Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Respons Baik atau Buruk?

Share

Respons Baik atau Buruk?

last update Last Updated: 2024-05-20 14:10:06

Ini namanya bunuh diri. Claudia baru saja menyadari jika apa yang dilakukannya barusan adalah kebodohan.

“Kyaaakk~ apa yang kamu lakukan, Claudia!’ rutuknya pada diri sendiri. Dia pasti tampak konyol di mata pasangan ayah dan anak itu. Alih-alih menunjukkan kepercayaan diri, dia malah bisa saja merusak reputasinya sendiri.

Claudia memutar kepalanya ke belakang, melihat Ryuga. Bibirnya berucap tanpa suara, “A-aku harus gimana?” Tak lupa, wajahnya juga memelas. “Tolong aku, Ryuga.”

Bibir tipis Ryuga menyeringai. Dia memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana dan menghampiri Claudia dengan santai.

Di saat yang bersamaan, Aruna juga mendekat setelah beberapa saat mematung. Dia terkejut mendapati dosen baru yang juga kenalan Dirga, tiba-tiba saja berada di mansion keluarganya.

“Daddy,” panggil Aruna pelan. Gadis itu menatap Ryuga serius. Sejurus kemudian, tiba-tiba Aruna melemparkan satu pukulan lemah di dada Ryuga.

“Daddy jahat banget, sih, sama Aruna ….”

Melihat itu jelas Claudia ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Muhammad Dzikri Muharam
the best, suks cludya
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Akhirnyaaa Aruna Bakal Punya ibu Sambung yg Baik hati & Selalu bisa membelanya
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
iyaa BETULLL
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Keluarga Ryuga

    Dan persis apa yang dikatakan Aruna, semua keluarga Ryuga sudah berkumpul dan menunggu kehadiran keduanya di meja makan panjang yang letaknya ada pada halaman belakang.Wajah-wajah yang Claudia lihat di dokumen yang Ryuga berikan, kini dia melihatnya secara langsung. Orang tuanya Ryuga: Rudi dan Emma, Eyang Ila, bahkan Tante Ratih dan keluarga kecilnya.Aruna berdeham lalu menyeletuk, “Calon mommy Aruna datangggg~!”“Aruna,” tegur sesosok wanita yang rambutnya hampir memutih. Eyang Ila membenarkan bingkai kacamatanya yang turun lalu menatap pada sosok di samping Aruna.Eyang Ila tersenyum, pun yang lain menyambut hangat kedatangan Claudia. Terkecuali Tante Ratih, yang senyumnya kelihatan sedikit dipaksakan.“Selamat datang, Nak.” Emma, ibunya Ryuga yang berbicara.Claudia mengangguk sopan serta senyum yang tak lepas dari bibirnya. “T-terima kasih, Tante.”“Duduklah,” ucap Ryuga menarik salah satu kursi untuk Claudia tepat di sebelahnya.Claudia tak langsung duduk di sana. Dia sempat b

    Last Updated : 2024-05-21
  • Pesona Presdir Posesif   Calon Mommy

    ‘Aku menyukai Claudia.’ ‘Itu sebabnya aku memilihnya.’ Claudia memejamkan matanya erat-erat. Lantas saat membuka mata, dia menemukan dirinya tengah berdiri di depan cermin kamar mandi tamu. “Ryuga sungguh pria berbahaya,” ucap Claudia menggelengkan kepalanya pelan. Dia mempunyai segala cara untuk membuat Claudia tak berkutik. Ryuga bahkan membuat Claudia menginap di kediaman keluarga Daksa. Itu tidak ada dalam rencana. Ryuga hanya mengundangnya untuk makan malam. Tapi, mengapa pakai acara menginap segala? Wanita itu ke luar dari kamar mandi dengan wajah tertekuk. Namun, dia berjengkit kaget saat menemukan sesosok gadis yang tengah berdiri di depan pintu kamar mandi. “Aruna,” pekik Claudia seraya memegangi jantungnya yang hampir copot. Ya, gadis itu Aruna. Dia menunjukkan wajah penuh penyesalan. “Bu Claudia, maaf aku mengganggu. Tapi, ada yang pengen aku obrolin,” ringis Aruna. Satu tangannya mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Claudia langsung mengiakan, “Ayo, Aruna. Ibu jug

