Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Bedakan Urusan Pekerjaan dan Pertemanan

Share

Bedakan Urusan Pekerjaan dan Pertemanan

last update Last Updated: 2024-05-14 14:10:36

Usai kelas terakhir, Claudia kembali ke ruang dosen lantas menaruh beberapa buku di loker sebelum dirinya pulang.

Saat menutup pintu loker, dia tak sengaja menatap ke arah jari manisnya yang tersemat cincin berlian pemberian Ryuga.

Senyumnya terbit. Namun, hanya bertahan beberapa detik. Claudia menggelengkan kepala dan mengerjapkan mata, ‘Ngapain aku senyum segala?!’

Claudia rasa ada yang salah dengan dirinya. Terlebih soal sikapnya yang berani membalas perlakuan Claire dan dua dosen muda tadi. Memikirkan itu membuat Claudia tanpa sadar melamun.

Salah satu dosen yang kebetulan berdiri tak jauh dari Claudia akhirnya menegur. “Claudia, kamu nggak apa-apa?”

Perlahan Claudia memutar kepalanya ke arah sumber suara. Ternyata Bu Desi. Claudia langsung tersenyum … sedikit kikuk. “Eh, Bu Desi,” sapanya. “Baru selesai kelas, Bu?” tanya Claudia mengalihkan topik.

Dia dengan cepat mengunci pintu loker dan menurunkan tangannya.

“Iya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (13)
goodnovel comment avatar
Nine teen
dirga sepertinya menyukai claudia
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Nah Loe ... Ryuga Jealous
goodnovel comment avatar
titin suprihatin
tau nih clau jgn plokos amat jd cewe, ga lihat sikap si dirgantara ke lo gimana, dah jelas lah itu suka. jangan lembek amat ya, tar disangka dia lo kasih harapan, bnr kata ryu ga belom sehari dah selingkuh si clau
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Kamu Menipuku!?

    Mata Dirga menyorot dingin saat pria bernama Ryuga menarik Claudia dan membisikkan sesuatu di telinga wanita itu. Jadi, seperti ini rupanya sosok Ryuga.Tak butuh waktu lama bagi Dirga untuk menarik Claudia agar membuatnya aman di sisinya.“Ada keperluan apa Anda ke sini?”Ryuga sempat mengerutkan dahi mendengar perkataan Dirga lalu melempar pandangan ke arah Claudia.“Mbak sama Ryuga ada urusan kerja, Dirga.” Claudia berucap lebih cepat. Dia membasahi bibir bawahnya.Saat ini pikiran Claudia sedang ribut. Kehadiran Ryuga membuka ingatan Claudia ketika di parkiran tadi. Soal Aruna ….“Gue nggak nanya Mbak,” sahut Dirga ketus. Dia menatap lurus-lurus ke arah Ryuga. “Gue tanya dia.” Tunjuk Dirga dengan dagunya.Ryuga mendengus kasar. Satu tangannya masuk ke dalam saku celana. Manik hitam miliknya menatap tajam Dirga.“Jawabannya sama seperti Claudia.” Ryuga menyahuti Dirga tak kalah ketus.Berani sekali p

    Last Updated : 2024-05-14
  • Pesona Presdir Posesif   Jangan Berpikir yang Aneh-Aneh

    Tanpa ragu Claudia menggelengkan kepalanya. Dia membatin, ‘Untuk apa aku kecewa?’.Claudia sempat menarik napas sebelum menjawab, “Aku cuma … terkejut. Gimana pun Aruna mahasiswa dan aku dosen di sini.” Itu yang menjadi kekhawatiran Claudia.Dia menatap tepat di manik hitam Ryuga. “Apa Aruna tahu soal pertunangan ini?” tanyanya lagi.Giliran Ryuga yang menggelengkan kepala. Pria itu lalu mengucapkan sesuatu yang lagi-lagi membuat jantung Claudia berdegup kencang.“Karena ini pertunangan kontrak, kamu tidak perlu repot-repot mengambil hatinya Aruna,” jeda Ryuga. “Kecuali … kalau kamu memang berniat menikah denganku.”Lidah Claudia kelu untuk sekadar membalas ucapan Ryuga. Dia bahkan tidak menyadari jika sosok Dirga melewatinya untuk menuju parkiran motor.Tapi itu tak luput dari perhatian Ryuga. “Kulihat kamu populer di kalangan pria muda.” Ryuga mengalihkan pandangan dari sosok Dirga yang berjalan menjauh untuk kembali menatap ke

