Beranda / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 7. PENGHINAAN DUA WANITA CANTIK

Share

Bab 7. PENGHINAAN DUA WANITA CANTIK

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 14:12:43

Bab 7. PENGHINAAN DUA WANITA CANTIK

Sementara itu Jaka yang ada di dalam taksi tampak tersenyum masam mengingat perlakuan orang tua Intan kepadanya.

Sebelumnya dia memang sudah menolak untuk masuk kedalam Mansion keluarga Warsito yang terlihat begitu megah, karena dia yang sudah terbiasa akan hinaan dari orang-orang yang lebih kaya darinya sudah menyadari apa yang akan terjadi pada dirinya jika masuk kedalam rumah yang begitu mewah.

Dan kenyataan ini benar-benar terjadi, membuat Jaka hanya bisa menghela nafas berat mengingat kejadian pahit di rumah Intan.

Akhirnya taksi yang dinaiki Jaka sampai juga di gang yang menuju kontrakannya, setelah membayar ongkos taksi Jaka keluar dengan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada sopir taksi.

Kontrakan Jaka terletak dalam sebuah gang, maklumlah Jaka hanya mampu menyewa rumah di tempat ini yang harga sewanya cukup murah, yaitu satu juta rupiah satu bulannya dengan kamar mandi didalam dan listrik membayar sendiri.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 8. PERMINTAAN MAAF

    Bab 8. PERMINTAAN MAAF Pedagang bubur ayam tampak tersenyum masam melihat tingkah laku kedua wanita cantik ini. “Ternyata kecantikan tidak bisa membuat kedua wanita ini bersikap baik kepada orang lain, tapi kecantikannya malah di gunakan untuk menghina orang lain. Sepertinya mereka belum mendapat karma dari apa yang mereka ucapkan,” gumam pedagang bubur ayam sambil mencuci mangkuk kotor di tangannya. Tentu saja pedagang bubur ayam tidak berani menghentikan perkataan kedua wanita cantik itu yang menghina Jaka, karena dia juga orang kecil dan sedang berdagang, jadi tidak elok jika membuat keributan di tempat kerjanya. Jaka yang pergi meninggalkan lapak bubur ayam, segera berjalan dengan cepat menuju rumah kontrakannya. Jaka sudah kebal dengan segala ejekan dari orang-orang disekitarnya sehingga dia sama sekali tidak marah, yang bisa dilakukannya hanyalah menahan semua emosinya dalam hati. Waktu berjalan dengan cepat, saat ini Jaka sudah berangkat kuliah sepe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 9. ISABELLA

    Bab 9. ISABELLA “Apa? Kaos polos seperti ini saja harganya lima ratus ribu rupiah? Tulisannya juga cuma sebuah simbol kecil, benar-benar mahal pakaian di tempat ini.”Jaka menghela nafas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya setelah melihat harga yang tercantum pada setiap pakaian pria yang di pajang. Sebenarnya harga yang tercantum di setiap pakaian yang dipajang sangatlah wajar, karena pakaian yang di jual di Mall ini merupakan barang kelas menengah keatas. Berbeda dengan pakaian yang dikenakan Jaka yang dibeli dengan harga murah di pasar tradisional yang ada di desanya, yang dibuka dua kali dalam satu minggu. Jaka melihat kearah pakaian yang dikenakannya, senyumnya tampak masam setelah melihat pakaian yang dikenakannya. “Ternyata pakaianku sangatlah jelek dan sepertinya tidak pantas di pakai di tempat seperti ini,” gumam Jaka setelah melihat pakaian yang dikenakannya dari atas hingga bawah dan melihat sepatunya yang sudah butut. Rasa malu seketika

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 10. TAWARAN KERJA MENGGIURKAN

    Bab 10. TAWARAN KERJA MENGGIURKAN Isabella kembali tersenyum mendengar pertanyaan Jaka, kemudian menatap Jaka dengan tatapan sendu dan matanya memerah menahan nafsunya yang mulai naik keubun-ubun setelah berdekatan dengan Jaka. Fantasi Isabella sudah mengembara kemana-mana membayangkan apa yang akan terjadi jika dia bisa menaklukkan Jaka dan bisa bermain di atas tempat tidur dengannya. “Pekerjaan yang tante tawarkan sangat mudah dan menyenangkan, jika kamu menerima tawaran ini tante bisa membelikan sepeda motor, baju bagus dan uang yang banyak.” Isabella berkata dengan senyuman penuh dengan kegembiraan menghiasi wajahnya. Jaka yang mendengar tawaran Isabella menatapnya dengan ekspresi bodoh, dalam hati dia tidak mengerti. Pekerjaan apa yang akan di berikan wanita di depannya, masa iya ada pekerjaan yang mudah dan menyenangkan dengan bayaran yang cukup menggiurkan bagi Jaka yang masih lugu ini. Otak Jaka terus bekerja memikirkan pekerjaan apa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 11. TANTE GIRANG