    Last Updated : 2024-05-22
  • Pesona Presdir Posesif   Pelukan Lima Menit

    Melalui ekor matanya Ryuga melirik sekilas. Claudia tahu-tahu sudah ada di sebelahnya, ikut bersedekap dada dan memandang lurus ke depan. Entah bagaimana piyama milik Aruna begitu pas saat dikenakan Claudia.Wanita itu mengembuskan napas beratnya. “Aku … tidak masalah.”Ya, apa masalahnya? pikir Claudia. Buru-buru Claudia menolehkan wajahnya ke arah Ryuga, “Tolong jangan salah paham, Ryuga. Aku nggak berusaha mengambil hatinya Aruna.”Namun, Ryuga malah tersenyum. Di mata Claudia, senyum itu seperti tengah mengejeknya. Jadi, Claudia meyakinkan sekali lagi, “Aku serius. Lagipula Aruna kekasihnya Dirga—Claudia menjeda ucapannya. Dia teringat ucapan Aruna sebelumnya bahwa Ryuga mengetahui soal Dirga.Alisnya menekuk, “Ryuga,” panggil Claudia.Ryuga menyadari kala Claudia menyerukan namanya tidak secanggung dulu. Dan itu artinya sebuah kemajuan?“Ryuga.” Claudia memanggil lagi. Namun, Ryuga tidak merespons sama sekali. Dia tak bergeming di tempatnya.‘Pria ini kenapa?! Cosplay jadi patun

    Last Updated : 2024-05-23
  • Pesona Presdir Posesif   Roti Sobek Ryuga

    Esok harinya, Claudia sudah bangun pagi-pagi sekali. Dia memberanikan diri ke luar dari kamar tamu dan menuju ke satu tempat: kamar Ryuga.Pria itu sempat menunjukkan kamar yang ditempatinya semalam, “Kalau butuh apa-apa, kamu bisa datang ke kamarku, Claudia.” Kedengarannya tampak wajar, bukan? Tapi Ryuga menambahkan ucapannya, “Tenang saja, Aruna ada di kamar lain.”Memang bukan salah Ryuga jika Claudia salah menafsirkan ucapan pria itu. Hanya saja ucapan Ryuga terdengar ambigu bagi Claudia.Jarak antara kamar Ryuga dan kamarnya lumayan cukup jauh. Kamar Ryuga ada di sayap kanan sedangkan kamar Claudia di sayap kiri. Sepanjang jalan ke sana, Claudia mengedarkan pandangannya untuk melihat arsitektur bangunannya yang elegan.Sesampainya di depan kamar Ryuga, Claudia tidak langsung masuk. Dia menaikkan ponsel, mencari nomor Ryuga lalu meneleponnya. Claudia menunggu, tapi tidak ada jawaban.“Apa Ryuga masih tidur?” tebak Claudia. Semalam Claudia juga kesulitan tidur karena mengingat pelu

    Last Updated : 2024-05-23
  • Pesona Presdir Posesif   Kesalahan atau Terbawa Perasaan?

    “Sorry sorry, Aruna nggak maksud ganggu beneran!” Untuk pertama kalinya, Aruna tak sengaja hampir menyaksikan daddy-nya ‘bermesraan’ dengan seorang wanita tepat di depan mata. Dia agak menyesal harus datang di waktu yang tidak tepat. Lihat bagaimana Claudia kelabakan menatap ke arahnya setelah menjauhkan diri dari Ryuga. Wajah Ryuga tampak kesulitan, “Kenapa, Na?” tanyanya dengan suara yang sedikit serak. “Aruna pikir Bu Claudia hilang, soalnya nggak ada di kamar waktu Aruna cari. Jadi, Aruna mau tanya Daddy dan yah … ternyata Bu Claudia ada di sini,” jelas Aruna meringis sambil mengusap tengkuknya. “A-ah i-iya, Ibu ke sini karena ada yang mau ibu omongin sama daddy kamu.” Claudia melirik Ryuga dengan canggung. ‘Ayolah, buat pembelaan Ryuga!’ harap Claudia dalam hatinya. Namun, harapan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. “Claudia tidak mungkin hilang, Aruna,” kekeh Ryuga. “Dia tidak akan bisa ‘kabur’– Manik hitam Ryuga menatap Claudia yang juga tengah menatapnya, lalu melanj

