Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Dijemput Ryuga yang Kesekian

Share

Dijemput Ryuga yang Kesekian

last update Huling Na-update: 2024-08-11 07:40:08

Jam mengajar Claudia sudah selesai pada pukul satu lebih lima menit. Namun, mahasiswa di kelas non reguler weekend sempat menahan Claudia terlebih dahulu.

“Bu Clau, kami punya sesuatu buat Ibu.”

Begitu awal mulanya hingga beberapa dari mereka maju menghampirinya dan memberikan beberapa barang: mulai dari surat, kertas watercolor yang sudah berisi gambar, cokelat batangan, camilan ringan bahkan sabun mandi dengan merk nama-nya.

Lebih berkesannya lagi, wajah dari sabun merk tersebut diganti oleh wajah Claudia yang ditempel dengan selotip bening.

“Ehh, Ibu baru tahu loh kalau ada sabun merk ini,” celetuk Claudia dibuat speechless. Matanya mengerjap lucu.

Ketika menerima sabun dengan tiga warna yang berbeda dengan masing-masing sebanyak lima buah membuat Claudia mengerjapkan matanya. Kedua tangannya sudah penuh oleh macam-macam hadiah tersebut.

Salah satu seorang gadis yang memberikan sabun tersebut menyeletuk, “Saya juga nggak sengaja lihat, Bu Clau. Ternyata ada … saya sengaja kasih Ibu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
catatanintrovert
kakak wkwk
goodnovel comment avatar
Yani Hyugie
Makanya pak ryu...jng cuma cium di bibir...cium bagian lainnya uga...upppssss jadi enak x_x
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Pesona Presdir Posesif   Harum Sabun atau Harum Claudia?

    “Penyebabnya tidak penting, Ryuga,” jawab Claudia setelah beberapa saat terdiam. Dia memalingkan wajah, menatap keluar jendela mobil.Beberapa detik berikutnya, Claudia bisa merasakan pria itu menggeser posisi duduknya agar lebih mendekat padanya.‘Ryuga mau apa?’ bingung Claudia.Sebuah tangan meraih dagunya pelan dengan lembut. Menggunakan jempol tangan dan jari telunjuknya, Ryuga memutar wajah Claudia ke arah kiri, menghadap wajahnya.Netra mata Claudia langsung bersitatap dengan pemilik tangan tersebut.“Buku mulutmu, Claudia,” ucap Ryuga memandangi bibir cherry wanita itu.Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Kepalanya menggeleng. Tangannya naik menyentuh tangan Ryuga untuk melepaskannya dari dagu.“Lepas, Ryuga,” pinta Claudia baik-baik. Dia mencoba menarik lengan Ryuga turun. Namun, alih-alih menuruti permintaan Claudia, jari besar Ryuga malah merambat naik menyentuh bibir bawah Claudia.“Aku hanya ingin melihat seberapa parah sariawannya,” tegas Ryuga yang masih bersikukuh.S

    Huling Na-update : 2024-08-11
  • Pesona Presdir Posesif   Membuatku Mual Part 2

    Claudia tidak turun sendirian. Bukan Ryuga namanya kalau tidak memaksa ikut. Dia mengkhawatirkan Claudia. Maksudnya bagaimana jika wanita itu tersandung?“Kenapa sekarang jalanmu lebih cepat dariku, Claudia?” tanya Ryuga menaikkan satu alisnya. Dia baru bisa menyamakan langkah karena Claudia buru-buru pergi setelah turun dari mobil.‘Aku menghindarimu, Ryuga,” pekik Claudia dalam batinnya. Kejadian di mobil membuat Claudia seperti kehilangan akal sehatnya. Rasa-rasanya Claudia ingin membenturkan kepalanya ke jendela kaca mobil saja. Tapi, pasti itu akan sangat menyakitkan.Claudia membuka mulut, bersuara, “Tidak kok, Ryuga, aku berjalan seperti biasanya,” alibinya.Detik setelah itu, tahu-tahu Claudia bisa merasakan pundaknya ditarik mendekat ke arah Ryuga. Pria itu merangkulnya.“Hanya khawatir jika kamu tersandung atau jatuh,” jawab Ryuga seakan mengerti tatapan Claudia padanya.Manik hitam Ryuga menatap sebentar ke arah Claudia lantas pandangannya turun ke bawah, melirik high heels

    Huling Na-update : 2024-08-12
  • Pesona Presdir Posesif   Beritahu Aku Alasannya

    Banyak hal yang berkecamuk dalam benak Claudia. Wanita itu tersenyum lemah ke arah Ryuga.“Benar. Sebaiknya tidak usah datang saja ‘kan, Ryuga?” Claudia menginginkan sebuah validasi. Untuk yang satu itu, dia belum bisa mengambil keputusannya sendiri.“Mmm, tidak usah, Claudia,” angguk Ryuga. Karena situasinya juga tidak tepat mengingat apa yang terjadi di antara Claudia dan Claire. Wanita bernama Glenka itu bilang teman kuliahnya Claudia ‘kan?Claudia mengerti. Dia segera melanjutkan langkah untuk membeli salep. Tiba di hadapan apoteker, Claudia segera mengutarakan niatnya.“Permisi, Mbak. Ada salep buat sariawan?”Apoteker itu menganggukkan kepala. “Ada, biar saya ambilkan dulu.”“Tolong rekomendasikan yang paling bagus,” ucap Ryuga memberikan tambahan yang langsung diangguki lagi oleh apoteker tersebut.Tangan Claudia hendak menurunkan tas di bahunya untuk mengeluarkan dompet. Melihat itu, Ryuga menahan lengan Claudia.“Aku saja yang membayar, Claudia.” Ryuga mengeluarkan dompet dar

    Huling Na-update : 2024-08-12
  • Pesona Presdir Posesif   Berusaha Keras Menjadi ... Miskin?

    Satu hal yang Claudia syukuri adalah Ryuga pria yang mau mendengarkan. Sebenarnya itu satu dari banyak hal. Claudia mencoba untuk tetap terlihat tenang. Dia juga tidak mengalihkan pandangan dari Ryuga. Meskipun Claudia cukup terintimidasi oleh manik hitam Ryuga saat ini. “Aku dan Pak Dimi memang sempat mengobrol tadi,” ucap Claudia membuka awal ceritanya. Kedua tangannya mengepal erat di atas pahanya. Jantung Claudia berdebar bukan main. Kali ini dia benar-benar takut untuk memberitahu Ryuga. Berbagai pikiran berkecamuk dalam isi kepalanya. Sementara Ryuga dengan kesabarannya yang setipis tissue dibagi dua berusaha menahan diri untuk tidak mendesak Claudia menceritakan isi pembicaraannya dengan Dimitri. Meskipun tunangannya, Claudia tetaplah manusia yang memiliki privasi. Ryuga tidak berhak mengusik kehidupan Claudia terlalu jauh. “Pak Dimi mengaku kalau dia menyukaiku, tapiiii hanya sebatas itu saja kok, Ryuga.” Claudia menganggukkan kepala, berusaha meyakinkan Ryuga yang sudah

    Huling Na-update : 2024-08-12
  • Pesona Presdir Posesif   Mommy Clau

    Sekitar hampir satu jam kurang, Ryuga dan Claudia tiba di mansion keluarga Daksa. Padahal ini bukan kunjungan pertama, tapi Claudia masih merasakan gugupnya seperti pertama kali berkunjung.“T-tunggu dulu, Ryuga,” cegah Claudia menahan lengan Ryuga yang hendak turun dari mobil.Kepala Ryuga menoleh, menatap Claudia dengan bingung. “Ada apa, Claudia?”“Penampilanku … tidak berantakan ‘kan?” tanya Claudia memastikan.Manik hitam Ryuga mulai memindai penampilan Claudia. Mulai dari rambut, tangan Ryuga naik untuk menyelipkan poni Claudia dibalik telinga kanannya. Lalu tangan besar itu merambat turun dan berhenti di kancing kedua Claudia yang tidak dikaitkan.‘Bisakah Ryuga menyingkirkan tangannya dari sana?’ teriak Claudia yang merinding sendiri dengan apa yang dilakukan Ryuga.“Sepertinya sudah rapi,” ucap Claudia mencoba melepaskan tangan Ryuga dari kancing kemejanya. Tapi, tenaga Ryuga jauh lebih besar sehingga percuma saja usaha Claudia.“Kancingkan dulu, Claudia.” Itu jelas perintah.

    Huling Na-update : 2024-08-13
  • Pesona Presdir Posesif   8/10

    Melihat Claudia mematung, Aruna merasa tidak enak sendiri karena memanggil Claudia ‘Mommy’ tanpa seizin wanita yang berstatus sebagai tunangan Daddy-nya itu.Aruna buru-buru menambahkan ucapannya, “Maksudku, calon Mommy he he he,” cengirnya.Menyadari Aruna tampak salah tingkah dan kikuk, sebagai Sang nenek, Emma ikut bersuara, “Maaf ya, Claudia. Aruna kayaknya udah nggak sabar kepengin kamu jadi Mommynya dia,” kekehnya.Claudia menunjukkan senyumnya, tampak tulus. Sejujurnya, dia hanya terkejut dengan panggilan Aruna yang spontan. Jantung Claudia bahkan berdebar mendengarnya.“Nggak apa-apa, Tan,” sahut Claudia. Kepalanya menoleh ke arah Aruna. Dia menunjuk kursi di sebelah gadis itu yang kosong. “Boleh duduk di situ nggak, Aruna?” tanya Claudia meminta izin.Mata besar Aruna membola serta terpancar aura binar kesenangannya. “Eh?bB-boleh kok, Bu Clau.” Selepas itu, Aruna menundukkan wajahnya. Rasanya canggung sendiri mengingat dirinya yang lepas kendali.‘Aruna bodoh! Kenapa mulutnya

    Huling Na-update : 2024-08-14
  • Pesona Presdir Posesif   Yang Diam Aku Apa-Apakan

    Seharusnya Claudia tidak perlu memberitahu hal itu.Claudia tidak berhenti merutuk dirinya sendiri yang kini sudah berada di mobil untuk melanjutkan perjalanan ke kantor polisi. Ada sekitar setengah jam Claudia mengisi energi dengan menyantap makanan buatan Emma.*Setengah jam laluTampaknya Aruna yang paling merasa bersalah karena menanyakan itu. Dia merasa tidak enak. “Maaf, aku nggak bermaksud–“Uhm nggak apa-apa, Aruna,” potong Claudia dengan senyum di bibirnya. Ekspresi wajah Claudia tidak memperlihatkan gurat kesedihan.Dia mengangkat sendok yang berisikan potongan wortel dan kentang beserta sedikit kuah sop. “Sop iga Tante Em enak, cukup mengobati rasa kangenku sama masakan Mama. Terima kasih … Tante Em.”Netra Claudia memandang Emma penuh tatapan haru. Dia merasakan semua orang memandanginya, termasuk … Ryuga. Manik pria itu menyorot dalam ke arah Claudia.“Tinggal di sini saja, Claudia,” jawab Ryuga enteng. “Kamu bisa merasakan masakan Ibuku setiap hari,” pikirnya. Ah, modusn

    Huling Na-update : 2024-08-15
  • Pesona Presdir Posesif   Aku Bukan Pengecut

    Begitu sampai di kantor polisi, Claudia kembali dibuat gugup. Dia menarik lengan Ryuga untuk menghentikan sejenak langkah mereka yang sudah tiba di depan pintu masuk.“Sebentar, Ryuga. Aku ingin mengatur napasku dulu,” pinta Claudia.Wajah putihnya terlihat pucat.Tangan yang ada dalam genggaman Ryuga terasa dingin. Tubuh Ryuga menghadap ke arah Claudia agar manik hitamnya bisa tepat menatap netra mata wanita itu.“Lihat aku, Claudia,” pinta Ryuga dengan tegas. Claudia menurut. Pandangannya naik untuk bisa bersitatap dengan Ryuga.“Aku tahu kamu bukan wanita pemberani,” ucap Ryuga membuka kalimat awalnya dengan suara yang tegas. Namun, belum apa-apa Claudia merasa sudah dijatuhkan oleh pria yang selalu mengatakan jika mereka bertunangan. Claudia merengut pelan. Alisnya naik sebelah.‘Ryuga ingin bilang aku pengecut?’ batin Claudia mendadak kesal.Ayolah … Ryuga sudah mengatainya wanita konyol, wanita aneh, bahkan pernah menyebutnya bodoh, dan sekarang … bukan wanita pemberani?Mana Ry

    Huling Na-update : 2024-08-15

Pinakabagong kabanata

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!” Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian. “Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?” Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti. “Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.” Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Arun

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

  • Pesona Presdir Posesif   Mas Ryuga?

    Pras mengantarkan Aruna pulang sesuai jam yang sudah ditetapkan Aji. Tidak ada keanehan. Sepanjang makan malam pun, Aruna bahkan tak segan memamerkan manik-manik yang dibelikan Pras di Pasar Sabtu. Namun, sekitar hampir jam setengah sembilan malam, gadis itu mulai terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Asma Aruna … kambuh. Dan di saat-saat seperti itu, kekhawatiran Ryuga datang dua kali lipat. Pria itu cekatan memastikan kebutuhan Aruna terpenuhi. Claudia tidak diperbolehkan membantu, hanya menemani Aruna yang berbaring di ranjang tidur. Lagi-lagi Claudia dibuat terpesona. Dia beberapa kali kedapatan menggigit bibir bawahnya, menginginkan sesuatu dari suaminya itu. Akan tetapi, dengan cepat Claudia menepis jauh-jauh pemikirannya. ‘Ish, mikir apa, sih, kamu, Clau?!’ “Mom, tidur dengan Aruna, ya, malam ini?” pinta gadis itu sambil memeluk lengan Claudia. Hal itu membuat fokus Claudia teralihkan. Dia tidak langsung mengiakan. Malah melemparkan pandangan pada Ryuga yang ternyata sudah

  • Pesona Presdir Posesif   Jalan-Jalan Sore

    Ryuga menjeda ucapannya, dia belum sepenuhnya selesai. “Coba saja kalau kamu berani, Al.”Suaranya yang terdengar tegas dengan manik hitam yang menyorot tajam membuat Aland perlahan menarik kembali kepalanya ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat setelah memberikan cengiran khasnya.‘Ya mana berani kalau sama Om Ryuga.’ Aland berani menghadapi masalah lain di luar sana, tapi jika menyangkut kakak iparnya, Aland rasanya sudah menyerah duluan.Pemuda itu meneguk ludahnya dalam-dalam. “Om Ryuga kapan nggak kelihatan seremnya, sih, Mbak?” keluhnya sambil berjalan mendekati Claudia. Jari telunjuk Aland mengambang, menunjuk ke arah perut besar kakak perempuannya. “Curiga … anaknya bakal mirip Om Ryuga banget kalau sudah dewasa.”Claudia mengelus perutnya dengan sayang. Bibir cherry-nya tersenyum mendengar Ryuga dalam keadaan marah pun masih peduli padanya. “Kok mesti dicurigai segala, Al? Wajar kalau mirip Ryuga, ‘kan memang Daddy-nya.”Mendaratkan bokongnya kembali di ranjang tidur, Aland

  • Pesona Presdir Posesif   Singkat, Padat, Oke

    “Ryuga Ryuga.”Tidak ingin membuat suaminya itu cemburu dan berakhir salah paham, Claudia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi Ryuga agar mendongak supaya bertukar pandangan dengannya.Sepasang manik hitam Ryuga yang menyorotnya tajam cukup berhasil membuat Claudia terintimidasi. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Dia membatin, ‘Satu-satunya yang tahu soal Dokter Valky hanya Ayah …. Apa saja yang Ayah katakan pada Ryuga?’Claudia yakin sekali dengan soal yang satu itu. Kecil kemungkinan jika Aland yang memberitahu soal Dokter Valky.“Tolong dengarkan penjelasanku dulu, ya?” pinta Claudia dengan suara yang lembut. Karena jika dilihat dari ekspresi Ryuga yang tampak kesulitan, sepertinya akan sulit mengajaknya untuk bicara.Ryuga menggelengkan kepala. Dia sudah mendengarnya dari Aji. Kira-kira begini, “Ayah baru ingat jika dulu sebelum Claudia pergi ke kota untuk melamar sebagai dosen, Dokter Valky sempat ditugaskan di Desa ini.”Mendengar informasi itu, Ryuga menyimaknya de

  • Pesona Presdir Posesif   Cemburunya Ryuga

    Valky …Berulang kali Ryuga memikirkan nama itu saat membersihkan dirinya di kamar mandi. Seingatnya, Aruna tidak memiliki teman pria dengan nama yang disebutkan tadi.Kalau begitu, kemungkinan besar Claudia mungkin saja mengenalnya? Dilanda penasaran, cepat-cepat Ryuga menyelesaikan kegiatan mandinya itu.Saat Ryuga membuka pintu kamar mandi, manik hitamnya tak sengaja menangkap kehadiran Aji yang hendak menuju dapur rumahnya. “Baru selesai mandi, Ryu?”Ryuga hanya menjawabnya dengan gumaman. Namun, langkah kakinya mengikuti Aji menuju dapur. Hubungan keduanya sebagai menantu dan mertua tidak bisa dibilang buruk. Meskipun tidak bisa dibilang akrab, keduanya masih bisa mengobrol dalam beberapa hal, termasuk mengenai festival yang akan diselenggarakan di Desa tempat Claudia tinggal.Alasan itulah yang menyebabkan Ryuga ada di desa kediaman istrinya–Claudia.“Semuanya sudah selesai, Yah?” Selaku sponsor yang mendanai besar acara festival tersebut, Ryuga memastikan. Beberapa saat yang la

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status