"Ugh!"
Terdengar suara lenguhan kesakitan, Loyd Saloum, terbelalak saat melihat wanita di hadapannya tiba-tiba memukulnya dengan kuat. BAAM! Di sebuah bukit, tepatnya perbukitan yang sering kali disebut Gunung Syrena. BRAK! Kembali terdengar suara dentuman yang kedap, wanita itu mengalirkan energi Qi miliknya dengan kuat pada telapak tangannya. Lalu, satu detik kemudian, dari telapak tangannya muncul cahaya api merah yang menyala-nyala. Dalam gemuruh kedap, Loyd Saloum, yang terkejut, telah dipukul oleh wanita itu dengan seluruh kekuatannya. Dia terlempar beberapa meter jauhnya dan jatuh di bawah sebuah pohon yang sudah usang dengan wajah pucat. Loyd berjuang untuk bangun, dia mengusap darah segar yang mengalir dari sudut mulutnya dengan tangan, raut wajahnya penuh keterkejutan dan memandang dengan tak percaya. 'A-apa yang terjadi?!' Loyd mengernyitkan keningnya, dia berdiri dengan tegap sekuat tenaga, lalu berteriak dengan suara bergetar. "Hina …." Raut wajahnya penuh dengan keterkejutan. "K-kenapa …. Kenapa kamu melakukan ini padaku?!" Raut wajahnya penuh dengan kekecewaan, dia benar-benar tidak bisa percaya! Hina Rosewood, yang telah bersamanya selama lima tahun, justru berusaha menyerangnya?! Pada saat ini, aura yang dingin terpancar dari tubuh wanita itu, dia menatap Loyd dengan pandangan yang meremehkan. "Loyd Saloum …. Haha …. apakah kamu berpikir, hanya dengan kekayaan dan kekuasaan keluarga Saloum, kamu dapat membuat hatiku berdebar?" Hina melangkahkan kakinya ke arah pemuda itu secara perlahan. "Kamu pikir …. hanya dengan dirimu, yang lima tahun lalu, bisa membuatku merasa tertarik padamu saat pertama kali kita bertemu?" timpalnya seraya menghentikan langkah kakinya. “Tapi, setelah lima tahun waktu yang kita lalui, Hina—” Loyd terbelalak melihat sikap wanita di hadapannya yang berubah drastis, dia bersandar di sebuah pohon tua dengan susah payah. Belum sempat Loyd selesai berbicara, Hina memotong ucapannya. "Hahaha …. Loyd Saloum, Tuan Muda Keluarga Saloum,” tiba-tiba Hina memegangi sebelah matanya sambil tertawa seperti orang gila. “Sungguh, kamu terlalu naif!" Nada bicara Hina dipenuhi dengan penghinaan dan olokan, dan wajah cantiknya juga penuh dengan tatapan sinis. Loyd, dengan wajah pucat, menatapnya dengan tidak percaya. Dia tiba-tiba menyadari, wanita yang selama ini bersamanya, wanita yang lembut dan anggun di depannya, telah berubah begitu asing! Hina kemudian berjalan ke hadapannya, menatapnya dengan pandangan kasihan, dan mengejek berkata dengan suara yang dingin. "Loyd, aku akan memberimu sebuah kebenaran," dia menatap Loyd dengan datar. "Alasan kenapa aku begitu dekat denganmu selama lima tahun ini, dan sering memberimu obat, serta membantumu berlatih tanpa henti, adalah untuk permata itu!" "Permata yang ada dalam dirimu, sebenarnya bernama Permata Roh Suci! Aku menitipkannya di nadimu, dan dia bisa menyerap kekuatan dan talenta dirimu. Semakin tinggi, semakin kuat talenta dalam dirimu, efek pemeliharaan Permata Roh Suci akan semakin kuat! Hahaha …." Hina kembali tertawa seperti orang gila. Mendengar ucapan itu, tiba-tiba wajah Loyd berubah drastis, pria itu menunjukkan raut wajah penuh keterkejutan dan kemarahan, dia berteriak dengan suara yang dalam. "Hina …. kamu benar-benar memanfaatkanku?! Kamu menggunakan Permata Roh Suci untuk merampas bakat dan kekuatanku?!" "Kamu .... Sosok wanita yang memiliki hati seperti