Home / Urban / Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia / 33. Aku Tidak Akan Melepaskanmu

Share

33. Aku Tidak Akan Melepaskanmu

Author: Y Airy
last update Last Updated: 2023-09-29 06:55:37

"Kekasih gelap!"

Tubuh Arfeen membatu karena sang istri sudah berdiri tegak menatapnya dengan nyalang.

"Sayang, dengarkan aku dulu. Apa yang kau dengar tadi tidak seperti kenyataannya!"

"Tapi aku sudah mendengar semuanya, kau bahkan tidak percaya pada pernikahan. Itu benar kan!"

Arfeen tak menjawab dan kediamannya itu membuat Larena mengerti bahwa apa yang ia dengar itu benar.

Tanpa berkata apa pun lagi Larena pergi meninggalkan butik itu. Arfeen pun lekas mengejar.

"Arfeen!" panggil Marla namun Arfeen sama sekali tak peduli.

Arfeen mencekal lengan Larena di dekat mobil, "Dengar aku dulu!"

Larena mencoba meronta, namun cengkeraman Arfeen justru mengencang. Membuatnya sakit.

"Arfeen, sakit!"

Arfeen pun lekas menyadari apa yang diperbuatnya. Yang melepaskan cengkeramannya pada lengan Larena.

"Maaf, aku hanya ingin kau mendengarkan aku!"

Larena membuang muka.

"Kita bicara di rumah saja bagaimana? Lebih privasi kan?"

Tentu saja Larena setuju akan hal itu. Di tempat umum seperti ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   34. Jangan Pernah Mengkhianatiku

    "Aku ... aku tidak tahu!" jawab Larena jujur. Arfeen memejamkan mata, ia tahu ini terlalu cepat untuk mereka. Dan ia juga bisa mengerti, dengan apa yang baru saja ia ceritakan kepada sang istri. Maka wajar jika wanita itu ragu. Ia sendiri takut jika suatu saat akan melukai istrinya. Ia membuka matanya kembali, menatap lembut wanita di depannya. "Kau tak perlu menjawab, hanya ... cukup kita lalui pernikahan ini. Kita coba untuk menjadi sepasang suami-isteri!"Larena mengerutkan kening, sedikit tak mengerti. "Kita jalani apa adanya saja, hanya ... aku mohon0 jangan selalu mengingatkan tentang pernikahan kontrak. Bukankah ... kau juga sudah berjanji untuk memberi kesempatan bagi pernikahan ini?"Larena mengingat hal itu, ketika Arfeen berjanji akan mendapatkan dana untuk La Viva, pemuda itu hanya meminta dirinya tak melepaskan pernikahan ini sebagai imbalan. Dan Arfeen berhasil mendapatkan dananya, harusnya dirinya bisa memberikan apa yang pemuda itu minta kan? Sebuah kesempatan un

    Last Updated : 2023-09-29
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   35. Kau Pasti Akan Menghentikannya

    Freya memanggil si pembawa acara lalu membisikkan sesuatu. Pembawa acara itu pun mengerti, kemudian kembali bersuara menggunakan microfon."Ok, untuk memeriahkan acara ini kita semua akan mengadakan sebuah permainan. Bagaimana jika kita akan bermain truth or dare?"Ucapan si pembawa acara disambut meriah oleh para tamu yang kebanyakan adalah teman kuliah Freya. Mereka setuju dengan permainan itu. Maka permainan pun dimulai. Sebuah botol diputar di atas meja bundar yang dikelilingi para gadis, karena yang pertama kali bermain adalah para gadis. Termasuk di pengantin wanita. Dan Larena juga ada di antara mereka. Jujur saja Arfeen mulai khawatir, ia yakin Freya sengaja lakukan itu untuk menjebak Larena. Putaran pertama mulut motor mengarah kepada Ane. Ia memilih dare dari harus minum satu sloki. Putaran ke dua mulut botol mengarah kepada Freya dan ia memilih untuk truth."Katakan dengan jujur, apakah kau pernah menyukai Arfeen?" pertanyaan itu dilempar oleh Zia. "Aku sempat menyuka

