Share

Bab 193. Tewasnya Dewa Jari Maut

"Kenapa kau diam, Manggala?" tanya Dewa Jari Maut karena menantunya itu hanya diam menunduk seperti tengah memikirkan sesuatu. Dewa Jari Maut mendongak ke arah gunung, tempat perguruan Tangan Seribu berada.

"Perguruan itu dibuat oleh ayahku. Jadi hanya keturunan ayahku lah yang pantas menjadi ketua," ujar Dewa Jari Maut menambahkan.

Diam-diam Manggala mengumpat dalam hati. "Orang cacat seperti itu bagaimana bisa menjadi ketua perguruan Tangan Seribu."

Dewa Jari Maut menepuk pundak menantinya dengan telapak tangan tanpa jari. "Manggala, kau harus bisa melenyapkan Paksi Jingga. Rebut perguruan Tangan Seribu dan juga pedang Sulur Naga. Dengan pedang itu kau bisa membantu kakak iparmu menjalankan kewajibannya di perguruan."

Manggala menahan marah. Tujuan utamanya memang melenyapkan Paksi Jingga dan merebut pedang di tangannya. Namun, bukan untuk diserahkan kepada Senayudha, tetapi untuk dirinya sendiri. Senayudha menurutnya tidak akan mampu memega
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status