    Last Updated : 2024-05-24
  • Pesona Presdir Posesif   Kasih Sayang Ryuga

    Bertemu Ryuga lagi setelah kejadian tadi membuat Claudia tetap harus bersikap profesional di depan keluarga Ryuga.Tak peduli jika detak jantung Claudia bertalu-talu saat bersitatap dengan manik hitam Ryuga. Wanita itu tersenyum kecil ke arahnya.Dan Ryuga membalas senyuman Claudia. Tanpa pernah Claudia bayangkan, Ryuga bisa melempar senyum yang hangat layaknya Ryuga tersenyum pada Aruna.Claudia terpesona, hanya sesaat sebelum menggelengkan kepalanya.Lalu Ryuga mendekati kursi Aruna dan mendaratkan satu kecupan di pipi putrinya. Aruna memprotes, “Dad, mulai sekarang jangan cium-cium Aruna sembarangan.”Mendengarnya, Ryuga menaikkan alis. Dia duduk di kursinya, terhalang satu kursi oleh Claudia untuk bisa menatap Aruna.Baru akan menanyakan maksud Aruna, Emma mewakili Ryuga, “Kenapa sayang? Malu, ya?”Bukan Ryuga namanya kalau tidak gampang tersinggung, alisnya kian menekuk. Dia hendak bertanya, namun suara Aruna lebih cepat mengudara, “Iya, Grammie. Kan, Aruna sudah besar. Terus … m

    Last Updated : 2024-05-24
  • Pesona Presdir Posesif   Kamu Marah?

    [Ryuga: Aku ingin bicara]Claudia menerima satu pesan dari Ryuga Daksa.“Aish, Ryuga nggak marah ‘kan?”Meskipun Claudia takut, tapi mau tidak mau dia harus menghadapi Ryuga dengan segala cuacanya. Claudia sudah terikat kontrak dengannya.Jadi, setelah selesai bersiap-siap, Claudia menuju pintu kamarnya untuk keluar. Wanita itu memakai pakaian selutut dengan rompi berwarna putih. Aruna memberikannya. Tapi, dia bilang itu dari Ryuga.Dan begitu Claudia membuka pintu, netranya langsung bersibobok dengan Ryuga.“Mau bicara di mana?”Ryuga mengedikkan dagunya. Itu artinya di kamar. Setengah was-was, tapi Claudia tetap membuka pintu dan mempersilakan masuk. Sebenarnya Claudia ingin sekali membiarkan pintu kamar terbuka, hanya saja dia takut Ryuga membahas soal pertunangan kontrak.“Aku rasa kamu yang berlebihan disini, Claudia,” tegas Ryuga membuka suara.Pelipis Claudia berkedut mendengarnya, “Berlebihan apanya?”Claudia berusaha menatap ke arah Ryuga yang sudah menekuk kedua alisnya. Pri

    Last Updated : 2024-05-25
  • Pesona Presdir Posesif   Hanya Tunangan Palsu

    Berubah pikiran, Claudia hendak membatalkan niat untuk pergi bersama Emma. Kini, Emma sudah ada di hadapan. Semula Claudia ragu, namun melihat Emma tersenyum–dan percayalah, senyumnya nyaris persis milik Ryuga, mengurangi rasa gugup Claudia.“T-Tante Emma, a-aku nggak bisa nemenin Tante buat pergi siang ini,” sesalnya.“Loh, kenapa, Clau? Pasti karena Ryuga, ya?” tebak Emma memasang wajah kecewa. Dia sudah bersiap-siap dan merasa senang bukan main akan pergi dengan Sang calon menantu.“Ryuga, awas saja kamu ya!”Kalau bukan putra satu-satunya, sudah Emma coret dari daftar warisan.Claudia melambai-lambaikan tangannya selagi berkata, “Bu-bukan, Tante. Aku ada urusan mendadak. Bukan karena Ryuga.”Wanita itu sudah pasrah jika Emma akan memarahi Claudia. Kepalanya tertunduk. Sejurus kemudian Claudia mengangkat kepalanya kala sebuah tangan menyentuhnya dengan hangat.“Tante kira karena Ryuga. Kalau gitu sayang banget ya, Clau,” sahutnya menunjukkan raut wajah kekecewaan. “Tante agak sedik

    Last Updated : 2024-05-25

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Tidak Diundang

    “Dirga.”Tidak hanya memanggil dengan lembut, Aruna juga mendaratkan satu tangannya di atas tangan Dirga. Mata besarnya menatap Dirga penuh harap.Pandangan Dirga jatuh, menatap tangan Aruna yang menyentuhnya. Jauh di dalam lubuk hatinya, ada perasaan yang tidak bisa Dirga jabarkan dengan gamblang.“Please … Dirga.” Aruna tampak memohon dengan suara yang lirih. Firasatnya mendadak buruk.Lantas pandangan Dirga naik untuk menatap Aruna lagi. Sekelebat wajah Garvi muncul bak layar hologram.Gadis itu kembali berucap, “Kasih tahu aku maksud kamu apa, Dir?” Tangan Aruna meremat halus tangan pemuda itu.Terdengar embusan napas berat Dirga. “Besok selesai kuliah, gue jemput lo, Aruna. Kita ketemu sama Garvi.” Dirga mengatakan itu dengan nada suara yang final.Kepala Aruna mengangguk kuat-kuat. “Oke, besok aku ikut!” sahut Aruna terdengar antusias. Dia belum menyadari keanehan yang bisa ditemukan pada Dirga.Diam-diam pemuda itu bersyukur Aruna berhenti bicara dan berhenti bertanya. Karena s

  • Pesona Presdir Posesif   Fakta Baru

    Selagi Aruna memundurkan langkah, sosok pria itu kian maju mendekati Aruna ditambah senyum seringaiannya yang tampak membuat ngeri.“T–to-long …,” gumam Aruna dengan napas yang terdengar putus-putus. Bahunya naik turun dan badannya tampak gemetar. Perasaannya bergemuruh. Entah apa yang membuatnya sampai bereaksi berlebihan seperti ini.“Runa?” panggil Anjani yang belum membaca keadaan. Dia kebingungan melihat Aruna yang tampak ringkih ketakutan.Sementara Lilia dan teman-temannya di belakang sana menyadari ada kejanggalan. Mereka persis di belakang Aruna. Dengan sigap Lilia langsung maju dan menempatkan dirinya di hadapan Aruna.Gadis itu segera dipegangi oleh Zoya dan Fanya di masing-masing kanan dan kiri. Fanya segera melayangkan pertanyaan, “Kamu baik-baik saja, Aruna?”Namun, Aruna belum memberikan respons. Zoya dan Fanya saling menatap satu sama lain seolah bertanya, ‘Apa yang terjadi?’“Aku mau berbicara dengan gadis kecil itu,” tunjuk sosok pria tadi ke arah Aruna yang tertutu

  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu untuk Pertama Kali

    “Kamu lihat Aruna, Claudia?” Usai keluar dari ruangan pintu darurat, Ryuga melirik Claudia dan baru menanyakan soal putrinya. Sebelum tiba di kampus, selain mengirimkan pesan pada Bu Yuli, Ryuga juga mengirimkan pesan untuk Aruna. Tapi, tidak ada tanda-tanda Aruna membalas pesan bahkan membacanya. Claudia menggelengkan kepalanya ragu. “Aku belum bertemu Aruna hari ini, Ryuga.” Pun, Claudia sendiri tidak keluar jauh-jauh dari ruangan dosen dan prodi. Menelisik raut wajah tampan Ryuga yang tampak gelisah, Claudia memberikan rematan halus pada tangan pria itu. Pandangannya jatuh ke arah jam tangan yang dipakainya, mengira-ngira waktu yang tersisa sebelum acara dimulai. Lantas Claudia menatap Ryuga lagi. Dia meneguk ludahnya dalam-dalam. “Kamu keberatan kalau aku meminta bantuan Dirga untuk mencari Aruna, Ryuga?” Mendengar nama Dirga disebut, Ryuga menaikkan kedua alisnya. “Pemuda itu belum pergi, Claudia?” Ryuga tidak lupa pembicaraan Dirga dan Aruna di ruang tamu rumahnya pagi itu

