Share

21. Malu Setengah Mati

Ramdan bergeming ketika mendengar ucapan Elea. Namun, saat wanita itu mencengkeram erat lengannya, dia tergagap. Dia menatap Elea yang masih memegangi perut dengan wajah memucat.

“Cepetan, Ramdan! Aku udah enggak tahan lagi!”

“I-iya, Mbak. Saya pergi sekarang.”

Ramdan bergegas keluar kamar diiringi banyak pertanyaan yang bercokol di kepala. Namun, bayangan tentang wajah pucat yang merintih kesakitan Elea, dia segera menaiki motor dan pergi menuju mini market. Setibanya di sana, dia celingukan sambil menggaruk kepala di depan etalase yang memajang banyak sekali pembalut wanita.

“Beli yang mana, ya? Gila! Baru kali ini pemimpin perusahaan Ramlays Grup disuruh beli roti jepang. Kalau ketahuan karyawan bisa diketawain seumur hidup,” batin Ramdan sambil menggaruk kepala.

Tanpa pikir panjang dia ambil semua pembalut dengan berbagai merek, kemudian berlari ke kasir. Dia lebih banyak menunduk dengan mata yang bergerak liar memperhatikan sekitar. Lalu, membayar sambil menyambar kantong pl
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status