Jessica langsung berdiri tegak dari tempat duduknya.“Jadi ini yang kamu lakukan di belakang aku, Ricko?!”Suara barusan membuat darah Ricko bagai ingin berhenti mengalir dalam seketika. Meski Ricko belum menoleh dan belum melihat wajah dari suara yang didengarnya, dia tahu dengan jelas siapa pemilik dari suara sangar tersebut.Jessica masih diam karena saat ini Joandra belum menyapanya. Namun, pandangan mata Joandra yang begitu tajam seketika membuat keberanian Jessica seolah ingin menciut. Andai saja bisa, saat ini Jessica ingin menghilangkan dirinya tanpa jejak sama sekali. Tapi, walau ingin bunuh diri sekali pun, rasanya saat ini sudah sangat terlambat.Entah kenapa mata itu menatapnya seolah dirinya sudah melakukan sebuah kesalahan yang sangat besar. Dan itu membuat Jessica menelan salivanya berulang kali. Kepalanya tiba-tiba menjadi sakit luar biasa.Ricko menolehkan wajahnya cepat tanpa berdiri dari duduknya. Itu efek kaget
Majikan pemilik rumah makan sederhana itu membulatkan matanya. Melihat pelayan yang baru bekerja 1 minggu lebih ini berada di antara 2 pria yang terlihat begitu tangguh dan kaya, sungguh itu membuat sang Emak terkejut luar biasa. Terlebih dalam pandangannya Joandra terlihat begitu berkelas dengan wajah tegas yang penuh wibawa dan kepemimpinan itu. Sungguh itu adalah sebuah penampilan seorang Sultan yang belum pernah dilihatnya selama ini.Semuanya terpana dan mulai menghitung mundur di dalam hatinya masing-masing.Satu detik, dua detik, tiga detik sudah berlalu.Kini wajah Joandra sudah semakin mendekat dan napasnya mampu menyapu seluruh wajah Jessica. Bahkan dada bidangnya sudah mulai menyentuh ringan kedua gunung kembar yang sejak tadi terlihat semakin membusung menantangnya.Jessica menelan salivanya kasar. Dada Jessica semakin merasa sesak tatkala melihat manik mata Joandra kini seolah benar-benar akan membunuhnya detik ini juga. Dan mungkin nyawanya
Jessica menjawab cepat sambil terus berusaha keluar dari mobil Joandra. Dia kembali mengingat kejadian di mana malam itu Joandra berlalu begitu saja meninggalkannya dengan rasa malu yang sangat di hadapan semua satpam, yang sudah menyaksikan penantiannya yang dimulai sejak sore.“Jessica! Kenapa sih kamu seperti ini?!”“Tidak ada urusannya denganmu! Makanya jangan cari dan ganggu aku lagi! Bisa?!”Jessica berkata sambil kembali bangkit dari duduknya dan menyentak untuk keluar dari sana.Joandra tercekat mendapati Jessica yang kerasnya ternyata sudah melebihi dari perkiraannya. Padahal dia sebisanya sudah mencoba bersabar dan mengalah sejak tadi. Tapi nyatanya gadis kecilnya itu semakin berani dan terus membantahnya tanpa henti.Kini Jessica benar-benar sudah berhasil kembali keluar dari dalam mobil itu.“Jessica!!”Suara Joandra membahana membuat Jessica terlonjak kaget. Mungkin teriakan Joandra saat ini sangat dekat dengan telinganya dan hal itu mau tak mau membuatnya terperanjat lua
Mereka bertiga mulai berpencar. Joandra pergi dengan mobilnya, sementara Ricko dan Leonal menggunakan 1 mobil yang sama. Leonal meninggalkan mobilnya di kantor pusat mereka.Mereka semuanya mulai bergerak, dan Joandra tetap menjadi pemandu karena hanya dia yang mengetahui titik keberadaan Jessica yang sampai saat ini belum berhenti.Hampir pukul 12.00 tengah malam titik Koordinat keberadaan Jessica berhenti bergerak. Dan tentu saja Joandra segera memerintahkan Ricko dan Leonal berhenti dengan alamat yang sudah muncul jelas dan dikirimkan kepada kedua orang kepercayaannya itu. Dan yang sangat mencengangkan, itu adalah alamat tempat tinggal dari Faisal!Benar saja, terlihat adik dari Faisal keluar dari belakang stir dan langsung membuka pintu mobil bagian tengah.Faisal keluar dengan membopong tubuh Jessica dan kemudian dibantu oleh Hendro.Betapa kagetnya Joandra ketika melihat dua orang paruh baya yang seharusnya dipanggil Paman oleh Jessica sendir