iblis!" Dalam kemarahan yang mendidih, bagian nadi Loyd terasa seperti diperas hingga hampir pecah, dan mulutnya mulai mengeluarkan darah. Di alam bawah sadarnya, Loyd berusaha menguasai kekuatannya, berusaha menekan cedera di pusat Qi tubuhnya. Namun, dia tiba-tiba menyadari, tampaknya nadinya telah disegel oleh suatu kekuatan, hingga dia tidak bisa mengeluarkan sedikit pun kekuatannya. Dalam keadaan mendesak, dia berjuang keras ingin melarikan diri, tetapi dia merasakan seluruh tubuhnya mati rasa, sama sekali tidak bisa bergerak! Melihat ekspresi Loyd yang seperti itu, Hina menunjukkan ekspresi yang sangat ironis, sambil mengejek dia berkata. "Loyd, jangan berjuang lagi, menyerahlah!" "Sial!" Loyd mendengus. "K-kamu—" "Hahaha …. Loyd, sebelum kita mendaki bukit ini, aku telah mencampurkan bubuk beracun pada minumanmu, tenaga murni dalam dirimu sudah terkunci! Tubuhmu menjadi mati rasa dan kaku, tidak mungkin untuk melarikan diri," Hina tersenyum dingin. "Jangan lupa, aku adalah seorang alkemis terhebat pertama di kerajaan! Untuk menghadapimu, aku telah menghabiskan waktu berbulan-bulan, hanya untuk meracik obat racun itu!" "Aku rasa sudah cukup, aku tidak akan berbasa-basi lagi denganmu. Permata Roh Suci itu sudah lima tahun disimpan dalam nadimu, saatnya kembali menampakkan diri ke dunia! Hahaha ...." Sambil tertawa sinis, Hina merentangkan tangan menuju perut Loyd. Lalu, tepat di tempat pusat tenaga dalamnya, dia memancarkan cahaya berwarna hitam dari telapak tangannya. Loyd dengan wajah kesal dan penuh kemarahan, tidak berdaya untuk melawan, hanya bisa berteriak keras. "Hina! Kamu orang kecil yang licik dan rendah! Aku tidak akan pernah memaafkanmu!" Raut wajah Hina semakin dingin, tenaga dalam yang meledak dari telapak tangannya meningkat tiga kali lipat, dan cahaya hitam itu semakin pekat dan semakin pekat. BAAM! "Ugh!" Crack! Loyd langsung tertembak di bagian dadanya, kekuatan elemen hitam yang digunakan dengan telapak tangan Hina sangat kuat, dan tiba-tiba Loyd memuntahkan darah segar dari mulutnya. Dalam darahnya, terlihat ada sebuah benda seukuran bola kelereng. Seluruh lapisannya transparan seperti kaca, memancarkan cahaya berwarna kemerahan yang lembut. Ini merupakan Permata Roh Suci yang mencakup lima tahun kecakapan Loyd, juga ada kekuatan darah pedang misterius yang kuat. "Loyd, aku benar-benar berterima kasih padamu!" Hina mengambil Permata Roh Suci dan mengamatinya sejenak, lalu tampak rasa puas di wajahnya. "Memang, luar biasa darah keturunan Saloum, dalam waktu lima tahun bisa merawat Permata Roh Suci hingga sejauh ini!" Dalam kemarahan yang mendalam, Loyd menggertakkan giginya dengan kuat, memaksakan tubuhnya yang terluka parah untuk berdiri. Dengan lantang dan penuh amarah, pria itu berkata. "Hina! Bahkan jika kamu berhasil merebut Permata Roh Suci dariku, berbekal bakat alami darah keturunan Saloum, aku tetaplah yang terhebat dalam seni beladiri! Dan dengan cepat, aku bisa memulihkan kekuatanku." "Dan pada saatnya tiba, aku akan membalas dendam hari ini sepuluh kali lipat!" Raung Loyd. "Hahaha!" Hina langsung tertawa terbahak-bahak dengan meremehkan. "Loyd, kamu terlalu meremehkan kekuatan Permata Roh Suci!" "Dia tidak hanya mengambil kekuatanmu, tetapi juga merampas darah dan pedang spiritualmu! Mulai dari sekarang, kamu hanyalah seorang yang tidak bisa berlatih menjadi pendekar, bahkan kamu masih berani membicarakan balas dendam?" "Kamu!" Loyd yang sudah menderita luka parah, diberikan dorongan besar seperti itu, seketika darahnya mendidih, kedua bola matanya memutih dan dia langsung terjatuh. Bruk! Satu detik kemudian, muncul seorang pemuda yang tampan dan berkarisma yang misterius dari balik pohon tua. Saat Hina melihat pemuda tampan itu, dia segera menunjukkan senyum manis dan segera menyambutnya, memberikan Permata Roh Suci kepadanya. "Tengku, tugas telah selesai, permata yang mempesona ini seharusnya kembali ke pemilik aslinya!" “Terima kasih, Hina, kamu telah menepati janjimu untuk tetap bersamaku selama lima tahun ini,” pemuda tampan itu menerima Permata Roh Suci, memeluk Hina dalam pelukannya, tersenyum dan berkata. "Hina, demi aku, kamu telah mengalami banyak kesulitan dalam lima tahun terakhir ini. Tenanglah, aku pasti tidak akan mengecewakanmu." 'Hina ….’ Loyd berusaha keras untuk tersadar, matanya samar-samar melihat bayangan sosok pria yang sedang memeluk tubuh Hina. 'Jadi, selama lima tahun ini, kamu—’ Dengan senyum bahagia di wajahnya, Hina memeluk leher pemuda tampan itu, berbisik dengan suara rendah. "Shion, demi dirimu, aku akan merelakan segalanya." ‘'Shion?! Bahkan, dia memanggilnya dengan sebutan Tengku?’ mendengar nama itu terucap dari bibir manis Hina, api amarah kembali membakar hati Loyd, hal itu membuatnya tak kuat menahan tubuhnya dan membuat dia akhirnya pingsan. Setelah semua perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan Loyd, tanpa diketahui olehnya, wanita yang telah dia jaga selama lima tahun, merobek-robek kepercayaan dan cinta yang diberikan Loyd. Bahkan, wanita itu memanggilnya dengan sebutan Tengku, sebuah panggilan sakral bagi masyarakat di kerajaan AldMoor, panggilan bagi para wanita keturunan kerajaan kepada pria yang akan melangsungkan pernikahan. Selain memanfaatkan kekuatan yang dimiliki Loyd untuk permata roh suci, Hina juga telah berselingkuh dengan pemuda tampan yang merupakan seorang keturunan kerajaan, Shion Alegardum. "Tengku, kamu harus segera menetralisasikan Permata Roh Suci ini. Tak lama lagi, namamu akan dikenal di seluruh dunia!" Shion tersenyum dengan wajah yang arogan, dia kemudian berkata. “Setelah mendapatkan Permata Roh Suci ini, tidak akan ada yang mampu melawanku!” “Hahaha ….”Loyd Saloum, yang saat ini menggunakan sebuah jubah berwarna merah dengan lambang naga di setiap jahitannya, dengan raut wajah kebingungan, pria itu terbangun. Dia hanya bisa merasakan sakit kepala yang luar biasa, dada dan perutnya merasa seperti ditusuk jarum. Dengan sulit dia membuka matanya, dan menemukan dirinya sedang berbaring di atas sebuah tempat tidur besar yang familiar. Ruangan itu terlihat megah dengan dekorasi seperti pada jaman kekaisaran kuno, hal ini menandakan Loyd Saloum merupakan seorang Tuan Muda dari keluarga kaya raya maupun kerajaan. “Huhuhu ….” Mendengar suara isakan di telinganya, Loyd perlahan-lahan memalingkan kepalanya, dan melihat seorang wanita berpakaian panjang, sedang duduk di tepi ranjang, seorang diri menangisi kesedihannya. "Violen?" Loyd memanggil sosok wanita itu dengan suara lemah dan tidak berdaya. Mendengar suara itu, Violencia—Pelayan Pribadi—terkejut sejenak, dia segera mengangkat kepalanya. Melihat Loyd yang akhirnya sadar, dia segera m
