Share

Penolakan Aji

last update Last Updated: 2024-09-16 21:59:36

“Tunangan Claudia?” ulang Aji tanpa melepaskan pandangan dari pria yang Tisya bilang sebagai Ryuga Daksa.

Detik setelahnya, Aji memutuskan pandangan dan menolehkan wajahnya pada Tisya. Ekspresinya tampak kesulitan. Dia bertanya, “Kamu tidak sembarangan bicara, Tisya?”

Barangkali Tisya salah mengenali orang. Tidak mungkin Claudia memiliki seorang tunangan tanpa memberitahunya.

Tisya menggelengkan kepalanya. “Tidak kok,” ucapnya. Dia yakin sekali pria yang semalam bersama Claudia adalah orang yang baru saja turun dari mobil mewah di depan halaman kantor desa.

Lantas Tisya menatap Aji dengan sungkan. “Untuk lebih jelasnya, Pak Aji bisa bertanya sendiri pada Claudia.” Mendadak Tisya merasa bahwa memberitahu Aji adalah tindakan yang salah.

Jadi, wanita itu buru-buru pamit dengan membenarkan tali tas bahunya. “Ma–mari, Pak Kades, permisi.”

Tidak ada alasan bagi Aji untuk menahan Tisya lebih lama. “Ya,” sahutnya. Maka, dia pun segera menyeberang. Aji penasaran dengan sosok pria tampan yang t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Binti Suciati
mungkin ayahnya Claudia pernah direndahkan oleh klrg istrinya yg notabene orang kaya,JD dia ga mau terulang pada Claudia menikah dgn orang kaya,mungkin itu alasannya
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
Ajiiiiii Hartanto ...
goodnovel comment avatar
Ceweganong Ceweganong
si tisya terlalu ikut campur sama urusan orang lain, seharusnya kalo udah tau pak aji belum tau soal pertunangan Claudia, gak perlu ngotot ingin memberitahu. cukup tau saja !
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Putuskan Ryuga!

    Satu jam kemudian, Claudia sedang duduk di kursi dosennya sambil memberikan penilaian untuk gambar-gambar dari hasil praktek menggambar kemarin.Sesekali Claudia melirik ponselnya. Dia membatin, ‘Kenapa Ryuga belum menghubungiku sama sekali ya?’Jujur saja, Claudia penasaran. Apakah Ryuga sudah bertemu ayahnya? Dia ingin sekali menghubungi Ryuga, untuk sekadar memastikan. Namun, entah apa yang menahannya untuk melakukan itu.Menggelengkan kepalanya, Claudia mencoba untuk kembali fokus pada pekerjaannya. Tangan Claudia meraih sketchbook berikutnya. Dan Dia ternyata sketchbook bermotif strawberry itu milik Aruna.Mendadak saja Claudia tersenyum.‘Kuda laut?’ batin Claudia menautkan satu alisnya ketika melihat binatang yang menjadi objek gambar Aruna.Selagi memperhatikan itu, tanpa Claudia sadari, seseorang mendekat padanya. Seorang teman dosennya.“Claudia!”Panggilan itu sontak membuat Claudia mengangkat pandangan untuk melihat siapa sosok yang memanggilnya.Sudut bibir Claudia menyun

    Last Updated : 2024-09-16
  • Pesona Presdir Posesif   Kedengkian Berujung Kehilangan

    Selama beberapa saat, Claudia hanya bisa menarik napas dan mengembuskan napasnya perlahan. ‘Apa Ayah masih bisa mengubah pikirannya?’ Claudia bertanya-tanya dalam batinnya. Tak lama, dia memutar kursinya ke depan lagi. Napasnya tercekat saat mendapati sesosok wanita yang sempat dibicarakannya dengan Lilia. “Claire?!” seru Claudia mengerutkan dahinya samar. Wanita itu berdiri di depan meja dosen Claudia seraya memandang wajahnya tanpa ekspresi. Beberapa dosen yang ada di dalam ruangan tampak menoleh penasaran. Namun, tidak berniat untuk ikut campur. Berbeda dengan Lilia yang sudah sigap berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat. "Ayo bicara untuk terakhir kalinya ... karena setelah ini, mungkin kita nggak akan pernah bertemu lagi, Clau." Claire mengatakan itu dalam satu kalimat lantas membalikkan tubuh yang langsung berhadapan dengan Lilia. Belum sempat Lilia berucap, Claire lebih dulu bersuara dengan dingin. "Minggir, gue nggak punya urusan sama lo!" Kepala Claire m

    Last Updated : 2024-09-18
  • Pesona Presdir Posesif   Tangga Darurat (Versi Aruna Dirga)

    Tanpa disadari baik Claudia maupun Claire, ternyata ada dua mahasiswi yang mengintip dibalik tembok tidak jauh dari Gazebo sedang memperhatikan keduanya beberapa saat lalu.Lebih tepatnya, posisi itu dekat dengan pintu tangga darurat.“Sebenarnya kamu ngapain ngintipin Bu Claudia sama Bu Claire?” heran si mahasiswi pertama sambil bersedekap dada lantas menghembuskan napas.“Sudah ah … Ayo ke kelas, Aruna. Kita nanti dicariin kalau lama-lama,” ucapnya lagi setengah merengut. Dia tidak peduli lagi dengan urusan apa yang dimiliki temannya hingga berbuat demikian.Memang kedua dosen muda nan cantik itu sedang menjadi topik perbincangan hangat di seantoro kampus.“Sebentar, Anjani,” keluh Aruna yang masih sibuk dengan ponsel di tangannya.Baru saja Aruna mengirimkan beberapa foto pada Ryuga. Dia juga mengirimkan pesan di bawahnya yang bertuliskan, ‘Sepertinya Bu Claire menyesali perbuatannya pada Bu Clau, Dad.’Tidak ada yang menyuruh Aruna melakukan itu. Ryuga juga … tidak. Aruna hanya b

    Last Updated : 2024-09-18
  • Pesona Presdir Posesif   Menemui Kakek

    'PAK DIMITRI?!’Mata besar Aruna terbelalak mendapati sosok Dimitri yang kelihatan menaruh curiga baik pada dirinya maupun Dirga.“E–eh, permisi, Pak,” ucap Aruna yang memutuskan untuk segera pergi dari sana. Tapi, tidak semudah itu karena Dimitri dengan refleks memegangi pergelangan tangan gadis itu.Aruna menatapi tangannya yang dicekal Dimitri. Pun, begitu juga Dirga dan Dimitri sendiri yang langsung melepaskan tangan Aruna dalam sekali hentakan.“Saya tanya, kalian ngapain ke luar cuma berduaan di pintu tangga darurat?” Kali ini suara Dimitri terdengar lebih serius dari ucapannya sebelumnya. “Kalau main langsung pergi, saya curiga kalian sudah berbuat sesuatu,” kata Dimitri bergantian menatap Aruna lalu Dirga.“K-kita cuma ngobrol,” jawab Aruna dengan panik. Pandangannya naik untuk melirik Dirga. “Ya ‘kan, Dirga?” Mata besar Aruna sedikit memelotot, bermaksud mengkode Dirga untuk mengiakan.‘Tolong bilang iya!’ Kira-kira seperti itu bila disuarakan.“Mmm, kita cuma ngobrol,” angg

    Last Updated : 2024-09-20
  • Pesona Presdir Posesif   Alasan Kebencian Aji

    Keterkejutan Claudia menghibur Bahtiar dan Aland yang langsung tertawa cukup keras di tempatnya.Claudia menautkan kedua alisnya. Dia merasa telah ditipu! Satu kakinya menghentak kesal. Kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuh.“Kakek membohongiku supaya aku bisa datang menemui Kakek?” tanya Claudia menggelengkan kepalanya.Bahtiar menepuk-nepuk sebelah sofa yang masih luas. “Duduklah, Claudia.”“Tidak mau,” tolak Claudia tanpa pikir panjang. Dia hendak membalikkan badannya dan pergi. Namun, suara Aland mencegah pergerakannya.“Bukan Kakek, tapi gue,” kata Aland mengakui. Dia lantas membalikkan tubuhnya untuk menatap sang kakek. Aland kembali tersenyum.“Bagaimana, Kek? Ideku berhasil ‘kan? Sudah kukatakan Mbak Claudia pasti datang–”“–AW AW AW sakit sakit sakit!” ringis Aland kala merasakan telinga kanannya mendapatkan jeweran ganas dari tangan Claudia.Tangan Aland berusaha menepuk-nepuk tangan Claudia agar melepaskannya. “MBAK SAKIT!”Sebelum benar-benar melepaskannya, Claudia m

