Bab 18. DI CURIGAI Tak lama kemudian Customer cantik yang menghilang masuk ke dalam kantor sudah kembali dan berdiri di depan Jaka sambil tersenyum. “Pak Jaka, manajer ingin bertemu dengan anda. Mari saya antar ke ruangannya.” Jaka hanya tersenyum ringan kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti Customer cantik memasuki ke sebuah ruangan yang ada di lantai tiga. Kedatangan Jaka langsung disambut seorang pria paruh baya yang memakai pakaian kerja profesional dan mempersilahkannya duduk di sofa yang ada di ruang manajer ini sambil tersenyum ramah. “Silahkan duduk pak Jaka,” ucap manajer sambil berdiri dan tangannya langsung menjabat tangan Jaka. Setelah Jaka duduk di sofa bersama manajer Bank, customer cantik itu berpamitan untuk kembali ke lobi untuk melayani nasabah yang lain. Buku rekening Bank dan kartu Bank milik Jaka sudah tergeletak diatas meja yang ada di depannya saat sepasang mata Jaka yang tajam menatap keberadaannya.
Bab 19. DIREKTUR BAMBANG Kehebohan ini terjadi di kalangan petinggi Bank, penyebab kehebohan ini dikarenakan ada salah satu nasabah yang menarik uangnya dari rekening yang ada di Bank ini dipindahkan ke rekening Bank lain. Awalnya kehadiran Jaka sama sekali tidak menarik perhatian, dia duduk santai antri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas Bank. Akan tetapi saat petugas Bank yang melayani Jaka melihat nilai transaksi yang tercatat di dokumen penarikan dana, wajah petugas Bank tampak memucat. “Pak Jaka, apakah penarikan yang anda lakukan ini tidak salah?”Teller yang melayani Jaka bertanya, sambil menatap kearah Jaka dengan tatapan tidak percaya, karena tidak biasanya ada nasabah yang menarik dananya yang begitu besar sekaligus. “Tidak salah, silahkan anda pindahkan nominal yang tercatat di dokumen ini ke rekening Bank saya ke Bank yang saya tunjuk.” “Mohon bapak menunggu sebentar, saya harus melaporkan ini ke atasan saya. Nominal yang anda ta
Bab 20. KETAKUTAN MANAJER BUDI Jaka sama sekali tidak peduli dengan direktur Bambang yang menatapnya dengan perasaan aneh, ketika dia meneguk teh panas di dalam cangkir teh dengan sekali teguk.. “Tehnya sudah habis, silahkan bapak katakan apa yang ingin anda katakan.”Jaka berkata dengan santai sambil meletakkan cangkir porselen di tangannya kembali ke atas meja. Ekspresi direktur Bambang seketika menjadi buruk setelah mendengar perkataan Jaka, dia yang seorang direktur merasa tidak dihargai oleh seorang pemuda yang terlihat biasa saja. Akan tetapi semua harga dirinya di tekan dengan kuat dan otaknya harus selalu dingin untuk mengatasi hal ini. Ego direktur Bambang ditekan sekuat-kuatnya agar emosinya tidak meluap dan semakin memperburuk situasi yang di luar kendalinya. Bagi direktur Bambang kehilangan dana dari nasabah sebesar lima ratus milyar merupakan sebuah musibah besar dan dia tahu kalau dia akan dimintai pertanggung jawaban oleh atasannya di Ban