Vincent Saloum, pria paruh baya yang berusia sekitar empat puluh tahun, meskipun dia sudah menginjak kepala empat, tapi tubuhnya besar dan tinggi. Dia sedang duduk dengan raut wajah yang risau di atas singgasananya. Pria paruh baya itu memiliki wajah yang tegas dan terlihat berwibawa seperti seorang pemimpin. Namun, wajahnya tampak tidak begitu baik, matanya penuh dengan ekspresi kekhawatiran. Terpampang dengan jelas bahwa di hari-hari ketika Loyd pingsan, dia sudah mengalami tekanan berat sampai-sampai kepalanya seperti mau pecah. Dia sedang memohon kepada Hina, tapi mendadak mendengar suara Loyd, dia mengangkat kepalanya melihat ke arah pintu masuk. Vincent segera menunjukkan senyum gembira, kekhawatiran di hatinya akhirnya pudar. "Loyd, akhirnya kamu bangun!" Loyd memasuki ruangan, menatap dingin ke arah Hina, dan melirik dua tetua keluarga Rosewood di belakangnya. Melihat Loyd datang, Hina dengan ekspresi dingin di wajahnya, berkata dengan nada suara yang dingin. "Loyd,
Setelah Loyd kembali ke kamarnya, dia mendapati Violencia yang mengikutinya. “Violen, aku mohon padamu, aku ingin tinggal sendiri untuk beberapa waktu!”Mendengar itu, Violencia hanya bisa terdiam lalu meninggalkan kamar dan menutup pintu.Loyd berjalan ke arah jendela, menatap sosok wanita yang berjalan pergi meninggalkan kediamannya dengan langkah yang dingin. Dengan wajah penuh rasa kesal, amarah dan dendam. Dia mengambil sebuah lilin lampu dan membakar surat perjanjian pernikahan itu.Kemudian Loyd duduk bersila di atas tempat tidur, memeriksa luka dan kekuatan dirinya sendiri. Di dalam alam bawah sadarnya, dia mencoba menggerakkan tenaga dalamnya, tetapi dia menemukan bahwa tidak ada sedikit pun tenaga dalam di tubuhnya. Bahkan, rasa sakit yang seperti terobek-obek terasa dari area nadinya.Setelah mencoba beberapa kali secara berturut-turut, wajahnya berubah menjadi pucat karena rasa sakit, dan keringat dingin mengalir deras di keningnya. Dia harus menerima kenyataan, seperti ya
[Makam Dewa Pedang.] Tertulis dengan jelas di atas sebuah prasasti pedang itu. "Makam Dewa Pedang? Apakah ini sebuah kuburan?" Hati Loyd merasa tercekit, dia memikirkannya dalam hati. ‘Tidak heran, tempat ini tampak begitu sepi dan suram, juga dipenuhi dengan aura kematian!’ "Ada yang disebut sebagai Dewa Pedang? Lalu, seberapa besar kekuatan yang dimilikinya?" Loyd mengernyitkan keningnya. Pemuda itu tidak bisa memahami, apa sebenarnya tingkat kekuatan yang disebut dengan gelar sang Dewa Pedang. Tapi dia bisa menebak, makam Dewa Pedang yang begitu megah dan mewah ini, tentunya di kehidupan sebelumnya adalah pejuang hebat yang melampaui imajinasinya. Dia mengalihkan pandangannya dari batu prasasti pedang, berjalan menuju batu prasasti pedang yang lain. Setelah melewati monumen pedang, dia memandangi padang gurun di sekelilingnya. Dilihatnya di padang gurun di kedua sisi prasasti pedang, berdiri tegak belasan batu nisan dengan tulisan merah yang tersusun rapi. Dia berjalan
Loyd merasa kembali sadar dan pikirannya menjadi kembali jernih. Dia bangun dari tempat tidur, membuka matanya dan melihat sekeliling, menemukan dirinya masih berada di dalam kamar.Jendela di luar sudah terbenam dalam kegelapan malam, lampu mulai menyala. Dia mengangkat cangkir teh di samping tempat tidurnya dan menyeruputnya, dengan agak lelah, dia mengerutkan alisnya dan bergumam dengan suara rendah. "Mengapa aku merasa seolah-olah aku sedang tidur dan bermimpi?"“Apakah makam Dewa Pedang dan batu-batu nisan tersebut benar-benar nyata atau hanya mimpi?" Loyd mengerutkan keningnya, mengingat kembali kalimat-kalimat di batu nisan pertama dan kedua, yang kemudian muncul kembali dengan jelas di benaknya.Sejenak, dia merasa ragu, tapi kemudian memutuskan untuk mencoba untuk berlatih dengan mengasah teknik yang dia ingat dari batu-batu nisan itu.Loyd berjalan ke sudut dinding, memutar batu nisan di sebuah rak buku.Kreeek~~Tiba-tiba, rak buku itu berputar, sebuah lorong rahasia dapat
