Share

Kamu Marah?

last update Last Updated: 2024-05-25 10:32:23

[Ryuga: Aku ingin bicara]

Claudia menerima satu pesan dari Ryuga Daksa.

“Aish, Ryuga nggak marah ‘kan?”

Meskipun Claudia takut, tapi mau tidak mau dia harus menghadapi Ryuga dengan segala cuacanya. Claudia sudah terikat kontrak dengannya.

Jadi, setelah selesai bersiap-siap, Claudia menuju pintu kamarnya untuk keluar. Wanita itu memakai pakaian selutut dengan rompi berwarna putih. Aruna memberikannya. Tapi, dia bilang itu dari Ryuga.

Dan begitu Claudia membuka pintu, netranya langsung bersibobok dengan Ryuga.

“Mau bicara di mana?”

Ryuga mengedikkan dagunya. Itu artinya di kamar. Setengah was-was, tapi Claudia tetap membuka pintu dan mempersilakan masuk. Sebenarnya Claudia ingin sekali membiarkan pintu kamar terbuka, hanya saja dia takut Ryuga membahas soal pertunangan kontrak.

“Aku rasa kamu yang berlebihan disini, Claudia,” tegas Ryuga membuka suara.

Pelipis Claudia berkedut mendengarnya, “Berlebihan apanya?”

Claudia berusaha menatap ke arah Ryuga yang sudah menekuk kedua alisnya. Pri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
indah puspa
per babny terlalu pendek tlg diperpanjang donk...
goodnovel comment avatar
titin suprihatin
sama hal kek si sam anggap lo adek tp kan ko malah suka, nah kebalika lo anggap adek tapi justru dia anggapnya lain, lemah bgt jd cowo, baru gtu aja sakit, dh gtu ambekan lg, hii ga ada yg thn jd pacarnya
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
hmmm Ryuga so jual mhalll ntr lma² jg bucin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Hanya Tunangan Palsu

    Berubah pikiran, Claudia hendak membatalkan niat untuk pergi bersama Emma. Kini, Emma sudah ada di hadapan. Semula Claudia ragu, namun melihat Emma tersenyum–dan percayalah, senyumnya nyaris persis milik Ryuga, mengurangi rasa gugup Claudia.“T-Tante Emma, a-aku nggak bisa nemenin Tante buat pergi siang ini,” sesalnya.“Loh, kenapa, Clau? Pasti karena Ryuga, ya?” tebak Emma memasang wajah kecewa. Dia sudah bersiap-siap dan merasa senang bukan main akan pergi dengan Sang calon menantu.“Ryuga, awas saja kamu ya!”Kalau bukan putra satu-satunya, sudah Emma coret dari daftar warisan.Claudia melambai-lambaikan tangannya selagi berkata, “Bu-bukan, Tante. Aku ada urusan mendadak. Bukan karena Ryuga.”Wanita itu sudah pasrah jika Emma akan memarahi Claudia. Kepalanya tertunduk. Sejurus kemudian Claudia mengangkat kepalanya kala sebuah tangan menyentuhnya dengan hangat.“Tante kira karena Ryuga. Kalau gitu sayang banget ya, Clau,” sahutnya menunjukkan raut wajah kekecewaan. “Tante agak sedik

    Last Updated : 2024-05-25
  • Pesona Presdir Posesif   Bukan Sakit Biasa

    Jangan lakukan apapun sebelum aku menghubungimu lagi, Claudia.”Itu hal terakhir yang dikatakan Ryuga pada Claudia. Wanita itu berpikir sejenak selagi melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, “Memangnya aku akan melakukan apa?”Tak mau memikirkan itu lebih lanjut, Claudia teralihkan dengan kondisi rumah yang benar-benar sepi. Dia menebak jika Larissa dan Anton tidak ada di rumah.Pelipis Claudia berkedut samar, “Dirga,” gumamnya pelan.Alih-alih menuju kamar lotengnya, Claudia menyeret kakinya ke kamar Dirga yang letaknya tak jauh dari ruang tamu.“Dirr,” panggil Claudia dari luar kamar. Tangannya terangkat, mengetuk pintu.Tak ada suara. Claudia mencoba memutar knop pintu dan ternyata pintunya tidak dikunci!“Dirga, Mbak izin masuk ya!” ucap Claudia keras-keras. Rasa khawatir semakin menyerangnya. Dirga pasti ada di rumah sebab Vespa merah kesayangan pemuda itu ada di teras depan.“Dirga,” panggil Claudia lagi.Kamarnya gelap. Claudia mendekat ke sisi dinding untuk mencari saklar l

    Last Updated : 2024-05-26
  • Pesona Presdir Posesif   Pesona Duda Beranak Satu

    “Cie, kangen Aruna, ya?”Claudia mencolek lengan pemuda yang masih betah dengan posisinya itu. “Sampe demam begini,” lanjutnya terkekeh.“Apaan, sih,” kesal Dirga mengangkat kepalanya. Manik hitamnya menatap tajam, “Kenapa jadi Aruna?”Dirga kembali membaringkan tubuhnya dan menaruh kompresan di tempat semula. Dia tidak lagi memandang Claudia dan mencoba memejamkan mata.“Ya ‘kan kekasih kamu Aruna–Mata Claudia memandang penuh selidik, “Dirga, jangan bilang kamu punya selingkuhan?”“Enggaklah!” bantah Dirga.“Ya udah iya.” Claudia menyerah. Rasa gengsi Dirga terlalu tinggi untuk semudah itu mengakui. Claudia jadi menaruh rasa iba pada Aruna.Perlahan, Claudia turun dari ranjang tidur. “Mbak ke depan dulu, ya,” pamitnya lembut.Dirga hanya menggumam tidak jelas. Matanya baru terbuka kala terdengar pintu kamar ditutup. Pemuda itu menghela napas kasar, “Gue kangen lo … Mbak Claudia.”Sementara Claudia sendiri memutuskan duduk sebentar di ruang tamu untuk menunggu makanan datang. Sambil

    Last Updated : 2024-05-26
  • Pesona Presdir Posesif   Disuapi Claudia

    Sebelum pergi, Sam memutuskan untuk melihat keadaan Dirga. Saat dia masuk ke dalam kamar pemuda itu, Dirga tampak terkejut melihat sosok sepupunya tersebut.“Bang Sam?!”Sam menaikkan satu alisnya, “Clau bilang lo sakit, kenapa malah main ponsel?”Ya, Dirga tengah memegangi ponsel saat Sam masuk ke kamarnya. Pemuda itu melempar ponsel ke sisi ranjang.“Suka-suka gue,” sahutnya tak ramah. Manik hitamnya bergerak ke ke belakang Sam. “Mana Mbak Claudia?”Tidak mungkin Sam tidak bertemu Claudia ‘kan? Dirga merasa khawatir dengan perasaan Claudia.“Mmm tuh,” tunjuk Sam menolehkan wajahnya ke belakang dan sosok Claudia hendak masuk ke dalam sambil membawa nampan.“Kak, bisa tolong minggir?” tanya Claudia tanpa menatap Sam. Pria itu segera memberikan Claudia akses untuk masuk.“Mau Kakak bantu–“Nggak perlu, Kak Sam, makasih,” tolak Claudia dengan tegas.Pria jangkung itu melipat kedua tangannya di dada lalu menyandarkan sisi tubuhnya pada pintu dan menatap Dirga, “Jangan banyak bertingkah d

    Last Updated : 2024-05-27
  • Pesona Presdir Posesif   Kepergok

    Sore ini Claudia dan Dirga jadi pergi ke sebuah restoran ayam yang terletak di salah satu mall. Jaraknya setengah jam lebih dari rumah.“Biar Mbak yang traktir,” ucap Claudia sesaat setelah masuk ke dalam dan sedang melihat-lihat menu.Meskipun uang pegangan Claudia sudah sangat menipis, dia berniat mentraktir Dirga karena pemuda itu sudah baik padanya.“Apaan, sih, gue aja yang bayar,” tolak Dirga tidak terima. Egonya terluka sebagai seorang pria sejati jika sampai sang wanita yang membayar makanannya.“Nggak usah, Mbak–“Tolong ya, gue cuma mau makan ayam sama Mbak, nggak minta dibayarin pula!” sela Dirga memasang wajah dinginnya.“Oke oke, galak banget, sih,” cibir Claudia tidak habis pikir. Dia menurut saja apa kata Dirga daripada membuat pemuda itu mengeluarkan taringnya.Keduanya memesan ayam satu paket untuk dua orang, pesanan diambil dan langsung bayar, Claudia mengedarkan pandangan untuk mencari tempat duduk. Tersisa beberapa meja yang kosong. Pandangan Claudia tertuju pada s

    Last Updated : 2024-05-28
  • Pesona Presdir Posesif   Aksi Claire

    Dibandingkan kemarin-kemarin, Claire berangkat lebih pagi kali ini. Entah mengapa dia merasa … bersemangat. Dia bahkan tidak cukup tidur semalam karena tak sabar menunggu pagi. Sepanjang menelusuri koridor, Claire tidak berpapasan dengan siapa pun. Ruangan dosen juga lengang. Kaki jenjang Claire segera melangkah menuju meja kerjanya berada. Tapi, langkahnya melambat seiring netranya mendapati sebuah buket bunga Peony cantik tergeletak tak berdaya di meja sebelahnya. Ya, buket itu ada di atas meja Claudia. “Cish … siapa yang mengirimi Clau bunga?” Claire tergelak di akhir kalimatnya. Namun, dia melewatkan satu hal penting. Untuk memastikannya, Claire tak lekas ke mejanya, malah mampir pada meja Claudia. “Mungkinkah … dia?” gumam Claire sambil menarik catatan kecil yang tersemat di tengah buket tersebut. Hanya ada satu nama yang terlintas dibenak Claire. Pria yang sempat datang bersama Claudia ke apartemennya; Ryuga Daksa. Claire mendengus saat membaca isi catatannya, ‘Semangat b

    Last Updated : 2024-05-28
  • Pesona Presdir Posesif   Takdir yang Direncanakan

    Claire masih setia menunggu jawaban Claudia. Wanita itu tampak tidak baik-baik saja.“A-aku oke,” jawab Claudia singkat. Dia memutuskan duduk di kursinya dengan firasat buruk. Apalagi setelahnya, Claudia terus bersin dan tangannya mulai merasakan gatal.“Claudia.”Panggilan itu membuat Claudia tersentak. Sosok Claire kini sudah ada di sampingnya. Wanita itu mendorong kursinya agar lebih dekat dengan Claudia.“K-kenapa?” sahut Claudia tanpa menatap Claire.Sesaat Claudia mencoba tampak tenang.“Harusnya gue yang tanya itu sama lo. Lo kenapa, Clau? Lo beneran marah sama gue gara-gara yang kemarin itu?”Claire menghela napas, dia menyentuh atas permukaan tangan Claudia.Saat itu juga Claudia refleks menepisnya. Dia terus menekankan pada dirinya jika sejak kemarin, hubungan pertemanannya bersama Claire tidak bisa sama lagi seperti dahulu. Selain itu, tangannya juga sedang gatal. “Ekhem, Claire … Claudia.”Tiba-tiba saja Bu Desi sudah ada di hadapan meja Claudia. Jelas Claudia tidak menya

    Last Updated : 2024-05-28
  • Pesona Presdir Posesif   Aku Menolak

    Lahir dari keluarga terpandang, memiliki tunangan yang diidolakan banyak orang, dan memiliki kakak pria yang mendukungnya membuat Claire tampak menjadi sosok yang sangat beruntung di dunia. Sedikit saja wanita itu terluka, Claudia yakin jika banyak pihak yang akan pasang badan untuk melindungi Claire Lee. “Kamu setuju, Claudia?” Bu Yuli bertanya, memastikan sekali lagi. Ekor mata Claudia melirik Claire. Wanita itu masih mempertahankan senyumnya. Senyum yang bisa membuat siapa pun luluh padanya. Tapi, kini tidak lagi bagi Claudia. “Seandainya aku boleh menolak, bisa?” tanya Claudia memberanikan diri. Perlahan tangan Claire yang menggelayut di lengan Claudia mengendur. Dia langsung memasang raut wajah sedih. “Claudia, kenapa?” lirihnya. Pun, sepasang manik cokelat Liam yang menatapnya tajam. “Apa alasanmu menolak Claire untuk dijadikan wakil ketua?!” Bu Yuli hanya memandang Claudia, menunggu jawaban apa yang akan dikatakan wanita tersebut. Sejujurnya, semenjak kedatangan Liam Lee

    Last Updated : 2024-05-28

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!”Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian.“Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya.Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?”Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti.“Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.”Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Aruna aka

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

  • Pesona Presdir Posesif   Mas Ryuga?

