Bab 142. MONSTER TURNAMEN Darah menyembur dari mulut Ronaldo, setelah terkena tendangan Legendaris Jaka Kelud. Begitu terkena tendangan, tulang rusuknya patah membuat kesombongannya langsung di bungkam. Tim Official dari Amerika langsung emosi melihat Ronaldo kalah dengan telak menghadapi peserta dari Indonesia. Kemenangan Jaka dan Hendra Putra, membuat Indonesia bisa mengikuti babak selanjutnya. Hari berikutnya Jaka dan Hendra Putra tidak ada jadwal bertanding, akan tetapi mereka tetap mengikuti setiap pertandingan yang menghadirkan tim dari Indonesia. Kali ini ada dua peserta dari Indonesia yang giliran tanding, yaitu Rubiman dan Bas Wahyu. Kedua peserta ini berasal dari provinsi Riau dan provinsi Kalimantan barat. Jaka tampak bersemangat melihat penampilan mereka berdua, apalagi dengan penampilan Rubiman yang merupakan pesilat tangguh yang menguasai Silat harimau Minang. Rubiman menang angka melawan peserta dari negara Afrika, sedangkan Ba
Bab 143. IDOLA GEN Z Pada Ronde kedua, barulah Jaka mulai mengincar kelemahan lawannya. Kali ini dia melakukan gerakan bantingan yang sangat cepat dengan cara menangkap pukulan Tagumi dan membantingnya dengan kecepatan yang tidak diduga-duga sebelumnya. Pukulan Tagumi sebenarnya sangat cepat, dan kembali dengan cepat pula ke posisi awalnya. Akan tetapi kecepatan pukulan Tagumi, masih terlalu lambat bagi Jaka Kelud. Sehingga dia bisa dengan cepat menangkap tangan Tagumi dan membantingnya mengikuti luncuran tenaga pukulannya. Bugh….!Suara berdebam menggema di arena pertandingan ketika tubuh Tagumi jatuh terbanting dengan telak. Sebenarnya bantingan Jaka Kelud tidak terlalu keras dalam pikirannya, akan tetapi kenyataannya berbeda bagi lawannya. Begitu tubuhnya terbanting ke atas matras, secara kebetulan tulang punggungnya terkilir, sehingga Tagumi terkapar tidak berdaya. “Satu… dua… tiga… sepuluh…” Wasit menghitung dengan cepat ke arah Ta
Bab 144. KENANGAN SEORANG WANITA PARUH BAYA Pemilik sepasang mata ini adalah seorang wanita paruh baya yang sebelumnya pernah melihat Jaka Kelud di Cafe Bintang saat sedang berkumpul bersama teman sosialitanya. “Bukankah ini pemuda yang sebelumnya pernah saya lihat di Cafe? Jadi pemuda ini namanya adalah Jaka Kelud .” “Ternyata pemuda ini adalah seorang mahasiswa yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah Internasional.” “Tapi yang membuat saya heran, kenapa wajahnya sangat mirip dengan wajah mas Rustam semasa masih muda? Apakah… apakah… jangan-jangan dia adalah Rangga Buwono anakku yang hanyut di sungai dua puluh tahun yang lalu? Tapi namanya Jaka kelud, itu bukan seperti nama anakku? Sebenarnya apa yang terjadi pada dunia ini? Apakah mas Rustam punya saudara di kampung selain yang pernah saya kenal? Ataukah mas Rustam diam-diam bermain api di belakangmu dan berselingkuh dengan wanita lain?” Wanita paruh baya yang mempunyai wajah cant