    Last Updated : 2024-09-20
  • Pesona Presdir Posesif   Ketidakakuran Ayah dan Kakek Claudia

    “Jelaskan, Aland!” Seandainya apa yang diucapkan cucu laki-lakinya itu benar, maka Bahtiar tidak akan membiarkan Claudia bersama pria tidak normal seperti Ryuga. Bahtiar tidak mengenal Ryuga secara personal. Mungkin setelah ini, dia akan mulai mencari tahu mengenai anak tunggal dari keluarga Daksa tersebut. “Baik, Kakek,” sahut Aland menarik napas terlebih dahulu. Claudia gelisah dalam duduknya. Netra matanya menatap marah ke arah Aland. ‘Bisa-bisanya Aland berpikir demikian tentang Ryuga … dari sudut mananya Ryuga tampak seperti— Sesaat Claudia terdiam. Dia juga pernah salah mengira Ryuga sebagai gigolo. “Kamu pasti salah paham,” geleng Claudia dengan dahi yang mengerut. Aland turut menggelengkan kepala. Dia mengatakan, “Mbak ingat waktu gue nonton pertandingan bola voli di kampus Tuma, gue sempat pergi ke toilet ‘kan ….” Aland sibuk menjelaskan kejadian di toilet kala dia mendapati Ryuga dan Riel dalam posisi yang tampak salah di matanya. Selagi mendengarkan, Claudia mengembu

    Last Updated : 2024-09-21
  • Pesona Presdir Posesif   Rencana Dadakan

    Seharian ini Claudia dibuat gelisah. Usai kembali ke kampus setelah makan siang bersama, dia terus memikirkan ucapan Bahtiar yang mengatakan, “Besok pagi Ayahmu akan datang. Kakek akan bicara dengannya mengenai hubunganmu dan Ryuga, Claudia.” Tidak ada tanda-tanda Sang Ayah menghubungi Claudia lagi setelah Bahtiar menelepon Aji. Pun, begitu juga dengan Ryuga yang sampai detik ini tidak ada kabar. Claudia menggelengkan kepalanya. ‘Sudahlah, Clau. Mungkin Ryuga sibuk, jadi tidak sempat menghubungimu.’ Detik berikutnya, ponsel Claudia berbunyi pendek, menandakan ada pesan yang masuk. Wanita itu memutuskan untuk melipir di tepi koridor. Ya, kini Claudia tengah berjalan ke arah parkiran hendak pulang. [Ryuga: Aku merindukanmu, Claudia.] [Ryuga: Aku di parkiran kampus.] Membaca pesan tersebut otomatis membuat kedua sudut bibir Claudia menyunggingkan senyum. Perutnya terasa digelitik ribuan kupu-kupu. Claudia dengan cepat membalas pesan itu. [Claudia: Oke, aku ke sana sekarang, Ryuga

    Last Updated : 2024-09-22
  • Pesona Presdir Posesif   Ditolak Mundur atau Ditolak Malah Ngegas?

    *Siang tadiPenolakan Aji tidak membuat Ryuga mengurungkan niatnya untuk tetap menjadi donatur bagi program baru yang akan dijalankan di desa tempat Claudia tinggal.Pria itu menyerahkan uang tersebut kepada Sekretaris Desa untuk dikelola.“Maafkan saya, Pak Ryuga,” ucap Riel memecah keheningan di dalam mobil. Atas perintah dari Ryuga, keduanya kembali ke kota di hari yang sama.“Tidak perlu, Riel,” dengus Ryuga yang tidak menyukainya ucapan permintaan maaf Riel barusan. Manik hitamnya melirik Riel sekilas. “Itu sama sekali bukan kesalahanmu.”Meskipun begitu, Riel tetap merasa dirinya kurang maksimal. Jarang-jarang hasil pekerjaannya mengecewakan Ryuga.“Apa yang akan Pak Ryuga lakukan selanjutnya?” Riel memutuskan bertanya. Dia akan melakukan pekerjaan lainnya dan berjanji akan memberikan hasil yang memuaskan.Ryuga tidak menangkap konteks pembicaraan Riel mengarah kemana. Namun, dia menyahut dengan suara dalamnya, “Aku akan pergi ke toko perhiasan.” Seringaian tipisnya terbit.Mend

