Share

Sakit Aneh Devan

Penulis: FitriElmu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-09 10:35:21

"Hoek! Hoek!"

Devan menutupi mulutnya. Padahal dia sedang rapat dengan para petinggi pegawainya.

"Kalian apa gak mandi atau gimana sih!" ujarnya kesal. Sedari tadi dia mual-mual. Rasanya aroma ruangan ini membuat isi perutnya seperti di aduk.

Para karyawan diam, saling pandang, menggendikkan bahu. Perasaan baunya baik-baik saja. Wangi malah. Tapi bisa-bisanya Devan menuduh mereka belum mandi.

Devan menyandarkan tubuhnya di kursinya. Memijit pelipisnya. Hari ini tak terhitung dia mual-mual. Dan penyebabnya sama. Aroma di rumah dan di kantor sama saja. Membuatnya mual. Apa semua orang tidak mandi hari ini? Kenapa bau sekali.

"Sudah, lanjutkan," ucapnya kesal, tapi juga lemas.

Kepala bagian eksekutif yang sedang presentasi tapi di hentikan tadi  melanjutkan penjelasannya.

Namun baru juga beberapa patah kata, Devan kembali mual-mual. Persis seperti ibu-ibu hamil. Atau jangan-jangan Presdir mereka sedang hamil? Eh. Alhasil dia me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Petaka Satu Malam   Galau

    Devan sedari tadi diam. Mereka menyusuri lorong rumah sakit, untuk menuju apotik menebus obat.Sampai disana, Satrio yang menebuskan resepnya, sedangkan Devan termangu di kursi tunggu. Dia bingung, sebenarnya nyidamnya ini karena siapa? Nina atau Kiara? Tapi Nina juga sejauh ini baik-baik saja. Dan kalaupun itu Kiara, ah, makin merasa bersalahlah dia. "Hey! Satrio kan?"Satrio menoleh kaget. Ternyata Dokter Sarah. Satrio tersenyum mengangguk."Sedang apa? Kok balik rumah sakit lagi?""A ... itu ..." Satrio melirik Devan, karena jarak mereka tak terlalu jauh. Jadi Devan masih bisa mendengar percakapannya. Apalagi saat ini adam memandang ke arah mereka berdua."Em, itu ... mengantar boss ku," ucap satrio tersenyum tipis.Sarah manggut-manggut."Oo... la tadi kirain libur? Berarti tadi cuma nganterin Ki ...""Iya .. tadi cuma nganter Ki ... Kiki, iya, Kiki " potong Satrio. Sarah mengernyitkan dahinya. Kok jadi Kiki? Namun is

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • Petaka Satu Malam   Menanggung Akibat

    Rumah sepi dan suram semenjak Kiara pergi. Bahkan tak ada celoteh Rara seperti biasanya. Tak ada dia yang mainan di ruang tengah dengan Shooky, kucingnya, atau Chimmy, boneka kesayangannya. Suasana rumah seperti tak ada kehidupan. Semuanya terasa menyedihkan.Tubuhnya memang masih lemas, tapi dia tak pernah lupa untuk menyambangi putrinya. Apalagi semenjak kepergian mamanya, Rara seringkali murung. Tak ada sorot semangat di wajahnya seperti dulu. Sebenarnya Devan tak tega meninggalkan Rara sendirian seperti ini, tapi bagaimana lagi, dia harus bekerja. Untung saja ada Indira yang dari dulu memang menyayangi Rara. Meski dia lihat Rara tak terlalu menanggapi Indira, tapi setidaknya perhatian Indira pasti perlahan memberi hiburan pada Rara.Satu persatu kakinya melangkahi tangga ke lantai atas. Menghampiri kamar Rara sebagai tujuannya.Cklek!Dilihatnya putri kecilnya sedang tertidur dengan memeluk Chimmy nya. Posisi yang meyayat hati. Karena sia

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • Petaka Satu Malam   Tak Terduga

    Matahari masih mengintip samar di arah timur sana. Tapi Satrio sudah bersiap-siap. Bagaimana lagi? Semenjak hari itu Devan jadi sering mengandalkannya. Menjadikan dirinya supir pribadi. Alias berangkat harus menjemput dirinya dan pulangnya juga mengantar dulu. Dan parahnya, dirinya tidak bisa menggunakan mobilnya. Jadi dia ke rumah Devan pagi-pagi dengan taksi atau kalau kepepet ojek, dan pulangnya juga sama. Terkadang orang yang sedang nyidam memang nyebelin ya.Kiara merasa heran melihatnya. Saat ini dia menyiapkan sarapan untuk Satrio. Perutnya sudah kelihatan buncitnya. Karena memang sudah jalan lima bulan ini. Waktu memang berlalu cepat."Memang Devan masih sering mual di kantor?" ranya Kiara. Dia tahu alasan kenapa Satrio tidak lagi memakai mobilnya. Itu karena tingkah nyidam Devan yang menyebalkan. Kasihan sih, tapi pengen ngakak juga. Lagian aneh-aneh juga. Kenapa yang jadi korbannya Satrio coba?"Masih, tapi tidak terlalu sih. Parah juga ya efekny