Bab 21. DIPANDANG RENDAH Jaka tetap diam, sepasang matanya menatap direktur Bambang dan manajer Budi dengan tatapan datar. Kedua orang yang dipandang Jaka, entah kenapa merasa bulu kuduknya meremang seakan sedang di tatap oleh sepasang mata binatang buas yang siap memangsa mereka. Kedua orang ini juga merasa heran, kenapa perasaan mereka menjadi begitu aneh saat di tatap Jaka, padahal Jaka hanya seorang pemuda dengan pakaian sederhana yang terlihat sebagai pemuda miskin. Akan tetapi jika mengingat uang yang dimiliki Jaka, mereka tentu saja tidak berani mengungkapkan apa yang dalam hatinya secara terang-terangan. Apalagi setelah mereka tahu kalau Jaka mempunyai uang sebanyak lima ratus milyar, dan dia juga ingin memindahkan uang itu ke Bank lain yang merupakan saingan mereka. Beberapa saat kemudian, Jaka berdiri dari duduknya, kemudian berkata, “Maaf pak direktur, saya masih punya pekerjaan lain. Sebaiknya saya keluar saja dulu untuk menyelesaikan ur
Bab 22. LAPTOP CANGGIH Melihat karyawan yang melayaninya tidak kunjung pergi untuk mengambil laptop yang diinginkannya, Jaka menatapnya dengan tatapan aneh yang membuat bulu kuduk karyawan wanita itu serasa tenggelam ke dunia lain saat bertemu dengan tatapan mata Jaka. Kemudian karyawan itu tersadar ketika Jaka menegurnya untuk mengambil laptop yang di inginkan. “Ehem… apakah laptopnya tidak ada? Kalau tidak ada saya akan pergi.” “Eh… eh… ada… ada, sebentar saya ambilkan dulu.”Dengan gugup karyawan wanita yang melayaninya segera bangkit dari duduknya dan menemui pemilik toko untuk mengambil laptop Acer Predator 21 X, karena seri laptop ini merupakan laptop yang sangat langka dan harganya juga sangat mahal, sehingga dia harus minta izin kepada pemilik toko. Pemilik toko menatap karyawannya ketika mendengar laporannya kalau ada pelanggan yang ingin membeli laptop edisi khusus yang harganya selangit itu. “Apa? Ada pelanggan yang mencari laptop Predator
Bab 23. MENGEJUTKAN Jaka menerima Iphone 16 pro max seri tertinggi, setelah memeriksanya sebentar Jaka menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. “Saya beli ini juga, oh iya berikan juga casing Universal yang bisa menutup logo Iphonenya.” Karyawan wanita yang melayaninya dan pemilik toko tampak saling pandang begitu mendengar perkataan Jaka. “Apa maksud pria ini meminta casing Universal untuk menutup logo Iphone nya?”Mereka berdua bergumam dalam hati mendengar perkataan aneh Jaka, akan tetapi karena Jaka adalah pembeli maka mereka tetap melayaninya. Tak lama kemudian karyawan wanita itu sudah kembali dan meletakkan beberapa casing Universal yang ukurannya sesuai dengan Iphone 16 pro max yang di beli Jaka. Bukannya memilih casing yang bagus untuk melindungi Iphonenya, sebaliknya Jaka memilih casing warna hitam polos yang terlihat biasa saja dengan harga sepuluh ribu rupiah. Tentu saja pemandangan ini mengejutkan semua orang, sebenarnya apa yang
Bab 24. MEMBELI RUMAH MEWAH TIGA LANTAI “Bisa, tentu saja bisa. Saya akan menunggu bapak di lokasi.” Setelah saling janjian untuk bertemu dengan marketing itu, Jaka menutup panggilan teleponnya, kemudian merapikan laptopnya dan menaruhnya ke dalam lemari agar lebih aman, Jaka keluar lagi dari rumah kontrakannya. Karena hari sudah sore dan bertepatan dengan waktu jam pulang kerja, maka waktu tempuh Jaka bertambah lama sebelum sampai ke lokasi. Akan tetapi karena sudah janjian, maka dia segera keluar dari rumah kontrakannya dan menaiki taksi ke lokasi rumah tiga lantai itu. Satu jam kemudian Jaka sudah tiba di tempat janjian sesuai dengan alamat yang tertera di aplikasi yang dibacanya. Begitu taksi yang dinaikinya berhenti, seorang wanita cantik datang menghampirinya sambil tersenyum. “Ini bapak Jaka?” “Iya betul, apa anda bu Widya?” “Betul sekali saya Widyawati biasa di panggil Widya dari PT Murni Buana Developer.”Widya langsung mengul