    Bab 11. TANTE GIRANG “Lihat tuh, ada tante Girang yang baru saja menemukan mangsanya.” “Iya, lihat juga tuh. Pria itu memang ganteng. Tapi lihat pakaian yang dikenakannya terlihat sangat jelek.” “Benar sekali, pantas saja pria itu mau dengan tante Girang itu setelah melihat pakaian yang dikenakannya.” “Maklumlah jaman sekarang sudah banyak yang meninggalkan norma-norma yang diajarkan agama.” “Memang benar, jaman ini memang jaman edan kalau tak edan tidak akan mendapatkan apa yang diinginkannya.” Darko yang sedang berjalan dengan Isabella, entah mengapa bisa mendengar bisikan pengunjung Mall yang sedang membicarakan dirinya. Awalnya Jaka tidak menyadari kalau yang sedang mereka bicarakan adalah dirinya, akan tetapi setelah mendengar tentang pria yang memakai pakaian jelek barulah dia tahu siapa yang sedang menjadi bahan pergunjingan. Saat itu juga Jaka tahu kalau yang sedang mereka bicarakan adalah dirinya, perlahan dia memandang ke sekeliling

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 12. LEGENDA TANAH JAWA

    Bab 12. LEGENDA TANAH JAWA Tak lama kemudian Jaka sudah dalam sikap duduk bersila sambil memejamkan matanya, pernafasannya terlihat sangat halus, matanya terpejam. Seakan tubuh Jaka bukan miliknya lagi, dia hanya boneka yang menuruti apa perintah pemiliknya tanpa mampu membantah sedikitpun. Setelah Jaka dalam kondisi fokus dalam semedinya, tiba-tiba sebuah cahaya keemasan memasuki tubuhnya melalui ubun-ubunnya. Cahaya keemasan ini sendiri berasal dari mulut Prabu Antaboga yang sedang membuka matanya dan memindahkan semua kemampuannya yang sangat hebat kedalam tubuh Jaka seperti air bah yang memasuki jurang tanpa dasar di tubuh Jaka. Jaka tidak tahu entah berapa lama dia dalam kondisi semedi, hingga akhirnya dia muncul kembali di hutan yang ada di gunung Kelud dalam keadaan tak sadarkan diri dengan tubuh bersih tanpa ada luka sedikitpun. Jaka tidak tahu kalau dia berada di dalam gua pertapaan Prabu Antaboga selama tujuh hari lamanya. Tim SAR ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 13. BRONDONG GANTENG

    Bab 13. BRONDONG GANTENG Kembali ke Jaka pada saat ini yang tidak menyadari kemampuan dirinya dan berasal darimana kemampuan ini. Saat ini pendengaran Jaka sangatlah kuat, saat ini dia bisa mendengar dengan jelas setiap bisikan pengunjung Mall dalam jarak seratus meter dengan begitu mudahnya. Jaka sebenarnya merasa risih digandeng tangannya oleh tante Isabella, tapi meskipun merasa risih dia masih diam saja karena menganggap Isabella sebagai ibunya. Maklumlah usia Isabella memang lebih tua dua puluh lima tahun daripada Jaka, sehingga Jaka menganggapnya sebagai tantenya saja. Mungkin saking lugu dan kurang berpengalamannya Jaka sehingga dia merasa biasa saja berjalan berdampingan dengan Isabella. “Jaka, coba kamu pakai baju ini.”Isabella berkata sambil menyerahkan kemeja lengan pendek dan celana panjang kain kepada kepada Jaka sambil tersenyum. Jaka merasa bingung disuruh mencoba pakaian baru oleh Isabella, dia tidak langsung pergi ke ruang ganti mes

