Share

Bab 164. Bergabungnya Mahisa Dahana.

"Siapa dia, Mayang?" Raden Prana Kusuma bertanya karena karena hanya gadis itu yang ada di tempat ini. Mayang menggeleng.

"Dia bertanya tentang temannya," jawab Mayang ketus. Gadis itu segera merebahkan tubuhnya ke tanah kering yang sudah retak. Melihat itu, Raden Prana Kusuma tidak ingin bertanya lagi. Dia tahu Mayang butuh istirahat cukup setelah terguncang di atas panggung kuda.

"Apakah tidak lebih baik kita ajak dia ke sini, Prana Kusuma?" usul Ludro Gempol. Raden Prana Kusuma setuju dengan usul pengawalnya. Maka Ludro Gempol menghampiri Mahisa Dahana yang menghangatkan diri di pancaran hangatnya api unggun.

"Maaf, Kisanak. Siapa namamu dan dari mana asalmu?" tanya Ludro Gempol berdiri di depan api unggun. Mahisa Dahana mendongak. Pemuda yang terlihat masa bodoh itu memindai tubuh Ludro Gempol yang gagah. Tubuh orang itu berkulit bersih tidak seperti para pendekar. Pasti berasal dari kota. Bisa jadi dia penggawa kerajaan yang menyamar.

"Mahi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status