Bab 25. TIDAK PERCAYA Tak lama kemudian sampailah mereka di kantor pemasaran PT Murni Buana Developer, meskipun hari sudah gelap akan tetapi masih banyak karyawan yang masih sibuk duduk di mejanya sambil menghadap monitor komputer. “Ada apa Widya kembali ke perusahaan? Apakah ada yang penting? Bukankah dia sudah pulang sejak tadi sore?” “Lihat dia kembali bersama seorang pria, apa mungkin pria itu pacarnya?” “Mana mungkin pria dengan penampilan dekil seperti itu menjadi pacar Widya, kita tahu sendiri seperti apa temperamennya?” “Mungkin pria itu OB baru yang akan bekerja di perusahaan kita.” “Tapi? Mana mungkin membawa karyawan baru malam-malam begini?” Sementara itu Widyawati sama sekali tidak peduli dengan pandangan curiga rekan kerjanya, dia terus berjalan kearah mejanya. “Silahkan duduk.”Widyawati segera mempersilahkan Jaka untuk duduk di depan mejanya, sementara itu dia terus mencari dokumen perjanjian jual beli dari dalam laci meja kerj
Bab 146. HUKUMAN BAGI PARA PREMAN Tap…. Kepalan tangan preman itu di pegang dengan kuat oleh tangan Jaka kelud yang telah menghadang tinjunya. “Eh… apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan tanganku, atau kamu akan mati!” bentak preman yang di pegang kepalan tangannya oleh Jaka Kelud. Sebenarnya perkataan preman ini sangat lucu, bagaimana mungkin dia bisa menggertak Jaka Kelud, ketika tangannya dipegang dengan kuat oleh orang yang dia gertak. Sementara itu Jaka Kelud yang sudah mengunci kepalan tangan preman itu, menatapnya sambil tersenyum sinis. “Apa katamu? Kamu mengancam membunuhku? Ha ha ha ha… sepertinya kamu tidak tahu apa yang sedang kamu hadapi. Baiklah kalau begitu, sebaiknya kamu saya kirim ke neraka agar dunia ini lebih aman dari orang-orang seperti kalian,” kata Jaka datar. Setelah itu dia mengangkat tubuh preman itu melalui tangan yang di pegangnya dan melemparnya sejauh lima puluh meter hingga terhenti ketika tubuhnya menghantam
Bab 145. ANITA TEMAN SEMASA SMA “Apakah orang yang kamu ceritakan itu, pria dan sopirnya yang tertabrak mobil SUV putih di jalan dekat jembatan layang?” kata Jaka sambil menatap wajah cantik Intan yang duduk di depannya. “Ternyata kamu tahu juga tentang kecelakaan itu?” “Tentu saja tahu, kan sekarang apapun yang terjadi di mana-mana akan cepat masuk ke berita online,” kata Jaka Kelud diplomatis. Tentu saja Jaka Kelud membuat alasan ini untuk menghindari kecurigaan Intan, kalau dia menceritakan pengalamannya secara jujur, kalau yang menolong pria itu adalah dia, maka kemungkinan besar Intan malah akan menuduhnya yang menabrak mobilnya, alih-alih memuji dirinya. Hal ini tentu saja tidak dikehendaki Jaka Kelud. Setelah berbicara mengenai suami dari wanita yang bertemu dengan mereka di lobi Cafe, akhirnya pesanan mereka dihidangkan diatas meja. Mereka makan dalam diam, menikmati makan malamnya, hingga tak lama kemudian diatas meja yang terlihat hanya piring
