Hiks
Sedih, sudah pasti. Bayangkan saja, ia sudah melamar pekerjaan di tempat manapun, bahkan ia sudah membuat CV terbaik. Tapi apa? Tidak ada satupun panggilan interview yang diterima. Bahkan melamar sebagai pembantu pun ia ditolak karena tidak memenuhi kriteria. Duh, sial sekali.
Ok perkenalkan, gadis sial ini bernama Elyna Hans. Sarjana Akuntansi yang lulus dengan predikat hampir DO. Ia harus bersusah payah selama 14 semester demi gelar itu. Miris sekali kan? Tolong jangan menertawakannya, apalagi menghujat. Ia sudah stress akut.
Entah kesalahan apa yang diperbuat nenek moyangnya dulu, Elyna seperti terkena kutukan sial yang bertubi-tubi. Dari sejak kecil, apapun yang dikerjakannya selalu berakhir tragis. Contohnya skripsi yang harus ganti judul sebanyak 67 kali. Bagaimana? Mendengarnya saja pasti membuat kalian kenyang.
Setelah gila dengan kuliah yang tidak kelar-kelar, kini gadis itu diberi cobaan dalam mencari pekerjaan. Dua tahun sudah ia jalani dengan lontang lantung di kamar ditemani laptop yang terus menyala. Dan tolong garis bawahi, ia tidak memiliki penghasilan alias pengangguran.
"Mandi. Kamu uda kayak gelandangan aja" tau itu suara siapa? Ya itu nyi ratu. Si julid penguasa rumah yang sudah lelah menghadapi anak semata wayangnya ini.
"Nah itu tau. Makanya kasih aku uang Ma buat beli skincare" ucap Elyna yang masih gulung-gulung di kasur bak timun yang dikasih nyawa.
"Skincare gundulmu, Abis lulus bukannya kerja malah jadi beban keluarga. Buruan mandi, abis itu bantu kakek di sawah"
Bisa tidak sih ia di kamar saja. Elyna tidak mau jika harus membantu kakeknya di sawah. Ia lebih baik jadi kuli panggul daripada mengorbankan nyawa di tempat bernama sawah itu.
Ok ini lebay, tapi ucapannya memang benar. Elyna hampir mati saat itu karena ditempeli oleh banyak lintah di kakinya. Bahkan ia sampai pingsan. Tolong percaya, itu memang nyata.
Tapi itu memang kesalahannya sih. Sang Kakek sudah menyuruhnya memakai sepatu boots, tapi ia menghiraukannya bak angin lalu. Dasar bodoh.
"Ogah, Aku mau bobok" bukan bermaksud durhaka. Tapi Elyna benar-benar mengantuk. Sejak kecil ia tidak pernah tidur saat malam hari, sudah seperti kelelawar kan.
Sebab itu, ia selalu tidur di pagi hari dan bangun saat menjelang malam. Mungkin ini penyebab dirinya tak kunjung mendapat pekerjaan. Mau bagaimana lagi? Ia sudah memakai berbagai cara untuk tidur saat malam, tapi apa? Yang ada ia malah semakin melek.
Ia jadi ingat dulu saat masih sekolah. Elyna terpaksa harus home schooling karena kebiasannya satu itu. Ia sudah diperiksa ke dokter, tapi tidak ditemukan satupun keanehan ditubuhnya. Jika ini bukan kutukan, terus apa? Ada yang bisa menjelaskan?
Bahkan orang tuanya sampai menangis kala itu karena takut ada sesuatu ditubuhnya. Tapi ternyata, kondisinya baik-baik saja. Kelewat sehat malah. Mulai dari gula darah, kolestrol, tekanan darah, kondisi organ luar dan dalam semuanya sehat.
Hanya satu masalahnya, sifat nokturnalnya yang entah menurun dari siapa. Jangan-jangan ia reinkarnasi dari kelelawar, tidak mungkin kan? Ok, daripada memikirkan sesuatu yang mustahil, mending ia tidur saja.
Selamat pagi semua, selamat tidur.