    Last Updated : 2023-09-30
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   36. Harus Ada Morning Kiss

    "Me-menggoda bagaimana? Mana mungkin orang tidur bisa menggoda?" protesnya tak terima. "Yang melihatmu tidur aku. Tapi bagaimana jika orang lain? Kau pasti sudah diperkosanya!" "A-apa?" "Aku mau mandi, ada kuis pagi ini!" Arfeen meluncur dari ranjang dan langsung melesat ke dalam kamar mandi. Sementara Larena masih bengong di tempatnya. Terkadang suami kecilnya itu sangat mengesalkan. Ia pun memungut bantal lalu melempar ke pintu kamar mandi. Baru saja Larena bangkit dari ranjang, suara handphone berdering di atas nakas. Itu adalah handphone Arfeen. Tapi karena tak mau berhenti maka Larena pun penasaran. Ia memungut benda hitam itu untuk melihat siapa yang menelepon suaminya sepagi ini. Kedua matanya membesar saat nama Freya terpampang di layar. "Freya!" desisnya lirih. Kenapa wanita itu menelepon suaminya? Bukankah di pesta tadi Freya menghina Arfeen? Tak hanya itu, wanita itu juga mencoba ingin mempermalukan dirinya. Larena akhirnya mengangkat panggilan itu."Arfeen! Apakah

    Last Updated : 2023-09-30
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   37. Membelimu Dengan Harga Tinggi

    "Aku salut dengan istrimu!" puji Nathan setengah berbisik. Arfeen hanya meliriknya. "Dia bisa menghadapi Freya dengan tenang, dan dia lebih memilih dare dari pada mengatakan sesuatu yang mungkin saja bisa mempermalukan dirimu atau bahkan dirinya sendiri!""Dia memang wanita yang pintar, itu sebabnya aku menikahinya."Nathan menyimpulkan senyum miring, "Kalau begitu kenapa kau tidak mencarikannya satu untukku? Aku juga ingin memiliki istri yang kaya dan cerdas.""Sayangnya tak semua orang memiliki nasib baik sepertiku!" saut Arfeen membuat Nathan menelan ludah dengan getir."Kampret! Iya iya aku tahu kau mampu menikahi wanita tercantik di kota ini. Secara soal tampang, kau itu memang goodlooking!"Arfeen hanya menyimpulkan senyum sebagai tanggapan. "Tapi, Feen. Ngomong-ngomong ... sebenarnya bagaimana sih pertemuan kalian bisa berlanjut setelah kau menolongnya waktu itu?"Arfeen menghela nafas panjang sembari menyadarkan punggung. "Itu cerita yang tidak pendek, akan memakan sedikit

    Last Updated : 2023-09-30
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   38. Kau Akan Segera Terkenal di Dunia Maya

    "Larena!""Itu Karena?" tanya Nathan yang rupanya ada bersamanya. Arfeen sangat terkejut mendapati wanita itu terikat di ranjang. Sampai ia tak menggubris sang sahabat. "Andrew, lepaskan aku!" Teriakan Karena bisa ia dengar dengan jelas. Wanita itu berusaha meronta, Arfeen khawatir apa yang wanita itu lakukan akan menyakiti dirinya. Tampak ikatan di pergelangan wanita itu sangat kuat. "Andrew, lepaskan Larena!" pinta Arfeen. Sekarang wajah Andrew muncul di layar. "Melepaskannya? Haa ... aaa ... mana mungkin! Larena itu milikku, bukan milikmu. Jadi aku yang berhak memilikinya!""Bedebah kau, Andrew!" maki Arfeen namun ia tak hilang akal. Lekas ia memberi kode kepada Nathan menggunakan tangan untuk meminta handphone sahabatnya itu. Meski awalnya tidak mengerti akhirnya Nathan paham jika sahabatnya hendak meminjam handphonenya. Mungkin menghubungi polisi. Ketika Nathan mengeluarkan handphone, Arfeen lekas merebutnya. Ia lekas mengirim pesan kepada Liam untuk untuk melacak plat mobil

    Last Updated : 2023-10-01
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   39. Kau Datang!

