Beranda / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Cocok dalam Urusan Ranjang

Share

Cocok dalam Urusan Ranjang

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-15 20:00:24

“R-Ryuga.”

“Mmm?”

Claudia menolehkan wajahnya untuk menatap sepasang manik hitam yang juga tengah menatapnya.

Mobil mewah Ryuga melaju meninggalkan area kampus. Tapi, Claudia tak kunjung membuka mulutnya untuk bersuara.

“Bicaralah, apa pun yang mau kamu katakan,” tegas Ryuga yang masih menunggu Claudia berucap.

Namun, Claudia ragu-ragu. ‘Lebih baik lain kali saja.’ Wanita itu segera memalingkan wajah, “Tidak ada,” geleng Claudia.

“Ada apa, Claudia?” desak Ryuga. Claudia membuatnya penasaran. “Soal teman palsumu itu?”

Dahi Claudia mengerut samar, ‘Teman palsu? Apa itu nggak terlalu kasar?'

“Boleh aku minta satu hal, Ryuga?” Claudia kembali menolehkan wajahnya.

Sorot matanya terlihat nanar. Wajah murung yang Claudia perlihatkan membuat Ryuga enggan menatap wanita itu.

“Sudah kubilang, katakan saja,” ucap Ryuga ketus.

“Soal Claire, biar itu menjadi urusanku.” Dengan kata lain, Claudia mem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (16)
goodnovel comment avatar
mamak icha official
kenapa harus buka kunci banyak iklan
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Dasar Otak Ryuga Mesum
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
ada² aja pake Acara di Singkat²
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Pencemaran Otak, Kamu Penyebabnya!

    “Arghhhhh,” teriak Claudia sambil menelusupkan wajahnya ke dalam selimut. Dia merasa hampir gila mengingat apa yang Ryuga ucapkan semalam.‘Sejak awal, kita sudah cocok … dalam urusan ranjang.’Belum lagi reaksi dirinya yang berlebihan. Saat itu, entah mendapatkan keberanian darimana, Claudia juga mendekatkan wajahnya untuk berbisik balik di telinga Ryuga. Claudia bahkan sengaja mengembuskan napasnya keras-keras di area telinga Ryuga.“Aku rasa kamu juga melupakan satu hal, Ryuga. Kamu bilang, aku amatir. Jadi, dimana letak kecocokan kita yang kamu maksud barusan?!” ucap Claudia merengut kesal.Astaga. Claudia tidak memercayai dirinya sendiri yang berani membalas perkataan Ryuga.Posisi keduanya sekarang seolah Ryuga tengah memeluk Claudia. Dia bisa merasakan ketegangan dalam setiap ucapan Claudia. Ryuga tersenyum menyeringai.“Apa kamu kesal?” Ryuga kemudian sedikit tergelak. Namun, tak mengubah posisinya sedikit pun. Terdengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Pesona Presdir Posesif   Dirga Memang Menyebalkan

    “Jangan ganggu Mbak Claudia, Aruna.”Tiba-tiba saja Dirga datang dan hendak mengambil kotak susu kemasan tersebut. Tapi, tidak jadi karena Claudia lebih dulu mengambilnya.“Aruna nggak ganggu Mbak,” beritahu Claudia menatap tajam Dirga. Dia teringat bagaimana cara Dirga memperlakukan Aruna tadi. Sangat kasar.Sekarang, Claudia menatap Aruna. Sekeras apa pun Claudia berusaha mengenyahkan bayang-bayang Ryuga dalam sosok Aruna, sepertinya tidak akan pernah bisa.“Maafin sikap Dirga tadi ya, Aruna.” Mewakili Dirga, Claudia berucap maaf.“Kenapa jadi Mbak yang–“Siapa suruh kamu sekasar itu sama Aruna? Dia itu perempuan, Dirga. Perasaannya bisa dengan mudah terluka,” omel Claudia belum selesai. “Apa kamu selalu sekasar ini pada kekasihmu sendiri?!”Begini, Claudia menegaskan pada dirinya sendiri bahwa dia tidak membela Aruna karena dia putrinya Ryuga. Tapi, sikap Dirga sudah keterlaluan.Pemuda itu tak membalas, mani

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Pesona Presdir Posesif   Diabaikan

    Sepanjang perjalanan menuju kampus, Aruna menutup mulutnya rapat-rapat. Biasanya pasti Aruna akan sangat berisik dan mengganggu ketenangan Dirga.‘Ini Dirga betulan nggak ada inisiatif ngajak aku ngomong duluan?’ Aruna membatin sambil menatap punggung Dirga dengan senyum yang terlihat sedih.Sementara Dirga sendiri menyadari jika Aruna bersikap berbeda. Mungkin gara-gara hal di dapur tadi. Dirga sedikit menyesal dengan perbuatannya yang dipergoki secara tak sengaja oleh Claudia.Dirga takut Claudia berpikir lain-lain tentang dirinya.Sampai keduanya tiba di parkiran, Aruna menyodorkan helm tanpa suara cerianya. Keduanya sempat bersinggungan mata.“Aku pulangnya minta dijemput daddy aja.” Padahal Aruna hanya mengetes Dirga.Namun, dengan entengnya Dirga mengiyakan. “Ya udah.”Aruna sangat kesal mendengarnya. Dia menghentakkan kaki ke tanah dan memprotes, “Kamu nggak coba maksa aku buat pulang sama kamu, Dirga?!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Pesona Presdir Posesif   Biarkan Aku yang Melakukannya

    Seumur hidupnya, Claudia banyak menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan Claire, teman dekatnya dari semasa SMA. Banyak hal yang telah dilalui oleh keduanya.Maka saat melihat dua sosok mahasiswa yang sedang tertawa-tiwi: yang satu terlihat bersikap manja dengan menggelayuti lengan sahabatnya, yang satunya lagi berusaha menepis, itu membuat Claudia teringat bagaimana dirinya dan Claire di masa lalu.‘Sadarlah, Claudia! Kamu hanya merindukan kenangannya saja!’ tekan Claudia dalam batinnya.Dia merengut, menanti dengan sabar kedatangan Ryuga yang akan menjemputnya Sabtu siang ini. Belasan menit lalu Ryuga mengirimkan pesan akan segera tiba di kampus. Jadi Claudia memutuskan menunggu Ryuga di gedung fakultas tempat dia mengajar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Pesona Presdir Posesif   Menjalankan Tugas

    Walaupun hanya pertunangan kontrak, Claudia merasa Ryuga memperlakukannya dengan baik dan tampak layaknya tunangan sungguhan.Pertanyaan sebelumnya yang ditanyakan Claudia dijawab tegas oleh Ryuga, “Sudah kubilang sebelumnya jika kamu berbeda, Claudia.”Seolah-olah Ryuga dapat menerima kepribadian Claudia dengan perbedaan yang ada pada dirinya sendiri. Tapi, perbedaan yang ada di antara keduanya terlalu kontras.‘Untuk apa aku memikirkan pantas atau tidak? Ryuga bilang, itu urusannya. Tugasku hanya menerima.’Lagipula menolak Ryuga adalah sebuah hal yang sia-sia. Pria itu selalu tampak mengintimidasi dan memaksakan kehendaknya. Seperti yang satu ini; pakaian yang dikenakan Claudia adalah pilihan Ryuga. Dress beludru berwarna maroon di bawah lutut yang tampak pas di tubuhnya. Malam ini Claudia tidak perlu repot-repot mendandani dirinya sendiri karena Ryuga mempermudah persiapan Claudia.“Sudah siap bertemu keluargaku, Claudia?”Di sampingnya, sosok Ryuga muncul dengan pakaian yang sen

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Pesona Presdir Posesif   Respons Baik atau Buruk?