Bab 145. ANITA TEMAN SEMASA SMA “Apakah orang yang kamu ceritakan itu, pria dan sopirnya yang tertabrak mobil SUV putih di jalan dekat jembatan layang?” kata Jaka sambil menatap wajah cantik Intan yang duduk di depannya. “Ternyata kamu tahu juga tentang kecelakaan itu?” “Tentu saja tahu, kan sekarang apapun yang terjadi di mana-mana akan cepat masuk ke berita online,” kata Jaka Kelud diplomatis. Tentu saja Jaka Kelud membuat alasan ini untuk menghindari kecurigaan Intan, kalau dia menceritakan pengalamannya secara jujur, kalau yang menolong pria itu adalah dia, maka kemungkinan besar Intan malah akan menuduhnya yang menabrak mobilnya, alih-alih memuji dirinya. Hal ini tentu saja tidak dikehendaki Jaka Kelud. Setelah berbicara mengenai suami dari wanita yang bertemu dengan mereka di lobi Cafe, akhirnya pesanan mereka dihidangkan diatas meja. Mereka makan dalam diam, menikmati makan malamnya, hingga tak lama kemudian diatas meja yang terlihat hanya piring
Bab 146. HUKUMAN BAGI PARA PREMAN Tap…. Kepalan tangan preman itu di pegang dengan kuat oleh tangan Jaka kelud yang telah menghadang tinjunya. “Eh… apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan tanganku, atau kamu akan mati!” bentak preman yang di pegang kepalan tangannya oleh Jaka Kelud. Sebenarnya perkataan preman ini sangat lucu, bagaimana mungkin dia bisa menggertak Jaka Kelud, ketika tangannya dipegang dengan kuat oleh orang yang dia gertak. Sementara itu Jaka Kelud yang sudah mengunci kepalan tangan preman itu, menatapnya sambil tersenyum sinis. “Apa katamu? Kamu mengancam membunuhku? Ha ha ha ha… sepertinya kamu tidak tahu apa yang sedang kamu hadapi. Baiklah kalau begitu, sebaiknya kamu saya kirim ke neraka agar dunia ini lebih aman dari orang-orang seperti kalian,” kata Jaka datar. Setelah itu dia mengangkat tubuh preman itu melalui tangan yang di pegangnya dan melemparnya sejauh lima puluh meter hingga terhenti ketika tubuhnya menghantam
Bab 147. RASA PENASARAN MELATI SUGIRI Tubuh ketiga preman ini berputar seperti gasing setelah terkena tamparan tangan Jaka Kelud. Kemudian dari mulut ketiga preman ini menyembur darah segar, disertai gigi yang hancur. Sebuah aura transparan segera melindungi tubuh Jaka Kelud dari semburan darah yang menyembur dari ketiga preman itu. Setelah berputar beberapa saat, ketiga preman ini terjatuh mencium bumi dengan kepala penuhi bintang-bintang yang berputar. Rasa sakit yang mereka rasakan, akibat tamparan Jaka Kelud, tertunda oleh rasa pusing yang melanda kepalanya setelah tubuh mereka berputar seperti gasing. Jaka menatap ketiga preman ini dengan tatapan tajam, perlahan dia berjalan mendekat dan menginjak kaki salah satu preman. Krak…! “Argh….” Kemudian saat ketiga preman itu masih dalam keadaan pusing akibat tubuh mereka berputar, tiba-tiba saja rasa pusing itu menghilang ketika salah satu kakinya berderak, memperdengarkan suara tulang yang
Bab 148. MAKAN MALAM SURPRISE Intan Warsito segera balas melambai ke arah wanita yang melambaikan tangannya, Jaka Kelud mengikuti arah pandangan Intan dan dia juga melihat seorang wanita di dalam mobil MPV mewah berwarna putih itu. Setelah melihat keberadaan wanita paruh baya itu, sambil tetap memegang ponselnya, Intan segera mengajak Jaka Kelud untuk mendatangi wanita itu. “Jaka, temani aku menemui tante Melati,” ucap Intan Warsito sambil menggandengan tangan Jaka Kelud, sebagai tanda kalau dia tidak ingin ajakannya ditolak. Dengan tanpa daya Jaka kelud mengikuti langkah Intan Warsito menuju mobil MPV mewah yang terparkir di luar kampus. Wanita paruh baya yang ada di dalam mobil MPV mewah tampak senang melihat Intan Warsito datang ke arahnya bersama Jaka Kelud. “Tante, tidak biasanya tante bermain ke kampus Intan,” ucap Intan Warsito sambil sungkem menjabat tangan Melati Sugiri sambil mencium punggung tangannya. “Iya, kebetulan saja tante lewa
