Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Penyebab Sariawan

Share

Penyebab Sariawan

last update Last Updated: 2024-08-09 21:00:50

Sebelum Claudia turun dari kamarnya menuju dapur untuk sarapan, sudah ada Aland dan Dirga yang duduk di meja makan. Kelihatannya keduanya sedang akur-akur saja.

Bahkan Aland dan Dirga membuat sarapan nasi goreng beserta telur ceplok spesial.

“Ini kebanyakan minyak,” komentar Aland setelah mencicipi nasi goreng buatan keduanya.

Kebetulan tadi Dirga yang menuangkan minyak. Jadi, pemuda itu mengerutkan kening lalu menyendok sedikit nasi goreng di atas wajan yang belum diangkat.

Satu dua lima detik, Dirga menelan nasi goreng yang sudah dikunyahnya. Lantas dia mendecap lidah dan merasakan langit-langit mulutnya jadi berbeda.

“Kayaknya … iya,” pikir Dirga.

Kedua pemuda itu saling bertatapan dan tidak mengetahui jika Claudia tahu-tahu sudah ada di dapur dan memperhatikan kedua adiknya itu.

“Kalian lagi ngapain?” tanya Claudia penasaran. Dia menaruh tas serta kanvas di atas kursi. Lalu memutuskan mendekat ke arah keduanya.

Aland berbalik lebih dulu. Dia bersedekap dada selagi menatap kakak pe
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
cerita clau biar dirga tidak berharap
goodnovel comment avatar
Yani Hyugie
Yuk lagiiii
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Syukurlah

    Akibat pertanyaan Aland tadi, alhasil Claudia memikirkannya lagi saat jam pertama mengajarnya selesai.‘Apa iya gara-gara itu? Tapi, masa, sih?’ pikir Claudia tidak habis pikir. Dengan kesadaran penuh Claudia merabai bibirnya dengan satu tangan. Lalu Claudia menggigit bagian sariawannya yang berada tepat di pinggir bibir bawah.Tidak terlalu sakit, sih, hanya lidah Claudia gatal saja ingin menyentuhnya terus-menerus.‘Ish, Claudia … kurang kerjaan sekali kamu memikirkan hal itu,’ rutuknya kemudian. Rasa-rasanya lebih pantas dan lebih baik Claudia mengevaluasi pembelajarannya di kelas.Saat ini Claudia tengah duduk di kursi ruangan dosen mejanya. Dia tidak ada jadwal mengajar lagi sebelum mengisi kelas terakhir pukul sebelas di kelas non reguler B2.Tidak sengaja pandangan Claudia mengarah pada meja sebelahnya. Tentu itu masih meja Claire Lee. Perasaan Claudia … entahlah. Wanita itu memutuskan menatap berkas yang ada di mejanya saja.Tangan yang menyentuh bibirnya tadi beralih menyentu

    Last Updated : 2024-08-10
  • Pesona Presdir Posesif   Permintaan Maaf Sepaket dengan Pelukan

    Meja makan yang cukup untuk dua belas orang itu hanya diisi oleh Emma, Ratih, dan Aruna. Terlihat lengang untuk ukuran mansion yang luas di kediaman keluarga Daksa.Seperti biasa, Aruna meminum susu kotak strawberry-nya dengan serius sebelum melanjutkan ceritanya lagi tentang sosok yang dikaguminya.“Oh iya, Bu Claudia–“Claudia Claudia terus, tidak bisakah kamu membahas yang lain, Aruna?” sela Ratih melayangkan tatapan protesnya.“Kalau kamu tidak suka mendengarnya, kamu boleh pergi dari meja makan ini, Ratih.” Perkataan Emma yang lempeng itu membuat Ratih tersinggung sehingga adik iparnya itu pergi setelah memutar bola matanya.Aruna yang melihat itu mengerjapkan matanya, cukup terkejut mendapati Emma pertama kalinya berbicara seperti itu. Emma yang mengerti tatapan Aruna padanya lekas tersenyum.“Grammie masih ingin mendengar ceritamu soal Claudia. Abaikan saja soal Ratih, dia hanya merusak mood saja,” jelas Emma pada cucunya itu.Benar juga, pikir Aruna. Gadis muda tersebut pun me

