'Sial! Aku pikir mereka sudah melupakan itu, bukankah kejadian ini sudah berlalu beberapa waktu!' batin Ervan di dalam hatinya, merasa sangat panik dan pikirannya menjadi kacau seketika."Jadi kamu yang sudah membocorkan rahasia Perusahaan pabrik walet, dan beraninya kamu malah mengambil keuntungan dari kelakuan kamu itu?!” kecam Joandra terlihat menyipitkan matanya menatap sarkas.Ervan terdiam mendengar perkataan Joandra. Jantungnya sudah seperti ingin meloncat ke luar dari tempatnya saat ini, ketika melihat kemarahan Joandra yang baru saja melalui kata-kata dan juga tatapan matanya saja.“Ternyata kamu belum kenal siapa saya, Ervan!”"T—Tuan Presdir, s—saya ... Waktu itu saya terpaksa melakukan hal tersebut, karena saya ...," ucapan Ervan terhenti, tenggorokannya serasa tercekat seketika."Tidak ada alasan! Karena waktu untuk kamu menyatakan alasanmu sudah berakhir sejak awal tadi. Sekarang yang bisa kamu kata
Joandra yang sudah selesai melakukan beberapa tugas pentingnya di The Lion Corp, kembali melajukan mobilnya dan kembali ke gedung pencakar langit yang merupakan pusat dari segala bidang bisnisnya.Joandra yang sudah melakukan janji temu dengan Pengacaranya, langsung melakukan pertemuan tertutup itu begitu dia tiba di perusahaan pusatnya. Pembicaraannya itu begitu rahasia, dan tidak ada satu orang pun yang mengetahui apa yang dibicarakannya selain dirinya dan juga sang Pengacara tersebut.Selesai dengan rapat tertutupnya itu, Joandra yang merasa tubuhnya kelelahan memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum dia pulang ke gedung sultannya.Sudah beberapa hari ini Joandra memang selalu pulang agak malam, dan itu akibat dirinya menghindari waktunya yang terlalu banyak di gedung mewahnya yang akan membuat dia hanya akan memikirkan bayangan seseorang, yang sampai saat ini belum berhasil disingkirkannya dari dalam sana.Sore ini, Ricko dan Leonal yang baru saja menyelesaikan tugas mereka k
Dua tubuh manusia berlainan jenis kelamin yang terlihat sedang duduk saling mendekap tampak sedang berciuman membelakangi bagian depan rumah, sama-sama tersentak kaget dan langsung melepas kecupan itu. Keduanya langsung menoleh ke arah belakang dengan mata sang wanita yang terlihat membelalak. Wanita itu lalu terlonjak dan berdiri dari duduknya barusan.Ya, itu adalah wanita yang saat itu melontarkan pertanyaan pada tuan presdirnya Joandra, saat terjadinya pengumuman 3 poin penting tambahan peraturan yang tidak boleh dilanggar dalam perusahaan raksasa tempat kerja mereka.“R-Ricko?!” kaget Febriyana tak percaya jika saat ini kekasihnya sudah berada di depan matanya dengan ketiga orang yang semuanya tentu saja sudah dikenal baik oleh Febriyana.Ricko terdiam. Kedua matanya terasa memanas ketika melihat jika wanita yang diduga kekasihnya ternyata memang benar adanya. Wanitanya itu tertangkap basah oleh mata kepalanya sendiri, sedang duduk berdekapan da
“Selamat malam, Tuan Presdir,” sapa Ricko dan Leonal hampir bersamaan.“Kalian dari mana saja?! Kenapa rapi begini?” tanya Joandra santai, sambil memasukkan kedua belah jari jempolnya ke dalam saku celana jeans hitam sebelah kanan dan kirinya.“Huh?!”Ricko dan Leonal terlihat sama-sama kaget dan langsung melihat ke bawah. Mencermati penampilan mereka berdua malam ini.Ya, jika biasanya mereka berdua selalu memakai kemeja yang dipadukan dengan jas serta celana kain stelan kerjanya, hari ini mereka berdua memang terlihat sama-sama memakai celana jeans yang dipadukan dengan kemeja lengan panjang. Kemeja itu juga dimasukkan dengan rapi ke dalam celana jeans mereka, dan mereka juga sama-sama terlihat memakai sepatu berwarna putih yang terlihat sangat menonjolkan karakteristik anak muda jaman now yang sedang begitu trending.“Oh, t-tidak ada. Penampilan ini biasa saja, bukankah saat ini Tuan Presdir juga berpena
