Dengan sedikit berlari Ricko langsung membuka pintu mobil dan langsung mendudukkan dirinya di dalam mobil yang terasa sangat dingin itu.
“Maaf Tuan Presdir saya sedikit lama.”
“Jalan.”
Joandra tak lagi menjawab dan pria yang selalu terlihat sarkas dan dingin itu langsung memerintahkan Leonal.
Sepanjang perjalanan pulang Ricko hanya diam dan terus memikirkan apa yang harus dilakukannya saat ini. Dia tentu saja tidak bisa mendiamkan semua ini terus-terusan, dan Ricko bertekad untuk membantu menyatukan kembali hubungan tuan presdirnya dan juga nona mudanya.
Meski dia belum mengetahui apa yang sebenarnya sudah terjadi saat itu, tapi Ricko yakin nona mudanya itu tidak berniat melukai hati tuan presdirnya. Hati yang kini terlihat membeku dan membatu, dan semua itu terlihat begitu nyata setelah tuan presdirnya kehilangan nona mudanya.
Sebagai seorang laki-laki Ricko bisa memahami apa yang tuan presdirnya rasakan, terlebih sa
Joandra semakin mengeraskan rahangnya. Emosinya kini mulai naik ke atas ubun-ubun. Tapi, Joandra tidak ingin membuat keributan sepagi ini, lagian dia masih memiliki urusan yang lebih penting dari pada melayani saudara tirinya yang tak punya rasa malu itu.Tak ingin perduli lagi, Joandra langsung melangkah pergi meski tangannya sudah terkepal erat.“Dasar pecundang!” ejek Kenrick menahan geramnya di dalam sana, dan Joandra yang sudah melangkah pergi tak ingin memperdulikannya lagi.Ya. Sudah 2 hari ini Kenrick begitu senewen dan naik darah. Malam itu, saat ketiga orang suruhannya melaporkan jika mereka tidak berhasil melumpuhkan lawannya, Kenrick langsung marah besar. Apa lagi setelah mendengar bahkan sehelai rambut Joandra saja tidak bisa mereka sentuh karena pria itu ternyata sangat tangguh dan memiliki ilmu bela diri yang sangat luar biasa.Kenrick tak terima. Dia ingin membuat Joandra mati! Setidaknya lumpuh atau cacat juga tidak masalah. Yang penting pria itu tidak akan terlihat
Penyesalan memang selalu datang terlambat, dan bagi Joandra tidak ada seorang pun yang bisa lepas dari pembalasannya karena dia hanya merupakan Manusia biasa. Dia bukan Tuhan. Yang memiliki hati luar biasa pemaaf dan selalu memberikan kesempatan pada umatnya yang ingin bertobat.Beberapa hari sudah berlalu, pagi ini Joandra kembali melakukan kinerjanya seperti biasanya. Dan karena berbagai kesibukannya, banyak hal penting yang tak bisa ditanganinya sendiri sehingga dia memang selalu membutuhkan kedua orang kepercayaannya itu. Siapa lagi kalau bukan Ricko dan juga Leonal.“Hari ini kamu harus ke luar kota, Ricko. Kamu urus masalah yang terjadi di cabang Bank yang ada di Semarang. Dan kamu Leonal, kamu ke perbatasan kota untuk melihat kemajuan pembangunan itu. 1 bulan lagi semua pekerjaan harus sudah clear sesuai berita acara yang sudah dibuat, dan harus langsung serah terima tepat waktu.”“Baik, Tuan Presdir,” jawab Leonal cepat.&l
"Mana mungkin saya mengembalikan kartu itu kepada tuan Presdir, Nona Muda? Jika saya mengembalikan kartu itu, artinya Nona muda harus siap karena tuan Presdir pasti akan ke sini untuk mencari Nona muda, dan saya tidak mungkin masih bisa menyembunyikan lagi keberadaan Nona muda seperti saat ini.”Jessica tercekat ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Ricko barusan. Apa yang dikatakan oleh Ricko memang benar adanya, dan itu membuat Jessica merasa semakin bingung. Jelas dia tidak ingin menyimpan kartu itu lagi, karena itu hanya akan membebankan dirinya.“Kalau begitu Pak Ricko tolong simpankan buat saya. Kartu ini sangat membebankan saya, dan saya juga tidak membutuhkan kartu ini sama sekali,” ujar Jessica ingin menyodorkan kartu itu ke arah Ricko, namun keburu ada pelayan yang datang dan langsung menghidangkan makanan di atas meja itu.Jessica kembali menarik kartu itu sebelum teman kerjanya melihatnya.“Kita makan siang dulu, Non
Sore mulai menjelang.Ricko melihat jam tangannya sambil membuka pintu mobilnya. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 4 sore ketika dia menyelesaikan semua tugasnya di lokasi.Ricko lalu menyalakan mesin mobilnya, tapi pria itu terlihat tercenung tak juga mulai menjalankan mobilnya.Ricko mengambil ponsel baru yang tadi dibelikannya dengan tujuan memberikan pada nona mudanya. Tapi dasar Jessica yang keras kepala, dia tidak ingin mengambilnya sama sekali.Pikiran Ricko terus melayang. Dia mulai merasa bimbang jika satu ketika tanpa disadarinya nona mudanya itu kembali menghilang. Maka orang yang paling bersalah saat itu pasti adalah dirinya.Ricko menjalankan mobilnya perlahan, dan dia menghentikan mobilnya tak jauh dari rumah makan di mana tempat nona mudanya bekerja saat ini. Dari kejauhan Ricko mulai memantau dan terus memperhatikan pintu rumah makan itu, dia sedang melakukan apa yang saat ini terpikirkan olehnya.Kini malam mulai merayap