    Last Updated : 2024-09-23

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Mengembalikan Cincin Peony

    Jika bukan karena disibukkan oleh berbagai aktivitas, Claudia lebih rentan terserang penyakit pikiran. Baik memikirkan tentang dirinya maupun sosok terdekatnya seperti pernikahan Lilia yang akan terjadi besok.“Aruna coba gaunnya di ruangan ganti dulu ya, Mommy.”Kesadaran Claudia pulih. Dia menganggukkan kepala saat melihat Aruna dibantu oleh satu orang karyawan untuk mencoba gaun yang sudah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya.“Eng~ Mommy tunggu di sini,” jawab Claudia mempersilakan. Satu tangannya naik begitu Aruna melambaikan tangannya. Senyum di bibir cherry Claudia terbit menatap punggung kepergian Aruna yang hilang dibalik pintu ruangan ganti tersebut.Mengenai ucapan Aruna tadi, Claudia sempat membalas sebelum mengajaknya kembali berjalan agar tidak membiarkan Garvi dan Pras menunggu terlalu lama.Claudia mengatakan, ‘Untuk kebaikan masing-masing, Mommy dan Bu Claire memang memutuskan agar tidak kembali bersama seperti sebelumnya.’“Apakah Nyonya juga ingin mencoba gaunnya sekar

  • Pesona Presdir Posesif   Sepotong Pembicaraan

    Kegiatan olahraga berakhir, kegiatan Claudia di kampus pun selesai. Claudia berusaha untuk tidak memikirkan soal Lilia lebih lanjut karena sekarang ini dia akan menemui Aruna untuk pergi ke suatu tempat. “Mommy!” Baru saja Claudia tiba di pintu utama Gimnasium, dia mendengar suara ceria Aruna memanggilnya dari arah samping. Diperhatikannya Aruna yang mendadak memelankan langkah sambil tersenyum malu-malu saat bertukar pandangan dengan dosen-dosen yang ikut berjalan ke luar bersama Claudia. ‘Duh, takutnya Mommy malu kalau aku samperin,’ ringis Aruna merasa gamang. Kini, hampir seantero kampus mengetahui jika Claudia adalah Mommy muda-nya Aruna. Sebenarnya kesalahan ada pada dirinya karena dia tidak bisa menahan diri untuk mengunggah kebersamaannya dengan Claudia di sosial media. Dan secara tidak sengaja, Aruna beberapa kali menunjukkan sikap manjanya di hadapan publik. “Rasanya aku pengen seret Aruna ke sini deh, Clau,” celetuk Zoeya yang merasa gemas dengan tingkah malu-malu Aru

  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Kekecewaan

    “Jawabanku tetap tidak!”Detik setelah Idellia melayangkan sebuah penolakan pada teman-teman dosennya, dia meraih bola voli yang ada di dekat kakinya untuk dia pukul sekuat tenaga ke tengah lapangan yang untungnya tidak mengenai dosen lainnya yang ada di sana.Bahunya naik turun menahan amarah yang tiba-tiba saja melambung tinggi begitu Fanya menanyai hal yang tidak ingin Idellia dengar, ‘Besok kamu hadir di pernikahan Lilia ‘kan? Ingat, kalian itu sepupuan loh, Del. Masa kamu tega tidak akan datang, sih?’Satu bulan semenjak Lilia mengumumkan tanggal pernikahan, saat itulah berakhirnya hubungan sepersepupuan Idellia dan Lilia. Mata Idellia memerah kala mengingat hari saat dirinya terpukul dengan kabar bahagia itu. Dia menatap Fanya dengan buas seolah ingin menerkamnya. Sebelum Idellia sempat melakukan sesuatu, aksinya tertahan oleh teriakkan di bawah sana.“APA ADA MASALAH, GUYS?”Sontak baik Idellia maupun yang lain menatap ke bawah lapangan. Seorang pria yang sangat mereka kenali