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • Petaka Satu Malam   Mencari Celah

    "Ni-Nina," gumamnya kaget. Nina bersidekap dengan tatapan sinis. Kiara melihat perut Nina yang sudah besar, sama dengan dirinya. Entah kenapa, dia merasa sesak melihatnya."Kebetulan kita ketemu lagi. Hey, apa kabar? Yang pastinya bukan kabar baik kan? Haha," remehnya. Kiara menggenggam ponsel itu kuat."Makasih loh. Akhirnya kamu sadar diri juga kalau kamu itu gak pantas bersanding dengan Devan," tukasnya.("Kiaraa, sabar...")"Wow. Kamu hamil juga? Kok bisa samaan? Atau jangan-jangan ini anak mantan kamu itu ya? Oh ya jelas. Kalian memang pasangan yang serasi. Jal*ng dan juga pengecut. Memang pantas bersama!"Plak!Nina meringis, memegangi pipinya yang di tampar Kiara. Orang-orang yang ada di situ kaget dengan pertengkaran tersebut. Memandang dengan berbisik-bisik."Jaga ya mulutmu. Kamu itu yang jal*ng! Perebut suami orang dengan memberinya obat perangsang. Puas setelah merusak rumah tangga orang hah!" bentaknya dengan air

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • Petaka Satu Malam   Kabar Mengejutkan

    "Siapa orangnya?""Dia...""Tring! Tring!"Kiara mengernyit heran. Nomor bu guru Rara. Kiara memberi isyarat untuk menerima telpon lebih dulu."Ya, halo bu.""Ibu Kiara ya?""Benar bu. Ada apa?""Maaf bu. Bisakah ke rumah sakit Medika sekarang?"Kiara mengerutkan dahi. Kebetulan ini rumah sakit Medika. Ada apa gerangan."Ada apa ya bu?" tanyanya, jantungnya berdegup lebih kencang."Maafkan kelalaian kami bu. Rara di rumah sakit sekarang.""A-apa?" pekiknya. Wajahnya berubah kalut. "Di-di ruangan mana sekarang bu?" paniknya."Di ruang Melati unit gawat darurat.""Ba-baik. Saya kesana sekarang." Dia langsung bergegas keluar."Tunggu, Ra. Ada apa?"Kiara terlanjur jauh...Kiara sampai di rumah sakit dan bergegas menuju ruangan Rara. Disana sudah ada Dino dan gurunya juga ada seorang anak lelaki kecil yang memeluk ibunya ketakutan. Tapi dia tak terlalu memperhatikan."Bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • Petaka Satu Malam   Takdir

    Devan mondar mandir. Demi mendengar kabar dari Tasya, dia segera meluncur ke rumah sakit. Tasya menyusul tak lama kemudian. Dia juga tak kalah kaget. Apalagi dia tahu ada istrinya di dalam, perasaan haru tapi khawatir menjadi satu. Entah bagaimana ada Kiara di dalam sana, Devan juga tak tahu. Yabg jelas perasaannya sekarang campur aduk.Kini di depan mereka ibu Rio dan Rio. Rio menunduk dan ikut menangis. Bagaimanapun juga, bu Rahma merasa bersalah atas kenakalan anaknya. Dia sudah mendengar cerita dari Dino tadi, juga patah-patah dari Rio. Rio memang nakal. Dia anak broken home. Bu Rahma sebenarnya adalah nenek dari Rio. Memang beliau belum terlalu tua, hingga kadang ada yang menyangka bahwa beliau ini mama Rio.Akibat dari broken home, kurang kasih sayang, kurang pengawasan juga akhirnya membuat Rio tak terkendali. Dia jadi nakal. Tapi dari sekian kenakalannya, baru kali ini dia melukai anak lain.Dan lihatlah wajah ketakutannya. Dia tak berani mengangka

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • Petaka Satu Malam   Sepakat