*****
Lagi-lagi jangkrik menjadi alarmnya untuk bangun. Dilihatnya jam beker di nakas yang masih menunjukkan pukul 7. Mata Elyna menuju ke arah jendela yang terbuka. Pemandangan bulan dan bintang yang menghiasi langit malam membuatnya tersenyum.
Ia mengedarkan mata ke seluruh penjuru ruangan. Gelap, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Elyna tidak terkejut, sebab setiap hari ia bangun dalam keadaan kamar yang gelap dan jendela yang terbuka.
Jika kalian bertanya dimana orangtua nya dan kenapa tidak mengurusnya, jawabannya adalah mereka sudah lelah. Iya benar. Elyna adalah anak yang lahir karena kebobolan. Karena keanehan yang menimpanya membuat kedua orangtuanya tidak memperdulikannya. Bagaimana? Lengkap sudah kan penderitaannya.
Ah jangan lupakan sang Mama yang setiap pagi mengingatkannya untuk mandi. Terkadang pula ceramahan keluar dari mulutnya. Tapi Elyna senang, sebab masih ada yang mau memperhatikan dirinya.
Sang Papa sendiri entah dimana keberadaannya. Elyna tidak peduli. Yang penting ia punya sandang, pangan, dan papan. Itu sudah lebih dari cukup.
Perutnya yang sudah keroncongan membuat Elyna mau tidak mau harus keluar dari sarangnya. Sepi dan gelap. Itu yang ia rasakan sekarang. Nafsu makannya langsung hilang begitu mendengar suara rintihan menjijikkan dari kamar sang Mama.
Dengan langkah malas, Elyna keluar dari rumah. Malam ini ia akan berjalan-jalan di sekitar hingga pagi. Ia tidak mau menganggu kegiatan nyi ratu yang sedang asyik dengan dunianya sendiri bersama pria yang entah, ia pun tidak tau. Yang pasti bukan papa nya.
Malam cerah kali ini sangatlah sunyi. Tidak ada satupun orang yang keluar dari rumah. Mungkin karena suhu yang dingin membuat mereka malas dan memilih untuk bergelung di atas kasur.
Elyna duduk jongkok di dekat pagar. Melihat bulan purnama yang begitu besar membuatnya tersenyum. Malam ini, bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi. Fenomena itu biasa disebut dengan perigee. Ah, kenapa ia jadi berbagi ilmu begini. Tidak apa-apa, siapa tau diantara kalian ada yang belum tau.
Sebuah cahaya panjang berwarna ungu membuat Elyna mendelik. Apa itu? Cahaya itu bergerak tak tentu arah, bahkan ia sampai pusing melihatnya. Tak hanya satu, dari segala arah, Elyna melihat beberapa cahaya lagi yang muncul dengan warna yang beragam. Ok tenang, sepertinya ia sedang halu.
Elyna mengucek matanya beberapa kali kemudian mendongakkan kepalanya. Cahaya itu masih ada, malah bertambah banyak. Langit malam seolah tertutup oleh cahaya warna-warni misterius.
Ia mengucek mata lagi, kali ini lebih kencang dan lama. Matanya sampai perih dan berair. Tapi saat melihat langit, lagi-lagi cahaya itu masih bergerak kesana kemari. Warnanya yang sangat bersinar membuat mata Elyna sakit. Fix, ia benar-benar gila sekarang.
Dari kejauhan Elyna melihat cahaya terang berwarna putih yang melaju kencang ke arahnya. Heh kenapa ini? Itu bukan cahaya milik malaikat maut kan? Atau.. ah, Elyna tidak bisa berpikir.
Karena pikirannya yang kacau, gadis itu pun sontak berlari kencang. Matanya langsung membola saat melihat ke belakang. Kini semua cahaya panjang itu mengejarnya. Astaga, apa ini nyata? Elyna mau mati saja.
"Berhenti. Pejamkan matamu"
Deg
Siapa itu yang berbicara? Ia tidak melihat seorang pun sejak tadi. Dengan penuh keberanian meskipun tubuh sudah tremor, gadis itu perlahan membalikkan badan.
Detik itu juga ia terkejut begitu melihat cahaya putih yang menyerupai manusia super besar. Apakah ini saatnya ia pergi meninggalkan dunia? Jika memang benar, tolong beritahu Elyna bahwa ia sangat menyayangi keluarganya.