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pesona Presdir Posesif   Cocok dalam Urusan Ranjang

    “R-Ryuga.”“Mmm?”Claudia menolehkan wajahnya untuk menatap sepasang manik hitam yang juga tengah menatapnya.Mobil mewah Ryuga melaju meninggalkan area kampus. Tapi, Claudia tak kunjung membuka mulutnya untuk bersuara.“Bicaralah, apa pun yang mau kamu katakan,” tegas Ryuga yang masih menunggu Claudia berucap.Namun, Claudia ragu-ragu. ‘Lebih baik lain kali saja.’ Wanita itu segera memalingkan wajah, “Tidak ada,” geleng Claudia.“Ada apa, Claudia?” desak Ryuga. Claudia membuatnya penasaran. “Soal teman palsumu itu?”Dahi Claudia mengerut samar, ‘Teman palsu? Apa itu nggak terlalu kasar?'“Boleh aku minta satu hal, Ryuga?” Claudia kembali menolehkan wajahnya.Sorot matanya terlihat nanar. Wajah murung yang Claudia perlihatkan membuat Ryuga enggan menatap wanita itu.“Sudah kubilang, katakan saja,” ucap Ryuga ketus.“Soal Claire, biar itu menjadi urusanku.” Dengan kata lain, Claudia mem

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pesona Presdir Posesif   Pencemaran Otak, Kamu Penyebabnya!

    “Arghhhhh,” teriak Claudia sambil menelusupkan wajahnya ke dalam selimut. Dia merasa hampir gila mengingat apa yang Ryuga ucapkan semalam.‘Sejak awal, kita sudah cocok … dalam urusan ranjang.’Belum lagi reaksi dirinya yang berlebihan. Saat itu, entah mendapatkan keberanian darimana, Claudia juga mendekatkan wajahnya untuk berbisik balik di telinga Ryuga. Claudia bahkan sengaja mengembuskan napasnya keras-keras di area telinga Ryuga.“Aku rasa kamu juga melupakan satu hal, Ryuga. Kamu bilang, aku amatir. Jadi, dimana letak kecocokan kita yang kamu maksud barusan?!” ucap Claudia merengut kesal.Astaga. Claudia tidak memercayai dirinya sendiri yang berani membalas perkataan Ryuga.Posisi keduanya sekarang seolah Ryuga tengah memeluk Claudia. Dia bisa merasakan ketegangan dalam setiap ucapan Claudia. Ryuga tersenyum menyeringai.“Apa kamu kesal?” Ryuga kemudian sedikit tergelak. Namun, tak mengubah posisinya sedikit pun. Terdengar

    Last Updated : 2024-05-16
  • Pesona Presdir Posesif   Dirga Memang Menyebalkan

    “Jangan ganggu Mbak Claudia, Aruna.”Tiba-tiba saja Dirga datang dan hendak mengambil kotak susu kemasan tersebut. Tapi, tidak jadi karena Claudia lebih dulu mengambilnya.“Aruna nggak ganggu Mbak,” beritahu Claudia menatap tajam Dirga. Dia teringat bagaimana cara Dirga memperlakukan Aruna tadi. Sangat kasar.Sekarang, Claudia menatap Aruna. Sekeras apa pun Claudia berusaha mengenyahkan bayang-bayang Ryuga dalam sosok Aruna, sepertinya tidak akan pernah bisa.“Maafin sikap Dirga tadi ya, Aruna.” Mewakili Dirga, Claudia berucap maaf.“Kenapa jadi Mbak yang–“Siapa suruh kamu sekasar itu sama Aruna? Dia itu perempuan, Dirga. Perasaannya bisa dengan mudah terluka,” omel Claudia belum selesai. “Apa kamu selalu sekasar ini pada kekasihmu sendiri?!”Begini, Claudia menegaskan pada dirinya sendiri bahwa dia tidak membela Aruna karena dia putrinya Ryuga. Tapi, sikap Dirga sudah keterlaluan.Pemuda itu tak membalas, mani

    Last Updated : 2024-05-16
  • Pesona Presdir Posesif   Diabaikan

    Sepanjang perjalanan menuju kampus, Aruna menutup mulutnya rapat-rapat. Biasanya pasti Aruna akan sangat berisik dan mengganggu ketenangan Dirga.‘Ini Dirga betulan nggak ada inisiatif ngajak aku ngomong duluan?’ Aruna membatin sambil menatap punggung Dirga dengan senyum yang terlihat sedih.Sementara Dirga sendiri menyadari jika Aruna bersikap berbeda. Mungkin gara-gara hal di dapur tadi. Dirga sedikit menyesal dengan perbuatannya yang dipergoki secara tak sengaja oleh Claudia.Dirga takut Claudia berpikir lain-lain tentang dirinya.Sampai keduanya tiba di parkiran, Aruna menyodorkan helm tanpa suara cerianya. Keduanya sempat bersinggungan mata.“Aku pulangnya minta dijemput daddy aja.” Padahal Aruna hanya mengetes Dirga.Namun, dengan entengnya Dirga mengiyakan. “Ya udah.”Aruna sangat kesal mendengarnya. Dia menghentakkan kaki ke tanah dan memprotes, “Kamu nggak coba maksa aku buat pulang sama kamu, Dirga?!”

    Last Updated : 2024-05-17
  • Pesona Presdir Posesif   Biarkan Aku yang Melakukannya

    Seumur hidupnya, Claudia banyak menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan Claire, teman dekatnya dari semasa SMA. Banyak hal yang telah dilalui oleh keduanya.Maka saat melihat dua sosok mahasiswa yang sedang tertawa-tiwi: yang satu terlihat bersikap manja dengan menggelayuti lengan sahabatnya, yang satunya lagi berusaha menepis, itu membuat Claudia teringat bagaimana dirinya dan Claire di masa lalu.‘Sadarlah, Claudia! Kamu hanya merindukan kenangannya saja!’ tekan Claudia dalam batinnya.Dia merengut, menanti dengan sabar kedatangan Ryuga yang akan menjemputnya Sabtu siang ini. Belasan menit lalu Ryuga mengirimkan pesan akan segera tiba di kampus. Jadi Claudia memutuskan menunggu Ryuga di gedung fakultas tempat dia mengajar.

    Last Updated : 2024-05-18
  • Pesona Presdir Posesif   Menjalankan Tugas

    Walaupun hanya pertunangan kontrak, Claudia merasa Ryuga memperlakukannya dengan baik dan tampak layaknya tunangan sungguhan.Pertanyaan sebelumnya yang ditanyakan Claudia dijawab tegas oleh Ryuga, “Sudah kubilang sebelumnya jika kamu berbeda, Claudia.”Seolah-olah Ryuga dapat menerima kepribadian Claudia dengan perbedaan yang ada pada dirinya sendiri. Tapi, perbedaan yang ada di antara keduanya terlalu kontras.‘Untuk apa aku memikirkan pantas atau tidak? Ryuga bilang, itu urusannya. Tugasku hanya menerima.’Lagipula menolak Ryuga adalah sebuah hal yang sia-sia. Pria itu selalu tampak mengintimidasi dan memaksakan kehendaknya. Seperti yang satu ini; pakaian yang dikenakan Claudia adalah pilihan Ryuga. Dress beludru berwarna maroon di bawah lutut yang tampak pas di tubuhnya. Malam ini Claudia tidak perlu repot-repot mendandani dirinya sendiri karena Ryuga mempermudah persiapan Claudia.“Sudah siap bertemu keluargaku, Claudia?”Di sampingnya, sosok Ryuga muncul dengan pakaian yang sen

    Last Updated : 2024-05-19

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Baju Prewedding?