    Kepala Kiara terasa berat. Pening juga. Dia memegangi kepalanya yang rasanya berputar. Perhatiannya langsung tertuju pada Rara yang masih belum juga terbangun. Juga... Astaga, Devan!Kiara tersentak. Dia buru-buru bergegas keluar, sebelum pria itu terbangun.Namun sialnya, kakinya terantuk kaki ranjang dan mengakibatkan mulutnya memekik, mengaduh."A' aaw... ish, sakit," keluhnya.Devan lamat-lamat mendengarnya, terbangun dari tidurnya. Menyadari Devan bangun, Kiara bergegas melangkah dengan kaki tertatih."Ra, tunggu!"Kiara tak peduli. Dia terus saja melangkah. Membuka pintu ruangan Rara. Namun, tangannya terhenti memutar knop pintu, saat tangan kekar memeluknya dari belakang."Jangan pergi," ucap Devan lirih.Kiara memberontak."Lepas!"Devan bergeming. Tak melepaskan pelukannya. "Aku merindukanmu, dan bayi kita..." ucapnya.Kiara kembali menangis. Sakit, sedih, tapi dia juga merasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • Petaka Satu Malam   Mencari Tahu

    Sampai malam tiba pun Rara belum juga sadarkan diri. Tadi sore Dino di temani Tasya dan Yuda datang menjenguk sembari membawakan makanan untuk mereka. Mereka tidak tahu kalau Devan dan Kiara sedang mode diam-diaman. Setahu mereka Kiara jarang mengantar Rara lagi karena memang di gantikan Devan sendiri. Mereka tidak tahu kalau wanita itu pergi dari rumah.Lebih kaget lagi saat mereka melihat Kiara yang hamil besar. Jadi mereka berfikir karena hamil itulah makanya Kiara jarang kesekolahan. Sedangkan Dino pikir Rara jadi pemurung karena dia mau punya adik, karena itu dia takut tersaingi. Tanpa mereka tahu ada sebab hebat di baliknya.Devan juga belum menghubungi orang tuanya terkait keadaan Rara saat ini. Dia juga takut orang tuanya akan jadi tahu kekisruhan rumah tangganya.Dan saat malam tiba, mereka tidur dalam satu ranjang tunggu tersebut. Karena mau dimana lagi? Tak ada tempat tidur lagi. Meski harus berdempetan. Bagi Devan sih tidak masalah, malah bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12

Bab terbaru

  • Petaka Satu Malam   Ending Scene

    Delapan bulan berlalu. Setelah kejadian tersebut, keluarga kecil Devan kembali seperti semula. Ditambah satu anggota keluarga, bayi laki-laki yang tampan dan menggemaskan. Reyvaldo Erlangga, namanya.Tingkah menggemaskan bocah tersebut membuat suasana rumah semakin berwarna. Rara apalagi, dia bahkan selalu bersemangat untuk bermain-main dengan adiknya. Sepulang sekolah, dia langsung mencari adiknya,mencium gemas pipi Er yang sama-sama gembul seperti dirinya.Tak ada lagi pengganggu bernama Indira. Dia telah lama pergi akibat dari kelakuannya sendiri. Dendamnya berakhir menjadi bumerang untuk dirinya. Bayi Indira sendiri kini di rawat oleh Tasya yang memang menginginkan seorang adik untuk Dino. Siapa tahu bisa menjadi pancingan pada Yudi.Untung saja, bayi Indira yang dinamakan Keyra Vanesha normal, meskipun dimasa kehamilan dirinya ibunya tak pernah merawat dirinya. Organ tubuhya lengkap dan sehat. Usia Keyra dan Erlangga sama, hanya berjarak satu hari saj

  • Petaka Satu Malam   Kesabaran Satrio

    Berhubung usia kandungan Kiara masih tujuh bulan, maka bayinya mengalami lahir prematur  dan harus di rawat dalam ruang khusus, bersama dengan bayi Indira yang juga mengalami hal yang sama. Untung saja ada Sarah, dokter yang mereka kenal dan bisa di percayai merawatnya.Kiara masih lemas. Luka di kepalanya masih terasa nyeri, begitu pula dengan di perutnya, karena terpaksa harus melakukan operasi cesar. "Kemana Dodi?" tanyanya lemas. "Dia di ruang sebelah sayang," jawab Devan. Dia bahagia karena akhirnya istrinya melewati masa kritisnya meski wajahnya masih sangat pucat dan lemas."Bawa aku kesana, Van. Aku ingin melihatnya," ujarnya."Tidak. Jangan sekarang. Kamu masih lemah sayang. Nanti saja ya, kalau sudah mendingan.""Tapi aku ...""Stt...""Tak ada tapi-tapian. Ya, istirahat dulu. Nanti kalau sudah mendingan, aku anterin ke ruangan Dodi ya?"Kiara akhirnya mengangguk, tersenyum lemah."Tapi kamu sudah memaafkannya kan?"

  • Petaka Satu Malam   Tentang Dodi

    Wajah itu, wajah yang sempat dia cintai. Si pemilik hati nya yang sempat membuatnya berbunga-bunga. Sungguh, tubuhnya lemas. Dalam hati terdalamnya, jujur, Nadia masih ada rasa pada Dodi. Dan melihatnya kini berbaring lemah di hadapannya, membuatnya sakit.Taki belum menyadari perubahan wajah Nadia. Setelah Dodi di bawa ke rungan yang berbeda dengan Kiara, dia yang menjagai sahabat eratnya tersebut dengan di temani Nadia."Huft, baru saja lo sembuh Di ... baru saja lo bilang bakal membuka lembaran baru, dan ternyata ada kejadian ini," desah Taki."Tapi gue bangga sama lo, meski kesal juga sama lo. Lo lebih mentingin nyawa istri sahabat lo sendiri di bandingkan dengan nyawa lo sendiri. Semoga setelah ini, perasaan bersalah lo sama Devan bisa berkurang," tambahnya lagi.Taki tersenyum kecut. Setelah mendengar kabar mengenai kekisruhan yang di sebabkan oleh Indira, diam-diam Dodi selalu mengawasi Kiara. Demi menebus kesalahannya pada Devan beberapa tahun silam

  • Petaka Satu Malam   Rencana Nina

    Untuk ke dua kalinya, berita buruk. "Ya ampun nak. Apalagi yang terjadi?" paniknya.Dia berdiri di pinggir jalan, tak lama, dia menyeberang tergesa. Namun sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Cepat dan tanpa sempat dia sadari.Kakinya seakan menancap di tanah tak bisa dia gerakkan sama sekali."Awas!" pekik seseorang dan mendorong Kiara ke pinggir jalan, membuat mereka jatuh terjerembab. Rupanya mobil tadi sengaja menabrak Kiara, melihat rencananya gagal, dia berbalik tanpa sempat mereka sadari."Kamu, tak apa kan?" ucap seseorang itu. Kiara meringis, perutnya sakit, pinggangnya juga. Rasa nyeri yang menjalar."Awass!" pekik orang itu begitu melihat mobil itu sudah dekat dengan mereka.Dan brak!Rasanya sakit, gelap ... gelap ... dan gelap..Rumah sakit lagi-lagi menjadi tempat kunjungan mereka. Dalam situasi yang lebih menegangkan dari yang pertama. Usai kejadian tersebut, Kiara dan seseorang itu di lar

  • Petaka Satu Malam   Kabar

    "Ma, Rara berangkat dulu," pamit Rara.Devamn juga mendekat dan mencium keningnya. Tak lupa berpamitan dengan baby di perut sang istri."Papa berangkat sayang. Jangan nakalin mama yah," ucapnya. Kiara tersenyum. Melambaikan tangannya, dan memandang mereka hingga menghilang dari pandangan.Setelah itu dia masuk ke dalam. Masih ada waktu beberapa jam sampai menunggu waktu istirahat mereka. Ya, mereka tak bisa izin begitu saja. Jadi harus memanfaatkan waktu yang sedikit itu. Kalau malam hari, pastilah Devan tidak mengizinkannya. Karena itulah mereka pilih siang saja. Meski sebenarnya waktu sempit itu mana cukup untuk obat kangen, tapi tak apalah. Daripada tidak sama sekali.Tapi dia tadi meminta kelonggaran pada suaminya untuk memberi jam tambahan istirahat pada kedua sahabatnya tersebut.Sekarang dia beres-beres rumah dulu.-------Alarm berbunyi mengganggu indera pendengaran. Membangunkan Kiara dari tidur sejenaknya. Dia bergegas beranj

  • Petaka Satu Malam   Dendam Nina

    Riris hanya menjagai mereka sampai Devan pulang. Devan juga sekarang pulangnya lebih awal. Kerinduan akan istri dan putri serta calon anaknya lah yang membuatnya selalu kangen rumah.Seperti biasa, setelah Devan datang, Riris langsung berpamitan pulang. Dia wanita yang tangguh. Meski begitu, Devan tak bisa membiarkannya pulang sendiri. Jadi dia menyuruh Satrio untuk mampir menjemput Riris."Gagal," ujar Devan pada Kiara."Maksudnya?" tanya Kiara. Dia menyantolkan jas suaminya ke hanger, lalu duduk di samping Devan dengan mengelus perut buncitnya. Kebiasaan yang akhir-akhir ini kerap tanpa dia sadari. Kebiasaan ibu hamil tua."Iya. Satrio ternyata sudah menyukai wanita lain," tukasnya."Oh, begiut. Ya gimana. Mungkin belum jodohnya kali.""Iya juga sih. Tapi takutnya dokter Sarah sudah terlanjur berharap bagaimana?"Kiara tersenyum. Memijit bahu Devan."Dia akan baik-baik saja. Aku kenal Sarah dengan baik," ujarnya."Semoga saja

  • Petaka Satu Malam   Kehidupan Setelahnya

    Sepeninggal Nina, kehidupan rumah tangga Devan dan Kiara kembali harmonis. Apalagi Rara juga kini sudah sembuh dan kembali bersekolah seperti biasa. Ada Riris yang selalu mengawasi mereka. Dan selama ini Nina tak pernah menampakkan dirinya. Entah masih hidup atau sudah mati wanita itu. Tak ada yang peduli, dan tak ada yang berniat untuk mencari. Yang penting mereka berjaga-jaga saja dari segala kemungkinan, dengan cara mengawasi sekitar. Takutnya tiba-tiba wanita itu muncul untuk membalas dendam.Kandungan Kiara juga sudah semakin besar. Sekarang menginjak usia tujuh bulan. Saat-saat paling riskan, karena banyak juga ibu hamil yang melahirkan di usia segitu.Kehidupan normal berjalan lancar. Senyum Kiara kini tak henti terukir setiap waktu. Impiannya untuk menjalani kehidupan wanita hamil pada umumnya, kini dia rasakan. Limpahan kasih sayang dari suaminya, anaknya, sahabatnya, dan pokoknya kini semua terasa membahagiakan.Devan pun kini lebih sering berjal

  • Petaka Satu Malam   Penjagaan

    Keesokan harinya, benar yang dikatakan Satrio. Dia mengantar seorang wanita muda yang kira-kira berusia dua puluh delapan tahunan."Namanya Riris. Meski perawakannya kecil, jangan salah. Dia ini jago taekwondo loh," ujar Satrio. Riris menundukkan kepala, tersenyum menyapa pada tuan rumah."Justru, kecil-kecil cabe rawit. Hehe," ujar Devan. Kiara langsung menyenggolnya."Hehe.. iya sayang. Kan cuma bercanda. Sayangku, cintaku tetep kamu kok," ucapnya mengedipkan sebelah matanya. Satrio merotasikan bola matanya malas."Jangan heran ya Ris. Jangan mual juga. Mereka emang kadang bucinnya kelewatan," tukas Satrio."Gak papa. Itu kan memang wajar bagi pasangan suami istri.""Nah loh. Makanya jangan jomblo mulu. Sana, nikah!""Kampret. Mentang-mentang ya. Kalau saja kemarin Kiara aku culik paling juga udah nangis-nangis," tutur Satrio."Heh! Cari mati?" desahnya kesal.Satrio malah tertawa."Sudah. Katanya mau cek up. Biar aku temani R

  • Petaka Satu Malam   Pengusiran

    Pantat Devan sangat sakit. Tentu saja. Dia menghantam lantai dengan keras. Meski begitu, marahnya mengalahkan segalanya. Dia menatap tajam Indira yang gemetar ketakutan."Siapa yang menumpahkan minyak disini?" tatapnya tajam. Rahang Devan sampai mengeras saking emosinya dia.Indira menunduk. Takut."Jawab! Siapa!" bentaknya. Kalau tidak ingat wanita ini sedang hamil, ingin rasanya dia menghajar wanita iblis ini."De-Devan ... aku tidak bermaksud ....""Oo... jadi kamu. Apa maksudmu? Kau ingin mencelakai Kiara, hah!""Bu-bukan begitu. Aku hanya ....""Lalu ini apa? Kau berniat bukan? Untung saja aku yang terkena. Kalau Kiara ... ah, sungguh aku tidak bisa membayangkan. Kamu keterlaluan ya Ra. Apa sih yang membuat kamu setega ini melakukannya pada Kiara? Aku tak habis pikir dengan jalan pikirmu?" Indira mengangkat wajahnya. Balik menatap tajam Devan."Kau pikir kenapa? Itu karena aku benci wanita itu! Dia yang merebut kamu

DMCA.com Protection Status