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 14. MASIH PERJAKA

    Bab 14. MASIH PERJAKA Isabella sebagai wanita berpengalaman yang sudah sering bermain dengan banyak pria muda sangat senang melihat sikap Jaka yang tampak gugup saat di dekatinya. “Tante, sebaiknya tante jangan terlalu dekat duduknya dengan saya.” “Kenapa? Memangnya saya tidak boleh duduk berdekatan denganmu?” “Bukan begitu tante, hanya saja saya merasa tidak nyaman kalau ada orang yang melihat saya duduk terlalu dekat dengan tante.” “Hi hi hi hi… kamu jangan khawatir, di rumah ini tidak ada orang lain. Hanya kita berdua saja yang ada di rumah ini.” “Tapi…?” Jaka merasa serba salah mendengar jawaban Isabella. Isabella semakin senang melihat sikap Jaka yang terlihat gugup, dengan sikap Jaka yang terlihat gugup, Isabella langsung tahu kalau Jaka masih perjaka dan belum pernah berhubungan intim dengan wanita. Keperjakaan seorang pemuda merupakan vitamin bagi Isabella yang pengejar nafsu setan untuk meremajakan kulitnya yang sudah mulai berker

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 15. KEMARAHAN TANTE ISABELLA

    Bab 15. KEMARAHAN TANTE ISABELLA “Tante, sebaiknya tangan anda jangan menyentuh paha saya.”Dengan polosnya, Jaka mengatakan apa yang ada dalam hatinya. Bukannya segera mengangkat telapak tangannya yang sedang menyentuh pangkal paha Jaka, tante Isabella malah terlihat tersenyum semakin lebar melihat tingkah Jaka yang wajahnya sudah memerah. “Memangnya kenapa? Memangnya kamu tidak suka sama tante?” “Bu… bu… bukan begitu tante, hanya saja saya merasa kurang nyaman jika tangan tante berada di paha saya.” Isabella semakin berbinar saat mendengar pembelaan Jaka, senyumnya bertambah lebar saja melihat tingkah Jaka. “He he he he… sepertinya kamu belum tahu, pekerjaan apa yang saya tawarkan untuk kamu ya?” Jaka hanya menganggukkan kepalanya saja dengan pelan sambil menatap wajah tante Isabella di depannya dengan penuh tanya tergambar jelas di ekspresi wajahnya. “Kamu ingin tahu pekerjaan apa yang akan tante berikan padamu? Baiklah sekarang kamu pejamk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21

Bab terbaru

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 61. DITUDUH MEMASANG GUNA-GUNA

    Bab 61. DITUDUH MEMASANG GUNA-GUNA Ekspresi wajah Jaka seketika menggelap begitu mendengar perkataan dari mulut Ridwan yang menghinanya. “Lihat itu wajahmu yang menjadi jelek. Kalau orang kampung tetap saja orang kampung, meskipun di dandani seperti apapun tetap saja tampang kampungnya tidak akan berubah, ha ha ha ha…” “Meskipun berasal dari kampung, tapi saya merasa mempunyai wajah lebih ganteng daripada dirimu yang orang kota,ha ha ha ha….” kata Jaka sambil tersenyum dan tertawa balik sambil menatap wajah Ridwan dengan senyum penuh ejekan. “Kurang ajar, dasar orang kampung. Kamu tidak pantas berada di komunitas ini, pergilah atau saya hajar!” balas Ridwan dan mengancam serta mengusir Jaka dari pesta ini. Wajah Ridwan memerah dan nafasnya memburu, ketika mendengar perkatan Jaka. Sebagai tuan muda generasi kedua kaya, tentu saja Ridwan yang terbiasa dihormati dan disanjung-sanjung teman serta orang di sekelilingnya, tentu saja dia tidak terima mendengar ejekan

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 60. BERTEMU SAINGAN CINTA

    Bab 60. BERTEMU SAINGAN CINTA Dalam perjanjian itu dia hanya akan berbohong dengan teman-temannya Intan saja, akan tetapi sekarang dia di tanya seorang pria paruh baya yang penampilannya sangat sederhana, sehingga Jaka bingung untuk menjawabnya. Pada saat Jaka ingin menceritakan dengan jujur penyebab kedatangannya di Mansion ini, tiba-tiba ada orang yang memanggil namanya. “Jaka, kenapa kamu di luar? Masuklah, saya mencari-cari kamu.” Jaka segera menoleh ke arah sumber suara, seketika wajahnya berubah ketika tahu siapa yang memanggil namanya. Segera saja Jaka berdiri dan berkata kepada pria tua yang sedang duduk santai di halaman rumah sambil merokok, “Paman, temanku sudah memanggil. Maaf saya meninggalkan paman.” “Pergilah, nikmati pesta ulang tahun anakku,” ucap pria paruh baya ini sambil melambaikan tangannya. Jaka segera pergi meninggalkan pria paruh baya yang diajaknya mengobrol, Jaka sama sekali tidak menyadari kalau pria paruh baya yang