"Pejamkan matamu, dan ikutlah denganku"
Heh, apa-apaan makhluk tidak jelas ini? Dia itu apa? Malaikat? Jin? Iblis? Tante kunti? Atau apa? Ok Elyna, sekarang kau harus kabur.
"Pejamkan matamu"
Deg.
Elyna langsung kaku saat merasakan sebuah genggaman di bahu kirinya. Ternyata benar, umurnya sudah habis sekarang. Ucapkan selamat tinggal dan semuanya pun menjadi gelap.
*****
Eh eh eh, dimana ini? Kenapa Elyna seperti berada di luar angkasa. Dan apa ini yang ia duduki? What? Ini beneran bulan? Serius?Gadis yang baru saja terbangun itu sudah seperti orang gila karena linglung. Bayangkan saja, ia tadi sedang berlari-lari dan tiba-tiba sekarang ada di tempat misterius ini.Anehnya lagi, Elyna duduk di atas bulan sabit. Padahal seingatnya bulan sedang purnama hari ini. Ah, sepertinya Elyna mimpi. Tapi sebentar, ia tidak pernah mimpi selama 25 tahun hidupnya. Jadi, apakah ini yang dinamakan mimpi perdana?Elyna menoleh ke arah kanan dan kiri. Tidak ada siapapun disini. Ia hanya melihat gelapnya malam yang hampa tanpa suara ataupun manusia. Bahkan udara pun tidak terasa.Jika tidak ada udara, harusnya ia sudah mati sejak tadi kan? Elyna pun langsung mengecek hidungnya yang bernafas dengan santai. Untung saja ada oksigen disini. Berarti ini bukan di luar angkasa, terus ini dimana?Kumpulan kabut tebal yang menutupi tingginya
Daripada stress memikirkan sekuntum mawar merah, lebih baik Elyna mencari sang pemilik mimpi. Sebelum menyelesaikan tugas, ia harus tau kan titik masalahnya.Niatnya ingin mencari Arien terpaksa berhenti karena beberapa warga berteriak akan ada badai pasir. Elyna yang masih bingung dengan misinya, hanya diam sambil memproses ucapan mereka.Badai pasir? Apa itu berbahaya? Terus Elyna harus bagaimana? Bersembunyi? Tapi dimana? Ah, ini kan di dunia mimpi. Bagaimana mungkin ada badai pasir segala. Ok El, mari kita lanjutkan mencari Arien.Beberapa menit kemudian, bencana itu memang datang. Elyna yang panik pun langsung berlari menjauh dari badai itu, tapi apa? Sialnya ia malah terjebak di dalamnya.Elyna sudah berpegangan pada salah satu pagar. Dan naasnya, pagar itu tak cukup kuat untuk menahan bebannya. Ia pun terbawa ke tengah-tengah badai yang gelap. Bahkan matanya seperti disumpal oleh beberapa pasir. Ini sungguh menyakitkan.Intensitas badai itu
"Ini gimana sih arahnya? Barat mana? Timur mana? Ya ampun. Mana ngga ada kompas lagi" Elyna terduduk lemas di samping batu besar. Ia sudah sampai seperempat jalan karena peta yang menunjukkan arah lurus dengan iglo, tempat pemakaman tadi.Tapi saat peta ini menunjukkan belokan, ia bingung karena tidak tau arah. Tidak mungkin kan ia asal memilih. Jika tersesat bagaimana?Elyna hampir terjungkal melihat si makhluk aneh itu tiba-tiba muncul di hadapannya. Mau apa lagi sih kura-kura satu ini? Melihat wajahnya yang menahan emosi membuatnya tertawa. Ternyata begini mimik kura-kura jika sedang marah."Kenapa?""Kenapa kamu bilang? Bisa-bisanya kamu nyamar jadi utusan dewa. Kalau aku jadi manusia, aku juga milih-milih kaleee"Milih-milih? Memangnya kenapa dengan Elyna. Cantik? Iya, ehm.. apalagi kelebihannya ya. Sepertinya sudah habis. Pantas saja kura-kura laknat itu bilang begitu."Yaelah, gue kan lagi cosplay. Lagi pula siapa juga yang mau jadi u