  • Pesona Presdir Posesif   H-3

    Dua puluh menit lagi seminar untuk career preparation dalam acara Job Fair yang diadakan kampus Tuma akan segera dimulai. Selaku dosen muda yang ikut dilibatkan, Claudia seharusnya saat ini tengah ada di aula acara tersebut. “Kenapa Tante Yuli mengajakku untuk berbicara di sini?” tanya Claudia keheranan. Dia membiarkan punggungnya bersandar di dinding tembok sambil kedua tangan tengah memeluk dirinya sendiri. Pandangan Claudia mengedar ke sekeliling, tidak ada apa pun di dalam ruangan pintu darurat. Hanya ada sebuah tangga untuk akses dari ruangan atas yang belum sepenuhnya jadi. Lima menit yang lalu Tante Yuli menemui Claudia seraya mengatakan, ‘Sebelum acara, bisa kamu ke ruangan pintu tangga darurat dekat gedung prodi kita, Clau? Ada hal penting yang Tante ingin bicarakan.’ Alih-alih mengajaknya berbicara di ruangan fakultas, Bu Yuli malah mengajaknya berbicara di ruangan pintu darurat. Sekon berikutnya, Claudia tersentak. Dia segera menegakkan tubuhnya. ‘Tunggu … Tante Yuli tida

  • Pesona Presdir Posesif   Tentang Cuti untuk Bulan Madu

    “Saya sudah menyebarkan undangan pernikahan Anda dan Bu Claudia pada kolega penting dari Daksa Company, Pak Ryuga. Kemungkinan besar … kolega yang hadir saat acara seminar nanti sudah menerima undangan pernikahan Anda, Pak.”Pandangan Ryuga terangkat, menatap lurus ke arah sekretarisnya yang sedang menjelaskan di kursi depan mobil. Sang sekretaris lanjut bicara, “Semoga saja itu tidak membuat Anda merasa tidak nyaman ada di sana, Pak Ryuga.”Sang sekretaris hanya mengikuti perintah Ryuga yang sudah menjadwalkan untuk mengirimkan undangan tiga hari sebelum acara. “Kerja bagus,” angguk Ryuga. “Terima kasih banyak, Diana,” ucap Ryuga dengan nada suara yang terdengar tulus.Di depan sana, sesaat Diana merasa tertegun. Wanita itu terkekeh sambil mengibaskan tangan ke udara, “Tolong jangan seperti itu, Pak Ryuga. Sudah tugas saya untuk membantu–“Terima kasih sudah mengurungkan niat pengunduran diri dari perusahaan, Diana.” Tanpa Diana, jadwal kegiatannya pasti akan sangat berantakan. Mesk

  • Pesona Presdir Posesif   Hot Tea - Hot Tea

    Seorang pria cenderung mengikuti logika dibandingkan perasaannya. Riel termasuk pria dengan tipe pertama. Akan tetapi, sepertinya itu tampak berbeda dengan apa yang baru saja dilakukannya. Dengan kesadaran penuh, kini Riel tengah berdiri di sebuah kamar flat–tempat yang baru didatanginya kedua kali. Tangan kanannya sudah terangkat, hendak mengetuk pintu. Namun, mendadak Riel ragu. Tapi, sudah terlanjur disini …. Alhasil tangannya menggantung di udara. Riel membuang wajah sekaligus mengembuskan napas kasarnya. Bertepatan dengan itu, pintu kamar flat tersebut terbuka dari dalam. Refleks, Riel kembali meluruskan pandangan. Maniknya langsung bersitatap dengan sosok penghuni kamar pemilik flat. Bibir Riel sudah terbuka, hendak mengatakan sesuatu selagi dia menurunkan tangan. Namun, sebelum suaranya mengudara, mulutnya dibungkam oleh sebuah tangan mungil di hadapannya. Jarak keduanya dekat sekali. Riel bisa merasakan deru napas pendek wanita di hadapannya. Sementara sang wanita juga bi