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 59. PACAR BOHONGAN

    Bab 59. PACAR BOHONGAN Jaka yang menjadi pusat perhatian tampak cuek saja, perlahan dia berjalan kepinggir dan mengambil segelas jus jeruk yang sudah dihidangkan. Apa yang dilakukan Jaka langsung menjadi pusat perhatian dan menjadi bahan pergunjingan di antara mereka. “Lihat pria yang di bawa Intan, apakah kamu mengenalnya?” “Tidak tahu, tapi ganteng juga tampangnya.” “Mari kita tebakan, apakah pemuda itu dari keluarga kaya atau keluarga miskin.” “Walah, paling juga berasal dari keluarga biasa, hanya tampang dan penampilannya saja yang keren.” “Mari kita tanyakan pada Intan, siapa pria yang datang bersamanya.”Setelah saling menebak tentang Jaka, para gadis segera berjalan mendekat kearah Intan yang sedang asik ngobrol dengan Cecilia. “Hai Intan, tumben kamu datang bersama cowok. Apa kamu tidak ingin memberitahukan kami, siapa orang yang kamu bawa itu?” ucap salah satu teman Intan yang datang mendekatinya. “Owh itu Jaka, dia teman satu kampus

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 58. PESTA ULANG TAHUN

    Bab 58. PESTA ULANG TAHUN “Apa? Kamu membawa mobil sendiri?” Intan berteriak tanpa sadar begitu mendengar jawaban Jaka. “Kenapa kamu berteriak? Memangnya salah kalau saya membawa mobil sendiri?” “Tidak-tidak salah, apa benar kalau kamu membawa mobil sendiri? Saya tidak percaya.” “Kenapa tidak percaya? Saya tidak berbohong. Kalau tidak percaya ayo kita pergi ke mobil saya.” Mata Intan menatap bibir Jaka yang sedang berbicara, dia menggelengkan kepalanya pelan, seakan tidak percaya dengan apa yang barusan dikatakannya. “Sudahlah, hari sudah semakin malam, sebaiknya kita segera pergi ke rumah temanku.” Menghiraukan keengganan Jaka, Intan segera menarik tangan Jaka untuk berjalan lebih cepat ke arah mobilnya. Dengan tanpa daya, akhirnya Jaka duduk di mobil mewah Intan di samping kursi pengemudi. Tentu saja yang pegang kemudi adalah Intan, karena dia belum percaya kalau Jaka bisa mengemudi, apalagi mempunyai mobil seperti perkataannya.

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 57. BERUBAH PENAMPILAN

    Bab 57. BERUBAH PENAMPILAN Jaka menatap wajah Intan yang berada disampingnya dengan tatapan penuh selidik, seakan sedang mengetahui kejujuran yang tersimpan di benaknya. “Apa kamu tidak percaya dengan diriku? Percayalah, hanya kamu yang ada dalam pikiranku dan akan menemaniku ke acara ulang tahun temanku.” Akhirnya Jaka menghela nafas berat, sebenarnya dia tidak ingin menemani Intan ke acara ulang tahun itu. Akan tetapi ketika melihat wajah Intan yang terlihat memelas dan penuh dengan permohonan, pada akhirnya Jaka menerima ajakan Intan. Waktu berlalu dengan cepat, malamnya Jaka menunggu Intan di depan sebuah Mall yang cukup besar di kota Jakarta ini, sesuai dengan perjanjian yang siang tadi mereka lakukan. Tentu saja ada alasan kenapa Intan meminta Jaka menunggu di Mall besar ini, pertama dia belum berani membawa Jaka ke rumahnya, meskipun orang tuanya sudah memahami kesalahpahaman sebelumnya. Akan tetapi Intan masih belum berani terang-terangan di

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 56. PAHLAWAN UNIVERSITAS

    Bab 56. PAHLAWAN UNIVERSITAS Dalam sekejap tubuh Jaka sudah dikelilingi puluhan mahasiswa, kemudian beberapa mahasiswa mengangkat tubuh Jaka dan melemparkannya ke atas berulang kali sambil berteriak mengelu-elukan Jaka. Jaka yang di kelilingi para mahasiswa dan dielu-elukan tentu saja hanya bisa diam dan membiarkan mereka mengangkat tubuhnya dan mengaraknya masuk ke dalam auditorium Universitas Matrix. Jaka sama sekali tidak menyangka kalau dirinya begitu dielu-elukan ketika masuk ke kampus, banyak bunga dan kertas yang sudah disobek kecil-kecil di semprotkan ke atas tubuh Jaka, yang membuat suasana semakin ramai saja. Sesampainya di auditorium suasana semakin riuh, bahkan dosen Saras dan dosen yang lainnya juga sudah datang ketika mendengar keramaian di halaman kampus. Ternyata hari ini di auditorium Universitas Matrix sudah di dekorasi sedemikian rupa untuk menyambut kemenangan Jaka dalam pertandingan Silat persahabatan antar Universitas se kota Jakarta

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 55. SITUASI YANG MEMBINGUNGKAN

    Bab 55. SITUASI YANG MEMBINGUNGKAN Tubuh Jaka melenggak lenggok seperti sedang menari ketika menghindari pukulan beruntun satpam ini, kemudian Jaka yang sudah kesal dengan apa yang dilakukan satpam ini segera menampar wajah satpam di depannya hingga terpelanting dan jatuh menghantam lantai. Satpam ini sepertinya terluka cukup parah, karena pipinya langsung bengkak di giginya hancur terkena tamparan Jaka. Pemandangan ini tentu saja mengejutkan semua orang yang melihat keributan ini, sementara itu Sulistina yang sebelumnya masih duduk di kursinya, segera berdiri dan berjalan keluar Cafe untuk menghentikan keributan ini. Sebelum keluar dari Cafe, Sulistina membayar makanannya terlebih dahulu ke meja kasir, baru pergi menemui Jaka. “Boss, sebaiknya kita pergi dari tempat ini untuk menghindari masalah yang lain lagi,” bisik Sulis yang sudah berada di dekat Jaka. “Sebentar, biar saya bayar makanan kita terlebih dahulu.” “Tidak perlu Boss, saya sudah

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 54. SATPAM TAK TAHU DIRI

    Bab 54. SATPAM TAK TAHU DIRI “Pak, pak pak Satpam tolong lerai mereka,” ucap Sulistina begitu kedua satpam sudah sampai di depan mejanya. “Ini ada apa bu? Kenapa ada keributan seperti ini?” salah satu satpam membalas pertanyaan Sulistina dengan ekspresi tidak senang terlihat di raut wajahnya. “Itu yang berbaju merah mengganggu makan malam kami, dan Boss saya mengajak pria yang berbaju merah untuk pergi ke halaman untuk duel agar tidak merusak tempat ini. Pak satpam tolong hentikan mereka,” bujuk Sulistina dengan tatapan penuh harap. “Baiklah, kami akan melerai mereka. Apalagi ini adalah cafe dan mereka dilarang membuat keributan di tempat ini, meskipun di halaman Cafe.” “Baik, ibu harap tunggu disini agar tidak terluka.” Setelah menyanggupi permintaan Sulistina, kedua Satpam bergegas pergi ke halaman untuk melerai Jaka dan Edo. Sementara itu Jaka dan Sulistina yang sudah sampai di halaman Cafe sudah dalam posisi siaga untuk melakukan pertarungan.

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 53. SEBUAH TAMPARAN

    Bab 53. SEBUAH TAMPARAN Tangan Jaka menggenggam erat telapak tangan pria yang memegang bahunya dan menjauhkan dari bahunya, bukan hanya itu genggaman tangan Jaka yang seperti jepit besi langsung meremukan jari jemari tangan pria yang sok Jago ingin mengintimidasi Jaka. Kratak…. “Auuu www…” jeritan pria itu sangat mengerikan ketika telapak tangannya hancur digenggam Jaka. Kejadian ini tentu saja mengejutkan Edo dan Sulistina serta pengunjung Cafe, semua orang memusatkan pandangannya ke arah pria yang baru saja berteriak kesakitan seperti kambing di sembelih. Jaka melepaskan genggaman pada telapak tangan temannya Edo, kemudian melanjutkan makannya, seakan tidak pernah terjadi apapun di sekitarnya. Sementara itu temannya Edo yang telapak tangannya hancur tampak melompat-lompat sambil memegangi tangannya dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Rasa takut seketika menghantui dirinya setelah telapak tangannya hancur setelah di pegang tangan Jaka. “

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status