    Pras mengantarkan Aruna pulang sesuai jam yang sudah ditetapkan Aji. Tidak ada keanehan. Sepanjang makan malam pun, Aruna bahkan tak segan memamerkan manik-manik yang dibelikan Pras di Pasar Sabtu. Namun, sekitar hampir jam setengah sembilan malam, gadis itu mulai terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Asma Aruna … kambuh. Dan di saat-saat seperti itu, kekhawatiran Ryuga datang dua kali lipat. Pria itu cekatan memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi. Claudia tidak diperbolehkan membantu, hanya menemani Aruna yang berbaring di ranjang tidur. Lagi-lagi Claudia dibuat terpesona. Dia beberapa kali kedapatan menggigit bibir bawahnya, menginginkan sesuatu dari suaminya itu. Akan tetapi, dengan cepat Claudia menepis jauh-jauh pemikirannya. ‘Ish, mikir apa, sih, kamu, Clau?!’ “Mom, tidur dengan Aruna, ya, malam ini?” pinta gadis itu sambil memeluk lengan Claudia. Hal itu membuat fokus Claudia teralihkan. Dia tidak langsung mengiakan. Malah melemparkan pandangan pada Ryuga yang ternyata sudah

  • Pesona Presdir Posesif   Jalan-Jalan Sore

    Ryuga menjeda ucapannya, dia belum sepenuhnya selesai. “Coba saja kalau kamu berani, Al.”Suaranya yang terdengar tegas dengan manik hitam yang menyorot tajam membuat Aland perlahan menarik kembali kepalanya ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat setelah memberikan cengiran khasnya.‘Ya mana berani kalau sama Om Ryuga.’ Aland berani menghadapi masalah lain di luar sana, tapi jika menyangkut kakak iparnya, Aland rasanya sudah menyerah duluan.Pemuda itu meneguk ludahnya dalam-dalam. “Om Ryuga kapan nggak kelihatan seremnya, sih, Mbak?” keluhnya sambil berjalan mendekati Claudia. Jari telunjuk Aland mengambang, menunjuk ke arah perut besar kakak perempuannya. “Curiga … anaknya bakal mirip Om Ryuga banget kalau sudah dewasa.”Claudia mengelus perutnya dengan sayang. Bibir cherry-nya tersenyum mendengar Ryuga dalam keadaan marah pun masih peduli padanya. “Kok mesti dicurigai segala, Al? Wajar kalau mirip Ryuga, ‘kan memang Daddy-nya.”Mendaratkan bokongnya kembali di ranjang tidur, Aland

  • Pesona Presdir Posesif   Singkat, Padat, Oke

    “Ryuga Ryuga.”Tidak ingin membuat suaminya itu cemburu dan berakhir salah paham, Claudia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi Ryuga agar mendongak supaya bertukar pandangan dengannya.Sepasang manik hitam Ryuga yang menyorotnya tajam cukup berhasil membuat Claudia terintimidasi. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Dia membatin, ‘Satu-satunya yang tahu soal Dokter Valky hanya Ayah …. Apa saja yang Ayah katakan pada Ryuga?’Claudia yakin sekali dengan soal yang satu itu. Kecil kemungkinan jika Aland yang memberitahu soal Dokter Valky.“Tolong dengarkan penjelasanku dulu, ya?” pinta Claudia dengan suara yang lembut. Karena jika dilihat dari ekspresi Ryuga yang tampak kesulitan, sepertinya akan sulit mengajaknya untuk bicara.Ryuga menggelengkan kepala. Dia sudah mendengarnya dari Aji. Kira-kira begini, “Ayah baru ingat jika dulu sebelum Claudia pergi ke kota untuk melamar sebagai dosen, Dokter Valky sempat ditugaskan di Desa ini.”Mendengar informasi itu, Ryuga menyimaknya de

  • Pesona Presdir Posesif   Cemburunya Ryuga

    Valky …Berulang kali Ryuga memikirkan nama itu saat membersihkan dirinya di kamar mandi. Seingatnya, Aruna tidak memiliki teman pria dengan nama yang disebutkan tadi.Kalau begitu, kemungkinan besar Claudia mungkin saja mengenalnya? Dilanda penasaran, cepat-cepat Ryuga menyelesaikan kegiatan mandinya itu.Saat Ryuga membuka pintu kamar mandi, manik hitamnya tak sengaja menangkap kehadiran Aji yang hendak menuju dapur rumahnya. “Baru selesai mandi, Ryu?”Ryuga hanya menjawabnya dengan gumaman. Namun, langkah kakinya mengikuti Aji menuju dapur. Hubungan keduanya sebagai menantu dan mertua tidak bisa dibilang buruk. Meskipun tidak bisa dibilang akrab, keduanya masih bisa mengobrol dalam beberapa hal, termasuk mengenai festival yang akan diselenggarakan di Desa tempat Claudia tinggal.Alasan itulah yang menyebabkan Ryuga ada di desa kediaman istrinya–Claudia.“Semuanya sudah selesai, Yah?” Selaku sponsor yang mendanai besar acara festival tersebut, Ryuga memastikan. Beberapa saat yang la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status