  • Pesona Presdir Posesif   Kesalahan Riel

    Selagi Ryuga mengambil tab dan catatan di ruangan kerjanya, secara bersamaan dia mendapatkan panggilan telepon dari Riel. Pria dengan tahun kelahiran yang sama dengan Claudia itu menanyakan satu dua hal terkait kontrak kerjasama dengan perusahaan lain.“Besok aku tinjau kembali terkait kontrak dari perusahaan yang kamu maksud, Riel. Sekarang, aku harus menemui Claudia dulu.” Dengan kata lain, Ryuga sedang tidak mau diganggu.Bisa berduaan dengan Claudia adalah waktu emas bagi Ryuga. Jadi, tidak boleh disia-siakan.“Baik, Pak Ryuga.”Ibu jari Ryuga yang hendak menekan tombol merah di layar ponsel tertahan saat mendengar suara Riel bicara lagi di seberang sana. “Apa Anda sedang bersama Bu Claudia, Pak Ryuga?”Mendapatkan pertanyaan itu, Ryuga mengurungkan niat untuk mengakhiri panggilan. Dia menautkan alis. “Kenapa kamu ingin tahu, Riel?” tanyanya dengan nada cukup sinis.Riel menahan napas menyadari betapa bodohnya pertanyaan itu. Dia sesaat lupa jika Ryuga benar-benar bersikap posesif

  • Pesona Presdir Posesif   Pernyataan Sayang

    Keputusan Aruna sudah benar dengan tidak ingin menambah urusan Claudia lebih banyak. Kini Claudia tengah dibuat pusing karena Emma menodongkan pertanyaan yang cukup membuat Claudia kepikiran.‘Memikirkan jawaban untuk pertanyaan Tante Em jauh lebih sulit dibandingkan memikirkan jawaban untuk pertanyaan mahasiswa,’ batin Claudia seraya menggeleng-gelengkan kepala.Saking fokus berpikir sambil melamun, Claudia sampai tidak lagi mengikuti alur cerita film yang tengah ditontonnya sejak lima belas menit lalu bersama Ryuga. Merasa diabaikan, Ryuga berusaha mencari perhatian. Bersama Claudia, Ryuga merasa menjadi pria yang haus dengan atensi dan juga … sentuhan.Demikian, Ryuga mengubah posisinya yang duduk menjadi terbaring dengan kepala yang sengaja dijatuhkan di atas paha wanita itu.Tindakan kecil Ryuga tersebut berhasil membuyarkan lamunan Claudia. Pandangan Claudia turun dan langsung bertukar pandangan dengan manik hitam Ryuga.“Beritahu aku apa yang mengganggu pikiranmu saat ini, Clau

  • Pesona Presdir Posesif   Nama yang Kembali Disebut

    Tampak seorang pemuda tengah berdiri seorang diri di dekat tempat pembelian tiket masuk. Dia baru saja membeli dua tiket untuk masuk ke dalam wahana bermain. Bibir tipisnya mengulas senyum kecil menatap tiket di tangannya lamat-lamat. Satu tiket untuk dirinya dan satu lagi untuk seorang gadis berharga baginya. Membayangkan keduanya akan menghabiskan waktu berdua membuat Dirga tersenyum sendiri. Detik berikutnya, Dirga menggelengkan kepalanya. Jangan senang dulu, pikirnya. Lantas Dirga meluruskan pandangannya. Dari jarak satu meter, Dirga melihat Aruna berjalan tidak sendirian. Gadis itu ditemani dua sosok yang sangat Dirga kenali. "Apa itu Aland sama Anjani?" gumam Dirga seraya melorotkan kacamata hitamnya ke bawah. Kedua alis Dirga menukik kesal. Sepertinya tebakannya tidak meleset. Aruna memang datang bersama Aland dan Anjani. "Udah lama nunggunya, Dir?" Hilang sudah sapaan manis dari Aruna yang biasa diucapkannya pada Dirga. Kini, Aruna tampak kehilangan minat untuk berbicara

DMCA.com Protection Status