    Last Updated : 2024-08-10
  • Pesona Presdir Posesif   See You, Daddy Aruna

    “Ay ay, Aruna hadirrr, Bu Claudia!” Tidak usah bertanya betapa senangnya Aruna mendapatkan telepon itu dari calon Mommy-nya. Gadis itu langsung mengangkatnya. Emma mencondongkan tubuh ke arah Aruna lantas mencolek lengan cucunya tersebut. Wanita paruh baya itu juga senang dan terlebih penasaran. “Sayang, tolong keraskan panggilan teleponnya.” Mendengar suara Emma, Claudia langsung kicep. Dia merasa mendapatkan kejutan. Tubuhnya menegak dalam duduknya. Aruna menuruti permintaan Emma untuk menyalakan pengeras suara. “Aruna … kamu lagi di mana?” tanya Claudia pelan, memastikan. Ketika Claudia menanyakan itu, suara lembutnya telah terdengar oleh anggota keluarga Daksa sehingga yang menjawab pertanyaan tersebut adalah Emma. Selanjutnya Aruna menyesali keputusannya karena dia kalah cepat oleh Sang Grammie untuk berbicara dengan Claudia. “Aruna sedang di mansion Tante, Claudia. Kamu mau mampir hari ini? Sudah lama semenjak terakhir kali kamu datang ke sini, sayang.” Emma berharap dala

    Last Updated : 2024-08-10
  • Pesona Presdir Posesif   Pernyataan Dimitri

    “Pak Dimitri?!” panggil Claudia setelah menyadari siapa sosok pria bertubuh jangkung yang tahu-tahu sudah berdiri di depan meja kerjanya.Claudia buru-buru memasukkan ponselnya ke dalam tas. Wanita itu membatin, ‘Sejak kapan Pak Dimitri ada di sini? Dia dengar pembicaraanku tidak, ya?’ panik Claudia.Melalui tatapannya, Claudia seakan memberitahu kekhawatiran yang dimilikinya pada Dimitri. Jadi pria berkacamata min itu menyeletuk, “Saya akan pura-pura tidak mendengar apa yang Bu Clau ucapkan saat di telepon barusan.”Entah Claudia harus senang atau tetap gelisah mendengar pengakuan Dimitri. Itu artinya pria itu mendengar jelas.‘Ya ampun, aku tadi bilang apa? Daddy-nya Aruna?!’ batin Claudia. Pipinya kembali memerah. Namun, Claudia berusaha mengendalikan dirinya.“Terima kasih atas pengertiannya, Pak Dimi,” ucap Claudia melemparkan senyumnya dengan canggung. Dia lalu bertanya, “Apa Pak Dimi mencari saya?”Pasalnya Dimitri berdiri di depan meja dosennya. Sudah pasti Dimitri memiliki ke

    Last Updated : 2024-08-10
  • Pesona Presdir Posesif   Sabtu: Serius, Aku Butuh Kamu

    Beberapa detik kemudian, Claudia baru menyadari jika dia tidak perlu menanyakan itu pada Dimitri.Wanita itu membuang wajah. ‘Suka-suka aku mau menyukai pria yang seperti apa,’ ucap Claudia dalam hatinya.Pandangan Claudia beralih lagi menatap Dimitri tepat di maniknya. Dia tidak merasakan debar kala dirinya menatap Ryuga. Itu artinya sudah dipastikan, Claudia tidak menyukai Dimitri.“Itu hak Bu Clau, tentu saja …,” ucap Dimitri sambil tetap tersenyum. Raut wajahnya masih terlihat seperti tadi. Namun, matanya menyorot kecewa.“Saya tidak berhak melarang atau menghakimi pilihan pria Bu Claudia. Mengenai perasaan saya, itu jelas bukan tanggung jawab Bu Clau. Itu urusan saya,” jelas Dimitri lebih lanjut.Pada titik itu Claudia menatap Dimitri tidak mengerti. Sesaat pria itu menunjukkan kalau dia seperti keberatan, tapi sesaat lagi, Dimitri seolah tidak masalah jika Claudia berujung menolaknya.Dimitri semakin mengukir senyum di bibirnya. “Tidak perlu Bu Claudia jawab. Saya tahu … saya di

    Last Updated : 2024-08-10
  • Pesona Presdir Posesif   Dijemput Ryuga yang Kesekian

    Jam mengajar Claudia sudah selesai pada pukul satu lebih lima menit. Namun, mahasiswa di kelas non reguler weekend sempat menahan Claudia terlebih dahulu.“Bu Clau, kami punya sesuatu buat Ibu.”Begitu awal mulanya hingga beberapa dari mereka maju menghampirinya dan memberikan beberapa barang: mulai dari surat, kertas watercolor yang sudah berisi gambar, cokelat batangan, camilan ringan bahkan sabun mandi dengan merk nama-nya.Lebih berkesannya lagi, wajah dari sabun merk tersebut diganti oleh wajah Claudia yang ditempel dengan selotip bening.“Ehh, Ibu baru tahu loh kalau ada sabun merk ini,” celetuk Claudia dibuat speechless. Matanya mengerjap lucu.Ketika menerima sabun dengan tiga warna yang berbeda dengan masing-masing sebanyak lima buah membuat Claudia mengerjapkan matanya. Kedua tangannya sudah penuh oleh macam-macam hadiah tersebut.Salah satu seorang gadis yang memberikan sabun tersebut menyeletuk, “Saya juga nggak sengaja lihat, Bu Clau. Ternyata ada … saya sengaja kasih Ibu

    Last Updated : 2024-08-11
  • Pesona Presdir Posesif   Harum Sabun atau Harum Claudia?

    “Penyebabnya tidak penting, Ryuga,” jawab Claudia setelah beberapa saat terdiam. Dia memalingkan wajah, menatap keluar jendela mobil.Beberapa detik berikutnya, Claudia bisa merasakan pria itu menggeser posisi duduknya agar lebih mendekat padanya.‘Ryuga mau apa?’ bingung Claudia.Sebuah tangan meraih dagunya pelan dengan lembut. Menggunakan jempol tangan dan jari telunjuknya, Ryuga memutar wajah Claudia ke arah kiri, menghadap wajahnya.Netra mata Claudia langsung bersitatap dengan pemilik tangan tersebut.“Buku mulutmu, Claudia,” ucap Ryuga memandangi bibir cherry wanita itu.Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Kepalanya menggeleng. Tangannya naik menyentuh tangan Ryuga untuk melepaskannya dari dagu.“Lepas, Ryuga,” pinta Claudia baik-baik. Dia mencoba menarik lengan Ryuga turun. Namun, alih-alih menuruti permintaan Claudia, jari besar Ryuga malah merambat naik menyentuh bibir bawah Claudia.“Aku hanya ingin melihat seberapa parah sariawannya,” tegas Ryuga yang masih bersikukuh.S

    Last Updated : 2024-08-11
  • Pesona Presdir Posesif   Membuatku Mual Part 2

    Claudia tidak turun sendirian. Bukan Ryuga namanya kalau tidak memaksa ikut. Dia mengkhawatirkan Claudia. Maksudnya bagaimana jika wanita itu tersandung?“Kenapa sekarang jalanmu lebih cepat dariku, Claudia?” tanya Ryuga menaikkan satu alisnya. Dia baru bisa menyamakan langkah karena Claudia buru-buru pergi setelah turun dari mobil.‘Aku menghindarimu, Ryuga,” pekik Claudia dalam batinnya. Kejadian di mobil membuat Claudia seperti kehilangan akal sehatnya. Rasa-rasanya Claudia ingin membenturkan kepalanya ke jendela kaca mobil saja. Tapi, pasti itu akan sangat menyakitkan.Claudia membuka mulut, bersuara, “Tidak kok, Ryuga, aku berjalan seperti biasanya,” alibinya.Detik setelah itu, tahu-tahu Claudia bisa merasakan pundaknya ditarik mendekat ke arah Ryuga. Pria itu merangkulnya.“Hanya khawatir jika kamu tersandung atau jatuh,” jawab Ryuga seakan mengerti tatapan Claudia padanya.Manik hitam Ryuga menatap sebentar ke arah Claudia lantas pandangannya turun ke bawah, melirik high heels

    Last Updated : 2024-08-12

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!” Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian. “Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?” Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti. “Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.” Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Arun

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

  • Pesona Presdir Posesif   Mas Ryuga?

    Pras mengantarkan Aruna pulang sesuai jam yang sudah ditetapkan Aji. Tidak ada keanehan. Sepanjang makan malam pun, Aruna bahkan tak segan memamerkan manik-manik yang dibelikan Pras di Pasar Sabtu. Namun, sekitar hampir jam setengah sembilan malam, gadis itu mulai terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Asma Aruna … kambuh. Dan di saat-saat seperti itu, kekhawatiran Ryuga datang dua kali lipat. Pria itu cekatan memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi. Claudia tidak diperbolehkan membantu, hanya menemani Aruna yang berbaring di ranjang tidur. Lagi-lagi Claudia dibuat terpesona. Dia beberapa kali kedapatan menggigit bibir bawahnya, menginginkan sesuatu dari suaminya itu. Akan tetapi, dengan cepat Claudia menepis jauh-jauh pemikirannya. ‘Ish, mikir apa, sih, kamu, Clau?!’ “Mom, tidur dengan Aruna, ya, malam ini?” pinta gadis itu sambil memeluk lengan Claudia. Hal itu membuat fokus Claudia teralihkan. Dia tidak langsung mengiakan. Malah melemparkan pandangan pada Ryuga yang ternyata sudah

  • Pesona Presdir Posesif   Jalan-Jalan Sore

    Ryuga menjeda ucapannya, dia belum sepenuhnya selesai. “Coba saja kalau kamu berani, Al.”Suaranya yang terdengar tegas dengan manik hitam yang menyorot tajam membuat Aland perlahan menarik kembali kepalanya ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat setelah memberikan cengiran khasnya.‘Ya mana berani kalau sama Om Ryuga.’ Aland berani menghadapi masalah lain di luar sana, tapi jika menyangkut kakak iparnya, Aland rasanya sudah menyerah duluan.Pemuda itu meneguk ludahnya dalam-dalam. “Om Ryuga kapan nggak kelihatan seremnya, sih, Mbak?” keluhnya sambil berjalan mendekati Claudia. Jari telunjuk Aland mengambang, menunjuk ke arah perut besar kakak perempuannya. “Curiga … anaknya bakal mirip Om Ryuga banget kalau sudah dewasa.”Claudia mengelus perutnya dengan sayang. Bibir cherry-nya tersenyum mendengar Ryuga dalam keadaan marah pun masih peduli padanya. “Kok mesti dicurigai segala, Al? Wajar kalau mirip Ryuga, ‘kan memang Daddy-nya.”Mendaratkan bokongnya kembali di ranjang tidur, Aland

  • Pesona Presdir Posesif   Singkat, Padat, Oke

    “Ryuga Ryuga.”Tidak ingin membuat suaminya itu cemburu dan berakhir salah paham, Claudia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi Ryuga agar mendongak supaya bertukar pandangan dengannya.Sepasang manik hitam Ryuga yang menyorotnya tajam cukup berhasil membuat Claudia terintimidasi. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Dia membatin, ‘Satu-satunya yang tahu soal Dokter Valky hanya Ayah …. Apa saja yang Ayah katakan pada Ryuga?’Claudia yakin sekali dengan soal yang satu itu. Kecil kemungkinan jika Aland yang memberitahu soal Dokter Valky.“Tolong dengarkan penjelasanku dulu, ya?” pinta Claudia dengan suara yang lembut. Karena jika dilihat dari ekspresi Ryuga yang tampak kesulitan, sepertinya akan sulit mengajaknya untuk bicara.Ryuga menggelengkan kepala. Dia sudah mendengarnya dari Aji. Kira-kira begini, “Ayah baru ingat jika dulu sebelum Claudia pergi ke kota untuk melamar sebagai dosen, Dokter Valky sempat ditugaskan di Desa ini.”Mendengar informasi itu, Ryuga menyimaknya de

  • Pesona Presdir Posesif   Cemburunya Ryuga

    Valky …Berulang kali Ryuga memikirkan nama itu saat membersihkan dirinya di kamar mandi. Seingatnya, Aruna tidak memiliki teman pria dengan nama yang disebutkan tadi.Kalau begitu, kemungkinan besar Claudia mungkin saja mengenalnya? Dilanda penasaran, cepat-cepat Ryuga menyelesaikan kegiatan mandinya itu.Saat Ryuga membuka pintu kamar mandi, manik hitamnya tak sengaja menangkap kehadiran Aji yang hendak menuju dapur rumahnya. “Baru selesai mandi, Ryu?”Ryuga hanya menjawabnya dengan gumaman. Namun, langkah kakinya mengikuti Aji menuju dapur. Hubungan keduanya sebagai menantu dan mertua tidak bisa dibilang buruk. Meskipun tidak bisa dibilang akrab, keduanya masih bisa mengobrol dalam beberapa hal, termasuk mengenai festival yang akan diselenggarakan di Desa tempat Claudia tinggal.Alasan itulah yang menyebabkan Ryuga ada di desa kediaman istrinya–Claudia.“Semuanya sudah selesai, Yah?” Selaku sponsor yang mendanai besar acara festival tersebut, Ryuga memastikan. Beberapa saat yang la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status