    Ini namanya bunuh diri. Claudia baru saja menyadari jika apa yang dilakukannya barusan adalah kebodohan.“Kyaaakk~ apa yang kamu lakukan, Claudia!’ rutuknya pada diri sendiri. Dia pasti tampak konyol di mata pasangan ayah dan anak itu. Alih-alih menunjukkan kepercayaan diri, dia malah bisa saja merusak reputasinya sendiri.Claudia memutar kepalanya ke belakang, melihat Ryuga. Bibirnya berucap tanpa suara, “A-aku harus gimana?” Tak lupa, wajahnya juga memelas. “Tolong aku, Ryuga.”Bibir tipis Ryuga menyeringai. Dia memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana dan menghampiri Claudia dengan santai.Di saat yang bersamaan, Aruna juga mendekat setelah beberapa saat mematung. Dia terkejut mendapati dosen baru yang juga kenalan Dirga, tiba-tiba saja berada di mansion keluarganya.“Daddy,” panggil Aruna pelan. Gadis itu menatap Ryuga serius. Sejurus kemudian, tiba-tiba Aruna melemparkan satu pukulan lemah di dada Ryuga.“Daddy jahat banget, sih, sama Aruna ….”Melihat itu jelas Claudia ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Pesona Presdir Posesif   Keluarga Ryuga

    Dan persis apa yang dikatakan Aruna, semua keluarga Ryuga sudah berkumpul dan menunggu kehadiran keduanya di meja makan panjang yang letaknya ada pada halaman belakang.Wajah-wajah yang Claudia lihat di dokumen yang Ryuga berikan, kini dia melihatnya secara langsung. Orang tuanya Ryuga: Rudi dan Emma, Eyang Ila, bahkan Tante Ratih dan keluarga kecilnya.Aruna berdeham lalu menyeletuk, “Calon mommy Aruna datangggg~!”“Aruna,” tegur sesosok wanita yang rambutnya hampir memutih. Eyang Ila membenarkan bingkai kacamatanya yang turun lalu menatap pada sosok di samping Aruna.Eyang Ila tersenyum, pun yang lain menyambut hangat kedatangan Claudia. Terkecuali Tante Ratih, yang senyumnya kelihatan sedikit dipaksakan.“Selamat datang, Nak.” Emma, ibunya Ryuga yang berbicara.Claudia mengangguk sopan serta senyum yang tak lepas dari bibirnya. “T-terima kasih, Tante.”“Duduklah,” ucap Ryuga menarik salah satu kursi untuk Claudia tepat di sebelahnya.Claudia tak langsung duduk di sana. Dia sempat b

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Pesona Presdir Posesif   Calon Mommy

    ‘Aku menyukai Claudia.’ ‘Itu sebabnya aku memilihnya.’ Claudia memejamkan matanya erat-erat. Lantas saat membuka mata, dia menemukan dirinya tengah berdiri di depan cermin kamar mandi tamu. “Ryuga sungguh pria berbahaya,” ucap Claudia menggelengkan kepalanya pelan. Dia mempunyai segala cara untuk membuat Claudia tak berkutik. Ryuga bahkan membuat Claudia menginap di kediaman keluarga Daksa. Itu tidak ada dalam rencana. Ryuga hanya mengundangnya untuk makan malam. Tapi, mengapa pakai acara menginap segala? Wanita itu ke luar dari kamar mandi dengan wajah tertekuk. Namun, dia berjengkit kaget saat menemukan sesosok gadis yang tengah berdiri di depan pintu kamar mandi. “Aruna,” pekik Claudia seraya memegangi jantungnya yang hampir copot. Ya, gadis itu Aruna. Dia menunjukkan wajah penuh penyesalan. “Bu Claudia, maaf aku mengganggu. Tapi, ada yang pengen aku obrolin,” ringis Aruna. Satu tangannya mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Claudia langsung mengiakan, “Ayo, Aruna. Ibu jug