HacuuuuhElyna menggosok-gosok hidungnya yang gatal. Semakin dekat dengan perbatasan maka suhu pun semakin dingin. Untung saja Arien tadi memberinya jaket."Kamu masih kedinginan El?" Tanya Azura si peri lucu dengan nada khawatir.Hacuuuh"Ok, ngga usah dijawab" Elyna hanya meringis. Duuuh, niatnya ingin membantu orang malah ia jadi sakit begini. Kacau kacau."Mau istirahat dulu?" Azura mengelus-ngelus bahunya. Ia juga kedinginan. Bahkan rasanya sayapnya akan membeku sebentar lagi."Eh eh""Azuraaaa" hembusan angin yang kencang membuat Azura terpental jauh. Elyna yang melihat itu langsung berlari menghampirinya yang terduduk lemas."Lo ngga apa-apa?" Peri itu hanya menggeleng lemah. Duuuh, bagaimana ini. Elyna harus apa."Kayaknya sayapku uda mulai membeku deh"Hah? Sebentar, jangan bilang ini seperti yang di film thinker bell. Sayap itu akan mudah patah jika terlalu beku dan akan lemas jika mencair. Ya ampu
"Sekuntum mawar meraaah, aaaah. Yang ku berikan kepadamuuu di malam itu" Elyna menggoyangkan tubuhnya saat Arien bernyanyi. Bahkan Azura pun ikut berjoget.Malam ini adalah hari paling bahagia dalam hidup Arien. Pasalnya ia akan bertemu dengan gadis pujaan hatinya dan memberi mawar itu padanya. Meskipun nanti ia akan ditolak, setidaknya ia sudah mencoba mengungkapkan perasaan."Terima kasih gadis baik. Aku tidak tau lagi harus bagaimana untuk membalas kebaikanmu" ucap Arien sambil menunduk ke arah Elyna."Tidak usah sungkan, kamu juga sangat baik. Jika bukan karena jaket yang kamu berikan, pasti sekarang aku sudah mati kedinginan" ucap Elyna sambil menepuk pelan bahu laki-laki itu.Arien itu hanya tersenyum. Ia hampir terjungkal saat melihat sosok peri yang duduk bersila di bahu gadis baik itu. Peri sudah lama punah di areanya karena suhu yang sangat panas. Ia jadi ingat dengan peri miliknya dulu yang meninggal karena sayapnya yang meleleh. Miris sekali b
Dasar Yuta kampret, anak anjing, anak babi, ah salah, dia anak kura-kura.Bagaimana tidak kesal, makhluk aneh itu tega mengembalikan dirinya ke dunia nyata di sembarang tempat. Yuta dengan kurang ajarnya mendorong tubuhnya lagi sampai terjungkal ke belakang dan berakhir di danau dekat rumah.Untung saja Elyna bisa berenang, bagaimana jika tidak? Nyawanya pasti sudah melayang tanpa batas. Awas saja, jika ada kesempatan bertemu dengan dewa, ia akan mengadukan kelakuan bejad makhluk aneh itu.Elyna menahan malu saat semua orang menertawakan dirinya yang berjalan seorang diri dengan keadaan basah kuyup. Duh, ini seperti kejadian di mimpi Arien. Kenapa sial sekali sih hidupnya.Saat memasuki rumah, lagi-lagi Elyna mendengar suara desahan yang membuat perutnya langsung mules. Bisa tidak sih ia tenang sehari saja. Jika begini, ia lebih memilih hidup di dunia mimpi saja.Elyna meringis saat melihat tampilannya di depan cermin. Ia sudah seperti anak ayam ya
Nyanyian merdu terdengar menggema di penjuru danau. Bahkan burung-burung seolah berterbangan mengikuti melodi. Sore yang cerah ini terlihat sangat sejuk dan menyenangkan.Terlihat seorang pria yang sedang berbaring di atas rakit sambil merapalkan sebuah lagu. Rakit itu ia rekatkan dengan kayu di dekat danau agar tidak bergerak ke tengah. Melihat langit yang dihiasi oleh warna jingga membuatnya bahagia. Ini adalah spot yang paling ia nanti setiap hari.Pria bernama Kenzie itu hampir tersedak ludahnya sendiri saat mendengar suara teriakan yang diiringi oleh tangisan. Astaga, apa itu? Tidak mungkin kan ada kuntilanak disini. Jika memang ada, sudah dari dulu ia melihatnya.Ia pun membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap. Matanya ia arahkan ke seluruh penjuru danau. Sepi seperti biasanya, hanya ada burung-burung yang hinggap di pepohonan. Kenzie langsung mengernyitkan dahi saat melihat seorang gadis yang duduk lesehan di tanah sambil menatap danau.Pasti gadis i