“Benar. Kalian cari tahu di mana keberadaan Nona Muda saat ini. Jika kalian sudah mengetahuinya, langsung kabarkan padaku!”“Memangnya apa yang terjadi, Tuan Presdir?” tanya Leonal pura-pura tidak mengetahui apa-apa, dan itu dikarenakan selama 1 minggu ini mereka juga sudah mencari informasi itu dalam diam, dan sampai hari ini mereka belum menemukan apa pun informasi tentang nona muda mereka. Sepertinya pekerjaan mereka kali ini sangat sulit.“Tidak usah banyak tanya! Cari saja informasi tentang Nona Muda. Dan yang paling penting, kalian selidiki apakah Nona Muda ada bersama Kenrick atau tidak. Jika perlu kerahkan orang kita! Ingat, jangan sampai ada yang tau jika kita sedang mencari Nona Muda. Ini akan membuat keadaan Nona Muda menjadi bahaya. Jangan sampai ada yang memanfaatkan kesempatan ini.”“Baik Tuan Presdir!”Ricko dan Leonal langsung menunduk hormat, dan kemudian langsung berjalan keluar dari sana.
“A-apa?! Pak Ricko kalau ngomong yang bener dong! Jangan separuh-separuh begini!”Jessica melontarkan ucapan dengan wajahnya yang terlihat kesal pada Ricko. Kesal karena pria itu tidak menjabarkan secara langsung dan hanya membuat dirinya semakin senewen.Ricko tersenyum simpul dan lalu mulai merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Ricko lalu sibuk mencari sesuatu di sana, dan kemudian menyodorkan ponsel itu kepada nona mudanya.Jessica mengambil ponsel itu cepat dengan kedua keningnya yang masih terlihat saling bertaut. Wajah panik terlihat begitu jelas dengan dadanya yang terlihat naik turun dengan cepat.Jessica terlihat membaca dengan begitu serius apa yang saat ini sedang dilihatnya. Mulutnya yang mungil itu sampai menganga tak menyangka jika ibunya tega memfitnah Joandra sudah meniduri bahkan menghamilinya. Bahkan itu disampirkan dengan dirinya yang hanya sebagai adik ipar dari Joandra sendiri.‘Pemberitaan seperti
Deru napas itu mulai terdengar tak beraturan. Dada bidang Joandra juga terlihat naik turun dengan cepat, bahkan detak yang sangat cepat itu seolah bisa didengarkannya saat ini.“Di mana tempat ini Ricko?! Ini di mana?! Cari tau sekarang!”Betapa kagetnya Ricko ketika kembali mendapatkan perintah yang terdengar begitu tiba-tiba. Padahal Ricko pikir tuan presdirnya akan merasa senang dan itu akan membuatnya sedikit tenang. Ternyata dugaannya meleset!“T-tapi saya harus ke Lion Corp?”“Tinggalkan urusan itu! Biarkan anggota lain yang mengurusnya! Kamu cari tahu tempat ini sekarang! Jika kamu tidak bisa, maka saya akan meminta bantuan pada pihak Kepolisian!”“B-baik Tuan Presdir. Saya akan mencarinya dengan segera,” patuh Ricko cepat, tidak bisa berbuat apa-apa.Bagaimana Joandra tidak terlihat gila?! Saat ini matanya sedang melihat konferensi pers tertutup yang dilakukan oleh Jessica seorang diri. Menjelaskan tentang hubungan mereka dan pengakuan Jessica yang tidak pernah ditiduri oleh J
Jessica langsung berdiri tegak dari tempat duduknya.“Jadi ini yang kamu lakukan di belakang aku, Ricko?!”Suara barusan membuat darah Ricko bagai ingin berhenti mengalir dalam seketika. Meski Ricko belum menoleh dan belum melihat wajah dari suara yang didengarnya, dia tahu dengan jelas siapa pemilik dari suara sangar tersebut.Jessica masih diam karena saat ini Joandra belum menyapanya. Namun, pandangan mata Joandra yang begitu tajam seketika membuat keberanian Jessica seolah ingin menciut. Andai saja bisa, saat ini Jessica ingin menghilangkan dirinya tanpa jejak sama sekali. Tapi, walau ingin bunuh diri sekali pun, rasanya saat ini sudah sangat terlambat.Entah kenapa mata itu menatapnya seolah dirinya sudah melakukan sebuah kesalahan yang sangat besar. Dan itu membuat Jessica menelan salivanya berulang kali. Kepalanya tiba-tiba menjadi sakit luar biasa.Ricko menolehkan wajahnya cepat tanpa berdiri dari duduknya. Itu efek kaget
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl