Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 15. KEMARAHAN TANTE ISABELLA

Share

Bab 15. KEMARAHAN TANTE ISABELLA

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-01-21 08:18:10

Bab 15. KEMARAHAN TANTE ISABELLA

“Tante, sebaiknya tangan anda jangan menyentuh paha saya.”

Dengan polosnya, Jaka mengatakan apa yang ada dalam hatinya.

Bukannya segera mengangkat telapak tangannya yang sedang menyentuh pangkal paha Jaka, tante Isabella malah terlihat tersenyum semakin lebar melihat tingkah Jaka yang wajahnya sudah memerah.

“Memangnya kenapa? Memangnya kamu tidak suka sama tante?”

“Bu… bu… bukan begitu tante, hanya saja saya merasa kurang nyaman jika tangan tante berada di paha saya.”

Isabella semakin berbinar saat mendengar pembelaan Jaka, senyumnya bertambah lebar saja melihat tingkah Jaka.

“He he he he… sepertinya kamu belum tahu, pekerjaan apa yang saya tawarkan untuk kamu ya?”

Jaka hanya menganggukkan kepalanya saja dengan pelan sambil menatap wajah tante Isabella di depannya dengan penuh tanya tergambar jelas di ekspresi wajahnya.

“Kamu ingin tahu pekerjaan apa yang akan tante berikan padamu? Baiklah sekarang kamu pejamk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 16. JADI MILYARDER

    Bab 16. JADI MILYARDER Setelah mendapatkan pakaiannya, dengan cepat Jaka melepaskan pakaian yang di belikan Isabella dan menggantinya dengan pakaian lamanya. Hanya dalam hitungan detik penampilan Jaka yang ganteng sudah berubah kembali seperti sedia kala dengan pakaian kusamnya. “Tante saya pergi dulu, saya tidak tertarik dengan pekerjaan yang anda tawarkan.”Setelah berpamitan, Jaka keluar dari villa milik tante Isabella yang biasa digunakan untuk memadu kasih dengan Brondong muda yang menjadi mangsanya. Parman yang sedang asik merokok dan memasang telinga untuk mendengar keributan lainnya, tampak terkejut ketika pintu utama terbuka dan melihat Jaka keluar dengan pakaian kusam dan ransel kusam berada di punggungnya. “Jaka, apa yang terjadi? Kenapa kamu buru-buru pulang?” “Pak Parman, sepertinya saya tidak cocok dengan pekerjaan yang ditawarkan tante Isabella. Saya mau pulang saja, mari pak Parman.” Parman berdiri termangu melihat kepergian Jaka dengan

    Last Updated : 2025-01-21
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 17. SETENGAH TRILIUN RUPIAH

    Bab 17. SETENGAH TRILIUN RUPIAH Jaka segera mengatur ulang pengaturan saham miliknya yang tidak lagi melakukan pembelian otomatis setiap kali mendapatkan keuntungan, karena sekarang dia sudah punya waktu untuk mengontrol dan melihat perkembangan bursa saham Internasional. Apalagi sekarang dia sudah kuliah di Universitas Matrik mengambil prodi Manajemen Bisnis, yang tentu saja lebih mendalami dunia bisnis sebuah perusahaan. Waktu itu Jaka memang lebih suka membeli saham perusahaan Internasional daripada Investasi dalam negeri. Akan tetapi sekarang setelah cukup dewasa dan mempelajari ilmu bisnis di Universitas Matrix, jiwa nasionalnya mulai tertanam dan mempunyai niat untuk berinvestasi pada perusahaan dalam negeri dengan uang yang dimiliki dari hasil sahamnya. Jaka segera sujud syukur menghadap kearah kiblat sebagai tanda ucapan syukur atas rezeki yang Alloh berikan kepadanya. Malam ini Jaka tidur dengan nyenyak setelah memeriksa investasi saham mil

    Last Updated : 2025-01-22
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 18. DI CURIGAI

    Bab 18. DI CURIGAI Tak lama kemudian Customer cantik yang menghilang masuk ke dalam kantor sudah kembali dan berdiri di depan Jaka sambil tersenyum. “Pak Jaka, manajer ingin bertemu dengan anda. Mari saya antar ke ruangannya.” Jaka hanya tersenyum ringan kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti Customer cantik memasuki ke sebuah ruangan yang ada di lantai tiga. Kedatangan Jaka langsung disambut seorang pria paruh baya yang memakai pakaian kerja profesional dan mempersilahkannya duduk di sofa yang ada di ruang manajer ini sambil tersenyum ramah. “Silahkan duduk pak Jaka,” ucap manajer sambil berdiri dan tangannya langsung menjabat tangan Jaka. Setelah Jaka duduk di sofa bersama manajer Bank, customer cantik itu berpamitan untuk kembali ke lobi untuk melayani nasabah yang lain. Buku rekening Bank dan kartu Bank milik Jaka sudah tergeletak diatas meja yang ada di depannya saat sepasang mata Jaka yang tajam menatap keberadaannya.

    Last Updated : 2025-01-22
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 19. DIREKTUR BAMBANG

    Bab 19. DIREKTUR BAMBANG Kehebohan ini terjadi di kalangan petinggi Bank, penyebab kehebohan ini dikarenakan ada salah satu nasabah yang menarik uangnya dari rekening yang ada di Bank ini dipindahkan ke rekening Bank lain. Awalnya kehadiran Jaka sama sekali tidak menarik perhatian, dia duduk santai antri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas Bank. Akan tetapi saat petugas Bank yang melayani Jaka melihat nilai transaksi yang tercatat di dokumen penarikan dana, wajah petugas Bank tampak memucat. “Pak Jaka, apakah penarikan yang anda lakukan ini tidak salah?”Teller yang melayani Jaka bertanya, sambil menatap kearah Jaka dengan tatapan tidak percaya, karena tidak biasanya ada nasabah yang menarik dananya yang begitu besar sekaligus. “Tidak salah, silahkan anda pindahkan nominal yang tercatat di dokumen ini ke rekening Bank saya ke Bank yang saya tunjuk.” “Mohon bapak menunggu sebentar, saya harus melaporkan ini ke atasan saya. Nominal yang anda ta

    Last Updated : 2025-01-23
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 20. KETAKUTAN MANAJER BUDI

    Bab 20. KETAKUTAN MANAJER BUDI Jaka sama sekali tidak peduli dengan direktur Bambang yang menatapnya dengan perasaan aneh, ketika dia meneguk teh panas di dalam cangkir teh dengan sekali teguk.. “Tehnya sudah habis, silahkan bapak katakan apa yang ingin anda katakan.”Jaka berkata dengan santai sambil meletakkan cangkir porselen di tangannya kembali ke atas meja. Ekspresi direktur Bambang seketika menjadi buruk setelah mendengar perkataan Jaka, dia yang seorang direktur merasa tidak dihargai oleh seorang pemuda yang terlihat biasa saja. Akan tetapi semua harga dirinya di tekan dengan kuat dan otaknya harus selalu dingin untuk mengatasi hal ini. Ego direktur Bambang ditekan sekuat-kuatnya agar emosinya tidak meluap dan semakin memperburuk situasi yang di luar kendalinya. Bagi direktur Bambang kehilangan dana dari nasabah sebesar lima ratus milyar merupakan sebuah musibah besar dan dia tahu kalau dia akan dimintai pertanggung jawaban oleh atasannya di Ban

    Last Updated : 2025-01-23
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 21. DIPANDANG RENDAH

    Bab 21. DIPANDANG RENDAH Jaka tetap diam, sepasang matanya menatap direktur Bambang dan manajer Budi dengan tatapan datar. Kedua orang yang dipandang Jaka, entah kenapa merasa bulu kuduknya meremang seakan sedang di tatap oleh sepasang mata binatang buas yang siap memangsa mereka. Kedua orang ini juga merasa heran, kenapa perasaan mereka menjadi begitu aneh saat di tatap Jaka, padahal Jaka hanya seorang pemuda dengan pakaian sederhana yang terlihat sebagai pemuda miskin. Akan tetapi jika mengingat uang yang dimiliki Jaka, mereka tentu saja tidak berani mengungkapkan apa yang dalam hatinya secara terang-terangan. Apalagi setelah mereka tahu kalau Jaka mempunyai uang sebanyak lima ratus milyar, dan dia juga ingin memindahkan uang itu ke Bank lain yang merupakan saingan mereka. Beberapa saat kemudian, Jaka berdiri dari duduknya, kemudian berkata, “Maaf pak direktur, saya masih punya pekerjaan lain. Sebaiknya saya keluar saja dulu untuk menyelesaikan ur

    Last Updated : 2025-01-24
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 22. LAPTOP CANGGIH

    Bab 22. LAPTOP CANGGIH Melihat karyawan yang melayaninya tidak kunjung pergi untuk mengambil laptop yang diinginkannya, Jaka menatapnya dengan tatapan aneh yang membuat bulu kuduk karyawan wanita itu serasa tenggelam ke dunia lain saat bertemu dengan tatapan mata Jaka. Kemudian karyawan itu tersadar ketika Jaka menegurnya untuk mengambil laptop yang di inginkan. “Ehem… apakah laptopnya tidak ada? Kalau tidak ada saya akan pergi.” “Eh… eh… ada… ada, sebentar saya ambilkan dulu.”Dengan gugup karyawan wanita yang melayaninya segera bangkit dari duduknya dan menemui pemilik toko untuk mengambil laptop Acer Predator 21 X, karena seri laptop ini merupakan laptop yang sangat langka dan harganya juga sangat mahal, sehingga dia harus minta izin kepada pemilik toko. Pemilik toko menatap karyawannya ketika mendengar laporannya kalau ada pelanggan yang ingin membeli laptop edisi khusus yang harganya selangit itu. “Apa? Ada pelanggan yang mencari laptop Predator

    Last Updated : 2025-01-24
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 23. MENGEJUTKAN

    Bab 23. MENGEJUTKAN Jaka menerima Iphone 16 pro max seri tertinggi, setelah memeriksanya sebentar Jaka menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. “Saya beli ini juga, oh iya berikan juga casing Universal yang bisa menutup logo Iphonenya.” Karyawan wanita yang melayaninya dan pemilik toko tampak saling pandang begitu mendengar perkataan Jaka. “Apa maksud pria ini meminta casing Universal untuk menutup logo Iphone nya?”Mereka berdua bergumam dalam hati mendengar perkataan aneh Jaka, akan tetapi karena Jaka adalah pembeli maka mereka tetap melayaninya. Tak lama kemudian karyawan wanita itu sudah kembali dan meletakkan beberapa casing Universal yang ukurannya sesuai dengan Iphone 16 pro max yang di beli Jaka. Bukannya memilih casing yang bagus untuk melindungi Iphonenya, sebaliknya Jaka memilih casing warna hitam polos yang terlihat biasa saja dengan harga sepuluh ribu rupiah. Tentu saja pemandangan ini mengejutkan semua orang, sebenarnya apa yang

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 112. DIAN UTAMI

    Bab 112. DIAN UTAMI Ekspresi Jaka tetap datar, namun dari sinar matanya bang Jago bisa melihat, kalau di tatapan pemuda di depannya ini ada cahaya kematian yang terpancar. Akhirnya sampai juga Jaka di depan bang Jago dan jarak mereka hanya sisa dua meter lagi. “Sepertinya kalian sudah sering membuat masalah dan mengganggu masyarakat kecil. Hmmm… sebaiknya kamu sebagai pemimpin mereka diapakan ya?” gumam Jaka sambil mengusap dagunya yang mulus, sambil tersenyum sinis ke arah bang Jago. “Ampun, tolong ampuni saya. Kami tidak akan berbuat onar lagi,” pinta bang Jago sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Dakh… “Argh….” Tiba-tiba sebuah tendangan kilat mengenai perut bang Jago yang mau berlutut kepadanya sebagai bentuk permintaan maaf. Jaka yang tidak menyukai ada orang yang berlutut kepada sesama manusia. Apalagi kepada dirinya, segera saja dia mengayunkan kakinya yang tepat mengenai perut bang Jago. Tendangan kilat itu

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 111. SERANGAN MAUT MENYELESAIKAN MASALAH

    Bab 111. SERANGAN MAUT MENYELESAIKAN MASALAH Orang yang merupakan pemimpin para preman ini segera turun dari motornya dan berjalan ke arah Jaka dengan langkah tegap dan tatapan penuh dengan penghinaan memandang kearah Jaka. “Hei keparat, apakah kamu yang sudah berani melukai anak buahku?” gertak bang Jago begitu turun dari motornya. Jaka tidak menjawab pertanyaan bang Jago, dia tetap duduk dengan santai, tapi bola matanya berputar dan ekspresi wajahnya penuh dengan ejekan. “Kurang ajar, apa kamu tidak tahu sekarang sedang berada dimana? Cepat kamu berikan uang pengobatan untuk anak buahku, kalau tidak kamu akan saya hajar lebih parah dari anak buahku!” Jaka tetap diam, dia sangat malas beradu argumen dengan para preman yang sukanya membuat onar terhadap masyarakat. “Kurang ajar, sepertinya kamu orang bisu yang perlu diberi pelajaran, agar tahu kamu sedang berhadapan dengan siapa. Kamu, kamu, dan kamu hajar keparat ini dan suruh dia berlutut di hadapa

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 110. GENG BANG JAGO

    Bab 110. GENG BANG JAGO Kening Jaka berkerut ketika mendengar perkataan kedua preman di depannya, dalam hati dia berkata, “Sepertinya ada orang yang ingin mati, berani membuat masalah denganku.” Semangat Jaka kini sudah berubah setelah tahu, kalau dia memiliki kekuatan yang sangat hebat warisan dari Naga Majapahit yang sedang bertapa. “Terus apa mau kalian? Kalau kalian tidak menerima uang sepuluh ribu ini, maka uang ini akan saya masukkan ke dalam kantong lagi,” kata Jaka sambil mengambil uang yang tergeletak di atas meja. Brakk…. Melihat keberanian Jaka, seketika kedua preman ini langsung menggebrak meja dengan keras, membuat pemilik warung nasi goreng ketakutan. Jaka tampak tidak peduli dengan kemarahan kedua preman di depannya, dia menatap kedua preman itu dengan tatapan sinis. “Kamu melawan perintah kami? Apa kamu mau mati?” bentak salah satu preman yang berdiri di belakang temannya sambil menyodorkan tinjunya kearah Jaka. “Pergilah,

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 109. AJIAN LAMPAH LANGIT

    Bab 109. AJIAN LAMPAH LANGIT Saking senangnya Jaka melompat begitu saja keatas, dan tanpa sadar lompatannya sangatlah tinggi hingga melewati genteng rumahnya yang berlantai tiga. Wuss… Tentu saja Jaka sangat panik ketika tubuhnya tiba-tiba saja melesat ke atas dengan sangat cepat melewati atap rumahnya dan terus naik hingga ketinggian seratus meter. Jaka segera mengatur nafas dan emosinya untuk mengontrol gerakan tubuhnya yang melayang di udara. Setelah nafasnya kembali normal dan menghilang rasa kagetnya, dengan perlahan Jaka berusaha mempraktekkan ilmu Ajian Lampah Langit yang membuatnya bisa melayang di udara hampa. Setelah menghentikan daya lontar tubuhnya, Jaka berusaha menapakkan kakinya di atas udara dan ajaibnya, seketika itu juga udara yang di injak kakinya langsung memadat. “Wah hebat, ternyata ilmu yang diberikan guru Naga sangat hebat,” ucap Jaka sambil berjalan-jalan di atas udara kosong sambil menari. Saking senangnya bisa berjal

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 108. MENGELUARKAN KEMAMPUAN TERSEMBUNYI

    Bab 108. MENGELUARKAN KEMAMPUAN TERSEMBUNYI Sebenarnya Jaka bisa langsung memerintahkan Rektor Agus untuk langsung menerimanya masuk kelas bersama teman-temannya. Akan tetapi Jaka tidak melakukan itu, karena dia ingin saat dia diterima masuk kelas, tidak ada pelanggaran hukum dan kedisiplinan. Karena itulah Jaka berusaha menaklukan jiwa dan pikiran Rektor Agus dengan lembut, sehingga dia bisa berpikir secara logis dan tidak langsung menerima begitu saja bisikan yang masuk ke otaknya. “Begini saja, terima Jaka masuk ke kelas yang sama dengan temannya, tapi beri dia ujian susulan kenaikan semester tiga. Dan satu lagi, cabut beasiswanya sebagai hukuman atas ketidak disiplinannya selama ini.” Bisikan itu kembali masuk ke otaknya bersamaan dengan rasa sakit yang menyerang kepalanya. “Siapa kamu? Kenapa kamu bisa masuk ke pikiranku,” kata Rektor Agus dalam benaknya. “Aku? Aku adalah jiwa bersih dan jiwa baik yang ada di dalam tubuhmu, atau yang lebih dikenal

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 107. AJIAN PENAKLUK JIWA

    BAB 107. AJIAN PENAKLUK JIWA Mahasiswa itu terus memperhatikan Jaka dan Intan yang menghiraukan mereka dan terus berjalan menuju kantor dosen. Tak lama kemudian Jaka dan Intan sampai juga di kantor dosen Saras. Begitu sampai di kantor dosen, orang yang mereka cari sepertinya belum berangkat, sehingga Intan mengajak Jaka menunggunya. “Jaka, sebaiknya kita menunggu bu Saras terlebih dahulu. Bagaimanapun juga kamu juga tidak tahu akan masuk kelas ke semester tiga atau mengikuti mata kuliah semester satu bersama mahasiswa baru,” ucap Intan yang mencari kursi untuk duduk menunggu kedatangan dosen Saras yang ada di luar kantor. Sambil menunggu kedatangan dosen Saras, Intan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi dengan Jaka, hingga tiba-tiba saja menghilang tidak ada kabar berita selama tujuh bulan lamanya. Dengan terus terang, Jaka menceritakan apa yang terjadi. Meskipun berterus terang, Jaka tidak menceritakan pertemuannya dengan mbah Marijan di dimensi Le

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 106. KEMBALI KE KAMPUS

    Bab 106. KEMBALI KE KAMPUS “Betul, ini adalah ide yang bagus untuk mendapatkan saran dari Intan tentang apa yang terjadi dalam tujuh bulan ini.” Kemudian menekan tombol panggil pada ponselnya, segera saja panggilannya sudah ada yang menerimanya. “Hallo… ini siapa?” terdengar suara lembut dari seorang wanita yang menjawab panggilan telepon Jaka. “Hallo, ini Jaka,” sahut Jaka dengan penuh semangat, dia sangat mengenali suara Intan meskipun dia sudah tidak bertemu selama tujuh bulan, menurut tanggalan di dunia fana. “Jaka?... Apa?... kamu Jaka… Jaka Kelud?” teriak Intan dari seberang ponselnya. Pagi ini Intan sedang mengemudikan mobil kesayangannya menuju kampus Universitas Matrix, ketika tiba-tiba saja ada panggilan masuk kedalam ponselnya. Awalnya Intan merasa terkejut melihat nama orang yang meneleponnya, dengan rasa penasaran dia menerima panggilan telepon Jaka. Begitu dia mendengar suara Jaka yang sudah lama tidak terdengar seketika memb

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 105. MENYADARI APA YANG TERJADI

    Bab 105. MENYADARI APA YANG TERJADI Sambil mengemudi, Jaka mulai membaca pesan-pesan yang masuk ke ponselnya. Seketika matanya membelalak lebar seakan tidak percaya dengan apa yang dibacanya. Karena dalam catatan pesan yang masuk, ada pesan yang masuk ke ponselnya sejak satu bulan, dua bulan, tiga bulan hingga banyak yang tujuh bulan yang lalu, sesuai dengan dokumen pengiriman pesan serta panggilan telepon yang masuk ke ponselnya. “Gila, ini benar-benar gila. Sebenarnya ponselku yang salah dan error atau memang saya yang lupa tidak pernah membuka pesan yang masuk? Tapi tidak mungkin, bukankah kemarin saya berkunjung ke desa wisata Suramadu baru semalaman saja? Dan ponselku kebetulan lowbat, tapi kenapa catatan waktu di ponsel tertulis kalau pesan yang masuk memang itu adanya?” Ciiit…. Dalam bingungnya, Jaka segera melihat waktu serta tanggal dan bulan yang muncul secara otomatis di ponselnya. Seketika mata Jaka membelalak sangat lebar dan tan

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 104. KEMBALI KE RUMAH

    Bab 104. KEMBALI KE RUMAH Sambil mengemudi pikiran Jaka kembali ke tempat aneh yang bernama desa Suramadu dan bertemu dengan mbah Marijan. Jaka sangat tahu kalau tempat yang baru saja dia datangi bukanlah mimpi, tapi sebuah tempat yang merupakan desa wisata, itu yang ada dalam pikiran Jaka. Jaka tidak menyadari kalau dia sudah berada di dimensi lelembut itu selama tujuh hari lamanya, Jaka menganggap baru sebentar saja, padahal tujuh hari di dimensi lelembut sama dengan tujuh bulan di dimensi manusia fana. Jaka tentu saja belum menyadari hal ini, dia mengemudikan mobilnya untuk pulang. Tak lama kemudian sampailah Jaka di depan pintu gerbang rumahnya, sepasang mata Jaka membelalak tidak percaya melihat apa yang ada di depannya. “Aneh, kenapa rumahku ditumbuhi banyak sekali rumput liar? Apakah saya salah mendatangi rumahku?” gumam Jaka saat akan membuka pintu gerbang rumahnya. Jaka tidak jadi membuka pintu gerbang rumahnya, dia mengedarkan pandangannya ke se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status