Beranda / Fantasi / Petualangan di Dunia Mimpi / Bab 5. Jodoh Do Min Joon

Share

Bab 5. Jodoh Do Min Joon

Penulis: nadiinath
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-24 19:32:23

Hacuuuuh

Elyna menggosok-gosok hidungnya yang gatal. Semakin dekat dengan perbatasan maka suhu pun semakin dingin. Untung saja Arien tadi memberinya jaket.

"Kamu masih kedinginan El?" Tanya Azura si peri lucu dengan nada khawatir.

Hacuuuh

"Ok, ngga usah dijawab" Elyna hanya meringis. Duuuh, niatnya ingin membantu orang malah ia jadi sakit begini. Kacau kacau.

"Mau istirahat dulu?" Azura mengelus-ngelus bahunya. Ia juga kedinginan. Bahkan rasanya sayapnya akan membeku sebentar lagi.

"Eh eh" 

"Azuraaaa" hembusan angin yang kencang membuat Azura terpental jauh. Elyna yang melihat itu langsung berlari menghampirinya yang terduduk lemas.

"Lo ngga apa-apa?" Peri itu hanya menggeleng lemah. Duuuh, bagaimana ini. Elyna harus apa.

"Kayaknya sayapku uda mulai membeku deh"

Hah? Sebentar, jangan bilang ini seperti yang di film thinker bell. Sayap itu akan mudah patah jika terlalu beku dan akan lemas jika mencair. Ya ampun, ia baru saja mendapatkan hadiah ini. Ok El, kau harus menyelamatkan si mungil Azura.

Ia merobek sedikit bajunya dan membungkus Azura agar hangat. Elyna juga meniup-niup wajah peri itu agar tidak tertidur. Dia tidak boleh sampai mati. Elyna tidak rela.

"Ish, uda El. Bau jigong tau" ucap Azura sambil tertawa. 

Dasar kutu kupret. Awas saja, ia akan menyentilnya saat misi ini selesai. Bukannya berterima kasih malah ngatain. Tapi memang benar sih, ia belum sikat gigi tadi.

Elyna pun membawa Azura ke pelukannya kemudian melanjutkan perjalanan. Menurut peta, sebentar lagi ia akan sampai di perbatasan. Semoga saja.

"Akhirnya sampai juga" Elyna mengangguk mengiyakan ucapan Azura. Ia langsung menganga begitu melihat pohon-pohon didepannya yang dipenuhi salju. Ternyata benar, tempat ini memang ada.

Ia menyusuri tempat itu dengan hati-hati. Entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa ada yang menunggu perbatasan ini. Apalagi terdapat mawar merah langka disini.

"Ehm, El. Sejak tadi aku bingung, kita ngapain kesini ya?" Tanya Azura sambil tetap menikmati pemandangan sekitar. Ini pertama kalinya ia menjelajahi dunia mimpi.

"Cari bunga mawar merah. Itu tugas dari dewa" Elyna menelusuri tiap tempat dengan matanya. Ia harus teliti karena tanaman disini hampir semuanya dipenuhi oleh salju. Padahal ini masih di perbatasan.

"Hah? Bunga mawar merah? Ngapain nyari segala sih. Kan kamu punya kekuatan"

Heh? Bilang apa tadi si krucil itu? Kekuatan? Dewa memang bilang ia diberi kekuatan untuk menuntaskan misi ini. Elyna hanya tau kekuatannya berupa terbang. Memangnya ada lagi?

"Emang bisa? Gue cuma tau kalo gue bisa terbang" ucap Elyna santai sambil merapatkan jaket. Duh, semakin dingin saja disini.

"Emang bener ya kata Yuta, kapasitas otakmu sangat kecil. Ck ck ck" ucap Azura sambil geleng-geleng kepala. Astaga, tidak Yuta tidak Azura, kenapa suka sekali menghinanya sih. Elyna jadi dongkol sendiri.

"Ya terus gimana caranya?" Tanyanya penasaran.

"Tinggal buat aja. Kamu pikirin apa yang kamu butuhkan. Simsalabim, pasti langsung ada di depan matamu"

Baiklah mari kita coba. Elyna memejamkan mata kemudian memikirkan apa yang ia butuhkan. Ok sudah, apakah yang diinginkannya sudah ada di depan mata?

"El? Kamu lapar ya?"

Eh? Lapar? Maksudnya? Ia pun langsung membuka matanya. Detik itu juga Elyna dan Azura tertawa ngakak saat melihat sebuah meja yang dipenuhi oleh makanan.

Ya memang sih, karena perutnya yang lapar ia jadi memikirkan makanan. Duuh, memalukan.

"Ya uda makan dulu aja. Aku juga lapar" ucap Azura semangat. Kapan lagi ia bisa menikmati hidangan super lezat seperti pizza, ramen, dan aneka jajanan itu. Dewa selalu memberi para peri makanan sehat seperti sayur dan daging. Tentu saja ia bosan.

"Ehm, kalau aku minta rumah kecil disini bisa ngga? Ya kali makan di tengah salju gini. Dingin lah" 

"Ngga tau. Coba aja"

Elyna pun memejamkan matanya kembali. Ia ingin sebuah rumah minimalis yang hangat untuk tempatnya dan Azura makan. Ah satu lagi. Ia ingin baju yang sangat tebal untuk peri mungilnya.

Azura bertepuk tangan riuh melihat sebuah rumah kecil di hadapannya. Elyna pun langsung masuk ke dalam rumah itu dan tersenyum begitu melihat jaket milik Azura yang tersimpan rapi di lemari kaca.

Dengan telaten, Elyna membuka balutan kain yang membungkus Azura dan memakaikannya jaket tebal itu. Duuh lucunya, dia seperti jenglot versi imut. Canda jenglot.

"Makasih Elyna" ucap Azura sambil tersenyum. Ternyata dibalik sifatnya yang barbar, perempuan itu punya banyak sisi perhatian. Azura senang bisa membantunya.

"Ya uda yok makan. Gue yakin lo ngga pernah rasain makanan ini" Azura hanya mengangguk cepat. Ia tidak sabar melahap makanan manusia itu. Duh, perutnya jadi keroncongan sekarang.

Elyna dan Azura pun makan dengan lahapnya. Bahkan mereka tidak sadar bahwa hari yang semakin malam. Mereka tidak tau bahaya apa yang menanti di luar sana.

*****

Ini benar-benar gila. Elyna tidak menyangka bahwa perbatasan ini adalah markas para serigala. Ya ampun, kalau begini caranya bagaimana ia bisa menemui Arien. Duuh.

Elyna dan Azura masih terjebak dalam rumah minimalis. Mereka tidak mau mengambil resiko dan keluar dari tempat aman ini. Jika mereka mati bagaimana?

Bunga mawar merah sudah ada di tangan Elyna. Bunga itu ia buat dengan kekuatannya. Karena cerita yang dituturkan oleh Arien itu adalah mitos dari warga sekitar. Ia baru tau saat Azura bertanya pada dewa dari hati ke hati.

"Terus sekarang gimana El? Kamu ada ide?" Elyna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana ya? Masalahnya ia baru pertama kali melihat serigala secara langsung. Jadi Elyna tidak tau langkah apa yang harus diambil untuk menghadapinya.

"Bentar, gue coba teleport dulu" Ucap Elyna sambil merenggangkan tubuhnya. Ia memejamkan mata dan memfokuskan pikirannya untuk teleport menuju rumah Arien.

"Uda?" Tanya Elyna pelan.

"Apanya?"

Mata Elyna langsung membola saat menyadari bahwa dirinya masih ditempat yang sama. Heh, kenapa ia masih disini. Aduh, terus gimana caranya ia teleport.

"Mungkin harus lari kayak di drama my love from the star" usul Azura. Jangan salah, meskipun ia peri tapi para dewa memberikan fasilitas seperti manusia kecuali makanan tentunya. Contohnya televisi, makanya ia bisa menonton drama korea.

Elyna tertawa ngakak mendengar usul itu. Ya ampun, ia tidak menyangka Azura bisa tau drama favoritnya. Ia jadi penasaran bagaimana kehidupan Yuta dan Azura di alam Dewa.

Kalian tau kan drama my love from the star? Tokoh utama pria bernama Do Min Joon yang merupakan jodohnya berasal dari bintang dan memiliki banyak kekuatan. Salah satunya teleportasi. 

Elyna ingat betul pria itu melakukan teleport dengan membuka pintu atau berlari. Jika ia membuka pintu disini, yang ada malah jadi santapan serigala. Jadi satu-satunya cara adalah ia harus berlari.

"Ok ok mari kita coba" Satu, dua, tiga. Dengan kecepatan penuh Elyna pun berlari dengan kencang.

