tempat kerja. "Huh," helaan napas Sheila keluarkan demi menyalurkan rasa kesal di dalam dadanya. "Sheila, ya ampun.. Anak Ibu, cantik sekali." puji Maria, wanita yang sudah melahirkannya. Gadis cantik itu hanya menoleh sekilas pada sang ibu. Ini adalah pernikahan terpaksa yang harus dirinya jalani, tapi... Bisa 'kan dia kabur begitu saja? "Sayang.. Jangan cemberut gitu dong. Senyum kek, kamu harus bisa menerima pernikahan ini, Shei. Bagaimana pun juga Ibu dan juga Papa kamu ingin yang terbaik buat kamu, Ibu yakin Aliando laki-laki baik," kata Maria. Sheila hanya tersenyum sebagai jawaban. Ya, walaupun dia menolak untuk di nikahkan. Tapi, ini adalah keputusan kedua orang tuanya. Tok. To
Di Paksa MenikahKeesokan harinya pun tiba seperti biasa Cindy selalu saja pulang pagi membuat Albert semakin murka dengan kelakuan anak perempuan nya."Kerja apa sih, kamu! setiap hari pulang pagi mau jadi apa kamu!" Hardik Albert ketika melihat sang putri sempoyongan keluar dari mobil."Pa, aku model pa... berapa kali aku jelasin ke papa.""Model apa, sampai pagi begini baru pulang?""Kamu berhenti dari kerjaan kamu, atau kamu Papa jodohkan dengan laki laki pilihan papa!"DegMendengar hal itu membuat Cindy menghentikan langkahnya."apa apaan aku gak mau ya di jodoh jodohkan. lagian aku uda punya pacar pa!" "Pacar apa yang membuat kamu jadi pulang pagi setiap hari seperti ini?"Belum sempat perdebatan itu berlanjut Sinta sang mama menghampiri anak juga suami nya yang kini sedang beradu argumen.Sinta memberikan kode pada Cindy agar segera naik ke dalam kamar nya untuk menghindari amukan dari Albert.
PertemuanFlachbackAlbert kini menunggu seseorang di sebuah resoran mewah yang sudah di pesan oleh Ita sang sekertaris.Pria paruh baya itu duduk dengan tenang menanti calon menantunya untuk dia temui saat ini.Tibalah dua orang berbaju hitam dengan tubuh tegap juga atletis itu menghampiri Albert juga sekertarisnya.Ita terkaget juga terheran heran melihat kedua pemuda yang seperti nya pengawal pribadi itu menghampiri Albert dan membisikan sesuatu di telinga nya."Ta, bisa tolong belikan sesuatu untuk istri saya di sebrang restoran ini?"Ita menoleh dan menatap Albert dengan bingung namun karna Albert memberikan kode untuk dirinya segera pergi dari tempat itu Itapun akhirnya menganggukan kepalanya.Setelah punggung sang sekertaris Ita itu sudah tidak terlihat lagi barulah muncul sosok pria muda dengan rahang yang tegas juga bola mata coklat dengan bulu mata yang lentik serta pakaian yang rapi dengan stelan
Pria Miskin"Kami dan keluarga datang kesini dengan maksud dan tujuan ingin meminang anak dari bapak Albert Marga Margaretta untuk menjadi calon istri dari keponakan saya yang bernama Assaque Emirkhan Assad." Ujar om Emir yang menyampaikan niat baik kedatangan mereka.Albert baru menyadari jika pria yang dia temui bersama keluarganya itu memang benar calon menantunya yang dia temui beberapa hari yang lalu.Tapi mengapa panampilan Emir sangat jauh berbeda dari Emir yang pertama kali dia temui, apa dia memang sedang menguji putrinya?"Alhamdulilah, trimakasih Bapak Satya yang sudah mewakili dari keluarga besar untuk menyampaikan berita bahagia ini. Saya selaku Ayah kandung Cindy menerima sepenuhnya Assaque Emirkhan Assad menjadi pendamping putri saya, namun saya pun harus menanyakan terlebih dahulu pada putri saya. Apakah kamu mau menerima Assaque Emirkhan Assad sebagai calon suamimu, Nak?"Deg DegCindy saat ini yang sudah duduk berhada