Bab 144. KENANGAN SEORANG WANITA PARUH BAYA Pemilik sepasang mata ini adalah seorang wanita paruh baya yang sebelumnya pernah melihat Jaka Kelud di Cafe Bintang saat sedang berkumpul bersama teman sosialitanya. “Bukankah ini pemuda yang sebelumnya pernah saya lihat di Cafe? Jadi pemuda ini namanya adalah Jaka Kelud .” “Ternyata pemuda ini adalah seorang mahasiswa yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah Internasional.” “Tapi yang membuat saya heran, kenapa wajahnya sangat mirip dengan wajah mas Rustam semasa masih muda? Apakah… apakah… jangan-jangan dia adalah Rangga Buwono anakku yang hanyut di sungai dua puluh tahun yang lalu? Tapi namanya Jaka kelud, itu bukan seperti nama anakku? Sebenarnya apa yang terjadi pada dunia ini? Apakah mas Rustam punya saudara di kampung selain yang pernah saya kenal? Ataukah mas Rustam diam-diam bermain api di belakangmu dan berselingkuh dengan wanita lain?” Wanita paruh baya yang mempunyai wajah cant
Bab 143. IDOLA GEN Z Pada Ronde kedua, barulah Jaka mulai mengincar kelemahan lawannya. Kali ini dia melakukan gerakan bantingan yang sangat cepat dengan cara menangkap pukulan Tagumi dan membantingnya dengan kecepatan yang tidak diduga-duga sebelumnya. Pukulan Tagumi sebenarnya sangat cepat, dan kembali dengan cepat pula ke posisi awalnya. Akan tetapi kecepatan pukulan Tagumi, masih terlalu lambat bagi Jaka Kelud. Sehingga dia bisa dengan cepat menangkap tangan Tagumi dan membantingnya mengikuti luncuran tenaga pukulannya. Bugh….!Suara berdebam menggema di arena pertandingan ketika tubuh Tagumi jatuh terbanting dengan telak. Sebenarnya bantingan Jaka Kelud tidak terlalu keras dalam pikirannya, akan tetapi kenyataannya berbeda bagi lawannya. Begitu tubuhnya terbanting ke atas matras, secara kebetulan tulang punggungnya terkilir, sehingga Tagumi terkapar tidak berdaya. “Satu… dua… tiga… sepuluh…” Wasit menghitung dengan cepat ke arah Ta
Bab 142. MONSTER TURNAMEN Darah menyembur dari mulut Ronaldo, setelah terkena tendangan Legendaris Jaka Kelud. Begitu terkena tendangan, tulang rusuknya patah membuat kesombongannya langsung di bungkam. Tim Official dari Amerika langsung emosi melihat Ronaldo kalah dengan telak menghadapi peserta dari Indonesia. Kemenangan Jaka dan Hendra Putra, membuat Indonesia bisa mengikuti babak selanjutnya. Hari berikutnya Jaka dan Hendra Putra tidak ada jadwal bertanding, akan tetapi mereka tetap mengikuti setiap pertandingan yang menghadirkan tim dari Indonesia. Kali ini ada dua peserta dari Indonesia yang giliran tanding, yaitu Rubiman dan Bas Wahyu. Kedua peserta ini berasal dari provinsi Riau dan provinsi Kalimantan barat. Jaka tampak bersemangat melihat penampilan mereka berdua, apalagi dengan penampilan Rubiman yang merupakan pesilat tangguh yang menguasai Silat harimau Minang. Rubiman menang angka melawan peserta dari negara Afrika, sedangkan Ba
Bab 141. TENDANGAN LEGENDARIS Jaka menghindari setiap serangan Chao Phraya dengan sangat mudah, tubuhnya meliuk-liuk seperti pohon bambu yang tertiup angin. Para penonton langsung berdecak kagum melihat begitu luwes nya tubuh Jaka Kelud menghindari setiap serangan dari atlet Muay Thai ini. Chao Phraya yang begitu semangat menyerang Jaka Kelud dan semua serangannya tidak ada yang mengenai sasaran, terlihat semakin emosi. Wajah Chao Phraya memerah, keringat sebesar kacang kedelai mulai menghiasi wajahnya dan nafasnya mulai memburu, saking semangatnya untuk segera mengalahkan Jaka kelud. Para penonton bersorak memberi semangat kepada Jaka Kelud, bahkan ada yang berteriak meminta Jaka Kelud untuk segera membalas serangan lawannya. “Jaka, cepat beraksi, hajar lawanmu!” “Jaka jangan diam saja!” Mendengar teriakan para penonton, Jaka mulai terpancing untuk melakukan serangan balasan. Tatapan mata Jaka yang sedari tadi tampak santai, mulai terli