    Emma mengabaikan Ryuga karena dua hal, pertama karena ternyata Ryuga sudah sembuh. Itu bisa dipastikan saat Emma melihat putra semata wayangnya itu bisa berdiri dan menimpali ucapannya. Dan yang kedua jelas karena Claudia Mada. Emma meneriaki nama wanita itu sekali lagi sesaat sebelum si pemilik nama ke luar dari salah satu ruangan yang ada di rumah Ryuga. “Tante Emma?” panggil Claudia pelan saat melihat sosok Emma. Dalam hatinya Claudia berbicara, ‘Apa tamu barusan itu Tante Emma?’ “Syukurlah ….” Ekspresi wajah Emma yang panik kini perlahan berubah menjadi raut wajah penuh kelegaan. Dia mengelus dadanya perlahan. Baru saja Emma mendapati Claudia keluar dari ruangan kerja Ryuga, bukan dari kamar. Hal itu membuat Emma merasa lega tanpa mengetahui kejadian beberapa saat lalu dirinya datang. Dia mendekati Claudia dengan langkah tergopoh-gopoh. “Kamu di sini karena mendengar Ryuga sakit, Clau?” Seketika Claudia meringis. Dia menatap Emma dengan pandangan tidak enak. “I–iya, Tan

  • Pesona Presdir Posesif   Tamu tak Diundang

    Sadar jika kamar adalah tempat yang paling ‘berbahaya’, Claudia meminta Ryuga untuk membawanya ke ruangan lain. Claudia sempat berpikir, ‘Jika bukan di kamar, semua akan aman. Baik aku dan Ryuga tidak akan berlebihan.’Namun, tidak ada orang yang benar-benar pasti bisa menebak yang akan terjadi selanjutnya.Keduanya berakhir ada di ruangan kerja Ryuga dengan posisi sekarang ini Claudia tengah duduk di atas pangkuan Ryuga. Sementara Ryuga terduduk di atas kursi kerjanya.Mmhh~Suara lenguhan Claudia terdengar. Di sela-sela perang bibir keduanya, Ryuga melarikan kedua tangannya pada tubuh Claudia. Satu di leher dan satu di paha wanita itu. Claudia memberikan respons dengan menyelipkan jari-jari telunjuknya ke dalam helaian rambut Ryuga.Pagutan panas keduanya terlepas kala Sang pria menyadari jika wanitanya membutuhkan pasokan oksigen untuk bernapas. Tampak benang saliva sisa-sisa penyatuan lidah keduanya tampak mengkilat di sekitaran bibir.“Claudia,” panggil Ryuga dengan suara rendah.

  • Pesona Presdir Posesif   Mendapatkan Vitamin Cherry

    Usai mengantarkan Aruna dan Aland, Ryuga dan Claudia masuk kembali ke dalam rumah. Claudia mendadak fokus pada ponsel di tangannya karena kebetulan ada pesan masuk dari Dirga. [Dirga: Di kehidupan selanjutnya, gue nggak mau terlahir sebagai anak tunggal. Gue mau punya Mbak … kayak Mbak Claudia.] Mendapatkan pesan itu, Claudia tidak dapat menahan senyumnya. Dia membatin, ‘Hmm, kayaknya kalau aku dilahirkan kembali juga aku maunya adikku dua. Aland dan Dirga.’ Meskipun sikap kedua pemuda itu tampak sama, sebelas dua belas. Namun, baik Aland dan Dirga memiliki sikap yang berbeda. SRETTTT Terdengar bunyi sesuatu yang ditutup di belakang sana. Hal itu berhasil mengejutkan Claudia. Wanita itu menolehkan wajahnya ke samping terlebih dahulu, Claudia baru menyadari jika Ryuga tidak berjalan di sisinya. ‘Lho, mana Ryuga?’ Detik berikutnya, Claudia menyeletuk, “Ryuga?” panggilnya selagi tangannya memasukkan ponsel ke dalam saku celana. “Aku di sini, Claudia,” sahut Ryuga dengan suaranya