PertemuanFlachbackAlbert kini menunggu seseorang di sebuah resoran mewah yang sudah di pesan oleh Ita sang sekertaris.Pria paruh baya itu duduk dengan tenang menanti calon menantunya untuk dia temui saat ini.Tibalah dua orang berbaju hitam dengan tubuh tegap juga atletis itu menghampiri Albert juga sekertarisnya.Ita terkaget juga terheran heran melihat kedua pemuda yang seperti nya pengawal pribadi itu menghampiri Albert dan membisikan sesuatu di telinga nya."Ta, bisa tolong belikan sesuatu untuk istri saya di sebrang restoran ini?"Ita menoleh dan menatap Albert dengan bingung namun karna Albert memberikan kode untuk dirinya segera pergi dari tempat itu Itapun akhirnya menganggukan kepalanya.Setelah punggung sang sekertaris Ita itu sudah tidak terlihat lagi barulah muncul sosok pria muda dengan rahang yang tegas juga bola mata coklat dengan bulu mata yang lentik serta pakaian yang rapi dengan stelan
Di Paksa MenikahKeesokan harinya pun tiba seperti biasa Cindy selalu saja pulang pagi membuat Albert semakin murka dengan kelakuan anak perempuan nya."Kerja apa sih, kamu! setiap hari pulang pagi mau jadi apa kamu!" Hardik Albert ketika melihat sang putri sempoyongan keluar dari mobil."Pa, aku model pa... berapa kali aku jelasin ke papa.""Model apa, sampai pagi begini baru pulang?""Kamu berhenti dari kerjaan kamu, atau kamu Papa jodohkan dengan laki laki pilihan papa!"DegMendengar hal itu membuat Cindy menghentikan langkahnya."apa apaan aku gak mau ya di jodoh jodohkan. lagian aku uda punya pacar pa!" "Pacar apa yang membuat kamu jadi pulang pagi setiap hari seperti ini?"Belum sempat perdebatan itu berlanjut Sinta sang mama menghampiri anak juga suami nya yang kini sedang beradu argumen.Sinta memberikan kode pada Cindy agar segera naik ke dalam kamar nya untuk menghindari amukan dari Albert.
Sheila enggan untuk melaksanakan prosesi akad nikah ini. Tapi, bagaimana lagi dirinya harus rela mengorbankan masa muda nya demi menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal sebelumnya. Jika saja malam itu Aliando tidak menyusup ke kamarnya mungkin saat ini, Sheila tengah berada di tempat kerja. "Huh," helaan napas Sheila keluarkan demi menyalurkan rasa kesal di dalam dadanya. "Sheila, ya ampun.. Anak Ibu, cantik sekali." puji Maria, wanita yang sudah melahirkannya. Gadis cantik itu hanya menoleh sekilas pada sang ibu. Ini adalah pernikahan terpaksa yang harus dirinya jalani, tapi... Bisa 'kan dia kabur begitu saja? "Sayang.. Jangan cemberut gitu dong. Senyum kek, kamu harus bisa menerima pernikahan ini, Shei. Bagaimana pun juga Ibu dan juga Papa kamu ingin yang terbaik buat kamu, Ibu yakin Aliando laki-laki baik," kata Maria. Sheila hanya tersenyum sebagai jawaban. Ya, walaupun dia menolak untuk di nikahkan. Tapi, ini adalah keputusan kedua orang tuanya. Tok. To
PrologPada saat bangun pagi Sheila yang kaget dengan keadaan dirinya yang ternyata tidur tidak sendiri melainkan dengan seorang laki laki yang bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu, siapa laki laki yang kini ada di samping nya itu?Sheila melihat ke dalam selimutnya sendiri apakah pakaian nya masih lengkap atau ah sudahlah membayangkan nya saja Sheila tidak sanggup, perlahan Sheila mengangkat selimut nya dengan mengedipkan mata nya satu takut jika dirinya benar benar dalam ke adaan tidak memakai pakaian.Belum juga Sheila melihat ke dalam selimut nya dari luar sudah terdengar suara ketukan pintu, mungkin itu kebiasaan sang mama yang selalu membangunkan putri nya yang selalu kesiangan untuk berangkat kuliah.Tok... Tok..."Shei, bangun Shei uda jam berapa ini!!!" Teriak suara wanita paruh baya yang terdengar sangat nyaring."Emh!" Suara lenguhan bariton sexy itu membuat Sheila yang masih berada di samping pr