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Mengembalikan Cincin Peony

    Jika bukan karena disibukkan oleh berbagai aktivitas, Claudia lebih rentan terserang penyakit pikiran. Baik memikirkan tentang dirinya maupun sosok terdekatnya seperti pernikahan Lilia yang akan terjadi besok.“Aruna coba gaunnya di ruangan ganti dulu ya, Mommy.”Kesadaran Claudia pulih. Dia menganggukkan kepala saat melihat Aruna dibantu oleh satu orang karyawan untuk mencoba gaun yang sudah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya.“Eng~ Mommy tunggu di sini,” jawab Claudia mempersilakan. Satu tangannya naik begitu Aruna melambaikan tangannya. Senyum di bibir cherry Claudia terbit menatap punggung kepergian Aruna yang hilang dibalik pintu ruangan ganti tersebut.Mengenai ucapan Aruna tadi, Claudia sempat membalas sebelum mengajaknya kembali berjalan agar tidak membiarkan Garvi dan Pras menunggu terlalu lama.Claudia mengatakan, ‘Untuk kebaikan masing-masing, Mommy dan Bu Claire memang memutuskan agar tidak kembali bersama seperti sebelumnya.’“Apakah Nyonya juga ingin mencoba gaunnya sekar

  • Pesona Presdir Posesif   Sepotong Pembicaraan

    Kegiatan olahraga berakhir, kegiatan Claudia di kampus pun selesai. Claudia berusaha untuk tidak memikirkan soal Lilia lebih lanjut karena sekarang ini dia akan menemui Aruna untuk pergi ke suatu tempat.“Mommy!”Baru saja Claudia tiba di pintu utama Gimnasium, dia mendengar suara ceria Aruna memanggilnya dari arah samping. Diperhatikannya Aruna yang mendadak memelankan langkah sambil tersenyum malu-malu saat bertukar pandangan dengan dosen-dosen yang ikut berjalan ke luar bersama Claudia.‘Duh, takutnya Mommy malu kalau aku samperin,’ ringis Aruna merasa gamang.Kini, hampir seantero kampus mengetahui jika Claudia adalah Mommy muda-nya Aruna. Sebenarnya kesalahan ada pada dirinya karena dia tidak bisa menahan diri untuk mengunggah kebersamaannya dengan Claudia di sosial media. Dan secara tidak sengaja, Aruna beberapa kali menunjukkan sikap manjanya di hadapan publik.“Rasanya aku pengen seret Aruna ke sini deh, Clau,” celetuk Zoeya yang merasa gemas dengan tingkah malu-malu Aruna.“

  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Kekecewaan

    “Jawabanku tetap tidak!”Detik setelah Idellia melayangkan sebuah penolakan pada teman-teman dosennya, dia meraih bola voli yang ada di dekat kakinya untuk dia pukul sekuat tenaga ke tengah lapangan yang untungnya tidak mengenai dosen lainnya yang ada di sana.Bahunya naik turun menahan amarah yang tiba-tiba saja melambung tinggi begitu Fanya menanyai hal yang tidak ingin Idellia dengar, ‘Besok kamu hadir di pernikahan Lilia ‘kan? Ingat, kalian itu sepupuan loh, Del. Masa kamu tega tidak akan datang, sih?’Satu bulan semenjak Lilia mengumumkan tanggal pernikahan, saat itulah berakhirnya hubungan sepersepupuan Idellia dan Lilia. Mata Idellia memerah kala mengingat hari saat dirinya terpukul dengan kabar bahagia itu. Dia menatap Fanya dengan buas seolah ingin menerkamnya. Sebelum Idellia sempat melakukan sesuatu, aksinya tertahan oleh teriakkan di bawah sana.“APA ADA MASALAH, GUYS?”Sontak baik Idellia maupun yang lain menatap ke bawah lapangan. Seorang pria yang sangat mereka kenali