  • Pesona Presdir Posesif   Pacaran Nggak Bikin Cocok

    Insiden air minum itu membuat Aland kesal. Pada akhirnya, Ryuga menyodorkan segelas air minum padanya karena Aruna mengambil gelas milik Claudia. “Jadi minum atau tidak, Aland?” tanya Ryuga dengan alis yang sudah menukik kesal karena pemuda di hadapannya tak kunjung menerima gelas air minum yang disodorkannya. Ujung-ujungnya Aland segera mengambilnya. “Makasih, Om.” Lantas Aland meneguk dan menghabiskan setengah air dari gelas itu. Dia mengusap bibirnya kasar. Pandangan yang dilayangkan Aland pada Claudia tampak sinis. “Mbak udah nggak sayang gue lagi sekarang?” Ditodong pertanyaan seperti itu, Claudia menatap Aland dengan tatapan nanar. “Kamu … ngerasanya gitu, Al?” Jika memang Aland merasa seperti itu, Claudia merasa bersalah. Air wajahnya berubah menjadi murung. “Pertanyaan gue yang barusan nggak serius kok, Mbak, hehe,” cengir Aland sambil memegangi leher belakangnya. Dia lupa jika kakak perempuannya adalah pribadi yang sensitif dan gampang kepikiran. Mata Claudia memicing m

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Bocil Kematian

    Mendadak saja terlintas sebuah ide di kepala Claudia untuk melakukan penawaran dengan Ryuga. Alhasil Claudia tidak segera menjawab. Sengaja Claudia membuat dirinya agak mundur ke belakang. Akan tetapi, Ryuga menarik pinggang ramping Claudia agar tetap berada di posisinya.“Tidak mau memberikannya, Claudia?” tanya Ryuga mengkonfirmasi dengan suaranya yang terdengar rendah.Kepala Claudia menggeleng. Dia baru menjawab, “Dengan senang hati, Ryuga.”Pandangan Claudia turun untuk melihat bibir tipis Ryuga. Bohong jika Claudia tidak merasa kecanduan. Cepat-cepat Claudia menaikkan pandangannya lagi.Hanya Ryuga satu-satunya pria di antara pria lain yang pernah dekat dengannya, yang seakan terobsesi dengan bibir cherry milik Claudia.‘Apa kata Ryuga tadi? Vitamin C-nya adalah bibir cherry-ku?’ batin Claudia masih tidak habis pikir.Jawaban Claudia membawa Ryuga pada tindakan memiringkan wajah, hendak menjemput vitamin C yang ada pada bibir cherry Claudia. Namun, Claudia memundurkan wajah.“A–

  • Pesona Presdir Posesif   Vitamin C Ryuga

    Perlahan, Claudia membuka mata. Netra matanya langsung menyesuaikan dengan pencahayaan penerangan yang ada pada kamar. Seperti yang diketahui, Claudia selalu tidur dengan keadaan lampu yang menyala. Dia segera menolehkan wajah ke sisi kanannya dan menemukan sesosok gadis yang tengah tidur menghadap ke arahnya. Wajah gadis belia itu tampak damai. Melihatnya, Claudia membingkai senyum pertamanya di hari itu. Lantas dia berbisik dalam hatinya, ‘Ini bukan mimpi, Claudia.’ Ingatan Claudia bekerja. Semalam, usai dia dan Aruna menangis, keduanya makan malam sambil membicarakan perasaan masing-masing. Bahkan saat makanan di piringnya sudah tidak tersisa, obrolan itu terus berlanjut selama beberapa jam kedepan sambil menghabiskan satu kotak es krim berdua rasa strawberry. “Omong-omong tadi Aruna nggak sengaja angkat teleponnya Dirga, Mommy.” Aruna baru memberitahu Claudia soal itu, baru teringat. Sendok es krim Claudia mengambang di udara. Dia melupakan satu hal mengenai Dirga. Claud

