Dua tubuh manusia berlainan jenis kelamin yang terlihat sedang duduk saling mendekap tampak sedang berciuman membelakangi bagian depan rumah, sama-sama tersentak kaget dan langsung melepas kecupan itu. Keduanya langsung menoleh ke arah belakang dengan mata sang wanita yang terlihat membelalak. Wanita itu lalu terlonjak dan berdiri dari duduknya barusan.Ya, itu adalah wanita yang saat itu melontarkan pertanyaan pada tuan presdirnya Joandra, saat terjadinya pengumuman 3 poin penting tambahan peraturan yang tidak boleh dilanggar dalam perusahaan raksasa tempat kerja mereka.“R-Ricko?!” kaget Febriyana tak percaya jika saat ini kekasihnya sudah berada di depan matanya dengan ketiga orang yang semuanya tentu saja sudah dikenal baik oleh Febriyana.Ricko terdiam. Kedua matanya terasa memanas ketika melihat jika wanita yang diduga kekasihnya ternyata memang benar adanya. Wanitanya itu tertangkap basah oleh mata kepalanya sendiri, sedang duduk berdekapan da
“Selamat malam, Tuan Presdir,” sapa Ricko dan Leonal hampir bersamaan.“Kalian dari mana saja?! Kenapa rapi begini?” tanya Joandra santai, sambil memasukkan kedua belah jari jempolnya ke dalam saku celana jeans hitam sebelah kanan dan kirinya.“Huh?!”Ricko dan Leonal terlihat sama-sama kaget dan langsung melihat ke bawah. Mencermati penampilan mereka berdua malam ini.Ya, jika biasanya mereka berdua selalu memakai kemeja yang dipadukan dengan jas serta celana kain stelan kerjanya, hari ini mereka berdua memang terlihat sama-sama memakai celana jeans yang dipadukan dengan kemeja lengan panjang. Kemeja itu juga dimasukkan dengan rapi ke dalam celana jeans mereka, dan mereka juga sama-sama terlihat memakai sepatu berwarna putih yang terlihat sangat menonjolkan karakteristik anak muda jaman now yang sedang begitu trending.“Oh, t-tidak ada. Penampilan ini biasa saja, bukankah saat ini Tuan Presdir juga berpena
“Tuan Presdir. Ayo kita pulang, ini sudah pukul 2 dini hari,” ujar Leonal mulai berdiri dari duduknya.“Ayo.”Meski kepalanya sudah terasa begitu sakit dan dadanya yang terasa panas mulai menjalar ke area perutnya, Joandra masih terlihat biasa-biasa saja meski wajahnya terlihat sudah mulai memerah. Ya, kulit putih bersih yang dimiliki oleh Joandra mungkin membuat dirinya saat ini terlihat bagai sedang menahan amarah yang sangat.Joandra bangkit dari duduknya, dan ingin mulai melangkah keluar dari Bar yang masih terus beroperasi itu. Tapi, baru saja kakinya mulai melangkah, seseorang menahan langkahnya dengan mendorong pundak kekarnya secara kasar.Deg!Joandra langsung menatap tajam ke arah orang tersebut.“Ada urusan apa Anda menghadang saya?!”Joandra bertanya sarkas dengan pandangan membunuh menatap pria yang tadi sudah begitu berani mendorong sebelah pundaknya.Dua orang
“Benar yang Lu bilang. Gua memang terlalu bodoh. Kenapa Gua nggak menyadari itu sama sekali. Sejak kapan dia bermain api di belakang? Gua sungguh membenci wanita itu! Gua gak akan memaafkan dan menyesali keputusan Gua ini sampai kapan pun!” kesal Ricko lagi meracau tak tentu arah setelah tubuhnya di baringkan Leonal di atas sofa.“Lu gak usah ngomong kayak gitu dulu. Lu itu gak tau ... cinta dan benci itu bedanya tipis Bro! Jangan sampai ntar Lu jilat ludah sendiri ketika Lu memafkannya dan memutuskan balik dengannya. Lu bucin sih.”Kini Leonal menyambar sebuah bantal sofa dan langsung meletakkannya di atas lantai. Pria itu lalu langsung merebahkan tubuhnya di atas lantai keramik yang dingin itu dengan santainya.“Sial! Benar-benar sial! Gua gak terima diperlakukan seperti ini, Leonal! Lu harus bantu Gua untuk balas dendam! Gimana pun caranya, wanita itu harus merasakan sakit yang sama seperti yang sudah Gua rasakan saat ini!&
