Share

Bab 184

Arfeen terpaku mendapati sang mertua ada di kantornya.

Vano bangit dari duduk, menghampirinya bersama Viera.

"Sedang apa kau di sini?" tanya Arfeen sedikit dingin. Ia ingin memangil Vano denbgan sebutan papa seperti biasanya. Tapi tenggorokannya terasa sangat sakit.

"Aku ingin menemui putriku, aku masih papanya!" ucap Vano dengan ekspresi yang sama dinginnya. "Lagipula katamu ... kita harus bicara!"

Semua mata yang melihat bisa merasakan ketegangan di antara mertua dan menantu itu. Ada aura permusuhan yang jelas kentara.

Arfeen bukannya membenci Vano, tapi ia terlanjur menyayangi pria itu seperti papanya sendiri. Dan kenyataan pahit yang ia temukan jelas menggoreskan luka di hatinya.

Vano juga merasakan hal yang sama. Ia mulai menyukai Arfen sebagai menantu, dan ketika ia tahu bahwa Arfeen adalah putra Malik. Hatinya juga hancur.

Saat Malik masih hidup, Arfeen jarang tampil di muka umum. Anak itu sengaja disembunyikan karena dialah yang akan menjadi penerus klan Mahesvara yang h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status