  • Pesona Presdir Posesif   Sesi Curhat

    Membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari flat Diana menuju kediaman Ryuga. Selagi menunggu kedatangan sekretarisnya, Ryuga kembali masuk ke dalam kamar. Manik hitamnya langsung menyorot ke arah Claudia yang tengah menyisir rambut panjangnya di depan meja rias. Ada banyak pertimbangan dalam kepala Ryuga sampai dia menyeletuk, “Temui Diana besok saja. Kamu perlu istirahat yang cukup malam ini, Claudia.” Refleks, Claudia menolehkan wajahnya ke arah Ryuga yang saat ini berjalan menghampiri. Sorot mata Claudia penuh akan protes. “Loh, kenapa? Aku sudah cukup istirahat tadi siang, Ryuga.” Tiba di hadapan Claudia, Ryuga mendaratkan kedua tangannya di bahu Sang wanita. Tubuh tegapnya setengah membungkuk dan kepalanya saling bersejajar. Suara dalam Ryuga berbisik, “Diana sepertinya mengalami patah hati jilid kedua. Aku tidak ingin kamu merasa terbebani ketika mendengarkan cerita Diana nanti.” Melalui meja rias itu pandangan Claudia dan Ryuga saling bersinggungan. Butuh waktu beberapa det

  • Pesona Presdir Posesif   Izin Ryuga

    Panggilan telepon tersambung. Namun, alih-alih suara Ryuga yang terdengar, suara lembut Claudia yang menyapa, “Halo, Diana.” Ketika Claudia sedang asyik-asyiknya memainkan sebuah permainan salon di ponsel Ryuga, nama Diana tertera di layar. Tanpa berpikir panjang, Claudia menggeser ibu jarinya ke arah tombol berwarna hijau. “Kamu masih di sana, Diana? Mau berbicara dengan Ryuga, ya?” Karena tidak ada respons dari lawan bicaranya, Claudia bertanya lagi. “Ryuga sedang di kamar mandi. Nanti aku sampaikan jika kamu menghubungi.” “E–eh, kalau begitu, aku bicara dengan Mbak Clau saja,” ucap Diana dengan suara yang terdengar serak. Hal itu disadari Claudia. Sesaat dia terdiam sebelum kembali menyahut, “Ada apa, Diana?” Entah karena mendapati pertanyaan singkat itu atau karena mendengar suara Claudia yang khawatir, Diana hampir menangis dalam sambungan telepon. Dengan satu tangan yang memegang ponsel dan tangan lainnya meremas gaun di bagian dadanya yang terasa sesak, Diana menimpali,

  • Pesona Presdir Posesif   Berbesar Hati

    Sepanjang perjalanan pulang, Diana benar-benar mengunci mulutnya rapat. Kepalanya menghadap ke arah jendela mobil, enggan menatap Riel yang sedang menyetir. Isi pikirannya sedang membuat keributan sehingga Diana memutuskan diam.‘Tidak bisa, Diana. Tidak bisa kalau begini!’Sementara Riel terus-menerus melirik ke arah Diana dengan perasaan khawatir. Pria itu mengembuskan napas berat saat mobil yang dikendarainya tiba di parkiran flat. Lantas Riel membuka suara, “Beritahu aku apa yang membuatmu tidak nyaman.”Mendengar Riel menyeletuk demikian, Diana menyunggingkan senyum getirnya. “Kamu masih boleh berubah pikiran, Riel.”Usai mengatakan hal tersebut, baru Diana menolehkan wajah. Riel menatapnya tidak mengerti. Dan reaksi itu membuat Diana tiba-tiba saja tertawa dengan miris.Pada satu titik, Diana merasa tidak bisa menahan kegilaannya. Tubuhnya mulai bergetar, menahan tangis yang ingin wanita itu ledakan. Belakangan, Diana terlalu dibuat bahagia. Sekarang, Diana tahu jika kebahagian