    Sebenarnya Arfeen sudah berada di luar gedung ketika Andrew meneleponnya. Ia tak ingin membuat pria itu curiga jika dirinya sudah ada di sana. Tempat Andrew menyandar Larena rupanya adalah sebuah hotel bintang 3, alasan dia memilih tempat itu adalah yang pertama karena ia tak memiliki cukup uang. Yang kedua, itu adalah tempat umum yang pasti jarang dicurigai. Anak buah Liam meminta semua karyawan hotel untuk meninggalkan tempat itu. Dari resepsionis mereka juga mengetahui bahwa Andrew memesan kamar sambil menggendong wanita, ia mengaku mereka adalah penganti baru. Arfeen menggeram mendengar hal itu. Si resepsionis memberi tahu di kamar nomer berapa pria itu. Sekarang anak buah Liam sudah bersiap di depan pintu kamar. Sebagian yang lain berada di belakang hotel untuk mencegat Andrew kabur dari jendela.Arfeen memerintahkan agar hanya dirinya saja yang masuk ke kamar itu. Ia sudah mendapatkan kunci cadangannya. Jadi ia akan memasuki kamar itu dengan sangat perlahan. Benar saja, Andr

    Last Updated : 2023-10-01
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   40. Aku Bukan Pengkhianat

    Larena menatap kesal ke arah motor sang suami yang kian menjauh. Satu hal yang membuat Larena heran. Suami kecilnya memberikan sebuah Maybach kepada Freya sebagai pancingan untuk balas dendamnya. Namun kenapa pemuda itu masih menggunakan motor butut yang layaknya dibuang itu? "Jean!""Iya, Nyonya.""Di mana Arfeen menemukanmu?" tanyanya tanpa menoleh. "Seorang teman merekomendasikan saya!""Teman? Apakah temanmu bekerja pada suamiku?""Pada keluarga Tuan Arfeen tepatnya."Keluarga Arfeen? Ia ingat Arfeen menceritakan tentang keluarganya. Mungkin keluarga yang itu. Artinya keluarga Arfeen harusnya termasuk orang kaya kan? "Jean, kau bisa katakan siapa keluarga Arfeen?""Maaf, Nyonya. Itu bukan wewenang saya!" ia menolak secara halus. Larena menyimpulkan senyum miring. "Bukankah suamiku mengatakan agar kau tak membuatku tak senang. Dan aku tak senang dengan jawabanmu!" Ia mencoba memancing. "Maafkan saya, Nyonya. Tapi itu sungguh bukan kewenangan saya, Nyonya tanyakan sendiri saja

    Last Updated : 2023-10-02
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   41. Benang Merah

    "Tapi aku bisa membayangkan Seperti apa reaksi Robert saat ini!" Ia pasti begitu murka terhadap Freya yang terang-terangan mengejarnya di dalam video itu!"Mungkin mereka akan bercerai!" saut Nathan."Tak ada niat untuk menghancurkan hubungan mereka juga sih, tapi karena video itu sepertinya Freya harus berjuang keras untuk bisa meyakinkan Robert agar mereka masih menjadi suami istri!" Arfeen menyandarkan punggungnya. Apa yang terjadi pagi ini sungguh di luar kendalinya. Siapa sangka jika Freya akan mendatanginya dan bersikap seperti itu di kampus. Seharusnya wanita itu lebih berhati-hati. "Tapi, Feen. Aku sungguh penasaran di mana kau bekerja sekarang?"Hasil menyimpulkan senyum tipis, "Kau pasti akan mati jantungnya jika aku boleh tahu!"Ia menelan ludah dengan pahit. "Pelit sekali sih? Lagi pula siapa yang memiliki riwayat penyakit jantung?" Nathan tak terima dengan ocehan temannya. "Ok, jangan terkejut. Aku bekerja di Mahesvara Group!"Kedua mata Nathan melotot. Bahkan tubuhny

    Last Updated : 2023-10-04

Latest chapter

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status