Bab 149. KETERKEJUTAN INTAN WARSITO DAN MELATI SUGIRI Tentu saja perkataan Intan Warsito mengejutkan Melati Sugiri dan Rustam Buwono, mereka berdua sama sekali tidak menyangka kalau kedua pasangan muda yang mereka anggap sebagai pasangan kekasih, ternyata mempunyai kebiasaan aneh ketika berkencan. Intan hanya menunduk sambil tersenyum kecut mendengar perkataan Melati Sugiri, dia berdiri diam seperti orang bodoh, hingga Melati Sugiri mempersilahkannya untuk duduk. “Duduklah, mari kita tunggu Jaka kelud. Apa kamu mau memesan makanan terlebih dahulu?” kata Melati Sugiri sambil menatap kearah Intan Warsito dengan pandangan ramah. “Nanti saja tante, saya akan menunggu Jaka Kelud.” “Baiklah kalau begitu, sebentar lagi pasti Jaka Kelud akan datang,” kata Melati Sugiri sambil melihat waktu di ponselnya. Sementara itu Jaka Kelud yang sedang berada di perjalanan menuju Cafe Bintang, berulang kali membunyikan klaksonnya untuk menyingkirkan kendaraan di depannya, a
Bab 150. RENCANA YANG TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN Rustam Buwono hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tetap menatap kearah penolongnya. “Ternyata…. ternyata acara makan malam ini merupakan makan malam yang sangat membahagiakan bagi kita. Ternyata nak Jaka kelud adalah penolong suami saya, mari kita memesan makanan untuk merayakan pertemuan membahagiakan dan ucapan terimakasih kita kepada anda,” kata Melati Sugiri sambil berdiri dengan ekspresi bahagia menghiasi wajahnya. Kemudian Melati Sugiri melambaikan tangannya ke arah pelayan yang sedang berdiri di dekat meja resepsionis untuk melakukan pemesanan. “Pelayan siapakan makanan terenak di Cafe ini, apapun yang terenak hidangkan semuanya,” perintah Melati Sugiri kepada pelayan yang berdiri di depannya sambil membawa kertas nota dan pena. “Baik bu, mohon tunggu sebentar. Kami akan segera menyiapkan semua pesanan anda.” Pelayan Cafe segera pergi meninggalkan meja Melati Sugiri untuk menyiapka
Bab 149. KETERKEJUTAN INTAN WARSITO DAN MELATI SUGIRI Tentu saja perkataan Intan Warsito mengejutkan Melati Sugiri dan Rustam Buwono, mereka berdua sama sekali tidak menyangka kalau kedua pasangan muda yang mereka anggap sebagai pasangan kekasih, ternyata mempunyai kebiasaan aneh ketika berkencan. Intan hanya menunduk sambil tersenyum kecut mendengar perkataan Melati Sugiri, dia berdiri diam seperti orang bodoh, hingga Melati Sugiri mempersilahkannya untuk duduk. “Duduklah, mari kita tunggu Jaka kelud. Apa kamu mau memesan makanan terlebih dahulu?” kata Melati Sugiri sambil menatap kearah Intan Warsito dengan pandangan ramah. “Nanti saja tante, saya akan menunggu Jaka Kelud.” “Baiklah kalau begitu, sebentar lagi pasti Jaka Kelud akan datang,” kata Melati Sugiri sambil melihat waktu di ponselnya. Sementara itu Jaka Kelud yang sedang berada di perjalanan menuju Cafe Bintang, berulang kali membunyikan klaksonnya untuk menyingkirkan kendaraan di depannya, a
Bab 148. MAKAN MALAM SURPRISE Intan Warsito segera balas melambai ke arah wanita yang melambaikan tangannya, Jaka Kelud mengikuti arah pandangan Intan dan dia juga melihat seorang wanita di dalam mobil MPV mewah berwarna putih itu. Setelah melihat keberadaan wanita paruh baya itu, sambil tetap memegang ponselnya, Intan segera mengajak Jaka Kelud untuk mendatangi wanita itu. “Jaka, temani aku menemui tante Melati,” ucap Intan Warsito sambil menggandengan tangan Jaka Kelud, sebagai tanda kalau dia tidak ingin ajakannya ditolak. Dengan tanpa daya Jaka kelud mengikuti langkah Intan Warsito menuju mobil MPV mewah yang terparkir di luar kampus. Wanita paruh baya yang ada di dalam mobil MPV mewah tampak senang melihat Intan Warsito datang ke arahnya bersama Jaka Kelud. “Tante, tidak biasanya tante bermain ke kampus Intan,” ucap Intan Warsito sambil sungkem menjabat tangan Melati Sugiri sambil mencium punggung tangannya. “Iya, kebetulan saja tante lewa
Bab 147. RASA PENASARAN MELATI SUGIRI Tubuh ketiga preman ini berputar seperti gasing setelah terkena tamparan tangan Jaka Kelud. Kemudian dari mulut ketiga preman ini menyembur darah segar, disertai gigi yang hancur. Sebuah aura transparan segera melindungi tubuh Jaka Kelud dari semburan darah yang menyembur dari ketiga preman itu. Setelah berputar beberapa saat, ketiga preman ini terjatuh mencium bumi dengan kepala penuhi bintang-bintang yang berputar. Rasa sakit yang mereka rasakan, akibat tamparan Jaka Kelud, tertunda oleh rasa pusing yang melanda kepalanya setelah tubuh mereka berputar seperti gasing. Jaka menatap ketiga preman ini dengan tatapan tajam, perlahan dia berjalan mendekat dan menginjak kaki salah satu preman. Krak…! “Argh….” Kemudian saat ketiga preman itu masih dalam keadaan pusing akibat tubuh mereka berputar, tiba-tiba saja rasa pusing itu menghilang ketika salah satu kakinya berderak, memperdengarkan suara tulang yang
Bab 146. HUKUMAN BAGI PARA PREMAN Tap…. Kepalan tangan preman itu di pegang dengan kuat oleh tangan Jaka kelud yang telah menghadang tinjunya. “Eh… apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan tanganku, atau kamu akan mati!” bentak preman yang di pegang kepalan tangannya oleh Jaka Kelud. Sebenarnya perkataan preman ini sangat lucu, bagaimana mungkin dia bisa menggertak Jaka Kelud, ketika tangannya dipegang dengan kuat oleh orang yang dia gertak. Sementara itu Jaka Kelud yang sudah mengunci kepalan tangan preman itu, menatapnya sambil tersenyum sinis. “Apa katamu? Kamu mengancam membunuhku? Ha ha ha ha… sepertinya kamu tidak tahu apa yang sedang kamu hadapi. Baiklah kalau begitu, sebaiknya kamu saya kirim ke neraka agar dunia ini lebih aman dari orang-orang seperti kalian,” kata Jaka datar. Setelah itu dia mengangkat tubuh preman itu melalui tangan yang di pegangnya dan melemparnya sejauh lima puluh meter hingga terhenti ketika tubuhnya menghantam
Bab 145. ANITA TEMAN SEMASA SMA “Apakah orang yang kamu ceritakan itu, pria dan sopirnya yang tertabrak mobil SUV putih di jalan dekat jembatan layang?” kata Jaka sambil menatap wajah cantik Intan yang duduk di depannya. “Ternyata kamu tahu juga tentang kecelakaan itu?” “Tentu saja tahu, kan sekarang apapun yang terjadi di mana-mana akan cepat masuk ke berita online,” kata Jaka Kelud diplomatis. Tentu saja Jaka Kelud membuat alasan ini untuk menghindari kecurigaan Intan, kalau dia menceritakan pengalamannya secara jujur, kalau yang menolong pria itu adalah dia, maka kemungkinan besar Intan malah akan menuduhnya yang menabrak mobilnya, alih-alih memuji dirinya. Hal ini tentu saja tidak dikehendaki Jaka Kelud. Setelah berbicara mengenai suami dari wanita yang bertemu dengan mereka di lobi Cafe, akhirnya pesanan mereka dihidangkan diatas meja. Mereka makan dalam diam, menikmati makan malamnya, hingga tak lama kemudian diatas meja yang terlihat hanya piring
Bab 144. KENANGAN SEORANG WANITA PARUH BAYA Pemilik sepasang mata ini adalah seorang wanita paruh baya yang sebelumnya pernah melihat Jaka Kelud di Cafe Bintang saat sedang berkumpul bersama teman sosialitanya. “Bukankah ini pemuda yang sebelumnya pernah saya lihat di Cafe? Jadi pemuda ini namanya adalah Jaka Kelud .” “Ternyata pemuda ini adalah seorang mahasiswa yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah Internasional.” “Tapi yang membuat saya heran, kenapa wajahnya sangat mirip dengan wajah mas Rustam semasa masih muda? Apakah… apakah… jangan-jangan dia adalah Rangga Buwono anakku yang hanyut di sungai dua puluh tahun yang lalu? Tapi namanya Jaka kelud, itu bukan seperti nama anakku? Sebenarnya apa yang terjadi pada dunia ini? Apakah mas Rustam punya saudara di kampung selain yang pernah saya kenal? Ataukah mas Rustam diam-diam bermain api di belakangmu dan berselingkuh dengan wanita lain?” Wanita paruh baya yang mempunyai wajah cant
Bab 143. IDOLA GEN Z Pada Ronde kedua, barulah Jaka mulai mengincar kelemahan lawannya. Kali ini dia melakukan gerakan bantingan yang sangat cepat dengan cara menangkap pukulan Tagumi dan membantingnya dengan kecepatan yang tidak diduga-duga sebelumnya. Pukulan Tagumi sebenarnya sangat cepat, dan kembali dengan cepat pula ke posisi awalnya. Akan tetapi kecepatan pukulan Tagumi, masih terlalu lambat bagi Jaka Kelud. Sehingga dia bisa dengan cepat menangkap tangan Tagumi dan membantingnya mengikuti luncuran tenaga pukulannya. Bugh….!Suara berdebam menggema di arena pertandingan ketika tubuh Tagumi jatuh terbanting dengan telak. Sebenarnya bantingan Jaka Kelud tidak terlalu keras dalam pikirannya, akan tetapi kenyataannya berbeda bagi lawannya. Begitu tubuhnya terbanting ke atas matras, secara kebetulan tulang punggungnya terkilir, sehingga Tagumi terkapar tidak berdaya. “Satu… dua… tiga… sepuluh…” Wasit menghitung dengan cepat ke arah Ta
Bab 142. MONSTER TURNAMEN Darah menyembur dari mulut Ronaldo, setelah terkena tendangan Legendaris Jaka Kelud. Begitu terkena tendangan, tulang rusuknya patah membuat kesombongannya langsung di bungkam. Tim Official dari Amerika langsung emosi melihat Ronaldo kalah dengan telak menghadapi peserta dari Indonesia. Kemenangan Jaka dan Hendra Putra, membuat Indonesia bisa mengikuti babak selanjutnya. Hari berikutnya Jaka dan Hendra Putra tidak ada jadwal bertanding, akan tetapi mereka tetap mengikuti setiap pertandingan yang menghadirkan tim dari Indonesia. Kali ini ada dua peserta dari Indonesia yang giliran tanding, yaitu Rubiman dan Bas Wahyu. Kedua peserta ini berasal dari provinsi Riau dan provinsi Kalimantan barat. Jaka tampak bersemangat melihat penampilan mereka berdua, apalagi dengan penampilan Rubiman yang merupakan pesilat tangguh yang menguasai Silat harimau Minang. Rubiman menang angka melawan peserta dari negara Afrika, sedangkan Ba