“Tuan Presdir. Ayo kita pulang, ini sudah pukul 2 dini hari,” ujar Leonal mulai berdiri dari duduknya.“Ayo.”Meski kepalanya sudah terasa begitu sakit dan dadanya yang terasa panas mulai menjalar ke area perutnya, Joandra masih terlihat biasa-biasa saja meski wajahnya terlihat sudah mulai memerah. Ya, kulit putih bersih yang dimiliki oleh Joandra mungkin membuat dirinya saat ini terlihat bagai sedang menahan amarah yang sangat.Joandra bangkit dari duduknya, dan ingin mulai melangkah keluar dari Bar yang masih terus beroperasi itu. Tapi, baru saja kakinya mulai melangkah, seseorang menahan langkahnya dengan mendorong pundak kekarnya secara kasar.Deg!Joandra langsung menatap tajam ke arah orang tersebut.“Ada urusan apa Anda menghadang saya?!”Joandra bertanya sarkas dengan pandangan membunuh menatap pria yang tadi sudah begitu berani mendorong sebelah pundaknya.Dua orang
“Benar yang Lu bilang. Gua memang terlalu bodoh. Kenapa Gua nggak menyadari itu sama sekali. Sejak kapan dia bermain api di belakang? Gua sungguh membenci wanita itu! Gua gak akan memaafkan dan menyesali keputusan Gua ini sampai kapan pun!” kesal Ricko lagi meracau tak tentu arah setelah tubuhnya di baringkan Leonal di atas sofa.“Lu gak usah ngomong kayak gitu dulu. Lu itu gak tau ... cinta dan benci itu bedanya tipis Bro! Jangan sampai ntar Lu jilat ludah sendiri ketika Lu memafkannya dan memutuskan balik dengannya. Lu bucin sih.”Kini Leonal menyambar sebuah bantal sofa dan langsung meletakkannya di atas lantai. Pria itu lalu langsung merebahkan tubuhnya di atas lantai keramik yang dingin itu dengan santainya.“Sial! Benar-benar sial! Gua gak terima diperlakukan seperti ini, Leonal! Lu harus bantu Gua untuk balas dendam! Gimana pun caranya, wanita itu harus merasakan sakit yang sama seperti yang sudah Gua rasakan saat ini!&
Dia tidak memiliki ponsel dan pegangan uang cash lagi. Tidak ada barang berharga yang dimilikinya pada tubuhnya juga, karena cincin permata merah yang diberikan oleh Joandra ketika itu pun sudah ditinggalkannya di dalam laci yang ada di dalam kamarnya. Tapi, di dalam buku nikahnya yang ketika itu Joandra berikan padanya, terselip sebuah kartu yang saat itu sebenarnya sudah dikembalikannya, dan itu baru disadari oleh Jessica setelah dia pulang dari perusahaan raksasa The Lion Group malam itu.Apakah Jessica akan menggunakan kartu itu untuk kebutuhan hidupnya sebelum dia mendapatkan gaji dari hasil pekerjaannya?! Tapi, bukankah Joandra terlihat begitu membencinya bahkan tega mengusirnya dan membiarkannya pulang dalam keadaan gelapnya pekat malam seperti waktu itu. Bahkan kejadian itu yang sudah membuat Jessica memutuskan untuk tidak mencoba menemui pria yang ternyata sudah menjadi suami sahnya, dan mungkin pria yang dikaguminya itu kini sudah menganggapnya mati!Pagi ini, Joandra terban
“Saya tidak akan mempertahankannya, Tuan Presdir. Saya juga sudah langsung memutuskan semuanya saat itu juga.”“Bagus.”“Dan saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan sekecil apa pun lagi. Sekali lagi saya minta maaf, Tuan Presdir.”Ricko yang masih saja merasa bersalah karena hubungannya yang masih terjalin itu, kembali melontarkan kata-kata permintaan maaf kepada Joandra di depan sana. Ricko adalah seorang pekerja keras dan merupakan tulang punggung keluarganya, dan dia tidak ingin sampai dipecat hanya karena masalah wanita yang sudah pun menduakan hatinya.“Karena sekarang kamu sudah memutuskannya, maka aku tidak akan mempermasalahkannya dan memecatmu. Tapi ...,” ujar Joandra menjeda perkataannya.“T-tapi apa Tuan Presdir?!” tanya Ricko dengan hatinya yang merasa ketar-ketir. Jangan bilang dia akan diturunkan jabatan dalam sekejap?!“Apa kamu tidak ingin membalaskan dendammu itu? Memangnya kamu bisa terima diperlakukan seperti itu?!”“Tentu saja saya marah dan tidak terima, Tuan
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl