Beranda / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Seperti Nyata, Tapi Kenyataannya ....

Share

Seperti Nyata, Tapi Kenyataannya ....

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-31 14:10:29

Tidak pernah Claudia melakukan ini sebelumnya: masuk ke dalam kamar mandi pria hanya untuk membantunya berkeramas.

Rasa-rasanya Claudia hanya pernah melakukan itu untuk Aland pada saat masih kecil.

“Masuk, Claudia,” titah Ryuga yang sudah berada di shower box kamar mandi. Dagunya mengedik pelan seraya manik hitamnya menyorot Claudia dalam.

“O-oke.” Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Napasnya tercekat. Jangan tanya bagaimana degup jantungnya yang sibuk bertalu-talu. Lantas Claudia menyeret kakinya agar masuk ke dalam sana untuk bergabung dengan Ryuga.

Ukuran shower box ini tidak luas, alhasil keduanya berdiri dengan jarak yang dekat. Claudia bisa merasakan napas Ryuga yang beradu dengannya.

Pandangan Claudia langsung berhadapan dengan pundak kokoh pria itu. Terkunci.

‘Fokus, Clau. Sebaiknya lihat Ryuga.’ Claudia mendongkakkan wajahnya, menatap manik hitam pria itu.

Dalam hitungan detik, Claudia langsung membuang wajahnya. Menatap Ryuga malah memacu detak jantungnya. Itu berbahaya.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
Tngineo di rumah ryuga bangun di kamar kos ...
goodnovel comment avatar
setiariana -
lho, kok tidur dikamar kos, kan claudia menginap dirumah ryuga di kamar tamu. kenapa pas bangun karena mimpi malah dikamar kos nya
goodnovel comment avatar
Nina martriana
ayo kak lanjut buat teman malam mingguan .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Interogasi Dirga

    Claudia sibuk menuangkan nasi yang sudah dimasaknya semalaman ke dalam wadah untuk dicampurkan dengan rumput laut tabur yang sudah dibelinya kemarin dari supermarket.Pada akhirnya, kemarin Claudia memilih dua jenis rumput laut untuk persediaan.“Hmm, sepertinya cukup,” ucap Claudia sambil menutup kembali penanak nasi.Raut wajahnya tampak semringah. Ditambah Claudia juga tengah mendengarkan musik melalui headset tanpa kabel yang terpasang di telinganya.Begitu membalikkan badan untuk mengambil sarung tangan plastik, netra matanya menangkap kehadiran sesosok pemuda tampan mengenakan piyama biru tua tengah memandanginya lamat-lamat sambil meminum sekaleng bir.“Dirga?!”Ekspresi Claudia tampak kebingungan. Dia segera melepaskan headset tanpa kabel di telinganya itu. Meski terkaget-kaget, Claudia tetap menghampiri Dirga.Kebetulan sarung tangan plastik yang ingin diambilnya berada di kabinet bawah tempat Dirga bersandar. Dengan satu alis yang bertaut, Claudia mencerca Dirga melalui bebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Pesona Presdir Posesif   Terpaksa Mengaku

    Tidak ada yang tidak patah hati mengetahui sosok pujaan hatinya sudah memiliki tambatan hati. Itulah yang dirasakan oleh Dirga Disastra.Keterdiaman Claudia membawa Dirga pada satu simpulan bahwa pertama, Claudia memiliki seorang kekasih dan kedua, sosok tersebut ternyata pria yang tidak disukainya.“Ryuga, Mbak?” tanya Dirga penuh penekanan. Ekspresinya benar-benar dingin. Pun, suaranya.Ditodong pertanyaan seperti itu, Claudia merasa tidak mungkin lagi bisa mengelak. Dia memberanikan diri menatap Dirga.“Y-ya, Mbak sama Ryuga memiliki hubungan–“Sudah sejauh mana, Mbak?” sela Dirga sambil menyugar rambutnya ke belakang. Rahangnya mengeras. Manik hitam tajamnya menyorot sang pujaan hati dengan kecewa.Mulut Claudia terbuka lantas mengatup lagi. Dia tidak bisa menjelaskan pertanyaan Dirga yang satu itu. Hubungannya dengan Ryuga terlalu kompleks. Claudia membatin, ‘Menghadapi Dirga lebih sulit dibandingkan Aland.’Kedua tangan Dirga mengepal begitu pikirannya terlempar pada hal-hal yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pesona Presdir Posesif   Meyakinkan Dirga

    Usai membuat bekal, Claudia langsung bersiap-siap mandi dan berpakaian. Dia mengenakan pakaian serba putih. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai. Tidak lupa Claudia menambahkan foundation di area lehernya lumayan banyak.Netra matanya menatap lamat-lamat dirinya di depan cermin. ‘Rasanya jadi canggung untuk menemui Dirga,’ batin Claudia. Kepalanya menoleh untuk melihat jam yang melingkar di pergelangan kirinya.Sudah jam enam lebih sekian. Claudia harus cepat membangunkan pemuda itu agar Dirga memiliki waktu untuk sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke kampus.Claudia berencana akan pergi lebih awal. Tentu tidak mungkin Claudia menumpang Vespa merahnya Dirga. Selain karena canggung, mungkin saja pagi ini Dirga berencana menjemput Aruna.Memastikan semuanya sudah rapi, Claudia menyelempangkan tas berwarna oranye di bahunya. Dia membulatkan tekad untuk pergi ke kamar Dirga.“Bagaimana pun, aku tidak bisa menghindari Dirga terus-terusan,” gumam Claudia mengembuskan napas berat.Beberap

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pesona Presdir Posesif   Sekali Tepuk Dua Lalat

    Dalam kehidupan ini, akan ada yang tinggal dan ada juga yang pergi. Claire Lee adalah orang yang pergi dalam hidup Claudia. Lebih tepatnya, Claudia juga memilih pergi dari kehidupan Claire.Seruan Claudia yang menyebut nama Claire membuat Dirga akhirnya ikut melihat ke arah pintu masuk.Dengan senyumnya yang cantik, Claire menyapa, “Selamat pagi, Claudia … pagi Dirga,” sapanya dengan ramah. Claire bertingkah seolah sudah melupakan apa yang terjadi kemarin.Detik berikutnya, Dirga menarik tubuh Claudia dan menempatkan wanita itu berada di belakangnya.“Ada keperluan apa Mbak ke sini?” tanya Dirga to the point. Dirga menaruh sebagian rasa hormatnya pada sosok Claire karena bagaimana pun Claire adalah dosen sekaligus dosen wali beserta tunangan dari Sambara–sepupunya.Jika bukan karena ketiga poin tadi, Dirga hanya akan menganggap Claire adalah wanita pengganggu dan tidak layak disebut manusia.“Mbak nggak punya kepentingan sama kamu, Dir,” sahut Claire terkekeh hambar. “Meskipun seharus

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pesona Presdir Posesif   Brokoli Rebus

    Nyaris saja Claudia tersandung jika dia tidak cepat-cepat berpegangan pada tiang listrik yang ada di dekatnya. Padahal sebentar lagi, dia tiba di depan mobil Ryuga yang sudah terparkir di depan supermarket.Sejenak, Claudia menutup mata dan membatin, ‘Astaga. Kapan aku tidak tersandung, sih,’ ringisnya.Di dalam mobil, baik sopir, Aruna maupun Ryuga melihatnya secara jelas.“Claudia …,” gumam Ryuga sambil menggelengkan kepala. Entah sudah yang keberapa kali Ryuga melihat kecerobohan wanita itu.Aruna mengerjapkan mata. Dia merasa dejavu melihat Claudia yang tersandung. Dia menolehkan wajah ke arah Ryuga.“Dad, Aruna turun sekarang, ya.” Gadis itu mengangkat sketchbook dalam pelukannya. “Mau mengantarkan ini ke Dirga,” beritahunya.“Nggak apa-apa ‘kan nunggu Aruna bentar?” tambah Aruna lagi. Sebenarnya saat di perjalanan tadi, Aruna sudah memberitahu Ryuga satu kali.Ryuga menganggukkan kepala. “Janji tidak lama? Kalau lama, Daddy tinggal.”Tentu Ryuga tidak serius dengan ucapannya. Apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Pesona Presdir Posesif   Mari Putus