  • Pesona Presdir Posesif   Sesi Curhat

    Membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari flat Diana menuju kediaman Ryuga. Selagi menunggu kedatangan sekretarisnya, Ryuga kembali masuk ke dalam kamar. Manik hitamnya langsung menyorot ke arah Claudia yang tengah menyisir rambut panjangnya di depan meja rias. Ada banyak pertimbangan dalam kepala Ryuga sampai dia menyeletuk, “Temui Diana besok saja. Kamu perlu istirahat yang cukup malam ini, Claudia.” Refleks, Claudia menolehkan wajahnya ke arah Ryuga yang saat ini berjalan menghampiri. Sorot mata Claudia penuh akan protes. “Loh, kenapa? Aku sudah cukup istirahat tadi siang, Ryuga.” Tiba di hadapan Claudia, Ryuga mendaratkan kedua tangannya di bahu Sang wanita. Tubuh tegapnya setengah membungkuk dan kepalanya saling bersejajar. Suara dalam Ryuga berbisik, “Diana sepertinya mengalami patah hati jilid kedua. Aku tidak ingin kamu merasa terbebani ketika mendengarkan cerita Diana nanti.” Melalui meja rias itu pandangan Claudia dan Ryuga saling bersinggungan. Butuh waktu beberapa det

  • Pesona Presdir Posesif   Izin Ryuga

    Panggilan telepon tersambung. Namun, alih-alih suara Ryuga yang terdengar, suara lembut Claudia yang menyapa, “Halo, Diana.” Ketika Claudia sedang asyik-asyiknya memainkan sebuah permainan salon di ponsel Ryuga, nama Diana tertera di layar. Tanpa berpikir panjang, Claudia menggeser ibu jarinya ke arah tombol berwarna hijau. “Kamu masih di sana, Diana? Mau berbicara dengan Ryuga, ya?” Karena tidak ada respons dari lawan bicaranya, Claudia bertanya lagi. “Ryuga sedang di kamar mandi. Nanti aku sampaikan jika kamu menghubungi.” “E–eh, kalau begitu, aku bicara dengan Mbak Clau saja,” ucap Diana dengan suara yang terdengar serak. Hal itu disadari Claudia. Sesaat dia terdiam sebelum kembali menyahut, “Ada apa, Diana?” Entah karena mendapati pertanyaan singkat itu atau karena mendengar suara Claudia yang khawatir, Diana hampir menangis dalam sambungan telepon. Dengan satu tangan yang memegang ponsel dan tangan lainnya meremas gaun di bagian dadanya yang terasa sesak, Diana menimpali,

  • Pesona Presdir Posesif   Berbesar Hati

    Sepanjang perjalanan pulang, Diana benar-benar mengunci mulutnya rapat. Kepalanya menghadap ke arah jendela mobil, enggan menatap Riel yang sedang menyetir. Isi pikirannya sedang membuat keributan sehingga Diana memutuskan diam.‘Tidak bisa, Diana. Tidak bisa kalau begini!’Sementara Riel terus-menerus melirik ke arah Diana dengan perasaan khawatir. Pria itu mengembuskan napas berat saat mobil yang dikendarainya tiba di parkiran flat. Lantas Riel membuka suara, “Beritahu aku apa yang membuatmu tidak nyaman.”Mendengar Riel menyeletuk demikian, Diana menyunggingkan senyum getirnya. “Kamu masih boleh berubah pikiran, Riel.”Usai mengatakan hal tersebut, baru Diana menolehkan wajah. Riel menatapnya tidak mengerti. Dan reaksi itu membuat Diana tiba-tiba saja tertawa dengan miris.Pada satu titik, Diana merasa tidak bisa menahan kegilaannya. Tubuhnya mulai bergetar, menahan tangis yang ingin wanita itu ledakan. Belakangan, Diana terlalu dibuat bahagia. Sekarang, Diana tahu jika kebahagian