"El, awaaas"

Jedug

"Aaawww" Elyna terpental jauh karena menabrak sesuatu yang keras. Aduh, dahinya terasa panas sekarang. Ini tidak benjol kan?

"Kamu ngga apa-apa?" Elyna hanya mengangguk pelan.

"Kok ngga bisa ya. Kamu uda mikirin kan kalo mau teleport?" tanya Azura bingung.

Ya ampun, dongo sekali sih otaknya ini. Kenapa ia bisa lupa memikirkan hal itu. Dasar bodoh bodoh bodoh.

Ok El, mari kita coba lagi. Tak lupa, Elyna memikirkan untuk teleport ke rumah Arien. Fokus dan mulai. Ia langsung berlari dengan kencang dan...

Ssssrrrttt

"Yeaay berhasil" teriak Azura semangat.

Elyna tersenyum bahagia saat melihat rumah Arien terpampang nyata di hadapannya. Akhirnya, berhasil juga. Aaah senangnya.

Sepertinya ia dan Do Min Joon benar-benar jodoh. Lihat saja? Mereka sama-sama memiliki kekuatan teleport. Biarkan dirinya halu sekejap saja.

*****

Bab terkait

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 6. Membagongkan

    "Sekuntum mawar meraaah, aaaah. Yang ku berikan kepadamuuu di malam itu" Elyna menggoyangkan tubuhnya saat Arien bernyanyi. Bahkan Azura pun ikut berjoget.Malam ini adalah hari paling bahagia dalam hidup Arien. Pasalnya ia akan bertemu dengan gadis pujaan hatinya dan memberi mawar itu padanya. Meskipun nanti ia akan ditolak, setidaknya ia sudah mencoba mengungkapkan perasaan."Terima kasih gadis baik. Aku tidak tau lagi harus bagaimana untuk membalas kebaikanmu" ucap Arien sambil menunduk ke arah Elyna."Tidak usah sungkan, kamu juga sangat baik. Jika bukan karena jaket yang kamu berikan, pasti sekarang aku sudah mati kedinginan" ucap Elyna sambil menepuk pelan bahu laki-laki itu.Arien itu hanya tersenyum. Ia hampir terjungkal saat melihat sosok peri yang duduk bersila di bahu gadis baik itu. Peri sudah lama punah di areanya karena suhu yang sangat panas. Ia jadi ingat dengan peri miliknya dulu yang meninggal karena sayapnya yang meleleh. Miris sekali b

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 7. Pria Brengsek

    Dasar Yuta kampret, anak anjing, anak babi, ah salah, dia anak kura-kura.Bagaimana tidak kesal, makhluk aneh itu tega mengembalikan dirinya ke dunia nyata di sembarang tempat. Yuta dengan kurang ajarnya mendorong tubuhnya lagi sampai terjungkal ke belakang dan berakhir di danau dekat rumah.Untung saja Elyna bisa berenang, bagaimana jika tidak? Nyawanya pasti sudah melayang tanpa batas. Awas saja, jika ada kesempatan bertemu dengan dewa, ia akan mengadukan kelakuan bejad makhluk aneh itu.Elyna menahan malu saat semua orang menertawakan dirinya yang berjalan seorang diri dengan keadaan basah kuyup. Duh, ini seperti kejadian di mimpi Arien. Kenapa sial sekali sih hidupnya.Saat memasuki rumah, lagi-lagi Elyna mendengar suara desahan yang membuat perutnya langsung mules. Bisa tidak sih ia tenang sehari saja. Jika begini, ia lebih memilih hidup di dunia mimpi saja.Elyna meringis saat melihat tampilannya di depan cermin. Ia sudah seperti anak ayam ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 8. Pria Penolong

    Nyanyian merdu terdengar menggema di penjuru danau. Bahkan burung-burung seolah berterbangan mengikuti melodi. Sore yang cerah ini terlihat sangat sejuk dan menyenangkan.Terlihat seorang pria yang sedang berbaring di atas rakit sambil merapalkan sebuah lagu. Rakit itu ia rekatkan dengan kayu di dekat danau agar tidak bergerak ke tengah. Melihat langit yang dihiasi oleh warna jingga membuatnya bahagia. Ini adalah spot yang paling ia nanti setiap hari.Pria bernama Kenzie itu hampir tersedak ludahnya sendiri saat mendengar suara teriakan yang diiringi oleh tangisan. Astaga, apa itu? Tidak mungkin kan ada kuntilanak disini. Jika memang ada, sudah dari dulu ia melihatnya.Ia pun membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap. Matanya ia arahkan ke seluruh penjuru danau. Sepi seperti biasanya, hanya ada burung-burung yang hinggap di pepohonan. Kenzie langsung mengernyitkan dahi saat melihat seorang gadis yang duduk lesehan di tanah sambil menatap danau.Pasti gadis i

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 9. First Meet

    Kenzie mengeringkan rambutnya dengan menggunakan handuk. Badannya masih bau air danau padahal ia sudah mandi dua kali. Duh, untung saja pekerjaannya disini sudah selesai. Jika belum, pasti kliennya akan jijik berdekatan dengannya.Ia sedikit emosi mengingat si gadis gila itu. Sudah baik ia menolongnya, tapi gadis itu dengan kurang ajarnya langsung berlari dan meninggalkannya. Tanpa berterima kasih pula. Dasar manusia jahannam.Tapi sebentar, Kenzie sedikit tidak asing dengan wajahnya. Karena ingatannya yang sangat bagus membuatnya bingung dengan wajah-wajah manusia yang dilihatnya. Astaga, sepertinya saraf-saraf di otak sedang terbelit satu sama lain.Melihat meja yang berantakan membuat Kenzie stress. Ia masih harus menyusun data dari klien. Astaga, kapan semua kerjaannya ini berakhir.Baiklah, sepertinya ia butuh hiburan. Ia pun keluar dari apartemennya untuk mencari udara segar. Kenzie akan menjelajah lagi di desa belakang apartemen ini. Danau yang ia

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 10. Misi Kedua

    Sinar mentari membangunkan Elyna dari tidurnya. Sebentar, sepertinya ada yang salah. Dengan buru-buru, ia langsung bangkit dan melihat ke arah jendela.Matanya langsung melotot saat menyadari sesuatu. Apa kalian tau itu apa? Ah, tentu mudah ditebak. Akhirnya, Elyna bisa merasakan tidur pada malam hari. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya bisa menikmati tidur malam. Jangan-jangan kutukan itu sudah tidak ada lagi. Ah syukurlah kalau begitu.Melihat matahari yang cerah membuat Elyna tersenyum senang. Apartemen ini berada di lantai 15. Dari atas, ia bisa melihat banyaknya orang yang berlalu lalang. Ini adalah pemandangan langkah yang sangat ia dampakan.Bagaimana tidak, di saat semua orang mulai bangun dari tidur, ia malah harus bersiap untuk tidur. Dan saat dirinya bangun, orang lain sudah lelah dan membutuhkan istirahat. Duh, nasib manusia nokturnal sepertinya memang menyedihkan.Elyna berjalan ke arah pintu balkon. Ia ingin melihat pemandangan lebih jel

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 11. Siapa Pria Itu?

    Elyna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ember mana ember, ia sungguh malu sekarang. Bagaimana tidak, karena dirinya yang berteriak maling, semua orang pun langsung mengejar maling itu.Dan kalian tau apa yang dia curi? Sebuah handuk. Gila kan? Maling itu butuh handuk untuk anaknya yang kedinginan. Ia baru sadar jika handuk itu ikut terbawa ke alam mimpi.Ia pun langsung meminta maaf kepada semua orang yang membantunya. Duh, baru juga memulai misi, ia sudah membuat kegaduhan. Dasar bodoh."Ini neng, minum dulu" Elyna berjengit kaget saat didatangi oleh Arien. Pria itu membawa segelas susu dan menyodorkan ke padanya."Terima kasih pak" ucapnya ramah kemudian meneguk susu itu hingga habis tak tersisa. Ah segarnya, pasti ini susu murni tanpa ada campuran air ataupun gula. Baiklah El, mari kita mulai melaksanakan misi kedua."Kamu bukan dari desa sekitar sini ya?""Iya pak. Saya tersesat dan sangat lapar" eits jangan salah, perut Elyna memang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31
  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 12. Memori Masa Lalu

    Elyna menatap langit dari balkon kamarnya. Otaknya masih memutar memori saat berada di alam mimpi semalam. Ia ingat betul, bahwa perempuan di figura itu adalah sang Mama. Tidak mungkin kan ia tidak mengenali Mamanya sendiri.Dan lagi, kenapa Yuta tidak mau menjawab pertanyaannya. Ia kan hanya penasaran siapa sebenarnya pria itu? Apa jangan-jangan ini salah satu petunjuk dari dewa agar Elyna bisa bertemu dengan sang Papa, begitu kah?Jika Arien itu benar-benar Papanya, berarti bayi yang ada dalam gendongan sang Mama adalah dirinya. Dengan gesit, ia pun langsung mengacak-acak box kayu yang merupakan tempat penyimpanan album. Siapa tau kan ada foto masa kecilnya.Mata Elyna langsung melebar saat menemukan sebuah foto masa kecilnya yang tengkurap di atas kasur. Elyna kecil sangat mirip dengan bayi yang ada di gendongan Mamanya. Fix, Arien adalah sang Papa. Baiklah El, mari kita pecahkan misteri ini.Ah sebentar, hari sudah mulai pagi. Ia harus makan kemudian

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31
  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 1. Itu Nyata?

    HiksSedih, sudah pasti. Bayangkan saja, ia sudah melamar pekerjaan di tempat manapun, bahkan ia sudah membuat CV terbaik. Tapi apa? Tidak ada satupun panggilan interview yang diterima. Bahkan melamar sebagai pembantu pun ia ditolak karena tidak memenuhi kriteria. Duh, sial sekali.Ok perkenalkan, gadis sial ini bernama Elyna Hans. Sarjana Akuntansi yang lulus dengan predikat hampir DO. Ia harus bersusah payah selama 14 semester demi gelar itu. Miris sekali kan? Tolong jangan menertawakannya, apalagi menghujat. Ia sudah stress akut.Entah kesalahan apa yang diperbuat nenek moyangnya dulu, Elyna seperti terkena kutukan sial yang bertubi-tubi. Dari sejak kecil, apapun yang dikerjakannya selalu berakhir tragis. Contohnya skripsi yang harus ganti judul sebanyak 67 kali. Bagaimana? Mendengarnya saja pasti membuat kalian kenyang.Setelah gila dengan kuliah yang tidak kelar-kelar, kini gadis itu diberi cobaan dalam mencari pekerjaan. Dua tahun sudah ia jalani de

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21

Bab terbaru

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 12. Memori Masa Lalu

    Elyna menatap langit dari balkon kamarnya. Otaknya masih memutar memori saat berada di alam mimpi semalam. Ia ingat betul, bahwa perempuan di figura itu adalah sang Mama. Tidak mungkin kan ia tidak mengenali Mamanya sendiri.Dan lagi, kenapa Yuta tidak mau menjawab pertanyaannya. Ia kan hanya penasaran siapa sebenarnya pria itu? Apa jangan-jangan ini salah satu petunjuk dari dewa agar Elyna bisa bertemu dengan sang Papa, begitu kah?Jika Arien itu benar-benar Papanya, berarti bayi yang ada dalam gendongan sang Mama adalah dirinya. Dengan gesit, ia pun langsung mengacak-acak box kayu yang merupakan tempat penyimpanan album. Siapa tau kan ada foto masa kecilnya.Mata Elyna langsung melebar saat menemukan sebuah foto masa kecilnya yang tengkurap di atas kasur. Elyna kecil sangat mirip dengan bayi yang ada di gendongan Mamanya. Fix, Arien adalah sang Papa. Baiklah El, mari kita pecahkan misteri ini.Ah sebentar, hari sudah mulai pagi. Ia harus makan kemudian

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 11. Siapa Pria Itu?

    Elyna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ember mana ember, ia sungguh malu sekarang. Bagaimana tidak, karena dirinya yang berteriak maling, semua orang pun langsung mengejar maling itu.Dan kalian tau apa yang dia curi? Sebuah handuk. Gila kan? Maling itu butuh handuk untuk anaknya yang kedinginan. Ia baru sadar jika handuk itu ikut terbawa ke alam mimpi.Ia pun langsung meminta maaf kepada semua orang yang membantunya. Duh, baru juga memulai misi, ia sudah membuat kegaduhan. Dasar bodoh."Ini neng, minum dulu" Elyna berjengit kaget saat didatangi oleh Arien. Pria itu membawa segelas susu dan menyodorkan ke padanya."Terima kasih pak" ucapnya ramah kemudian meneguk susu itu hingga habis tak tersisa. Ah segarnya, pasti ini susu murni tanpa ada campuran air ataupun gula. Baiklah El, mari kita mulai melaksanakan misi kedua."Kamu bukan dari desa sekitar sini ya?""Iya pak. Saya tersesat dan sangat lapar" eits jangan salah, perut Elyna memang

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 10. Misi Kedua

    Sinar mentari membangunkan Elyna dari tidurnya. Sebentar, sepertinya ada yang salah. Dengan buru-buru, ia langsung bangkit dan melihat ke arah jendela.Matanya langsung melotot saat menyadari sesuatu. Apa kalian tau itu apa? Ah, tentu mudah ditebak. Akhirnya, Elyna bisa merasakan tidur pada malam hari. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya bisa menikmati tidur malam. Jangan-jangan kutukan itu sudah tidak ada lagi. Ah syukurlah kalau begitu.Melihat matahari yang cerah membuat Elyna tersenyum senang. Apartemen ini berada di lantai 15. Dari atas, ia bisa melihat banyaknya orang yang berlalu lalang. Ini adalah pemandangan langkah yang sangat ia dampakan.Bagaimana tidak, di saat semua orang mulai bangun dari tidur, ia malah harus bersiap untuk tidur. Dan saat dirinya bangun, orang lain sudah lelah dan membutuhkan istirahat. Duh, nasib manusia nokturnal sepertinya memang menyedihkan.Elyna berjalan ke arah pintu balkon. Ia ingin melihat pemandangan lebih jel

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 9. First Meet

    Kenzie mengeringkan rambutnya dengan menggunakan handuk. Badannya masih bau air danau padahal ia sudah mandi dua kali. Duh, untung saja pekerjaannya disini sudah selesai. Jika belum, pasti kliennya akan jijik berdekatan dengannya.Ia sedikit emosi mengingat si gadis gila itu. Sudah baik ia menolongnya, tapi gadis itu dengan kurang ajarnya langsung berlari dan meninggalkannya. Tanpa berterima kasih pula. Dasar manusia jahannam.Tapi sebentar, Kenzie sedikit tidak asing dengan wajahnya. Karena ingatannya yang sangat bagus membuatnya bingung dengan wajah-wajah manusia yang dilihatnya. Astaga, sepertinya saraf-saraf di otak sedang terbelit satu sama lain.Melihat meja yang berantakan membuat Kenzie stress. Ia masih harus menyusun data dari klien. Astaga, kapan semua kerjaannya ini berakhir.Baiklah, sepertinya ia butuh hiburan. Ia pun keluar dari apartemennya untuk mencari udara segar. Kenzie akan menjelajah lagi di desa belakang apartemen ini. Danau yang ia

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 8. Pria Penolong

    Nyanyian merdu terdengar menggema di penjuru danau. Bahkan burung-burung seolah berterbangan mengikuti melodi. Sore yang cerah ini terlihat sangat sejuk dan menyenangkan.Terlihat seorang pria yang sedang berbaring di atas rakit sambil merapalkan sebuah lagu. Rakit itu ia rekatkan dengan kayu di dekat danau agar tidak bergerak ke tengah. Melihat langit yang dihiasi oleh warna jingga membuatnya bahagia. Ini adalah spot yang paling ia nanti setiap hari.Pria bernama Kenzie itu hampir tersedak ludahnya sendiri saat mendengar suara teriakan yang diiringi oleh tangisan. Astaga, apa itu? Tidak mungkin kan ada kuntilanak disini. Jika memang ada, sudah dari dulu ia melihatnya.Ia pun membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap. Matanya ia arahkan ke seluruh penjuru danau. Sepi seperti biasanya, hanya ada burung-burung yang hinggap di pepohonan. Kenzie langsung mengernyitkan dahi saat melihat seorang gadis yang duduk lesehan di tanah sambil menatap danau.Pasti gadis i

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 7. Pria Brengsek

    Dasar Yuta kampret, anak anjing, anak babi, ah salah, dia anak kura-kura.Bagaimana tidak kesal, makhluk aneh itu tega mengembalikan dirinya ke dunia nyata di sembarang tempat. Yuta dengan kurang ajarnya mendorong tubuhnya lagi sampai terjungkal ke belakang dan berakhir di danau dekat rumah.Untung saja Elyna bisa berenang, bagaimana jika tidak? Nyawanya pasti sudah melayang tanpa batas. Awas saja, jika ada kesempatan bertemu dengan dewa, ia akan mengadukan kelakuan bejad makhluk aneh itu.Elyna menahan malu saat semua orang menertawakan dirinya yang berjalan seorang diri dengan keadaan basah kuyup. Duh, ini seperti kejadian di mimpi Arien. Kenapa sial sekali sih hidupnya.Saat memasuki rumah, lagi-lagi Elyna mendengar suara desahan yang membuat perutnya langsung mules. Bisa tidak sih ia tenang sehari saja. Jika begini, ia lebih memilih hidup di dunia mimpi saja.Elyna meringis saat melihat tampilannya di depan cermin. Ia sudah seperti anak ayam ya

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 6. Membagongkan

    "Sekuntum mawar meraaah, aaaah. Yang ku berikan kepadamuuu di malam itu" Elyna menggoyangkan tubuhnya saat Arien bernyanyi. Bahkan Azura pun ikut berjoget.Malam ini adalah hari paling bahagia dalam hidup Arien. Pasalnya ia akan bertemu dengan gadis pujaan hatinya dan memberi mawar itu padanya. Meskipun nanti ia akan ditolak, setidaknya ia sudah mencoba mengungkapkan perasaan."Terima kasih gadis baik. Aku tidak tau lagi harus bagaimana untuk membalas kebaikanmu" ucap Arien sambil menunduk ke arah Elyna."Tidak usah sungkan, kamu juga sangat baik. Jika bukan karena jaket yang kamu berikan, pasti sekarang aku sudah mati kedinginan" ucap Elyna sambil menepuk pelan bahu laki-laki itu.Arien itu hanya tersenyum. Ia hampir terjungkal saat melihat sosok peri yang duduk bersila di bahu gadis baik itu. Peri sudah lama punah di areanya karena suhu yang sangat panas. Ia jadi ingat dengan peri miliknya dulu yang meninggal karena sayapnya yang meleleh. Miris sekali b

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 5. Jodoh Do Min Joon

    HacuuuuhElyna menggosok-gosok hidungnya yang gatal. Semakin dekat dengan perbatasan maka suhu pun semakin dingin. Untung saja Arien tadi memberinya jaket."Kamu masih kedinginan El?" Tanya Azura si peri lucu dengan nada khawatir.Hacuuuh"Ok, ngga usah dijawab" Elyna hanya meringis. Duuuh, niatnya ingin membantu orang malah ia jadi sakit begini. Kacau kacau."Mau istirahat dulu?" Azura mengelus-ngelus bahunya. Ia juga kedinginan. Bahkan rasanya sayapnya akan membeku sebentar lagi."Eh eh""Azuraaaa" hembusan angin yang kencang membuat Azura terpental jauh. Elyna yang melihat itu langsung berlari menghampirinya yang terduduk lemas."Lo ngga apa-apa?" Peri itu hanya menggeleng lemah. Duuuh, bagaimana ini. Elyna harus apa."Kayaknya sayapku uda mulai membeku deh"Hah? Sebentar, jangan bilang ini seperti yang di film thinker bell. Sayap itu akan mudah patah jika terlalu beku dan akan lemas jika mencair. Ya ampu

  • Petualangan di Dunia Mimpi   Bab 4. Hadiah Dari Dewa

    "Ini gimana sih arahnya? Barat mana? Timur mana? Ya ampun. Mana ngga ada kompas lagi" Elyna terduduk lemas di samping batu besar. Ia sudah sampai seperempat jalan karena peta yang menunjukkan arah lurus dengan iglo, tempat pemakaman tadi.Tapi saat peta ini menunjukkan belokan, ia bingung karena tidak tau arah. Tidak mungkin kan ia asal memilih. Jika tersesat bagaimana?Elyna hampir terjungkal melihat si makhluk aneh itu tiba-tiba muncul di hadapannya. Mau apa lagi sih kura-kura satu ini? Melihat wajahnya yang menahan emosi membuatnya tertawa. Ternyata begini mimik kura-kura jika sedang marah."Kenapa?""Kenapa kamu bilang? Bisa-bisanya kamu nyamar jadi utusan dewa. Kalau aku jadi manusia, aku juga milih-milih kaleee"Milih-milih? Memangnya kenapa dengan Elyna. Cantik? Iya, ehm.. apalagi kelebihannya ya. Sepertinya sudah habis. Pantas saja kura-kura laknat itu bilang begitu."Yaelah, gue kan lagi cosplay. Lagi pula siapa juga yang mau jadi u

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status