  • Pesona Presdir Posesif   Resmi Berbaikan

    Bertahan di posisi bersinggungan mata dengan manik hitam Ryuga membuat Claudia membuang wajah. ‘Bernapas, Claudia,’ bisiknya dalam batin. Dia perlu mengambil napas untuk menormalkan detak jantungnya yang menggila. Melihat reaksi Claudia, Ryuga lagi-lagi tersenyum menyeringai. Claudia tidak sengaja melihat ke arah jari-jari tangan besar Ryuga yang mengisi jari-jari lentiknya yang tampak pasrah. Dengan kesadaran penuh, Claudia balas meremas tautan Ryuga. Gerakan kecil itu ternyata mengirimkan setruman kecil pada tubuh Claudia. Dia meneguk ludahnya dalam-dalam. “Barusan apa, Claudia?” tanya Ryuga memecah keheningan di antara keduanya. Bicaranya masih sama seperti tadi, berbisik dalam di telinga Claudia, “Mau bersenang-senang– “Kamu sedang tidak sehat, Ryuga,” sela Claudia memberanikan diri. Pun, Claudia berusaha meluruskan wajah agar bisa menatap Ryuga. Pria itu menautkan kedua alisnya. Dia menjauhkan wajah dan manik hitamnya bersitatap dengan Claudia. Ryuga sengaja membiarkan Clau

  • Pesona Presdir Posesif   Kepergok Part XXx

    Cukup lama Aruna terdiam, menimbang segala konsekuensi jika dirinya mengiakan ajakan permintaan Dirga untuk bertemu. Pertama, pasti Ryuga tidak mengizinkan. Kedua, jika permintaan Dirga tidak dituruti apakah pemuda itu akan terus meminta bantuan pada Claudia?Bukan apa-apa, Aruna tidak ingin Claudia kerepotan. Aruna tidak ingin membebani wanita itu.“Kamu masih dalam sambungan telepon ‘kan, Aruna?” Suara berat Dirga di seberang sana bertanya. Dari ucapannya, Dirga tampak sangat berharap bahkan terdengar putus asa.Aruna menghela napas. “Beritahu aku jam dan lokasinya.” Itu artinya gadis itu menyetujui. Cepat-cepat Aruna menambahkan, “Sudah, ya, Dirga? Bye!” ucapnya benar-benar ketus. Tampak mirip dengan Ryuga.Dia tidak membiarkan kesempatan Dirga untuk merespons. Aruna cukup kagum dengan perubahan yang terjadi padanya. Memang tidak semua perubahan itu baik, tapi Aruna rasa dalam hal ini dia harus cukup tegas pada Dirga.Usai mematikan sambungan telepon Dirga, Aruna kembali meletakkan

  • Pesona Presdir Posesif   Permintaan Maaf Mendadak

    Seperti yang sudah dibayangkan Aruna bahwa Claudia sudah berdiri di depan kamarnya begitu pintunya terbuka. Tangan wanita itu menengadah dan Aruna paham maksud Claudia. "Handuknya, Aruna," pinta Claudia sambil meringis. Tanpa diminta dua kali, Aruna langsung menyodorkannya. Dia merasa tidak enak karena membuat Claudia menunggu terlalu lama. "Kamu ... oke?" Pertanyaan Claudia membuat mata besar Aruna mengerjap. Alih-alih langsung pergi, Claudia sempat dibuat salah fokus saat melihat sesuatu yang basah di pipi gadis itu. Namun, Aruna tidak mengerti maksud Claudia. Tapi, Aruna memutuskan menjawab, "Aku ... oke," angguknya. Tiba-tiba saja Claudia mendekat. Dia merogoh satu helai tissue di saku kemeja dan mendaratkannya di pipi Aruna untuk menyeka sisa air mata yang meninggalkan jejak di sana. "Kamu pasti sedih melihat Daddy-mu sakit 'kan, Aruna?" pikir Claudia saat itu. Dia menunjukkan senyum getirnya teringat kala Aruna pernah menangis hebat sewaktu tangan Ryuga terluka akib

DMCA.com Protection Status