  • Pesona Presdir Posesif   Diana, Lilia, dan Keluarga Waluyo

    Diana hanya pernah bertemu wanita itu satu kali di malam resepsi pernikahan Ryuga Claudia. Untuk pertama dan terakhir kali itu, wanita tersebut sudah menegaskan bahwa dia dan Riel tidak memiliki hubungan apa pun.“Kenapa Lilia juga ada di sini, Yel?” tanya Diana tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Aku belum menceritakan padamu soal Lilia dan Kak Nuel. Nanti saja, Diana,” jawab Riel seadanya karena langkahnya sudah semakin dekat di meja makan. Tangan Riel menggenggam tangan Diana lebih erat daripada sebelumnya seiring semua pandangan mata tertuju ke arah keduanya.Memberanikan diri, Diana membalas tatapan itu satu persatu hingga terakhir Diana bertukar tatapan dengan Lilia Lua Latesha. Refleks, Diana juga melemparkan senyum.Kala itu Lilia bereaksi di luar kendalinya. Dia membuang wajah karena tidak sengaja menatap ke arah tangan Diana dan Riel yang saling bertautan. Lilia membatin, ‘Ada apa sama lo sebenarnya, Li!’Karena entah ada apa masalahnya, perasaannya seperti tengah dicubit

  • Pesona Presdir Posesif   Kisah Kita Bukan Drama Korea

    Sesi perpisahan Aruna dan Dirga sudah berakhir. Pemuda itu melerai pelukannya pada tubuh Aruna dengan berat hati. Kedua sudut Dirga tertarik ke atas, memperlihatkan senyum yang Aruna inginkan sejak dulu.Merasa diperhatikan, refleks Aruna ingin menolehkan wajah. Akan tetapi, aksinya tertahan oleh tangan besar yang mendarat di puncak kepalanya. Suara Dirga mengudara, “Berani menolehkan wajah, aku akan menganggapmu ingin kembali padaku, Aruna.”Mata besar Aruna menyipit. ‘Apaan, sih, Dirga,’ ucapnya tidak habis pikir.Detik berikutnya, Aruna merasakan kepalanya diusap dengan sayang. Sesuatu yang tidak pernah Dirga lakukan sekali pun. Mata besar Aruna memejam, dia mengepalkan kedua tangan. Dengan sikap tegas dan berani, dia menepis lengan Dirga, membuatnya cukup terkejut dengan reaksi Aruna.“Udah ‘kan? Aku mau masuk.” Aruna tidak ingin terbawa suasana hanya karena sikap Dirga yang satu itu.Sementara Dirga tampak mengembuskan napas berat. “Kamu bisa masuk sekarang.” Karena Dirga tidak m

  • Pesona Presdir Posesif   Mari Jangan Pernah Bertemu Lagi

    Tampan tapi tidak berperasaan. Julukan itu cocok disematkan untuk seorang Dirga Disastra. Akan tetapi, sejujurnya Dirga hanya cukup payah mengakui apa yang dia rasakan. Apa dia cemburu melihat kedekatan Aruna dan Pras? Dirga hanya menautkan kedua alisnya sambil mendengus kasar begitu mobil yang dikendarainya berhenti tepat di posisi Aruna dan Pras berdiri. Tanpa menatap Aland, Dirga berkata, “Turun duluan, Al.” Suara rendahnya terdengar dingin. Pun, ekspresinya. Mengembuskan napas, Aland menganggukkan kepala, “Oke.” Sementara di luar mobil, Aruna terang-terangan melihat ke arah jendela kaca mobil yang terbuka. Dia tidak menyadari jika Pras sudah menurunkan kepala untuk berbisik rendah di telinganya, “Kamu berhutang penjelasan, Aruna.” Kedua tangan Aruna mengepal di sisi tubuh. Dia sama sekali tidak menyesali tindakannya pada Pras. Gadis itu membatin, ‘Cuma ini satu-satunya cara.’ “Apalagi, Al?” tanya Dirga keheranan melihat Aland yang tidak kunjung ke luar dari mobil. Saat Dirga

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status