"Meskipun aku tidak memiliki pusat Qi ini, dengan melatih jalan pedang rasa yang tidak biasa, aku tetap bisa menjadi ahli pedang!" Loyd tidak beristirahat, dan terus berlatih jalan pedang rasa. Dia ingin mengkonsentrasikan energi pedang di dalam titik meridiannya. Kali ini, berbekal pengalaman sebelumnya, tingkat keberhasilan dalam mengumpulkan energi pedang memang meningkat. Hanya dalam waktu lima jam, setelah mencobanya belasan kali, dia berhasil mengumpulkan kekuatan pedang di titik meridiannya. "Akhirnya aku memiliki dua aura pedang! Selama aku bisa melatih dua belas aura pedang, aku akan segera dapat membentuk benih pedang, dan saat itu, pasti kekuatanku akan meningkat secara signifikan!" Loyd tampak tersenyum lega, sementara dia menunda latihannya. Ketika dia keluar dari ruang rahasia dan kembali ke kamarnya, dia menyadari bahwa semalam telah berlalu dan cahaya telah menerangi bagian luar jendela. Violencia sudah bangun sejak pagi, bejalan menuju kamar Loyd sembari mem
Dalam perjalanan menuju Nimaria, Loyd dan Violencia duduk sambil bercanda dalam kereta kuda.Dengan senyuman, Loyd tiba-tiba berkata. "Violen, pasti banyak orang yang ingin bertemu Tuan William hari ini, dan tentunya di antaranya ada beberapa orang dari keluarga besar lainnya."Gadis itu mengedipkan matanya penuh keingintahuan dan bertanya. "Tuan Muda, memangnya ada apa?"Loyd kemudian menjelaskan yang dia ketahui. "Karena elixir ini sangat langka, jangankan para pendekar tingkat awal, bahkan para master pun akan tertarik. Jika bisa mengonsumsi Elixir Good grade A, para pendekar dari Ordo Ksatria pasti akan meningkatkan keterampilannya secara signifikan. Bahkan, para ahli di tingkat Master juga bisa mendapatkan manfaat yang sangat besar,” tatapan matanya penuh ambisi. "Yang aku ketahui, ada tiga jenis tingkatan elixir, yaitu elixir Low, Good dan High. Setiap tingkatan dari elixir tersebut dibagi lagi menjadi grade C, grade B, grade A, dan grade S.”"Seperti biasa, aku hanya mengonsums
Hina juga mengalami perubahan pada ekspresi wajahnya, ada sentuhan dendam yang tersirat berkilauan di dasar matanya. Dia segera tersenyum dan menjelaskan kepada William, "Guru William, Anda telah menjalani latihan spiritual cukup lama dan baru keluar, mungkin Anda belum mengetahui tentang kejadian Loyd." Hina segera menceritakan kembali kejadian yang telah berlalu. William yang mendengar itu tampak terkejut, kemudian dia berkata datar kepada penjaga dengan suara berat. "Usir dia pergi! Sampah yang tidak berguna! Apakah dia masih berharap kepadaku untuk menyelamatkannya?" "Baik!" Penjaga itu bergegas meninggalkan ruangan. Loyd yang sedari tadi berdiri di pintu masuk Nimaria, dengan sabar menunggu dengan wajah tenang. Meskipun orang-orang di sebelahnya berbisik membicarakannya, sesekali melempar tatapan meremehkan, dan melepaskan tawa sinis yang mengejek. Namun dia mengabaikan semuanya, menolak untuk mendengar, dan berusaha keras menekan amarah yang mendidih di dalam hatinya. Dia ma