Hening.Jessica hanya diam dan tak menjawab sama sekali. Sama seperti Joandra yang masih terdiam hanya melihat dan mendengarkan, meski hatinya mulai merasa was-was entah Jessica sudah mendengarkan perkataannya tadi atau tidak. Dan itu mulai membuat Joandra resah.“Heh pecundang! Ngapain lagi Lu ke sini? Aku akan menikah dengan Jessica malam ini, apa kamu memang sengaja datang untuk menghadiri pernikahan kami? Oh, kalau begitu terima kasih banyak sudah bersedia menjadi saksi pernikahanku malam ini.”Kenrick berkata lantang dengan senyumannya yang terus terkembang.Benci.Entah kenapa tiba-tiba Jessica menjadi begitu benci melihat Kenrick yang berkata begitu lantang dan penuh percaya diri. Padahal pria itu awalnya juga sudah berjanji tidak ada persyaratan sama sekali untuk membantu kakaknya itu keluar dari Penjara. Pria yang baru dikenalnya tak lama itu hanya meminta bertemu dengan orang tuanya saja, dan itu pun untuk membicarakan permasa
Tangan kekarnya itu seakan langsung mengembang dan membuat pegangan itu langsung terlepas. Sementara kedua kakinya juga langsung mengeluarkan tenaga yang begitu dahsyat seolah ada kobaran angin yang membuat kedua orang yang sedang mencekal kedua kakinya dengan begitu kuat itu langsung melepaskannya begitu saja.Begitu tangan dan kakinya terlepas, Joandra langsung melakukan gerakan memutar.Tendangan putaran puting beliung dilakukan secepat kilat, dan keempat orang yang tadi sudah berani menyentuh tubuhnya langsung terpental tak beraturan. 2 orang ke kiri dan 2 orang lagi ke arah kanan. Dan itu membuat Kenrick mendelikkan matanya.Kejadian itu memang terjadi begitu cepat. Dan itu membuat mereka semuanya seolah sedang menonton kejadian itu dalam satu kali kelipan mata saja.Kenrick tak ingin membuang waktunya. Dia kembali melompat dan melakukan tendangan.Joandra juga tidak hanya diam membiarkan.Pergulatan Joandra dan Kenrick berlangsung sengit.Sebenarnya bisa saja Joandra langsung me
Leonal membuka pintu mobil dan mempersilakan tuan presdirnya serta nona mudanya masuk ke dalam sana. Leonal lalu melajukan mobil tuan presdirnya dengan kecepatan sedang.“Abang harus ke Rumah Sakit,” bisik Jessica yang sejak tadi pandangannya tak lepas dari wajah pria pujaan hatinya yang terlihat begitu memprihatinkan. Pria yang sebenarnya adalah suaminya sendiri. Ternyata cintanya memang tidak salah berlabuh selama ini.“Nggak perlu, Abang baik-baik saja. Tampaknya kamu yang harus ke Rumah Sakit. Wajahmu pucat sekali, Istriku?”Jessica terdiam. Dia ingin tersenyum karena terlalu senang mendengarkan ucapan Joandra barusan. Tapi, dia tidak yakin melakukan hal itu setelah dia mengingat apa yang sudah dilakukannya siang semalam pada pria yang sudah menyelamatkannya lagi, dan itu untuk yang kesekian kalinya.Jessica menundukkan wajahnya dan lalu terdiam tak berani berbicara.Sejak tadi ternyata dia sedikit lupa dengan apa yang s
Mendapati jawaban sarkas seperti itu kembali membuat Madam Donna melongo. Mobil itu sudah langsung bergerak pergi dan Kenrick ternyata benar-benar meninggalkan mereka semuanya, termasuk para bodyguardnya yang yang ditinggalkannya begitu saja tanpa kata.Di sebuah Rumah Sakit yang sangat berkelas, Jessica sedang terbaring lemah. Rambut panjangnya tergerai begitu saja, dengan pergelangan tangannya yang terpasang oleh jarum infus.Joandra duduk pada sebuah kursi di samping ranjang Jessica dengan kepalanya yang sedang diletakkannya pada pinggiran ranjang Jessica sambil memegang jemari tangan gadis kecilnya yang tampaknya sudah terlelap.Ya, saat ini sudah hampir pukul 3 dini hari.Wajah dan tubuh Joandra sudah bersih dari noda darah yang awalnya melekat di pakaian dan wajahnya. Kini Joandra juga sudah berganti dengan pakaian yang sudah diantarkan oleh Ricko barusan.Wajah tampannya itu tidak ada yang tergores, hanya saja sudut bibirnya terlihat memerah dengan sebagian terlihat mulai terli