Arfeen tak menggubris ocehan Devon. Selamabocah itu tidak bertindak keterlaluan lagi, ia tidak akan mempermasalahkan. Akan tetapi jika Devon masih terus mencari masalah dengannya, ia pasti akan bertindak dengan tegas. Arfeen memasuki bis. Mencari tempat duduk yang kosong. Ketika ia duduk, Ervan menyingkirkannya. "Ini tempat dudukku, minggir!" Tak ingin ribut ia pun mengalah, mencari tempat duduk lain. Dan ketika hendak duduk di tempat kosong lainnya, Romi mencegah. "Hei, ini milikku!" Pemuda itu mendudukan diri lebih dulu. Devon memasuki bis dan duduk di tempat yang kosong lainnya. Sekarang semua tempat duduk sudah penuh. Lalu ia akan duduk di mana? Berdiri? "Hei, kau duduk saja di lantai. Biasanya juga begitu kan?" "Orang rendahan ya duduknya di tempat yang paling rendah!" timpal Keysha disertai tawa yang disambut oleh yang lainnya. Frita yang duduk di depan menoleh, ia melihat Arfeen yang berdiri sementara bis sudah hendak berangkat. Jadi ia pun bangkit menghampiri Dito
Jordi membawa makanan itu ke hadapan Arfeen. "Saya akan memastikan keamanan Anda selama di sini!" ujarnya kemudian meninggalkan ruangan. Di Mahesvara Group. "Tuan Muda sedang tidak di sini, sepertinya akan aman jika kita mengadakan pertemuan!" usul Jay. "Ya, dan kita sangat beruntung karena adikku itu memilih orang baru sebagai sekretarisnya. Meski kita akan sulit mendapatkan informasi karena semuanya dikendalikan oleh Jordi. Tapi sepertinya ... kita bisa memberikan penawaran kepada pria itu!" "Jordi tampak begitu loyal terhadap Tuan Muda. Dia akan sulit dibujuk!" Lyra menyimpulkan senyum licik. "Kata siapa?" Ada ide brilian yang sedang menari-nari di otaknya. Ia yakin dengan cara ini Jordi akan berpaling dari Arfeen. GRAND ALDAMA RESORT Arfeen memasuki aula yang sudah dipenuhi oleh semua anggota yang ikut outbound ini. Frita sudah menyiapkan satu kursi untuknya, jadi ia tak mengkhawatirkan apa pun. Beberapa mahasiswi pun mulai berbisik. "Kudengar hari itu Frita meny
Sedikit menerobos arah berlawanan untuk mencari jalan lain. Jean berusaha tak menimbulkan korban tak bersalah. Ia akhirnya menemukan tikungan dua arah yang tak terlalu ramai kendaraan. Saat itulah ia bisa mengendarai dengan kecepatan tinggi untuk lolos dari pengejarnya. Saat ini ia tak bisa mengambil resiko yang bisa membuat sang Nyonya celaka atau pun terluka. Jadi ia memilih untuk menghindar. Namun ia juga tak akan membiarkan sang penyerang lolos. Ia menghubungi salah satu temannya lalu memberitahu apa yang sedang terjadi. Juga nomor polisi mobil yang mengejarnya, beserta ciri-cirinya. "Siapa yang kau hubungi?" tanya Larena. "Teman, Nyonya. Dia bisa membantu kita mencari tahu siapa orang di belakang itu!""Kenapa orang itu ingin mencelakaiku? Aku merasa sama sekali tak memiliki musuh!" ucapnya heran. "Saat ini bisnis Anda yang paling berkembang di antara yang lainnya, sudah pasti ada beberapa pihak yang tidak suka, Nyonya.""Tapi aku bersaing secara sehat, kualitas dan kuantita
"Pesan dari istri tercinta?" tanya Frita menghampiri. "Tapi kenapa raut wajahmu seperti itu? Apakah ada yang mengirim foto dia sedang bersama pria lain?" "Larena bukan wanita sepertimu, Frita. Meski aku bukan yang pertama di hatinya, tapi aku adalah pria pertama untuknya!" sahutan Arfeen membuat wajah Frita memerah karena malu. Arfeen sedang membandingkan dirinya yang suka berpetualang ranjang dengan Larena yang masih virgin ketika menikah. Tentu saja ada rasa tersinggung dan sedih. Ketika ia merasa jatuh cinta pada Jordi. Ketika mereka menghabiskan malam panas, dirinya sudah tidak virgin. Apakah itu juga yang membuat Jordi tidak bisa menempatkan dirinya sebagai prioritas?Karena sebelumnya sudah banyak tangan yang menyentuh tubuhnya. Dan jika nanti Jordi bertemu gadis yang jauh lebih baik dan masih virgin, apakah ia akan dicampakan?Arfeen menyimpan kembali handphonenya. Ia memilih untuk duduk sementara Rio dan Joni menyelesaikan tugasnya. "Yo!" Devon menghampiri, pandangannya te
Jordi berjalan perlahan ke arah suara dering handphone yang mulai ia hafal itu. Apakah mungkin gadis itu bersembunyi? Ingin bermain petak umpet begitu maksudnya! Tapi tidak mungkin! Jordi berjalan dengan begitu waspada. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Frita adalah gadis yang blak-blakan, jadi ia tidak akan mungkin melakukan permainan seperti ini. Mata elangnya menangkap bayangan yang tak biasa di balik pohon, dan itu bukan bayangan seorang wanita karena ia sudah sangat hafal seperti apa postur tubuh Frita. Namun ia akan mengikuti permainan ini. "Frita, jangan main-main! Kau tahu aku tidak suka permainan anak kecil!"ujarnya melangkah pelan-pelan. Ia sengaja berjalan dengan sangat santai, ketika sampai di sisi pohon seseorang mengayunkan tongkat bisbol ke arahnya. Dengan sigap Jordi menangkap tongkat itu, pandangannya bertemu dengan sang penyerang. Sayangnya pria yang menyerangnya menggunakan masker wajah sehingga ia hanya bisa melihat matanya saja. Tanpa pikir panjang i
Berada di pihak yang berseberangan? Kenapa Jordi berkata demikian?"Apa maksudmu?" tanya Frita menyingkirkan telapak tangan dari bibir pira itu. Jordi menghela nafas. "Kau tahu sampai kapan pun, aku akan setia pada Presdir. Kami sedang menyelidiki satu kasus, dan jika Gunawangsa terlibat ... mungkin ada kemungkinan kita berada di pihak yang berbeda. Kau ... tetap Nona Muda dari keluarga Gunawangsa!" ujar Jordi menjelaskan. Mereka sedang menyelidiki satu kasus. Kasus apa? Apakah hal itu bisa membuat Mahesvara dan Gunawangsa bermusuhan? Itukah yang Jordi maksud?Lalu apa hubungan itu dengan hubungan pribadi mereka?"Kau seorang yang profesional kan? Kau tidak akan mencampur adukan masalah hati dengan pekerjaan kan?" tuntut Frita. Jordi tak menjawab. Frita harus menghela nafas berat. Ia memang nona muda dari keluarga Gunawangsa, tapi jika keluarga besarnya terlibat kasus kejahatan ia juga tidak akan membela. "Kau tidak perlu khawatir, Jordi. Aku masih bisa menempatkan porsiku sebagai
Mario menoleh Devon dengan amarah masih menguasai. "Mereka adalah orang-orang pilihan kakakku. Kemampuan mereka di atas rata-rata, jika memang Jordi berhasil melenyapkan mereka ... artinya pria itu memang tak bisa dianggap remeh!" "Tapi Mario, jika memang mereka dilenyapkan. Tetap harus ada jasadnya kan?" Devon mengingatkan. Mario tercenung, membenarkan ucapan sahabatnya. "Benar juga, hmjika Jordi melenyapkan mereka. Pasti jasadnya dibuang ke suatu tempat. Tapi jika tak ada jasadnya ....""Aku curiga ... Jordi bukan pengawal biasa. Bukankah Arfeen bekerja di Mahesvara Group. Mungkin Jordi ... adalah anggota kelompok hitam yang dipimpin Zagan.""Anggota Federasi?" saut Mario. "Jika benar ... mungkin kita telah salah berurusan dengan seseorang!" "Yang tidak masuk diakal ... mana mungkin Arfeen dikawal oleh seorang anggota Federasi? Kecuali dia ...," baik Mario mau pun Devon saling pandang. "Tuan Muda Mahesvara?" ucap mereka serentak. "Apakah itu mungkin?" imbuh Mario sambil mengge
Larena menggertakkan gigi, mamanya benar. Mereka mengundangnya datang ke acara reuni hanya untuk mencibirnya saja! Karir cemerlang yang ia toreh di La Viva rupanya tidak cukup membuatnya disegani dan dicintai teman-temannya. Keputusannya menunggu Damian kembali telah membuatnya terus menjadi bahan olokan sebagai perawan tua. Dan ketika ia menikah pun, ia masih menjadi bahan olokan karena status Arfeen sebagai tukang sapu jalan diketahui oleh sang paman dan dibongkar di hari pernikahannya. Kecurigaan beberapa pihak tentang pernikahan kontraknya dengan Arfeen pun kerap membuatnya terpojok. Dan jika pernikahannya dengan Arfeen suatu saat berakhir, itu akan semakin membuktikan bahwa memang benar ia menjalani pernikahan kontrak hanya demi mematahkan predikat perawan tuanya. Meski hal itu memang benar adanya, tapi ia tak ingin semua orang tahu. Sepertinya ia memang harus memantapkan hati untuk mencintai Arfeen dan melupakan Damian selamanya. Dengan begitu tidak akan ada lagi yang m