  • Pesona Presdir Posesif   Diana, Lilia, dan Keluarga Waluyo

    Diana hanya pernah bertemu wanita itu satu kali di malam resepsi pernikahan Ryuga Claudia. Untuk pertama dan terakhir kali itu, wanita tersebut sudah menegaskan bahwa dia dan Riel tidak memiliki hubungan apa pun.“Kenapa Lilia juga ada di sini, Yel?” tanya Diana tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Aku belum menceritakan padamu soal Lilia dan Kak Nuel. Nanti saja, Diana,” jawab Riel seadanya karena langkahnya sudah semakin dekat di meja makan. Tangan Riel menggenggam tangan Diana lebih erat daripada sebelumnya seiring semua pandangan mata tertuju ke arah keduanya.Memberanikan diri, Diana membalas tatapan itu satu persatu hingga terakhir Diana bertukar tatapan dengan Lilia Lua Latesha. Refleks, Diana juga melemparkan senyum.Kala itu Lilia bereaksi di luar kendalinya. Dia membuang wajah karena tidak sengaja menatap ke arah tangan Diana dan Riel yang saling bertautan. Lilia membatin, ‘Ada apa sama lo sebenarnya, Li!’Karena entah ada apa masalahnya, perasaannya seperti tengah dicubit

  • Pesona Presdir Posesif   Kisah Kita Bukan Drama Korea

    Sesi perpisahan Aruna dan Dirga sudah berakhir. Pemuda itu melerai pelukannya pada tubuh Aruna dengan berat hati. Kedua sudut Dirga tertarik ke atas, memperlihatkan senyum yang Aruna inginkan sejak dulu.Merasa diperhatikan, refleks Aruna ingin menolehkan wajah. Akan tetapi, aksinya tertahan oleh tangan besar yang mendarat di puncak kepalanya. Suara Dirga mengudara, “Berani menolehkan wajah, aku akan menganggapmu ingin kembali padaku, Aruna.”Mata besar Aruna menyipit. ‘Apaan, sih, Dirga,’ ucapnya tidak habis pikir.Detik berikutnya, Aruna merasakan kepalanya diusap dengan sayang. Sesuatu yang tidak pernah Dirga lakukan sekali pun. Mata besar Aruna memejam, dia mengepalkan kedua tangan. Dengan sikap tegas dan berani, dia menepis lengan Dirga, membuatnya cukup terkejut dengan reaksi Aruna.“Udah ‘kan? Aku mau masuk.” Aruna tidak ingin terbawa suasana hanya karena sikap Dirga yang satu itu.Sementara Dirga tampak mengembuskan napas berat. “Kamu bisa masuk sekarang.” Karena Dirga tidak m

  • Pesona Presdir Posesif   Mari Jangan Pernah Bertemu Lagi

    Tampan tapi tidak berperasaan. Julukan itu cocok disematkan untuk seorang Dirga Disastra. Akan tetapi, sejujurnya Dirga hanya cukup payah mengakui apa yang dia rasakan. Apa dia cemburu melihat kedekatan Aruna dan Pras? Dirga hanya menautkan kedua alisnya sambil mendengus kasar begitu mobil yang dikendarainya berhenti tepat di posisi Aruna dan Pras berdiri. Tanpa menatap Aland, Dirga berkata, “Turun duluan, Al.” Suara rendahnya terdengar dingin. Pun, ekspresinya. Mengembuskan napas, Aland menganggukkan kepala, “Oke.” Sementara di luar mobil, Aruna terang-terangan melihat ke arah jendela kaca mobil yang terbuka. Dia tidak menyadari jika Pras sudah menurunkan kepala untuk berbisik rendah di telinganya, “Kamu berhutang penjelasan, Aruna.” Kedua tangan Aruna mengepal di sisi tubuh. Dia sama sekali tidak menyesali tindakannya pada Pras. Gadis itu membatin, ‘Cuma ini satu-satunya cara.’ “Apalagi, Al?” tanya Dirga keheranan melihat Aland yang tidak kunjung ke luar dari mobil. Saat Dirga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status