Dia tidak memiliki ponsel dan pegangan uang cash lagi. Tidak ada barang berharga yang dimilikinya pada tubuhnya juga, karena cincin permata merah yang diberikan oleh Joandra ketika itu pun sudah ditinggalkannya di dalam laci yang ada di dalam kamarnya. Tapi, di dalam buku nikahnya yang ketika itu Joandra berikan padanya, terselip sebuah kartu yang saat itu sebenarnya sudah dikembalikannya, dan itu baru disadari oleh Jessica setelah dia pulang dari perusahaan raksasa The Lion Group malam itu.Apakah Jessica akan menggunakan kartu itu untuk kebutuhan hidupnya sebelum dia mendapatkan gaji dari hasil pekerjaannya?! Tapi, bukankah Joandra terlihat begitu membencinya bahkan tega mengusirnya dan membiarkannya pulang dalam keadaan gelapnya pekat malam seperti waktu itu. Bahkan kejadian itu yang sudah membuat Jessica memutuskan untuk tidak mencoba menemui pria yang ternyata sudah menjadi suami sahnya, dan mungkin pria yang dikaguminya itu kini sudah menganggapnya mati!Pagi ini, Joandra terban
“Saya tidak akan mempertahankannya, Tuan Presdir. Saya juga sudah langsung memutuskan semuanya saat itu juga.”“Bagus.”“Dan saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan sekecil apa pun lagi. Sekali lagi saya minta maaf, Tuan Presdir.”Ricko yang masih saja merasa bersalah karena hubungannya yang masih terjalin itu, kembali melontarkan kata-kata permintaan maaf kepada Joandra di depan sana. Ricko adalah seorang pekerja keras dan merupakan tulang punggung keluarganya, dan dia tidak ingin sampai dipecat hanya karena masalah wanita yang sudah pun menduakan hatinya.“Karena sekarang kamu sudah memutuskannya, maka aku tidak akan mempermasalahkannya dan memecatmu. Tapi ...,” ujar Joandra menjeda perkataannya.“T-tapi apa Tuan Presdir?!” tanya Ricko dengan hatinya yang merasa ketar-ketir. Jangan bilang dia akan diturunkan jabatan dalam sekejap?!“Apa kamu tidak ingin membalaskan dendammu itu? Memangnya kamu bisa terima diperlakukan seperti itu?!”“Tentu saja saya marah dan tidak terima, Tuan
“N-Nona Muda?!”Ternyata itu adalah Jessica, dan Ricko terkejut luar biasa mendapati nona mudanya kini malah bekerja menjadi pelayan di rumah makan yang sangat sederhana itu.“T-Tuan, P-Pak Ricko. Sytt! Tolong jangan katakan pada siapa pun jika saya berada di sini. Termasuk Tuan Presdir. Please, saya mohon ....”Dengan cepat Jessica berbisik pelan dan memohon sambil mendekapkan kedua telapak tangannya dan meletakkannya di depan dadanya. Nampan itu kini sudah didekapnya dengan sebelah tangannya.“Nona Muda kenapa bisa ada di sini?!” tanya Ricko dengan suaranya yang kini sudah dipelankannya menyerupai bisikan.“Ceritanya sangat panjang. Tapi tolong, jangan katakan pada Tuan Presdir jika saya ada di sini. Jika Pak Ricko mengatakannya, maka saya akan pergi lebih jauh lagi dari sini.”Deg!Ricko menelan salivanya berulang kali ketika mendengar permohonan nona mudanya yang sudah sekian waktu ini dicarinya bersama Leonal. Meski bukan Joandra yang meminta mereka mencari wanita itu, tapi menda
Dengan sedikit berlari Ricko langsung membuka pintu mobil dan langsung mendudukkan dirinya di dalam mobil yang terasa sangat dingin itu.“Maaf Tuan Presdir saya sedikit lama.”“Jalan.”Joandra tak lagi menjawab dan pria yang selalu terlihat sarkas dan dingin itu langsung memerintahkan Leonal.Sepanjang perjalanan pulang Ricko hanya diam dan terus memikirkan apa yang harus dilakukannya saat ini. Dia tentu saja tidak bisa mendiamkan semua ini terus-terusan, dan Ricko bertekad untuk membantu menyatukan kembali hubungan tuan presdirnya dan juga nona mudanya.Meski dia belum mengetahui apa yang sebenarnya sudah terjadi saat itu, tapi Ricko yakin nona mudanya itu tidak berniat melukai hati tuan presdirnya. Hati yang kini terlihat membeku dan membatu, dan semua itu terlihat begitu nyata setelah tuan presdirnya kehilangan nona mudanya.Sebagai seorang laki-laki Ricko bisa memahami apa yang tuan presdirnya rasakan, terlebih sa