    Tidak mau bertemu Dirga membuat Aruna berinisiatif menaruh sketchbook itu di teras rumahnya saja.“Sebaiknya taruh di teras daripada di meja, takut nggak kelihatan Dirga,” pikir Aruna seraya melirik meja di pojok ruangan. Gadis itu segera merogoh catatan dan pulpen mini di tas kecil yang Aruna selempangkan.Setidaknya Aruna harus sopan sedikit meskipun lebih sopan lagi jika mengembalikannya secara langsung.‘Maaf sketchbook-nya aku balikin di sini ya, Dirga.’Kira-kira itulah yang Aruna tulis di catatan berwarna pink kotak kecil itu sebelum menempelkannya di atas sketchbook. Lantas Aruna berjongkok untuk menaruhnya di teras.Bersamaan ketika tubuh Aruna bangkit, pintu depan rumah Dirga terbuka, menampilkan si empu rumah yang sudah tampan dengan setelan kaos putih dibalut kemeja berwarna navy berlengan pendek.“D-Dirga?!” pekik Aruna tertahankan. Tubuhnya menegak.Pandangan keduanya bertemu. Tadinya Aruna ingin langsung menyelonong pergi. Namun, Aruna mendapati wajah Dirga yang pucat.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Pesona Presdir Posesif   Memasuki Babak Baru

    “Putus?” ulang Dirga dengan kedua alis yang menukik kesal. “Nggak mau,” tolak Dirga datar. Tidak sekali pun terlintas dalam pikiran Dirga untuk memutuskan Aruna. Manik hitamnya menyorot Aruna dalam. Suara beratnya mengudara, “Tarik lagi ucapan lo, Aruna. Lo nggak akan bisa putus dari gue.” Mata besar Aruna memicing mendengar ucapan Dirga yang menggelikan dan terkesan egois. Aruna membalas, “Nggak, Dirga. Aku tetap mau putus.” Pada titik itu Dirga merasa gusar. Aruna serius meminta putus darinya? Rahang Dirga mengeras. Dia menggelengkan kepalanya. “Gue menolak, Aruna,” sahutnya tegas. Sebenarnya Aruna kebingungan menghadapi sikap Dirga yang sekarang. 'Nggak, Aruna. Jangan lengah,' batinnya. Aruna mengembuskan napas berat. Wajahnya pasti kusut dan mata besarnya terlihat habis menangis. Dia berharap Ryuga tidak akan menyadari itu. Lalu pandangan Aruna menatap Dirga dengan lelah. "Udah, Dirga. Cukup. Aku pergi," pamit Aruna membalikkan tubuhnya. Ketika itu percuma saja menahan kepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Pesona Presdir Posesif   Hapus Ingatan

    Rasanya Claudia jadi malu sendiri karena Ryuga meresponsnya dengan senyum yang tampak mempesona.Paling tidak, pria itu seharusnya mengatakan sesuatu ‘kan?“A-apa kamu tidak setuju, Ryuga?” tanya Claudia memastikan. Dia membasahi tenggorokannya dengan menelan ludahnya dalam-dalam.Sudut bibir Ryuga terangkat, kini tersenyum menyeringai. “Siapa bilang aku tidak setuju?” Raut wajahnya menunjukkan keberatan.Ryuga menarik tangannya dari Claudia hanya untuk berpindah menyelipkan poni Claudia ke belakang telinga. Dengan suara dalamnya, Ryuga berkata, “Aku bahkan setuju jika kamu ingin mengadakan pesta pertunangan kita di acara reuni kelasmu malam ini, Claudia.”Demi mendengar itu, Claudia terperangah. Yang benar saja?! Ryuga pasti–“Aku tidak sedang menggodamu. Aku serius, Claudia.” Ryuga berucap seolah mengetahui apa yang ada dalam pikiran tunangannya.Kepala Claudia menggeleng kuat-kuat di tengah rasa panas yang menjalari pipinya. Dia memalingkan wajah. Claudia membatin, ‘Tapi, nggak beg

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Yang Belum Terungkap

    Seorang Riel Waluyo sangat bisa diandalkan dalam pekerjaan, terutama dalam situasi-situasi darurat. Seperti yang terjadi lima belas menit lalu saat Lilia jatuh pingsan. Tanpa banyak bicara, Riel langsung membawanya untuk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat bersama Idellia yang ikut membantu.“Tolong cepat ditangani, Sus!”Sementara Lilia ditangani oleh dokter jaga dan suster yang bertugas, Idellia langsung menatap Riel dan menepuk bahunya.“Aku mau membelikan Idellia air minum. Kamu bisa tunggu di sini temani Lilia ‘kan, Riel?” pinta Idellia penuh harap.Riel memberikan anggukan di kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.“Thanks!” ucap Idellia sambil berlari ke luar dari UGD. Di perjalanan tadi, dia sempat mengecek ponsel untuk melihat keberadaan calon suami Lilia yang sudah diberitahu ketika Idellia masih berada di mobil.[Idellia: Cepat ke RS Permata, El! Lilia pingsan.]Hanya selang beberapa menit dokter melakukan pemeriksaan, dia menolehkan wajah untuk menatap Riel–sat

  • Pesona Presdir Posesif   Kemisteriusan Lilia

    “Aman kok, Clau, aman.”Jawaban Lilia tampak sangat meyakinkan. Bahkan untuk membuat Claudia percaya jika dirinya baik, Lilia mendaratkan satu tangannya di atas punggung tangan Claudia lantas mengusapnya lembut.“Lihat wajah gue … emang nggak kelihatan baik-baik aja, Clau?” Selagi bertanya, air wajah Lilia menunjukkan bahwa dirinya terlihat baik.Itu dia masalahnya. Jika Idellia sangat ekspresif, Lilia adalah kebalikannya. Kedua sepupu itu memiliki sifat yang berbanding terbalik. Jadi, Claudia tidak bisa memastikan. Ditambah Claudia belum terlalu mengenal Lilia lebih jauh lagi. Claudia sendiri tipe manusia yang cukup tertutup dan sulit membuka diri. Pun, dia juga merasa Lilia masuk ke dalam tipe tersebut. Itu sebabnya keduanya cocok berteman.Claudia berdehem, “Oke, aku berusaha percaya semuanya baik.” Hatinya merasa sedih. Dia paling dekat dengan Lilia dibandingkan teman-teman dosennya yang lain.Senyum Lilia mengembang, walau kelihatan agak sedikit canggung. Kepalanya mengangguk pel

  • Pesona Presdir Posesif   Extra Part

    Siang itu, Claudia sudah memiliki janji akan makan siang bersama Lilia. Dan sesuai janji Ryuga, dia tidak akan membiarkan Claudia kehilangan waktu bersama temannya meskipun sudah menikah. Hanya saja, ini tidak sesuai yang dibayangkan Claudia. Pandangannya melirik Ryuga yang melangkah bersamanya ke dalam cafe. Mendadak langkahnya berhenti. Otomatis, di sebelahnya Ryuga juga menghentikkan langkah. “Tidak bisakah kamu meninggalkanku berdua saja dengan Lilia, Ryuga?” Suara Claudia terdengar putus asa. Satu kakinya menghentak kesal. Bukan apa-apa, pertemuan makan siang ini hanya untuk dia dan Lilia. Pasti ada sesuatu, duga Claudia, mengingat Lilia tidak mengikutsertakan teman-temannya yang lain. Sebuah masalah karena Ryuga ‘kan tidak diajak. Belum sempat Ryuga memberikan respons, suara Claudia mengudara lagi. “Ayo berpisah di sini saja, Ryuga.” Ekspresi Ryuga tampak kesulitan. Dia sedikit keberatan harus meninggalkan Claudia seorang diri. Tapi, itu pilihan Claudia. Dengan suara yang en

  • Pesona Presdir Posesif   Selesai

    Claudia seringkali masih kesulitan untuk menolak permintaan Ryuga dalam urusan ranjang. Akan tetapi, sebagian besar alasannya adalah Claudia sendiri juga menikmati aktivitas keduanya. Seperti yang terjadi beberapa saat lalu, Claudia ikut dengan Ryuga ke perusahaan dan menuruti permintaannya. Mengingat itu kembali membuat Claudia tidak tahan untuk menjambak sisi rambutnya. Dia menghela napas. “Aku rasa aku sudah tidak waras!” cibir Claudia sambil menatap dirinya di depan cermin toilet. Pakaiannya sedikit berantakan dengan beberapa kancing atas yang terbuka. Ketika Ryuga menyentuhnya tadi, itu terasa tidak nyaman bagi Claudia. Tidak seperti biasanya. Demikian, dia meminta Ryuga untuk tidak menjangkau bagian dada. Setengah penasaran, Claudia mencoba menyentuh salah satu dadanya sendiri. ‘Kenapa terasa sakit, ya?’ batin Claudia sambil mengernyitkan dahinya samar. Kedua alisnya bertaut. Namun, Claudia tidak ingin memikirkannya lebih lanjut. Cepat-cepat Claudia merapikannya lalu turun

  • Pesona Presdir Posesif   Berbagi Istri

    “Sudah dua bulan ….”Pagi itu tiba-tiba saja Aruna bernyanyi dengan suara yang sumbang. Mata besarnya menatap Ryuga dan Claudia bergantian. Kepalanya miring ke arah kiri. Dia pun menyeletuk, “Kapan Aruna bisa tidur bareng Daddy sama Mommy Clau?”Dua bulan waktu yang cukup bagi Ryuga dan Claudia memiliki waktu berdua. Apalagi beberapa kali Aruna mengungsikan dirinya menginap di mansion agar orang tuanya bisa bebas berpacaran. Bukankah Aruna cukup pengertian?Sekarang, Aruna juga ingin bermanja-manja pada Ryuga dan Claudia. Masa bodoh dengan umur. Toh, Aruna setuju ‘Umur hanyalah angka.’Kemudian gadis itu bertopang dagu menggunakan kedua tangan. Mata besarnya mengerjap beberapa kali seraya memasang wajah yang penuh harap layaknya emoji.Claudia yang melihat itu terkekeh pelan. Dia menaikkan satu tangannya di atas meja makan untuk bertopang dagu. Dia berpikir sejenak, “Mmm, tanya Daddy saja, Aruna,” jawab Claudia sambil melirik Ryuga penuh maksud.“Kalau Mommy sendiri, malam ini juga ay

  • Pesona Presdir Posesif   Penjelasan Sebelum Pergi

    Ada pun, di sisi lain seorang gadis muda juga wajahnya ikut memanas dibalik selimut yang dikenakan. Beberapa detik lalu, dia mendengar suara yang memanggilnya dari luar kamar. “Anjani Ruby.”DEGSuara berat itu lagi-lagi mengudara di dalam kamar hotel yang ditempatinya. Anjani menahan napas dibalik selimut. Itu … jelas-jelas bukan suara Aruna.“Gue tahu lo nggak sakit, lo cuma menghindar dari gue ‘kan?”Mata Anjani memejam erat-erat dengan debar jantung berdebar keras mendengar celetukkan suara berat familier itu di luar kamar. Anjani merasa gamang, haruskah dia menyudahi aksi menghindarinya ini?‘Tapi, aku terlalu malu untuk menunjukkan wajah di hadapan Aland hiyaaaa!’ batin Anjani menjerit. Bahkan sangking malunya, dia tidak sanggup menceritakan hal itu pada Aruna tadi. Sangking malunya, Anjani bahkan memutuskan tidak ikut dalam acara resepsi pesta Ryuga dan Claudia.Gadis itu hanya bisa berguling-guling di atas ranjang tidur sambil memikirkan kejadian di kolam renang yang terus b

  • Pesona Presdir Posesif   Akhir Kesalahpahaman (Riel-Diana-Lilia)

    Malam itu acara resepsi berjalan lancar dan terkendali. Para tamu undangan terus berdatangan dan memberikan ucapan selamat pada kedua pengantin. Kebanyakan tamu-tamu yang hadir didominasi oleh kenalan Rudi dan Aji. Pun, Ryuga sendiri hanya mengundang kolega bisnis yang dia percaya. Kini, Tirta datang beserta istri untuk memberikan ucapan selamat. Sosok Tirta memeluk Ryuga erat-erat. “Selamat sekali lagi, Ryu.” Terdengar nada suara Tirta yang mengatakannya penuh keharuan. Akhirnya setelah sekian lama menduda, teman dekatnya itu pun menikah. Keharuan lain dirasakan Tirta karena menyaksikan sendiri perjalanan kisah cinta Ryuga dan Claudia yang cukup berliku. Ryuga menyunggingkan senyum tipisnya. Dia balas menepuk punggung Tirta. “Mmm, terima kasih, Ta.” Selagi masih berpelukan, Tirta berkesempatan untuk berbisik di telinga Ryuga, “Kamu akan suka hadiah dariku, Ryu. Jangan lupa digunakan sebaik-baiknya dengan Claudia!” Mendengar ucapan Tirta, tampaknya Ryuga tahu apa yang dihadiahkan

  • Pesona Presdir Posesif   Praktek Usai Resepsi

    Beberapa jam kemudian, saat malam menjelang acara resepsi dimulai, Aruna yang baru selesai dirias langsung tergopoh-gopoh melangkah menuju sebuah ruangan yang sudah dipersiapkan menjadi ruang tunggu pengantin.‘Pokoknya harus sempat ketemu Mommy Clau dulu!’ batin Aruna bertekad. Sebab sudah dipastikan nanti malam dia tidak akan bertemu dengan ibu sambungnya.Di sisi lain, Aruna senang karena akhirnya Ryuga dan Claudia menikah sehingga bisa hidup bersama. Di sisi lain, Aruna juga ingin memiliki banyak waktu bersama Claudia lebih lama. Tapi, Aruna lihat-lihat Ryuga sering kedapatan tidak mau berbagi Claudia dengannya.Aruna memasang senyum lemah begitu menemukan Ryuga dan Riel yang tengah mengobrol di depan ruangan pengantin. Tangannya terangkat, melambaikan tangan. “Daddy!” seru Aruna. Mata besarnya memicing, “Mommy Clau mana, Dad?” sambungnya sambil celingukan.Ditodong pertanyaan seperti itu, Ryuga langsung menjawab, “Masih di dalam, Aruna,” tunjuknya sambil mengangkat jari dan menga

  • Pesona Presdir Posesif   Perlu Napas Buatan

    Di sisi lain restoran, terdapat dua kolam renang dalam hotel Azzata. Satu berada di luar dan satu berada di dalam. Kolam renang privat di dalam ruangan terhubung dengan toilet dan ruangan ganti. Meskipun di luar juga terdapat fasilitas yang sama. Tapi, tadi … Anjani pergi ke kamar mandi yang berada dalam untuk menyelesaikan urusan pribadinya. Siapa sangka dia akan menemukan dua sosok pemuda yang sedang berenang berduaan?! Tanpa menyapa, Anjani terburu memasuki salah satu bilik kamar mandi. ‘Ada hal penting yang lebih darurat!’ Begitu Anjani ke luar dari toilet sekitar sepuluh menit kemudian, dia bermaksud menyapa dua sosok pemuda yang dikenalinya itu. Namun, pandangannya hanya bisa menangkap satu sosok pemuda saja yang masih di area kolam renang. ‘Loh, kok cuma Aland aja, sih? Perasaan tadi sama Dirga ‘kan?’ batin Anjani terdiam di depan pintu kamar mandi. Sesaat, dia merasa gamang untuk meneruskan langkah. Jantungnya berdebar lebih cepat mendapati pemuda itu sendirian. Suara bati

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status