Kenzie mengeringkan rambutnya dengan menggunakan handuk. Badannya masih bau air danau padahal ia sudah mandi dua kali. Duh, untung saja pekerjaannya disini sudah selesai. Jika belum, pasti kliennya akan jijik berdekatan dengannya.Ia sedikit emosi mengingat si gadis gila itu. Sudah baik ia menolongnya, tapi gadis itu dengan kurang ajarnya langsung berlari dan meninggalkannya. Tanpa berterima kasih pula. Dasar manusia jahannam.Tapi sebentar, Kenzie sedikit tidak asing dengan wajahnya. Karena ingatannya yang sangat bagus membuatnya bingung dengan wajah-wajah manusia yang dilihatnya. Astaga, sepertinya saraf-saraf di otak sedang terbelit satu sama lain.Melihat meja yang berantakan membuat Kenzie stress. Ia masih harus menyusun data dari klien. Astaga, kapan semua kerjaannya ini berakhir.Baiklah, sepertinya ia butuh hiburan. Ia pun keluar dari apartemennya untuk mencari udara segar. Kenzie akan menjelajah lagi di desa belakang apartemen ini. Danau yang ia
Elyna menatap langit dari balkon kamarnya. Otaknya masih memutar memori saat berada di alam mimpi semalam. Ia ingat betul, bahwa perempuan di figura itu adalah sang Mama. Tidak mungkin kan ia tidak mengenali Mamanya sendiri.Dan lagi, kenapa Yuta tidak mau menjawab pertanyaannya. Ia kan hanya penasaran siapa sebenarnya pria itu? Apa jangan-jangan ini salah satu petunjuk dari dewa agar Elyna bisa bertemu dengan sang Papa, begitu kah?Jika Arien itu benar-benar Papanya, berarti bayi yang ada dalam gendongan sang Mama adalah dirinya. Dengan gesit, ia pun langsung mengacak-acak box kayu yang merupakan tempat penyimpanan album. Siapa tau kan ada foto masa kecilnya.Mata Elyna langsung melebar saat menemukan sebuah foto masa kecilnya yang tengkurap di atas kasur. Elyna kecil sangat mirip dengan bayi yang ada di gendongan Mamanya. Fix, Arien adalah sang Papa. Baiklah El, mari kita pecahkan misteri ini.Ah sebentar, hari sudah mulai pagi. Ia harus makan kemudian
Elyna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ember mana ember, ia sungguh malu sekarang. Bagaimana tidak, karena dirinya yang berteriak maling, semua orang pun langsung mengejar maling itu.Dan kalian tau apa yang dia curi? Sebuah handuk. Gila kan? Maling itu butuh handuk untuk anaknya yang kedinginan. Ia baru sadar jika handuk itu ikut terbawa ke alam mimpi.Ia pun langsung meminta maaf kepada semua orang yang membantunya. Duh, baru juga memulai misi, ia sudah membuat kegaduhan. Dasar bodoh."Ini neng, minum dulu" Elyna berjengit kaget saat didatangi oleh Arien. Pria itu membawa segelas susu dan menyodorkan ke padanya."Terima kasih pak" ucapnya ramah kemudian meneguk susu itu hingga habis tak tersisa. Ah segarnya, pasti ini susu murni tanpa ada campuran air ataupun gula. Baiklah El, mari kita mulai melaksanakan misi kedua."Kamu bukan dari desa sekitar sini ya?""Iya pak. Saya tersesat dan sangat lapar" eits jangan salah, perut Elyna memang