Bab 140. MELAWAN CHAO PHRAYA ATLET MUAY THAI Senyum Jaka seketika mengembang, ketika melihat mobil yang dikendarai Ridwan memasuki terowongan. Dan kebetulan juga jalanan sepi dan hanya ada mobil Ridwan yang memasuki terowongan itu. Tubuh Jaka yang sedang melayang di langit segera menukik seperti pesawat tempur yang akan menjatuhkan Bom ke sasarannya. Bummm…! Begitu memasuki terowongan dan tepat berada di belakang mobil Ridwan, tangan Jaka bergerak mengibas. Seketika mobil Ridwan yang sudah oleng jalannya, akibat pengemudinya dalam keadaan mabuk langsung terangkat. Kemudian Jaka mengibas dengan kuat hingga mobil Ridwan meluncur dengan cepat menabrak dinding terowongan dan menimbulkan suara dentuman yang sangat keras, menggema di dalam terowongan. Dalam sekejap mobil yang dikemudikan Ridwan langsung ringsek, berubah menjadi besi gepeng, setelah terkena kibasan tangan Jaka Kelud yang dipenuhi energi Prana yang sangat kuat. Tubuh Ridwan ya
Bab 139. MENGIKUTI RIDWAN Kemudian Jaka segera mengetik sesuatu di laptopnya, tak lama kemudian di layar laptopnya muncul penampakan peta denah lokasi tempat tinggal Ridwan, sesuai dengan nomor telepon yang baru saja di hack Jaka Kelud. “Hmmm… ternyata rumahmu cukup bagus juga. Baiklah, saya akan memberimu pelajaran yang tidak bisa dilupakan, agar kamu tidak macam-macam lagi kepadaku.” Jaka menutup layar laptopnya setelah mengetahui alamat rumah Ridwan, Jaka segera menyeruput kopi hitamnya perlahan untuk menikmati sensasinya. Akhirnya waktu yang di tunggunya pun tiba, yaitu tengah malam untuk melaksanakan misinya. Begitu waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, sosok Jaka terbang melayang keluar dari lantai tiga rumahnya, melesat seperti kelelawar membelah gelapnya malam. Begitu cepatnya tubuh Jaka melesat menuju arah yang sudah di tentukan dalam benaknya, tak lama kemudian sosok hitam sudah berdiri di atas sebuah bangunan mewah sesuai dengan
Bab 138. MENGHACK PONSEL BANG SAPTO DAN RIDWAN Sementara itu mahasiswa yang keluar dari gedung Olah raga dengan ekspresi jelek, sudah sampai di depan markas tentara bayaran Hitam. “Loh, ada apa nih? Kenapa kantornya diberi garis Polisi?” mahasiswa itu berkata sambil mengernyitkan dahinya melihat pemandangan yang tidak diharapkan. Pandangannya menyebar ke segala penjuru, dia bisa melihat kalau di setiap sudut jalan ada anggota Polisi yang memakai seragam maupun memakai pakaian sipil sedang berkumpul. “Apa sebenarnya yang terjadi dengan kantor Bang Sapto? Kenapa saya bisa tidak tahu?” Mahasiswa itu tidak jadi menghentikan kendaraannya, dia terus berjalan dengan pelan sambil mengamati situasi perusahaan penyedia petugas keamanan, tempat bang Sapto berkantor. Setelah cukup jauh meninggalkan markas tentara bayaran yang di jaga Polisi, mahasiswa itu menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Kemudian dia keluar dari mobil menuju warung rokok untuk membe