Share

Dia

Petaka Mendua

Part34

"Begitulah, nasib orang seenaknya. Harusnya berpikir dua kali, untuk menikah lagi. Jika lebih banyak mudaratnya, untuk apa?" tukas Ibu. 

"Bu Hanum, tolonglah, jangan jadi duri dalam hubungan anak kita," sergah Ummi. 

"Duri? Aku?" tanya Ibu, dengan mengernyit. "Bukankah Bu Hajah, lebih tepatnya, menyandang gelar itu." 

"Sudah! Cukup, Bu. Tidak usah berdebat lagi, sebaik-baiknya manusia, ialah dia, yang menghindari debat." Aku berkata dengan terisak.

"Aisya, akan ikut pulang Ibu. Ummi, terimakasih, tumpangannya selama ini." Aku menjabat tangan Ummi. 

Ummi menatap nanar ke arahku. Dengan tatapan mengiba, namun aku berusaha kuat, dengan semua keputusanku.

"Sya ..., Menantu terbaik ummi, tega kah kamu? Meninggalkan kami," lirihnya.

Aku tak bergeming. Kulanjutkan langkah, masuk ke dalam kamar. Kubawa tas hitam, yang berisi semua pakaianku. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status