Sinar mentari membangunkan Elyna dari tidurnya. Sebentar, sepertinya ada yang salah. Dengan buru-buru, ia langsung bangkit dan melihat ke arah jendela.Matanya langsung melotot saat menyadari sesuatu. Apa kalian tau itu apa? Ah, tentu mudah ditebak. Akhirnya, Elyna bisa merasakan tidur pada malam hari. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya bisa menikmati tidur malam. Jangan-jangan kutukan itu sudah tidak ada lagi. Ah syukurlah kalau begitu.Melihat matahari yang cerah membuat Elyna tersenyum senang. Apartemen ini berada di lantai 15. Dari atas, ia bisa melihat banyaknya orang yang berlalu lalang. Ini adalah pemandangan langkah yang sangat ia dampakan.Bagaimana tidak, di saat semua orang mulai bangun dari tidur, ia malah harus bersiap untuk tidur. Dan saat dirinya bangun, orang lain sudah lelah dan membutuhkan istirahat. Duh, nasib manusia nokturnal sepertinya memang menyedihkan.Elyna berjalan ke arah pintu balkon. Ia ingin melihat pemandangan lebih jel
Kenzie mengeringkan rambutnya dengan menggunakan handuk. Badannya masih bau air danau padahal ia sudah mandi dua kali. Duh, untung saja pekerjaannya disini sudah selesai. Jika belum, pasti kliennya akan jijik berdekatan dengannya.Ia sedikit emosi mengingat si gadis gila itu. Sudah baik ia menolongnya, tapi gadis itu dengan kurang ajarnya langsung berlari dan meninggalkannya. Tanpa berterima kasih pula. Dasar manusia jahannam.Tapi sebentar, Kenzie sedikit tidak asing dengan wajahnya. Karena ingatannya yang sangat bagus membuatnya bingung dengan wajah-wajah manusia yang dilihatnya. Astaga, sepertinya saraf-saraf di otak sedang terbelit satu sama lain.Melihat meja yang berantakan membuat Kenzie stress. Ia masih harus menyusun data dari klien. Astaga, kapan semua kerjaannya ini berakhir.Baiklah, sepertinya ia butuh hiburan. Ia pun keluar dari apartemennya untuk mencari udara segar. Kenzie akan menjelajah lagi di desa belakang apartemen ini. Danau yang ia
Nyanyian merdu terdengar menggema di penjuru danau. Bahkan burung-burung seolah berterbangan mengikuti melodi. Sore yang cerah ini terlihat sangat sejuk dan menyenangkan.Terlihat seorang pria yang sedang berbaring di atas rakit sambil merapalkan sebuah lagu. Rakit itu ia rekatkan dengan kayu di dekat danau agar tidak bergerak ke tengah. Melihat langit yang dihiasi oleh warna jingga membuatnya bahagia. Ini adalah spot yang paling ia nanti setiap hari.Pria bernama Kenzie itu hampir tersedak ludahnya sendiri saat mendengar suara teriakan yang diiringi oleh tangisan. Astaga, apa itu? Tidak mungkin kan ada kuntilanak disini. Jika memang ada, sudah dari dulu ia melihatnya.Ia pun membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap. Matanya ia arahkan ke seluruh penjuru danau. Sepi seperti biasanya, hanya ada burung-burung yang hinggap di pepohonan. Kenzie langsung mengernyitkan dahi saat melihat seorang gadis yang duduk lesehan di tanah sambil menatap danau.Pasti gadis i
Dasar Yuta kampret, anak anjing, anak babi, ah salah, dia anak kura-kura.Bagaimana tidak kesal, makhluk aneh itu tega mengembalikan dirinya ke dunia nyata di sembarang tempat. Yuta dengan kurang ajarnya mendorong tubuhnya lagi sampai terjungkal ke belakang dan berakhir di danau dekat rumah.Untung saja Elyna bisa berenang, bagaimana jika tidak? Nyawanya pasti sudah melayang tanpa batas. Awas saja, jika ada kesempatan bertemu dengan dewa, ia akan mengadukan kelakuan bejad makhluk aneh itu.Elyna menahan malu saat semua orang menertawakan dirinya yang berjalan seorang diri dengan keadaan basah kuyup. Duh, ini seperti kejadian di mimpi Arien. Kenapa sial sekali sih hidupnya.Saat memasuki rumah, lagi-lagi Elyna mendengar suara desahan yang membuat perutnya langsung mules. Bisa tidak sih ia tenang sehari saja. Jika begini, ia lebih memilih hidup di dunia mimpi saja.Elyna meringis saat melihat tampilannya di depan cermin. Ia sudah seperti anak ayam ya
"Sekuntum mawar meraaah, aaaah. Yang ku berikan kepadamuuu di malam itu" Elyna menggoyangkan tubuhnya saat Arien bernyanyi. Bahkan Azura pun ikut berjoget.Malam ini adalah hari paling bahagia dalam hidup Arien. Pasalnya ia akan bertemu dengan gadis pujaan hatinya dan memberi mawar itu padanya. Meskipun nanti ia akan ditolak, setidaknya ia sudah mencoba mengungkapkan perasaan."Terima kasih gadis baik. Aku tidak tau lagi harus bagaimana untuk membalas kebaikanmu" ucap Arien sambil menunduk ke arah Elyna."Tidak usah sungkan, kamu juga sangat baik. Jika bukan karena jaket yang kamu berikan, pasti sekarang aku sudah mati kedinginan" ucap Elyna sambil menepuk pelan bahu laki-laki itu.Arien itu hanya tersenyum. Ia hampir terjungkal saat melihat sosok peri yang duduk bersila di bahu gadis baik itu. Peri sudah lama punah di areanya karena suhu yang sangat panas. Ia jadi ingat dengan peri miliknya dulu yang meninggal karena sayapnya yang meleleh. Miris sekali b
HacuuuuhElyna menggosok-gosok hidungnya yang gatal. Semakin dekat dengan perbatasan maka suhu pun semakin dingin. Untung saja Arien tadi memberinya jaket."Kamu masih kedinginan El?" Tanya Azura si peri lucu dengan nada khawatir.Hacuuuh"Ok, ngga usah dijawab" Elyna hanya meringis. Duuuh, niatnya ingin membantu orang malah ia jadi sakit begini. Kacau kacau."Mau istirahat dulu?" Azura mengelus-ngelus bahunya. Ia juga kedinginan. Bahkan rasanya sayapnya akan membeku sebentar lagi."Eh eh""Azuraaaa" hembusan angin yang kencang membuat Azura terpental jauh. Elyna yang melihat itu langsung berlari menghampirinya yang terduduk lemas."Lo ngga apa-apa?" Peri itu hanya menggeleng lemah. Duuuh, bagaimana ini. Elyna harus apa."Kayaknya sayapku uda mulai membeku deh"Hah? Sebentar, jangan bilang ini seperti yang di film thinker bell. Sayap itu akan mudah patah jika terlalu beku dan akan lemas jika mencair. Ya ampu
"Ini gimana sih arahnya? Barat mana? Timur mana? Ya ampun. Mana ngga ada kompas lagi" Elyna terduduk lemas di samping batu besar. Ia sudah sampai seperempat jalan karena peta yang menunjukkan arah lurus dengan iglo, tempat pemakaman tadi.Tapi saat peta ini menunjukkan belokan, ia bingung karena tidak tau arah. Tidak mungkin kan ia asal memilih. Jika tersesat bagaimana?Elyna hampir terjungkal melihat si makhluk aneh itu tiba-tiba muncul di hadapannya. Mau apa lagi sih kura-kura satu ini? Melihat wajahnya yang menahan emosi membuatnya tertawa. Ternyata begini mimik kura-kura jika sedang marah."Kenapa?""Kenapa kamu bilang? Bisa-bisanya kamu nyamar jadi utusan dewa. Kalau aku jadi manusia, aku juga milih-milih kaleee"Milih-milih? Memangnya kenapa dengan Elyna. Cantik? Iya, ehm.. apalagi kelebihannya ya. Sepertinya sudah habis. Pantas saja kura-kura laknat itu bilang begitu."Yaelah, gue kan lagi cosplay. Lagi pula siapa juga yang mau jadi u